Esdras Ardi Pramudita, Esdras Ardi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Combination of five clinical data as prognostic factors of mortality after ischemic stroke Pinzon, Rizaldy Taslim; Babang, Fransiska Theresia Meivy; Pramudita, Esdras Ardi
Universa Medicina Vol 36, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2017.v36.68-76

Abstract

Background The mortality rate after ischemic stoke is influenced by various factors. Prognosis after ischemic stroke can be predicted using a scoring system to help the doctor to evaluate patient’s condition, neurologic deficits, and possible prognosis as well as make appropriate management decisions. The objective of this study was to identify the factors which determine mortality rates in patients after ischemic stroke and to determine the prognosis of ischemic stroke patients using the predictive mortality score.MethodsThis was a nested case control study using data from the stroke registry and medical records of patients at the Neurology Clinic of Bethesda Hospital Yogyakarta between 2011-2015. Data was analysed using simple and multiple logistic regression analysis. The scoring was analyzed using receiver-operating characteristic (ROC) curve and the cut-off point using area under the curve (AUC).ResultsMultiple logistic regression analysis showed a significant association between mortality of ischemic stroke patients and age (OR: 4.539, 95% CI: 1.974-10.439, p<0.001), random blood glucose (OR: 2.692, 95% CI: 1.580-4.588, p<0.001), non-dyslipidemia (OR: 2.313, 95% CI: 1.395-3.833, p=0.001), complications (OR: 1.609, 95% CI: 1.019-2.540, p=0.041), risk of metabolic encephalopathy (OR: 2.499, 95% CI: 1.244-5.021, p=0.010) and use of ventilators (OR: 17.278, 95% CI: 2.015-148.195, p=0.009).ConclusionsAge, high random blood glucose level, complications, metabolic encephalopathy risk and the use of ventilators are associated with mortality after ischemic stroke. The predictive mortality score can be used to assess the prognosis of patients with ischemic stroke.
Hubungan Antara Tingkat Kepatuhan Minum Obat Antiplatelet Aspirin Dengan Kejadian Stroke Iskemik Berulang Di RS Bethesda Yogyakarta Putra, I Dewa Gde Rainey Chrisananta; Pinzon, Rizaldy Taslim; Pramudita, Esdras Ardi
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 13, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.9 KB) | DOI: 10.12928/mf.v13i1.5742

Abstract

Stroke menduduki urutan ketiga terbesar penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, dengan laju mortalitas 18 % sampai 37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk stroke berulang. Diperkirakan 25 % orang yang sembuh dari stroke yang pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 5 tahun. Stroke berulang merupakan stroke yang terjadi lebih dari satu kali. Ketidakpatuhan minum obat memberikan peluang untuk terjadinya stroke berulang 4,39 kali dibandingkan dengan penderita stroke yang teratur berobat. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat anti-platelet aspirin dengan kejadian stroke iskemik berulang digunakan  penelitian analitik dengan metode kasus kontrol. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 112 data yang diambil dari data primer pasien. Kelompok kasus sebanyak 56 pasien stroke berulang dan kelompok kontrol sebanyak 56 pasien stroke tidak berulang dengan menanyakan riwayat stroke dan kepatuhan minum obat aspirin tahun 2016 kebelakang. Analisis terhadap 112 subyek yang memenuhi kriteria penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan sedang dan rendah minum obat anti-platelet Aspirin dengan kejadian stroke iskemik berulang dengan p >0,05 (OR : 28,52, 95%CI: 12,657-88,762, p: < 0,001) Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat anti-platelet aspirin dengan kejadian stroke iskemik berulang di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Kata kunci : Stroke, kepatuhan minum obat antiplatelet aspirin
FAKTOR PREDIKTOR LUARAN DISABILITAS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA Irene Gracia Wijayanti,* Rizaldy Taslim Pinzon,* Esdras Ardi Pramudita*
NEURONA Vol. 36 No. 4 September 2019
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTRODUCTION IT IS ESTIMATED THAT AROUND 25 TO 74 OF THE 50 MILLION STROKE PATIENTS WHO LIVE BECOME INDEPENDENT EITHER NEED THE FULL OR PARTIAL ASSISTANCE DUE TO DECREASED PHYSICAL ABILITIES COGNITION AND EMOTIONS
Kejadian Disfagia saat Masuk Rumah Sakit sebagai Faktor Prognosis Buruk Luaran Klinis Pasien Stroke Iskemik Padma, Radha Govinda; Pinzon, Rizaldy Taslim; Pramudita, Esdras Ardi
Cermin Dunia Kedokteran Vol 44, No 1 (2017): Nutrisi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.053 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v44i1.804

