Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

KUALITAS AIR BUDIDAYA UDANG VANAMEI DENGAN Bacillus megaterium DAN Bacillus aquimaris Adharani, Nadya; Wardhana, Megandhi G; Harsanti, Restiani Sih
BIOMA Vol 4, No 1 (2019): BIOMA : JURNAL BIOLOGI DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.167 KB) | DOI: 10.32528/bioma.v4i1.2652

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas air budidaya udang vaneme dengan sistem bioflok menggunakan dua jenis bakteri laut asal cilacap yaitu Bacillus megaterium dan Bacillus aquimaris, dimana terdapat 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Hasil yang diperoleh bahwa dengan budidaya sistem bioflok lebih baik dibandingkan konvensional dalam menurunkan limbah organik. P2 adalah perlakuan paling efektif dalam menurunkan kadar amonia, nitrat, dan nitrit, dengan prosesntase sebesar 35% untuk amonia, 61% untuk nitrat, dan penurunan 27% untuk nitrit. Melalui sistem bioflok lebih efektif dan berpengaruh terhadap panjang dan bobot pada udang dibandingan tanpa sistem bioflok. Bahwa P2 menghasil panjang dan bobot yang lebih besar diantara perlakuan lainnya dengan rerata panjang sebesar 9.2 cm dan rerata bobot sebesar 4.6 gr.
KARAKTERISTIK UJI HEDONIK KOYA IKAN BERBAHAN DASAR BEBERAPA LIMBAH KEPALA IKAN SEBAGAI PELENGKAP MAKANAN Megandhi Gusti Wardhana; Filias Tomy Suwarno Putra; Rosyid Ridho
JURNAL LEMURU Vol 1 No 1 (2019): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v1i1.403

Abstract

Muncar merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki produktivitas perikanan sangat tinggi. Tingginya produktifitas perikanan tersebut menjadi faktor utama munculnya industri pengolahan perikanan yang menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Limbah tersebut salah satunya adalah kepala ikan yang belum ditangani dengan optimal. Cara untuk mengoptimalkan penanganan limbah kepala ikan adalah dengan mengolahnya menjadi koya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koya limbah kepala ikan yang paling disukai dan kandungan protein dari koya dengan bahan baku limbah kepala ikan. Data hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk diagram disertai dengan standard error. Hasil pengujian kadar protein menunjukan bahwa (P4) yaitu koya limbah kepala ikan layang memiliki kandungan paling tinggi yaitu dengan rata-rata 31,75%, dan yang paling rendah adalah (P3) yaitu koya limbah kepala ikan tongkol dengan nilai rata-rata 30,3%. Hasil pengujian hedonik menunjukkan bahkan (P4) koya limbah kepala ikan layang adalah yang paling disukai dengan nilai rata-rata 4,61 untuk warna, 4,51 untuk aroma, 4,79 untuk rasa dan 4,96 untuk tekstur.
ANALISIS KARAKTERISTIK KANDUNGAN KOPI BENING (CLEAR COFFEE) KABUPATEN BANYUWANGI Megandhi Gusti Wardhana; M. Sabiq Irwan
Jurnal Agrotek Ummat Vol 7, No 2 (2020): October 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jau.v7i2.2956

Abstract

This research aims to find out the effect of preliminary treatment (roasted light roasting 190°C, medium roasting 195°C and dark roasting 200°C) and distillation method (water distillation and coffee extract) on the characteristics of clear coffee and provide benefits to know the characteristics of quality contained in the content of clear coffee. The method used is a distillation method that is carried out for 1 hour to be able to produce a clear copy that was previously done extras with the grinder Latina600N, Cloth Filter and Moka Pot and these results will be tested proximate and organoleptic test and then calculated variance analysis. The characterization of clear coffee in the testing of pH levels, protein content, moisture content, ash content, fat content, and caffeine content resulted that the dark roasting treatment (195°C-200°C) had the highest percentage value with low caffeine levels and roasting temperature treatment of 195°C-200°C had the highest favored level by using the commonly used Latina 600N grinder cafe-café coffee in general, and based on the results of roasting temperature variant 195°C-200°C has no noticeable effect with other temperature treatment as well as grinders used.
FORMULASI INOVATIF PEMBUATAN KOPI BENING TANPA AMPAS (CLEAR COFFEE) Megandhi Gusti Wardhana; M Sabiq Irwan
Jurnal Agrotek Ummat Vol 7, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.199 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v7i1.1657

