Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN KLINIS DAN PROPORSI HIPOTIROIDISME SEKUNDER PADA PASIEN ADENOMA HIPOFISIS DI RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO Cahyanur, Rahmat; Soewondo, Pradana; Darmowidjojo, Budiman; Aman, Renindra Ananda; Dewiasty, Esthika
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 68 No 6 (2018): Journal of the Indonesian Medical Association Majalah Kedokteran Indonesia Volum
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Adenoma hipofisis merupakan tumor yang berasal dari jaringan hipofisis anterior. Manifestasi klinis timbul akibat pendesakan massa dan gangguan sekresi hormon. Salah satu gangguan hormonal yang ditimbulkan adalah hipotiroidisme sekunder. Hipotiroidisme sekunder terkait dengan penurunan kualitas hidup serta peningkatan risiko kardiovaskular. Tujuan: Mengetahui proporsi hipotiroidisme sekunder dan gambaran klinis pasien adenoma hipofisis. Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang. Data diambil dari rekam medis pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo antara tahun 2007-2012. Data demografis (usia, jenis kelamin), karakteristik klinis, jenis adenoma, data radiologis, pemeriksaan hormon (T4 bebas dan TSH) dievaluasi pada peneltian ini. Hasil: Terdapat 45 pasien yang memenuhi kriteria penelitian ini. Sebagian besar subyek adalah wanita (62,2%). Keluhan utama subyek adalah gangguan penglihatan (55,6%). Gejala yang sering ditemukan adalah sakit kepala (86,7%), gangguan penglihatan (77,8%). Pada subyek wanita manifestasi yang pertama kali muncul adalah gangguan penglihatan dan gangguan fungsi seksual (39,3% dan 32,1%). Pada Usia muda, gejala pertama kali muncul lebih pada kelompok adenoma fungsional dibandingkan non fungsional (32,9 vs. 40,6). Hampir seluruh kasus yang ditemukan adalah makroadenoma (97,8%). Proporsi subyek yang mengalami hipotiroidisme sekunder adalah 40%. Subyek dengan hipotiroidisme sekunder lebih banyak mengeluhkan gangguan penglihatan dan gangguan ereksi. Kesimpulan: Gangguan penglihatan adalah keluhan utama yang sering ditemukan. Pada subyek wanita, keluhan gangguan fungsi seksual bersama dengan gangguan penglihatan adalah manifestasi yang pertama kali muncul. Proporsi hipotiroidisme sekunder pada penelitian ini adalah 40,0%. Subyek dengan hipotiroidisme sekunder lebih banyak mengeluhkan gangguan penglihatan, gangguan ereksi.
Herpes Zooster Induced Diabetic Ketoacidosis Suwita, Christopher Surya; Johan, Michael; Tahapary, Dicky L.; Darmowidjojo, Budiman
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 5, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetic ketoacidosis (DKA) is an acute, life-threatening complication of diabetes which is common in daily practice. DKA is the result of severe insulin deficiency and often presents as the first symptom of an undiagnosed diabetes even though it may also appear in individuals with diabetes. Some conditions that can trigger DKA include infections, myocardial infarction, stroke, pancreatitis, trauma, or poor treatment compliance. Skin tissue infections such as herpes zoster are rare inciting factor in DKA. This article will discuss a case of DKA that is triggered by herpes zoster.
Korelasi Trigliserida Pascaprandial dengan Penanda Biologis Aktivasi Endotel pada Artritis Reumatoid Utari, Amanda Pitarini; Isbagio, Harry; Darmowidjojo, Budiman; Effendi, Shuffrie
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan. Terdapat peningkatan mortalitas akibat penyakit kardiovaskular (PKV) sebesar 50% pada pasien artritis reumatoid (AR). Trigliserida pascaprandial (TGPP) saat ini dikaitkan dengan risiko penyakit jantung iskemik, infark miokard, stroke iskemik, kematian, serta peningkatan kadar molekul adhesi. Kadar molekul adhesi yang meningkat merupakan tanda terjadinya aktivasi endotel, proses awal pada terbentuknya lesi aterosklerosis. Belum ada penelitian tentang peran TGPP dalam risiko kardiovaskular pada pasien AR. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara TGPP dengan penanda biologis aktivasi endotel. Metode. Penelitian ini adalah studi potong lintang, yang menggunakan analisis korelasi dengan analisis multivariat. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling. Pada subjek penelitian dilakukan pemeriksaan profil lipid dan penanda aktivasi endotel. Sebagai penanda biologis aktivasi endotel digunakan sICAM-1 dan sE-selectin. Dilakukan uji korelasi antara TGPP dengan sE-selectin dan sICAM-1. Hasil. Tidak terdapat korelasi antara TGPP dengan kadar sE-selectin dan sICAM-1 pada analisis multivariat. HDL mempengaruhi kadar sICAM-1 (R2=0,087). Sementara itu kadar sE-selectin dipengaruhi oleh DAS-28 (R2=0,174), indeks massa tubuh (R2=0,125), dan gula darah pascaprandial (R2=0,138). Simpulan. Tidak ditemukan kaitan antara TGPP dengan kadar sE-selectin dan sICAM-1 pada pasien AR.