Abstract

Pendahuluan: Disfagia merupakan salah satu menifestasi pada pasien stroke iskemik. Disfagia memiliki kaitan dengan komplikasi pulmonal khususnya pneumonia, juga berkaitan dengan malnutrisi dan dehidrasi. Penelitian pengaruh disfagia terhadap luaran klinis masih terbatas dan hasilnya kontroversial. Tujuan: Menilai hubungan disfagia dengan luaran klinis buruk pada stroke iskemik. Metode: Studi kohort retrospektif terhadap 150 pasien berusia lebih dari 40 tahun. Subjek tercatat dalam stroke registry Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta (2012-2015). Luaran klinis diukur dengan modified Rankin Scale (mRS). Data dianalisis univariat dilanjutkan dengan analisis bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil: Data 150 pasien stroke iskemik terdiri dari 91 laki-laki (60.7%) dan 59 perempuan (39.3%). Sebanyak 49 pasien berusia lebih dari tujuh puluh tahun.Pasien dengan disfagia sebanyak 75 orang. 65 pasien di antaranya menunjukkan luaran klinis buruk (mRS≥2). Analisis bivariat menunjukkan beberapa variabel yang signifikan terhadap luran klinis buruk yaitu disfagia (RR: 2.241, 95% CI: 1.663 - 3.021, p:<0,001 ), jenis kelamin (RR: 0.688, 95%CI: 0.515 – 0.920, p:0,006), tingkat kesadaran (RR: 1,67, 95%CI: 1,30 – 2,16, p:<0,001), afasia (RR: 1.697, 95%CI: 1.406 - 2.048, p:<0,001), disartria (RR: 0.542, 95%CI: 0.327 - 0.900, p:0,002) dan kekuatan otot buruk (RR: 1,52, 95%CI: 0,67-3,44, p:0,021). Analisis multivariat menunjukkan bahwa disfagia secara independen memiliki hubungan dengan luaran klinis buruk pada stroke (RR: 2.022, 95%CI: 1.513-2.701, p:<0,001). Simpulan: Kejadian disfagia memiliki hubungan dengan luaran klinis buruk pada pasien stroke iskemik.Background: Dysphagia is one of manifestation in ischemic stroke. Dysphagia is associated with pulmonary complication especially pneumonia, malnutrition and dehydration. Studies on the impact of dysphagia on clinical outcomes are still limited and the results are controversial. Aim: To investigate the association between dysphagia in ischemic stroke with poor clinical outcome. Methods: A retrospective cohort study of 150 patients older than 40 year-old recorded in Stroke Registry Bethesda Hospital Yogyakarta (2012-2015).Clinical outcomes were evaluated with the modified Rankin Scale (mRS). Data analysis were univariate, bivariate followed by the chi-square and multivariate logistic regression. Results: Among 150 patients with ischemic stroke, ninety-one male (60.7%) and fifty-nine female (39.3%). Forty nine patients (32.7%) were more than 70 year-old. Dysphagia occured in 75 patients (50%) and 65 of those with poor functional outcome (mRS≥2). Bivariate analysis showed that variables significantly associated to clinical outcomes are dysphagia (RR: 2.241, 95% CI: 1.663 - 3.021, p:<0,001 ), gender (RR: 0.688, 95%CI: 0.515 – 0.920, p:0,006), consciousness (RR: 1,67, 95%CI: 1,30 – 2,16, p:<0,001), aphasia (RR: 1.697, 95%CI: 1.406 - 2.048, p:<0,001), dysarthria (RR: 0.542, 95%CI: 0.327 - 0.900, p:0,002) and poor muscle strength (RR: 1,52, 95%CI: 0,67-3,44, p:0,021). Multivariate analysis showed that dysphagia was independently associated with poor clinical outcome of stroke (RR: 2.022, 95%CI: 1.513-2.701, p:<0,001). Conclusion : Dysphagia is associated with poor functional outcome in ischemic stroke patients.