Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Sistem Bantu Pengelompokan Daerah Kota atau Kabupaten di Jawa Timur Berdasarkan Hasil Produksi Tanaman Pangan Anggielia Ika Noviana Dewi; Patmi Kasih
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 5 No. 1 (2021): Seminar Nasional Inovasi Teknologi 2021
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v5i1.911

Abstract

Kebutuhan tanaman pangan saat ini mengalami perkembangan yang pesat, perkembangan itu disebabkan oleh pertambahan penduduk yang semakin tinggi, oleh karena itu masyarakat Indonesia membutuhkan tanaman pangan sebagai bahan makanan pokok. Contohnya di Jawa Timur, dimana setiap daerah menghasilkan tanaman pangan dengan jenis dan jumlah yang berbeda-beda seperti padi, jagung, kedelai, kacang hijau, dan Ubi jalar. Untuk mengetahui tingkat besarnya (kuantitas) hasil tanaman pangan tiap daerah di Jawa Timur dibutuhkan sistem bantu yang dapat menyajikan data dan informasi daerah-daerah di Jawa Timur dengan nilai hasil tanaman pangan masing-masing daerah. Sistem yang dibuat adalah sistem pengelompokan dengan K-Means clustering. K-Means Clustering mengelompokan data yang ada ke dalam beberapa kelompok, dimana data dalam satu kelompok mempunyai karakteristik yang sama satu sama lainnya dan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan data yang ada di dalam kelompok yang lain. Dengan menggunakan metode ini data yang telah diperoleh dapat dikelompokan ke dalam 3 cluster. Penelitian ini menggunakan sumber data yang ada di situs badan pusat statistik Jawa Timur dengan alamat url https://jatim.bps.go.id/. Data yang digunakan adalah data pada tahun 2018 yang terdiri dari daerah kota/kab di Jawa Timur. Data diolah dengan dibagi dalam 3 cluster yaitu kluster tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil produksi tanaman pangan yang dihasilkan paling tinggi ada tanaman jenis padi dan jagung, tingkat sedang ada kedelai dan ubi jalar, sedangkan yang paling rendah ada kacang hijau. Kemudian hasil kluster di analisa agar mendapatkan informasi mengenai daerah potensial penghasil tanaman pangan.