Abstract

Kopi hitam merupakan hal yang wajar bagi penikmat kopi khususnya diIndonesia. Pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi yang cocok dalam pembuatan kopi menjadi bening, melaui proses penyangraian, penambahan air dan destilasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor proses roasting (a) dan mata air (b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kafein terendah ditunjukkan pada pengujian suhu 200oC dengan perlakuan formulasi kopi bubuk: mata air 10:150( g/ml) dengan nilai 0,19 %. Tingkat kesukaan rasa terendah diperoleh pada perbandingan kopi bubuk: mata air 10:150, sedangkan tingkat kesukaan rasa tertinggi diperoleh pada perbandingan kopi bubuk : mata air  10:50. Kopi bening tanpa ampas yang dihasilkan melalui suhu sangrai 195 oC dan 200oC memiliki tingkat kesukaan aroma tertinggi dan saling tidak berbeda nyata, namun keduanya berbeda nyata dengan hasil perlakuan suhu lainnya. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa kopi bening tanpa ampas hasil perbandingan kopi bubuk : mata air 10:0 dan 10:100 juga menghasilkan tingkat kesukaan aroma yang saling tidak berbeda nyata, namun keduanya berbeda nyata dibandingkan dengan perbandingan lainnya. Simpulan dari penelitian ini adalah formulasi yang cocok dalam pembuatan kopi bening tanpa ampas berdasarkan hasil uji duncan dan analisis varian adalah formulasi dengan suhu sangrai 195oC dan perbandingan formulasi kopi bubuk : mata air 10:50 (g/ml). 
UPAYA MINIMALISASI DAMPAK PENCEMARAN DARI LIMBAH LEMURU SEBAGAI BAHAN BAKU NATA DE FISH DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI Nadya Adharani; Any Kurniawati; Sulistiono Sulistiono; Megandhi Gusti Wardhana
JURNAL ENGGANO Vol 2, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.028 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.2.1.1-10

Abstract

Ikan lemuru (Sardinella longiceps) merupakan primadona bagi daerah Banyuwangi khususnya di Kecamatan Muncar. Potensi ikan lemuru yang cukup banyak dimanfaatkan menjadi olahan produk makanan bagi perusahaan yang berdiri di sekitaran Kecamatan Muncar. Mengingat kandungan protein yang cukup tinggi didalam limbah ikan lemuru yang berasal dari buangan limbah perusahaan, maka penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah lemuru sebagai bahan baku nata de fish sebagai upaya meminimalisir dampak pencemaran. Sebanyak 4 perlakuan dilakukan dalam menentukan formulasi nata de fish, P2.C merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan nata de fish hingga 980 gr, dengan hasil kandungan proksimat (karbohidrat, protein, lemak, serat, nitrogen, mineral) yang lebih baik dibandingkan nata de coco. Selain meminimalisasi dampak pencemaran, nata de fish merupakan kreativitas olahan produk perikanan di Banyuwangi.
Uji Proksimat dan Uji Kesukaan Konsumen terhadap Nata De Fish dari Pemanfaatan Sari Ikan Lemuru (Sardinella longiceps) di Banyuwangi Any Kurniawati; Nadya Adharani; Sulistiono Sulistiono; Megandhi Gusti Wardhana
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.286 KB) | DOI: 10.33387/jikk.v2i1.1194

Abstract

Sejauh ini telah dilakukan berbagai penelitian tentang nata secara intensif di Indonesia. Fakta menunjukkan bahwa masyarakat telah mengenal dan gemar mengkonsumsi berbagai jenis nata. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kreatifitas, mendorong peneliti untuk mencoba teknologi fermentasi dari berbagai bahan baku, misalnya dari sari ikan lemuru (Sardinella longiceps). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan proksimat dan mengetahui uji kesukaan konsumen terhadap nata de fish di Banyuwangi. Metode yang digunakan yaitu dengan eksperimen di laboratorium yang dilanjutkan dengan metode survei kepada beberapa panelis yang ada di sekitar Banyuwangi. Hasil menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat nata de fish 73%, lemak 8,25%, Protein 26,75%, serat 28,5%, nitrogen 4,3%, dan mineral 9,25%. Analisis kesukaan konsumen terhadap nata de fish menunjukkan bahwa warna dan tektur lebih tinggi pada produk nata de fish, sedangkan parameter rasa menunjukkan hasil yang sama dan parameter aroma menunjukkan lebih tinggi pada produk nata kontrol.Kata kunci: Banyuwangi, kesukaan konsumen, nata de fish, proksimat.
KUALITAS AIR BUDIDAYA UDANG VANAMEI DENGAN Bacillus megaterium DAN Bacillus aquimaris Nadya Adharani; Megandhi G Wardhana; Restiani Sih Harsanti
BIOMA Vol 4, No 1 (2019): BIOMA : JURNAL BIOLOGI DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bioma.v4i1.2652

