Matthew Billy, Matthew
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potensi Sistem Integrasi Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dengan Artificial Neural Network (ANN) Sebagai Metode Diagnosis Demam Dengue Ramadhan, Mochamad Iskandarsyah Agung; Billy, Matthew
Cermin Dunia Kedokteran Vol 44, No 1 (2017): Nutrisi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.856 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v44i1.811

Abstract

Demam dengue adalah salah satu jenis penyakit tropis yang disebabkan oleh virus dengue dengan perantara nyamuk Aedes. Prevalensinya di Indonesia cukup tinggi dan insidensinya meningkat. Saat ini, metode diagnosis dengue masih memiliki banyak kelemahan dari segi kemudahan, biaya, keamaanan, maupun waktu pemeriksaan. Berbagai penelitian menunjukkan terdapat integrasi antara Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dan Artificial Neural Network (ANN) yang berpotensi menjadi metode diagnosis demam dengue baru yang tidak invasif, cepat, serta murah dan mudah. BIA menggunakan prinsip impedansi untuk mengukur kadar cairan tubuh sehingga dapat menggambarkan proses plasma leakage selama proses demam dengue. Impedansi ini akan dimasukkan bersama data lain seperti kuantifikasi risiko, jenis kelamin, dan saat terjadinya demam untuk diolah. ANN akan menyesuaikan fungsi perhitungannya dengan data masukan tersebut sehingga didapatkan output diagnosis yang akurat. Akurasi sistem BIA dan ANN untuk mendiagnosis demam dengue sekitar 96%, disebabkan oleh pemilihan parameter yang khas. Sistem integrasi BIA dan ANN dapat digunakan sebagai metode diagnosis demam dengue yang akurat, aman, murah, praktis, dan cepat. Sistem ini perlu dikembangkan untuk dapat mendeteksi demam dengue pada populasi yang besar dan majemuk seperti di Indonesia.Dengue fever is tropical disease caused by dengue virus with Aedes mosquitoes as vector. Its prevalence in Indonesia is quite high and the incidence is increasing. The current diagnosis of dengue is still problematic in terms of convenience, cost, safety, as well as the timing of examination. Studies show that integration of Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) and Artificial Neural Network (ANN) is potentially new, non-invasive, rapid, easy, and inexpensive method of dengue fever diagnosis. BIA uses the impedance of the body fluid to measure plasma leakage during dengue fever. This result will be included along with other data such as quantification of risk, sex, and fever onset to be processed by ANN computing system. ANN will adjust the calculation function to obtain accurate diagnosis. The accuracy of BIA and ANN in diagnosing dengue fever is about 96% due to the selection of specific parameters. Integration between BIA and ANN can be used as an accurate, safe, inexpensive, rapid, and practical.method to diagnose dengue fever. These system needs to be developed to detect dengue fever in the large and diverse population as Indonesia. 
Inovasi Vaksin DNA Heat Shock Protein 65 (hsp65) dengan Ubiquitin Terenkapsulasi Nanopartikel PLGA sebagai Terapi Preventif dan Kuratif Tuberkulosis. Andika Surbakti, Caren; Novitawati, Shierly; Billy, Matthew
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.794 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.38

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan masalah tuberkulosis yang masih tinggi (high burden countries). Terapi preventif saat ini, yaitu vaksin Bacillus Calmette-Guerin, menunjukkan efikasi yang bervariasi dan penurunan kemampuan proteksi, sedangkan terapi kuratif obat antituberkulosis menghadapi tingginya resistensi. Oleh karena itu, dibutuhkan pilihan terapi baru. Penulisan karya tulis ini menggunakan metode kajian pustaka dari sumber terpercaya. Beberapa penelitian menemukan vaksin DNA heat shock protein (hsp) 65 memiliki potensi tinggi dapat memicu respons imun adaptif terhadap bakteri Mtb sebagai terapi preventif dan kuratif penyakit TB. Kelemahannya adalah hasilnya tidak tetap dan efektivitasnya masih rendah. Penelitian lain mengungkapkan bahwa vaksin DNA hsp65 yang dikombinasikan dengan ubiquitin dapat memicu respons imun yang lebih efektif. Selain itu, polylactic polyglycolic acid (PLGA) sering digunakan sebagai carrier obat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensinya. Berdasarkan temuan tersebut, penulis mengajukan inovasi vaksin baru menggunakan DNA hsp65 yang dikombinasikan dengan ubiquitin dan dienkapsulasi dalam PLGA. Vaksin kombinasi ini diharapkan dapat menjadi terapi preventif dan kuratif penyakit TB.