Anggana Fitri Satwikasari, Anggana Fitri
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Culinary Tourism as A Place and Product Branding. Case Study Batu Jamus Rubber Plantation in Karanganyar, Central of Java Setyowati, Erni; Satwikasari, Anggana Fitri
International Journal of Built Environment and Scientific Research Vol 1, No 01 (2017): International Journal of Built Environment and Scientific Research
Publisher : Architecture UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rubber plantation of Batujamus, the largest plantation in Central Java Province and Tourism region of Sukuh Temple in Karanganyar regency, Central Java Province is taken as a case to focus discussion on the meaning of "A Place and Product Branding". This study aims to describe the concept of sustainable agro tourism with narrative description based on the consideration of "Finding a place and Product Branding Strategy". By using Multi-dimensional Scale of SPSS and Factor Analysis, this research found out that the desire to stay in a comfortable and green areas and the nearness to hinduism religion temple as the reason why they prefer the Rubber Plantation of Batujamus as a temporary shelter when they visit it.
KAJIAN PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA BANGUNAN MUSEUM GEOLOGI. STUDI KASUS : MUSEUM FOSSA MAGNA ghurotul muhajjalin, muhammad ghiyas; Satwikasari, Anggana Fitri
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2020): Purwarupa Vol 4 No 1 Maret 2020
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Kerusakan alam menjadi salah satu bencana besar bagi dunia, tidak terkecuali seperti pemanasan global, pembuangan limbah, polusi dan lain-lain. Begitu juga dengan bangunan, dimana bangunan menyumbang kerusakan pada lingkungan disekitarnya. Hal ini disebabkan banyaknya pemakaian kaca yang berlebih serta tidak memikirkan iklim dan masih banyak lagi. Berdasarkan permasalahan, tentu harus ada solusi untuk menghentikannya, setidaknya mengurangi konstribusi bangunan dalam perusakan lingkungan. Salah satu caranya adalah mendirikan sebuah bangunan dengan penerapan konsep arsitektur hijau. Arsitektur hijau merupakan sebuah konsep dimana bangunan yang akan didirikan harus memiliki kriteria yang mendukung alam sekitar. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk (1) memahami pengertian arsitektur hijau (2) mengetahui prinsip-prinsip arsitektur hijau pada museum (3) memahami penerapan konsep arsitektur hijau pada museum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penggambaran atau menjelaskan fakta-fakta yang ada di lapangan dengan cara menganalisis serta membahasnya secara luas sehingga dapat menemukan hasil dan kesimpulan. Museum fossa magna Jepang memenuhi arsitektur hijau melalui penghematan energi, selaras dengann iklim setempat, lingkungan eksisting terjaga, memeuhi aspek universal, dan penggunaan material ekonomis. Kata Kunci: Kerusakan Alam, Arsitektur Hijau, Deskriptif Kualitatif ABSTRACT. Natural damage is one of the major disasters globally, including global warming, waste disposal, pollution, and others, likewise with buildings, where buildings contribute to damage to the surrounding environment. This is due to the excessive use of glass and not thinking about the climate and much more. Based on the problem, of course, there must be a solution to stop it, at least reduce the contribution of buildings in environmental destruction. One way is to build a building with the application of the concept of green architecture. Green architecture is a concept where buildings must implement criteria that support the natural surroundings. The purpose of this study is to (1) understand the notion of green architecture (2) know the principles of green architecture in the museum (3) understand the application of the concept of green architecture in the museum. The method used in this study is a qualitative descriptive method, which is a description or explains the facts that are in the field by analyzing and discussing them broadly so that they can find results and conclusions. The Japanese Magna Fossa Museum fills green architecture through energy savings, harmony with the local climate, the existing environment is maintained, fulfills universal aspects, and uses economical materials.  Keywords: Natural Damage, Green Architecture, Qualitative Descriptive
Kajian Prinsip Arsitektur Hijau pada Bangunan Perkantoran (Studi Kasus United Tractor Head Office dan Menara BCA) Mauludi, Achmad Fikri; Anisa, Anisa; Satwikasari, Anggana Fitri
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2271.109 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.11629

