Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

NILAI PENTING LANSKAP BUDAYA MINAPADI DESA BUNISARI Wardiningsih, Sitti; Syahadat, Ray March; Ramadha, Bayuanggara Cahya; Putri, Andi Eka Tiara Diana; Putra5, Priambudi Trie
IKRAITH-HUMANIORA Vol 2 No 1 (2018): IKRAITH-HUMANIORA vol 2 Nomor 1 Bulan Maret 2018
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.317 KB)

Abstract

Sebagai salah satu bagian lanskap budaya, lanskap pertanian selama ini masih belum banyak mendapatperhatian untuk dikaji maupun didokumentasikan. Banyak lanskap budaya pertanian yang semakin tertekan olehpeningkatan kebutuhan hidup manusia. Padahal lanskap budaya pertanian memiliki kearifan lokal yang takternilai sebagai wujud perkembangan akal manusia dalam mempelajari alam sekitar. Belakangan ini pertanianramah lingkungan seperti sistem pertanian terpadu ramai diperbincangkan. Namun tidak banyak yangmengetahui bahwa sistem tersebut ada yang sudah dijalankan sejak lama oleh komunitas lokal. Misalnya konsepminapadi atau membudidayakan padi sawah dengan ikan. Konsep ini sebetulnya telah lama dipraktikan olehmasyarakat Jawa Barat namun karena kurangnya dokumentasi maka keberadaanya sedikit demi sedikitterlupakan. Salah satu yang masih bertahan yaitu masyarakat desa Bunisari. Meskipun telah terjadi beberapaperubahan prinsip, namun masyarakat masih tetap menjalankannya karena memiliki nilai penting sejarah, ilmupengetahuan, budaya, dan agama. Mengingat hal tersebut maka lanskap budaya minapadi Bunisari memilikipeluang untuk dikembangkan secara kreatif untuk mendukung upaya pelestarian sekaligus meningkatkanekonomi masyarakat lokal.
STREETSCAPE BEAUTIFICATION, PENGGUNAAN PATUNG PADA LANSKAP JALAN DI PROVINSI BALI Wardiningsih, Sitti; Putra, Priambudi Trie; Syahadat, Ray March; Nurisjah, Siti
IKRA-ITH TEKNOLOGI : Jurnal Sains & Teknologi Vol 2 No 2 (2018): IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 2 No 2 Bulan July 2018
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.755 KB)

Abstract

ABSTRAKLanskap jalan terdiri dari dua komponen utama yaitu elemen hardscape dan softscape. Salah satuelemen hardscape yang dapat digunakan dalam lanskap jalan adalah patung. Penempatan patung yang tepatdalam penataan lanskap jalan akan dapat memberikan karakter jalan. Patung juga bisa menjadi mercu tandayang menjadi identitas jalan sehingga memberi kesan bagi pengguna jalan. Salah satu daerah di Indonesiayang memiliki lanskap jalan dengan penggunaan patung di dalamnya adalah Provinsi Bali. Sebagai simbolpariwisata Indonesia, Bali memiliki suplai wisata berupa keindahan alam dan atraksi seni budaya. Patungyang digunakan dalam lanskap jalan di Bali mewakili perwujudan ekspresi seni dan budaya serta agamaHindu yang merupakan kepercayaan utama di Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisispenggunaan patung pada lanskap jalan di Provinsi Bali. Metode yang digunakan berupa metode studi kasusdan analisis nilai penting. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, danKabupaten Gianyar. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa nilai signifikan dari patung-patung yangada pada lanskap jalan di lokasi penelitian adalah budaya, sains, dan agama.
AQUARIAL TOURISM SEBAGAI KONSEP PENGEMBANGAN PANTAI BONDO DI JEPARA Hestiningsih, Hindun; Putra, Ridwansyah Trisnanda; Thoifur, Dimas Muhammad; Ramadanti, Pitria; Hutapea, Bethesda Angela; Syahadat, Ray March; Putra, Priambudi Trie
IKRA-ITH TEKNOLOGI : Jurnal Sains & Teknologi Vol 2 No 2 (2018): IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 2 No 2 Bulan July 2018
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.839 KB)

