Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Day-care patients and inpatients have similar visual acuity Kartadinata, Erlani
Universa Medicina Vol 30, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2011.v30.22-28

Abstract

Cataract is a cause of avoidable blindness and its prevalence increases with age. Cataract surgery is the only possible therapeutic modality for improving visual function in cataract patients. The rising numbers of cataract patients require a type of cataract surgery with minimal side effects and without hospitalization. In this connection the day care cataract surgery has been introduced, with excellent results. Therefore the aim of the present study was to compare the visual acuity of day-care patients and inpatients after extracapsular cataract extraction (ECCE). A comparative observational study was carried out on 30 mature senile cataract patients with regard to type of care after ECCE surgery. The study subjects were allocated to two groups of 15 subjects each, i.e. the day-care group and the in-patient group. The patients were observed postoperatively on the first day, first week, fourth week, and eighth week. They subsequently were corrected for best visual acuity. Hypothesis testing was done using independent t-test and the Mann-Whitney test. The study results indicated that the visual acuity of the subjects after the eighth postoperative week did not differ significantly between both groups (p>0.05). There was no significant difference in outcome or risk of postoperative complications between day care and in-patient cataract surgery.This study therefore presents evidence that both post-ECCE day-care as well as post-ECCE inpatients had similar visual acuity levels.
Hubungan antara asma dan depresi pada dewasa muda Rahman, Fathur Aulia; Kartadinata, Erlani
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2018.v1.43-49

Abstract

LATAR BELAKANGDepresi adalah kelainan mental yang ditunjukkan dengan afek depresif, kehilangan ketertarikan atau kesenangan, kurang bersemangat, merasa bersalah atau tidak percaya diri, gangguan tidur dan makan, dan kurangnya konsentrasi yang saat ini penyebarannya sudah cukup mengglobal. Depresi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti riwayat psikiatrik hingga asma. Berbagai penelitian menunjukkan adanya perbedaan kesehatan mental pada penderita asma baik yang terkontrol maupun yang tidak terkontrol. Untuk dapat memahami hubungannya, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara asma dan depresi pada dewasa muda. METODEPenelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 99 dewasa muda di Rumah Sakit Umum Daerah. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang meliputi usia, Asthma Control Test, dan Zung Self-Rating Depression Scale. Analisis data menggunakan uji Spearman. HASILPada penilaian depresi juga diketahui sebanyak 68 responden (68,7%) dikategorikan dalam kondisi normal, 30 responden (30,4%) dikategorikan dalam depresi ringan, 1 responden (1,0%) dikategorikan dalam depresi sedang, dan tidak ada responden dengan kategori depresi berat. Hasil uji statistik spearman diperoleh nilai p=0,577 dengan koefisien r=0,057 yang didapatkan angka tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. KESIMPULANPenelitian ini menujukkan tidak ada hubungan bermakna asma, dan depresi pada dewasa muda.
Hubungan antara durasi aktivitas membaca dengan astenopia pada mahasiswa Chandra, Jeffrey; Kartadinata, Erlani
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 1 No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2018.v1.185-190

Abstract

LATAR BELAKANGPenggunaan perangkat digital dan berkembangnya internet di era global semakin menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dan berdampak pada kesehatan kesehatan mata, yakni astenopia. Astenopia merupakan melemahnya kekuatan penglihatan akibat ketegangan karena penggunaan kedua bola mata yang berlebihan. Pada mahasiswa kedokteran saat ini ebooks dan jurnal ilmiah yang mudah didapat berpengaruh besar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara durasi aktivitas membaca dengan astenopia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. METODEPenelitian menggunakan desain potong silang pada 249 mahasiswa kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data jenis kelamin, kelemahan otot ekstraokuler, durasi membaca dengan hardcopy serta komputer pada hari kerja dan akhir pekan, akumulasi aktivitas jarak dekat, dan gejala mata lelah. Analisis data menggunakan Chi-square dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. HASILPada durasi aktivitas membaca cukup (≤5360 jam) ditemukan 85 mahasiswa (41,3%) dengan astenopia, sedangkan durasi membaca lama (5361–9520 jam) dan sangat lama (≥9521 jam) ditemukan astenopia berturut-turut 55 mahasiswa (26,7%) dan 66 mahasiswa (32%). Tidak terdapat hubungan antara aktivitas membaca dengan astenopia nilai (p=0,128). KESIMPULANTidak terdapat hubungan bermakna antara durasi aktivitas membaca dengan astenopia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Hubungan antara merokok dan katarak pada usia 45-59 tahun Lumunon, Gusta Nieskala; Kartadinata, Erlani
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2020.v3.126-130

Abstract

LATAR BELAKANGKatarak merupakan suatu keadaan di mana lensa mata yang biasanya jernih menjadi keruh. Di dalam rokok terdapat tembakau yang didalamnya mengandung nikotin, radikal bebas, dan karbon monoksida, yangdapat meningkatkan stres oksidatif dan memiliki peran penting dalam patogenesis katarak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dan katarak pada usia 45-59 tahun. METODEPenelitian ini menggunakan metode case control study. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medik katarak dan kuesioner indeks Brinkman di Rumah Sakit Haji Jakarta Timur pada bulan September-Oktober 2019. Jumlah rekam medik sebanyak 74 sampel yang terdiri dari 37 sampel katarak dan 37 sampel tidak katarak sebagai kontrol. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square. HASILSebanyak 27 responden (73.0%) menderita katarak dan merokok, 10 responden (27.0%) menderita katarak dan tidak merokok. Kemudian untuk kontrol didapatkan 15 responden (40.5%) tidak menderita katarak dan merokok, 22 responden(59.5%) tidak menderita katarak dan tidak merokok. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara merokokdan katarakdengan p=0.005 (p < 0.05). KESIMPULANDapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara merokok dan katarak.