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas air budidaya udang vaneme dengan sistem bioflok menggunakan dua jenis bakteri laut asal cilacap yaitu Bacillus megaterium dan Bacillus aquimaris, dimana terdapat 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Hasil yang diperoleh bahwa dengan budidaya sistem bioflok lebih baik dibandingkan konvensional dalam menurunkan limbah organik. P2 adalah perlakuan paling efektif dalam menurunkan kadar amonia, nitrat, dan nitrit, dengan prosesntase sebesar 35% untuk amonia, 61% untuk nitrat, dan penurunan 27% untuk nitrit. Melalui sistem bioflok lebih efektif dan berpengaruh terhadap panjang dan bobot pada udang dibandingan tanpa sistem bioflok. Bahwa P2 menghasil panjang dan bobot yang lebih besar diantara perlakuan lainnya dengan rerata panjang sebesar 9.2 cm dan rerata bobot sebesar 4.6 gr.
Grand Watudodol Underwater Coastal Cleanup Sulistiono Sulistiono; Diah Etika Maharatih Setiarina; Nadya Adharani; Megandhi Gusti Wardhana
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 2, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v2i1.35162

Abstract

Pantai Grand Watudodol Banyuwangi memiliki potensi alami yaitu terumbu karang dan biota-biota asosiasnya yang masih cukup bagus. Keindahan pemandangan taman bawah laut tersebut harus dijaga dari berbagai jenis sampah. Sampah-sampah yang ada di terumbu karang Grand Watudodol berasal dari sampah-sampah yang hanyut dari sungai terbawa ke muara sampai ke pantai. Untuk menjaga kebersihan terumbu karang maka masyarakat sekitar pantai harus menjaga kebersihan pantai Grand Watudodol secara rutin agar dapat  memuaskan wisatawan. Tahapan-tahapan Grand Watudodol underwater coasatal cleanup yaitu dengan membagi tiga area yaitu area yang terendam air, area yang berbatasan dengan air dan area yang sama sekali tidak terendah air. Hasi bersih pantai didapatkan sampah organik dan sampah anorganik yang sebagian besar adalah kiriman dari luar bukan dari wisatawan pantai tersebut.
RICE BRAN OIL EXTRACTION TECHNOLOGY UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH BEKATUL KELOMPOK TANI DESA KALIBARU megandhi wardhana; Bagus Setyawan; Adi Pratama Putra
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.583 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i4.3341

Abstract

The majority of rice farmers in Kalibaru Wetan Village only use rice bran conventionally, namely as a mixture of animal feed only. This is caused by the lack of community knowledge to process rice bran into high-value products, so that the partner problems that are our priority as the PKM team are: 1). The rice farmer group in Kalibaru Wetan Village has not maximized the results of milling rice bran into high-value products, 2) Traditional product management model, and 3) Local product marketing. Rice farmers in Kalibaru Wetan Village sell cheaply milled rice bran to middlemen or collectors for around 500-1000 per kg. This PKM activity partner is one of the farmer groups in Kalibaru Wetan Village which is chaired by Abdullah. The purpose of this service is so that rice farmers have knowledge of making rice bran oil, packaging rice bran oil and selling rice bran oil. The method implemented is by providing counseling and mentoring to male and female farmers in stages so that the monitoring and evaluation process is carried out more optimally on an ongoing basis. The results obtained are that the rice farmers of Kalibaru Wetan Village succeeded in making rice bran oil and were successful in designing, packaging products and selling products. It can be concluded that rice farmers can use the machine easily and increase their income.
Penerapan Panel Surya Pada Lahan Buah Naga di Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi Adi Mulyadi; Adi Pratama Putra; Megandhi Gusti Wardhana
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 6 No 3 (2022): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v6i3.661

Abstract

Abstrak — Permintaan produksi buah naga di Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi meningkat yang dipengaruhi tingginya permintaan pasar secara kontinyu dan fresh. Kelompok tani Pak Bambang Diakrip hanya mampu memenuhi 50% dengan biaya operasional listrik sebesar 4,800,000 per bulan. Oleh sebab itu, teknologi panel surya 1500 WP (watt peak) diusulkan untuk mengurangi biaya operasional listrik pada lahan buah naga seluas 10,000 m2 serta upaya desa menuju agrowisata petik buah naga. Hasil instalasi teknologi panel surya dapat memberikan dampak kepada masyarakat dalam mengurangi biaya operasional listrik sebesar 1,400,000 per bulan. Produksi buah naga meningkat per tahun dengan rata-rata panen musim atau di luar musim adalah 2-3 ton. Selain itu perekonomian kelompok tani mengalami peningkatan sebesar 75% yang disebabkan oleh panen dan pengunjung wisatawan petik buah naga.