Abstract

ABSTRAKIndonesia memiliki potensi lanskap yang melimpah dalam mengembangkan kepariwisataan, baik dikawasan darat maupun laut. Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, pelestarian budaya lokal, sertapenyadartahuan akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan merupakan tujuan utamapengembangan kepariwisataan. Salah satu kawasan yang memiliki potensi tersebut terdapat di kawasanPantai Bondo, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Kawasan Pantai Bondo memiliki tipe pantai yangdiapit oleh permukiman nelayan, persawahan, sungai, serta kawasan mangrove. Masyarakat setempatbelum terlalu merasakan manfaat ekonomi maupun lingkungan dari keberadaan pantai tersebut meskipunpantai tersebut telah dikelola. Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan ulang lanskap Pantai Bondoagar tercipta integrasi lanskap wisata yang memadukan darat dan laut. Metode yang digunakan adalahobservasi, wawancara, dan studi literatur. Data selanjutnya diolah menggunakan standar analisis lingkunganakuatik, terestrial, potensi objek dan daya tarik wisata serta ekologi. Hasil penelitian ini berupa (1)penentuan konsep ruang yang dibagi menjadi lima tipe lanskap, (2) perlunya pengembangan atraksi wisata,serta (3) konsep paket wisata.
Visual Quality Protection of Ciboer Rice Fields to Maintain the Attraction of Bantar Agung Tourism Village Syahadat, Ray March; Putra, Priambudi Trie; Saleh, Ismail; Patih, Tandri; Sagala, Anendawaty Roito; Thoifur, Dimas Muhammad
AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research Vol 7, No 1: January-June 2021 (Forthcoming Issue)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/agraris.v7i1.6960

Abstract

Bantar Agung Village in Majalengka Regency, West Java Province, is developing agriculturally-based tourism. The Ciboer Rice Fields area is one of the attractions in the village of Bantar Agung that presents the visual beauty of the rice field landscape. New agrotourism opportunities will be developed in this area. The study has aimed to evaluate the visual quality of the Ciboer Rice Fields and how it would be affected by agrotourism-related changes. Data were analyzed using Kendall’s W test, scenic beauty estimation (SBE), semantic differential (SD), factor analysis, and multidimensional scaling (MDS). It is found that when more objects are added to the Ciboer Rice Fields landscape, the value of beauty is diminished. Village regulations are needed to protect the visual experience of the Ciboer Rice Fields.
PERENCANAAN TAMAN KOTA SEBAGAI SALAH SATU ATRIBUT KOTA HIJAU DI KECAMATAN GEDEBAGE, BANDUNG Anendawaty Roito Sagala; Adityas Prasetyo; Dwi Abdul Syakur; Nur Rahmah Amania; Daisy Radnawati; Ray March Syahadat; Priambudi Trie Putra
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.102 KB)

Abstract

Keberadaan ruang terbuka merupakan unsur penting yang dapat menjaga keberlanjutan ekologi suatu kota. Kota cenderung menghabiskan ruang-ruang terbuka yang ada untuk pemenuhan aspek ekonomi sehingga lanskap perkotaan bersifat sangat dinamis. Kecamatan Gedebage di Kota Bandung merupakan kawasan yang dipersiapkan menjadi pusat pemerintahan Kota Bandung. Hal ini telah tertuang di dalam master plan Kecamatan Gedebage. Tujuan penelitian ini adalah merencanakan Taman Kota Gedebage sebagai ruang terbuka hijau menggunakan delapan atribut kota hijau. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi pustaka primer dan sekunder. Taman Gedebage direncanakan berdasaran delapan atribut kota hijau yaitu green planning dan green design, green community, green open space, green building, green energy, green transportation, green water, dan green waste.Kata Kunci : Atribut kota hijau; ekologi; dinamis; keberlanjutan; lanskap perkotaan; ruang terbuka hijau.
STRUKTUR JALAN LAYANG PROVINSI DKI JAKARTA: SEBUAH KAJIAN EVALUASI KUALITAS VISUAL Ray March Syahadat; Priambudi Trie Putra; Tandri Patih; Dimas Muhammad Thoifur; Fitria Nurhasanah; Ismail Saleh
Jurnal Infrastruktur Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Infrastruktur
Publisher : Jurnal Infrastruktur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/infrastruktur.v5i1.617