Abstract

Kajian ini membahas penerapan prinsip arsitektur hijau pada bangunan perkantoran di Jakarta. Hal yang melatarbelakangi pentingnya kajian ini adalah banyaknya perkantoran di Jakarta yang digunakan sebagai fasilitas penunjang perekonomian. Pembangunan perkantoran tersebut adakalanya tidak merespon iklim dan lingkungan sekitarnya.  Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana penerapan prinsip-prinsip arsitektur hijau pada bangunan perkantoran. Tujuan kajian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan prinsip-prinsip arsitektur hijau dan penerapannya pada studi kasus yang diteliti. Obyek penelitian merupakan dua perkantoran yang sudah mendapat sertifikat GBCI, yaitu yaitu United Tractor Head Office dan Menara BCA. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menganalisis penerapan prinsip-prinsip arsitektur hijau pada dua studi kasus tersebut. Hasil dari kajian ini adalah perkantoran yang diteliti sudah didesain dengan memanfaatkan kondisi alam, serta menggunakan material yang ramah lingkungan. Selain itu, dua bangunan ini menerapkan konsep hemat energi yang merespon positif terhadap lingkungan (tapak) dan pengguna. Berdasarkan interpretasi pada dua studi kasus yang diteliti, arsitektur hijau tidak selalu identik dengan “hijau” tetapi juga dapat diinterpretasikan sebagai bangunan yang sustainable (berkelanjutan), earth friendly (ramah lingkungan) dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).
KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR BAMBU PADA BANGUNAN SEKOLAH ALAM PANYADEN THAILAND Abimanyu, Achmad Ryan; Satwikasari, Anggana Fitri
JAS: Journal of Architecture Students Vol 2, No 1 (2021): MEI
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jas.v2i1.1931

Abstract

Sekolah alam merupakan sebuah sistem pendidikan yang sedang berkembang, sekolah alam mempunyai sistem pendidikan yang mengenalkan anak dengan alam sekitarnya. Sebagai pendukung dari sekolah alam bangunan dengan konsep berkelanjutan merupakan salah satu cara. Salah satu material berkelanjutan adalah bambu, bambu merupakan material yang sudah ada sejak lama di dunia. Bambu merupakan material yang mempunyai banyak potensi dalam bidang arsitektur, bambu dapat digunakan sebagai struktur utama bangunan dan mempunyai estektika bentuk tersendiri dalam bidang arsitektur. Bambu merupakan material yang sangat baik dalam mendukung pembelajaran di sekolah alam karena merupakan rancangan yang tepat dan baik.
Identifikasi Penerapan Konsep Arsitektur Ekologi Pada Kawasan Permukiman Dusun Ngentak, Bantul Larasati, Rezka Ajeng; Satwikasari, Anggana Fitri
JAS: Journal of Architecture Students Vol 2, No 2 (2021): NOVEMBER
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jas.v2i2.2046

Abstract

Pada sebuah perkembangan kota tentu tidak pernah terhindar dari berbagai permasalahan yang terjadi di dalam kawasan permukiman. Arsitektur merupakan salah satu ilmu yang pada penerapannya akan berhubungan dengan keselarasan antara bangunan yang direncanakan dengan lingkungan ekosistem di sekitarnya, sehingga perlunya mempelajari dan memahami konsep arsitektur ekologi. Karena pada dasarnya arsitektur ekologi merupakan ilmu arsitektur yang mempelajari bagaimana hubungan timbal balik antara bangunan dengan kehidupan ekosistemnya. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan pengambilan data berdasarkan data sekunder. Pengumpulan data secara sekunder dilakukan dengan kajian pustaka melalui berbagai penelitian dan artikel ilmiah yang membahas permasalahan serupa. Identifikasi penerapan konsep arsitektur ekologi pada kawasan permukiman dilakukan pada kawasan permukiman di Dusun Ngentak, Bantul. Alasan pemilihan studi kasus karena Dusun Ngentak merupakan kawasan permukiman sekaligus area pariwisata perairan yang sudah mencoba untuk menerapkan prinsip ecotourism. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran dan pemahaman terhadap kawasan permukiman yang telah menerapkan prinsip-prinsip arsitektur ekologi untuk menjaga keberlangsungan ekosistem lingkungan yang ada di kawasan permukiman.