Abstract

Rapid urban development demands a lot of infrastructure development. The development aims to support the activities of urban communities. Many research has been done on the structure, but the assessment of the visual quality of these structures is still very rarely done, especially in Indonesia. Flyovers are one of the structures that are often present in cities to solve congestion problems. Jakarta as the capital city, has many of these structures. Unfortunately, unwittingly adding structures can affect the visual quality of the surrounding environment. There are many ways to beautify these structures such as by adding plants, giving ornaments in the form of reliefs, to painting with mural art. The purpose of this article is to evaluate the visual quality of flyover structures. The methods used in this article include scenic beauty estimation (SBE), semantic differential (SD), factor analysis, multidimensional scaling, and Kendall’s W. The results obtained are different levels of visual quality of flyover structures based on the appearance of complementary ornaments. Based on SBE analysis, the structure with reliefs that were not colored showed poor visual quality with an SBE value of -46,483. High visual quality based on SBE analysis, namely the structure with the softscape element in the form of landscape plants (89,777). The impression caused by the structure with softscape elements in the form of landscape plants is considered shadier and attractive.
Persepsi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Konsep Ecodesign Lanskap Permukiman Priambudi Trie Putra
Tesa Arsitektur Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v16i1.1113

Abstract

Population growth in large cities in Indonesia increased demand for housing in urban areas. It might cause in interference to natural landscape of the city. Cities are required to be a comfortable inhabited place and concern to environmental sustainability. Ecodesign concept approach planning is an alternative that could be done to improve quality of the environment. The principle of ecodesign concept is the integration design in designing environment that integrates man-made design with natural design. The method used was collecting residents’ perception in three urban housing in West Bogor District, Bogor City, which are Bumi Menteng Asri, Griya Melati, and Pakuan Regency. There are two aspects related with ecodesign concept: ecodesign concept micro scale and ecodesign concept macro scale. Based on the survey (n = 90), only 39% of the respondents know about the definition of ecodesign concept of settlement landscape. Although most of respondents don’t know about the concept, there are still evidence of behaviors related with ecodesign concept. Generally, the ecological and esthetical condition in those three study location are in good condition. The result of correlation test shows that there is no any significant correlation between perception, preference, and behavior. Ecology and esthetic aspect are correlated positively only at Bumi Menteng Asri. Participation from the user is the main factor in order to create ecodesign concept of settlement landscape.
PERILAKU PENGGUNA RUANG PUBLIK DI KOMPLEKS MILITER BATALYON ARTILERI MEDAN 10 BOGOR Listya Aderina; Ray March Syahadat; Priambudi Trie Putra
Tesa Arsitektur Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v16i1.1065

Abstract

The military settlement (ksatrian), is an area where soldiers live with their families. Arrangements within military settlement generally feature a firm, rigid, static and monotonous to maintain private boundaries. But often the boundaries become unclear because in the public areas are also found the same ambiance. Not optimal use of public space due to the citizens' resentment becomes the trigger of the problem. To re-optimize the role of public space in the life of the citizens of ksatrian, an analysis is needed to perform a rearrangement based on the needs of the user, physical facilities, thermal comfort and visual aesthetic. This research through 3 (three) stages that is location observation, behavior setting analysis with person-centered mapping approach and recommendation in 4 (four) location observation. Prominent activities found in all public spaces are cycling, chatting, running, feeding children, playing kites, playing jump rope, soccer, and basketball. In each observation area found activity that is not in accordance with the function of the space. The mismatched landscape usage is caused by the non-fulfillment of recreational facilities that the residents need. Proper landscape element arrangement can result in good interaction between users and the landscape as a basis for improving the quality of the battalion
KONSEP PERENCANAAN TATA HIJAU LANSKAP SEMPADAN SETU MANGGA BOLONG SEBAGAI AREA KONSERVASI TUMBUHAN BERNILAI EKOLOGIS DAN BUDAYA Sitti Wardiningsih; Ray March Syahadat; Priambudi Trie Putra; Retno Purwati; Moh Sanjiva Hasibuan
NALARs Vol 16, No 2 (2017): NALARs Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.16.2.135-144

Abstract

ABSTRAK. Setu Mangga Bolong memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi kawasan konservasi bagi tanaman khas Betawi. Tujuan dari artikel ini adalah untuk merencanakan lanskap sempadan Setu Mangga Bolong dengan konsep ekologis tanpa melupakan identitasnya sebagai kawasan budaya. Untuk mencapai tujuan ini maka dilakukan analisis perubahan lahan selama periode 2005-2015. Penilaian kualitas visual dengan menggunakan metode scenic beauty estimation (SBE), semantic differential (SD), dan multidimensional scalling (MDS). Selanjutnya vegetasi yang ada diinventarisasi. Kemudian, vegetasi dalam peraturan dan kebijakan yang memiliki nilai ekologi dan budaya dipertimbangkan. Hasil yang diperoleh kondisi badan air Setu Mangga Bolong pada periode 2005-2015 lebih baik dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, terjadi penurunan area hijau di sempadan Setu Mangga Bolong selama periode tahun 2005-2015. Berdasarkan hasil analisis kualitas visual, lanskap pada area sudut setu yang berbentuk irregular (cekungan) dan juga sudut setu yang berdekatan dengan inlet memiliki kualitas visual yang rendah. Untuk merencanakan tata hijau sempadan setu sebagai area konservasi tanaman bernilai ekologis dan budaya, empat puluh spesies vegetasi eksisting perlu dipertahankan selama tidak mengganggu kualitas dan kuantitas badan air. Vegetasi terpilih direkomendasikan ke lanskap Setu Mangga Bolong sebagai ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi ekologis dan budaya Betawi. Kata kunci: Betawi, regulasi, seleksi, vegetasi ABSTRACT. Setu Mangga Bolong has opportunity to be developed into a conservation area for Betawinese plants. The purpose of this article was to plan the landscape of Mangga Bolong Lake with the ecological concept without forgetting its identity as a cultural area. To achieve these objectives, an analysis landuse change on 2005 to 2015 was executed. Visual quality analysis used scenic beauty estimation (SBE), semantic differential (SD) and multidimensional scalling (MDS). Next, inventory of existing vegetation was executed. Then, the vegetation in the regulation and policy on ecological and cultural value was considered. The results howed that water body condition of Setu Mangga Bolong in 2005 to 2015 period is better from year to year. However, there was a decrease of the green area in Setu Mangga Bolong during the period. Based on the results of visual quality analysis, landscape on the irregular edge of lake and close to the inlet, has low visual quality. To plan the green open space of Setu Mangga Bolong  as ecologicaland cultural plants conservation, the forty species existing vegetation should be maintained as long as it does not  effect for the quality and quantity of water body of the lake. Selected vegetation have been recommended to be applied within Setu Mangga Bolong landscape as green open space that has ecological and cultural functions. Keywords: Betawi, regulation, selection, vegetation
ANALISIS TAPAK LANSKAP WISATA CURUG CIPEUTEUY SEBAGAI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Dimas Muhammad Thoifur; Daisy Radnawati; Ray March Syahadat; Priambudi Trie Putra; Anendawaty Roito Sagala; Shinta Pertiwi; Ridwansyah Trisnanda Putra
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman Nasional Gunung Ciremai sebagai salah satu taman nasional yang ada di Indonesia memiliki 30% area zona pemanfaatan. Oleh masyarakat setempat, area zona pemanfaatan ini dikelola secara swadaya dan diperuntukan sebagai tempat wisata. Salah satu area yang dikembangkan yaitu area Curug Cipeteuy. Sejauh ini, pengembangan area wisata di zona tersebut belum memiliki perencanaan yang matang sesuai tahapan perencanaan lanskap pada umumnya. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tapak agar dapat digunakan sebagai data dasar dalam proses perencanaan lanskap wisata. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan studi literatur. Data dianalisis secara deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif. Konsep yang direkomendasikan yaitu area lanskap wisata Curug Cipeteuy yaitu penerapan konsep selaras alam karena berdasarkan hasil analisis scenic beauty estimation (SBE), sebanyak 88,9% area memiliki kualitas visual yang tinggi karena keasriannya. Dalam perencanaan tata hijau, tidak diperkenankan mengintroduksi vegetasi dari luar untuk menjaga sistem ekologi di dalamnya. Material yang direkomendasikan yaitu material-material yang ketersediaanya ada dalam tapak atau tidak jauh dari tapak untuk mendukung konsep selaras alam. Material-material tersebut antara lain kayu pinus, bambu, batu kali, dan batu andesit.