Ayunda Riska Puspita, Ayunda Riska
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Psikologi Tokoh dalam Filosofi Kopi untuk Menentukan Materi Pembelajaran Sastra Puspita, Ayunda Riska
Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains Vol 2 No 1 (2017): Pendidikan dalam Pembelajaran
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.865 KB) | DOI: 10.21154/ibriez.v2i1.22

Abstract

Karya sastra merupakan salah satu media untuk memotivasi siswa. Motivasi tersebut biasanya disampaikan dalam pesan yang terkandung dalam karya sastra. Salah satu pembawa pesan dalam karya sastra adalah melalui tokoh yang digambarkan oleh pengarang. Untuk mengetahui pesan yang terkandung dalam karya sastra melalui tokohnya, dapat dianalisis melalui psikologi tokoh dengan pendekatan psikoanalisa yang disampiakan oleh Freud. Psikoanalisa Freud menganalisis tiga unsur dalam diri manusi, yakni id, ego, dan super ego. Ketiga sistem tersebut bekerja secara seimbang pada diri Ben. Semula Ben dikuasai oleh id, dan ego selalu berjalan dengan id. Kemudian sedikit demi sedikit konflik-konflik yang dialami oleh Ben mengakibatkan ego tak sejalan lagi dengan id. Hal ini mengakibatkan superego muncul pada diri Ben, dan menjalankan fungsinya. Analisis ini berkontribusi dalam pembelajaran sastra, yakni kontribusi pada aspek afektif dan kognisi. Pada aspek afektif, analisis ini dapat memberi motivasi peserta didik agar menjadi manusia yang tidak ambisi dalam mengejar kesempurnaan karena tidak ada yang sempurna di dunia ini.  Pada aspek kognitif, kajian ini dapat memberikan kontribusi untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang analisis karya sastra, khususnya cerpen.
Refleksi Kepercayaan Masyarakat Pesisir Pantai Prigi dalam Sajen Slametan Njangkar (Kajian Etnolinguistik) Puspita, Ayunda Riska
Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol 20, No 2 (2018)
Publisher : P2KK LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.922 KB) | DOI: 10.14203/jmb.v20i2.614

Abstract

Masyarakat Jawa masih sangat mempertahankan budaya dan adat peninggalan nenek moyangnya. Salah satu adat yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah kegiatan upacara selamatan (slametan) yang di dalamnya terdapat sajen yang melambagkan atau menyimbolkan pesan tertentu. Di pesisir Pantai Prigi upaca slametan yang masih dilaksaskan sampai saat ini adalah slametan njangkar. Slametan njangkar ini berhubungan erat dengan kepercayaan masyarakat pesisir Pantai Prigi terhadap Nyi Roro Kidul, Sang Penguasa Laut Selatan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sajen-sajen yang terdapat dalam upacara slametan njangkar untuk mengetahui refleksi kepercayaan masyarakat pesisir Pantai Prigi dalam upacara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian etnolinguistik dengan pendekatan kualitatif dan metode deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penamaan sajen merefleksikan kepercayaan masyarakat pesisir Pantai Prigi terhadap Allah swt. dan makhluk ciptaan-Nya yang tidak dapat dilihat secara kasat mata atau makhluk ghaib yang merupakan penguasa wilayah tertentu seperti Nyi Roro Kidul. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat pesisir Pantai Prigi termasuk ke dalam sinkretisme karena terjadi akulturasi budaya Jawa dengan budaya Islam. Tujuan utama slametan njangkar adalah untuk memohon keselamatan kepada Yang Maha Kuasa dan meminta izin kepada penguasa laut selatan untuk memasuki wilayahnya dan mengambil sebagian harta yang dimiliki oleh Nyi Roro Kidul The Javanese people still preserve their culture and custom passed down by theiranchestors. One of the heritage that is still preserved till this day is in the form of ceremony or selamatan (slametan). In slametan there is a sajen that symbolize a particular message. In coastal Prigi beach the ceremony or slametan called slametan njangkar. This slametan is closely related to the beliefs of the coastal community in Prigi Beach toward Nyi Roro Kidul as the queen of the South Sea. This study aims to describe the sajen-sajen contained in the slametan njangkarin order to know the reflection of Coastal Coast Prigi people’s beliefthrough the ceremony. This ethnolinguistics research used qualitative approach and descriptive method. The results of this study then indicate that the naming of sajen reflects the belief of the coastal community in Prigi towards Allah swt and His invisible creatures that cannot be seen by the bare eye or supernatural beings who rules certain regions named Nyi Roro Kidul. It shows that the belief of the coastal community in Prigi Coast involved in the syncretism due to the acculturation of Javanese culture with Islamic culture. The main goal of slametan is to bega salvation to the Almighty and ask permission to the queen of the sea to enter her territory to take her resources.
Eksistensi Kebakuan Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Mahasiswa Puspita, Ayunda Riska; Rosyidiana, Hafidz
Belajar Bahasa Vol 5, No 2 (2020): BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indones
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v5i2.3521

Abstract

Fenomena kesalahan berbahasa sudah semakin menjamur. Bahkan di kalangan akademis pun sudah sering ditemukan bentuk kesalahan ejaan, morfologi, kata baku, dan kalimat efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan bahasa yang terdapat dalam karya tulis mahasiswa PGMI IAIN Ponorogo. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian studi kasus dengan metode deskripsi-interpretasi. Bentuk kesalahan ejaan yang ditemukan dalam karya tulis mahasiswa PGMI IAIN meliputi kesalahan penggunaan tanda koma (,), tanda baca ganda, huruf kapital, huruf miring, tanda titik koma (;), dan tanda hubung (-). Bentuk kesalahan morfologi meliputi kesalaan afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Bentuk kesalahan kata baku meliputi kesalahan penulisan kata yang tidak sesuai dengan bentuk baku di (Kamus Besar Bahasa Indonesia) KBBI. Bentuk kesalahan kalimat efektif merupakan kesalahan pada kalimat yang tidak lugas, ambigu, tidak jelas, berbelit-belit, dan tidak sejajar. Terdapat pula kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa namun di tempat lain benar menuliskannya. Hal ini menunjukkan ketidakkonsistenan mahasiswa dalam berbahasa. Sikap seperti ini merupakan sikap bahasa yang negatif. Sebagian kasus menunjukkan bahwa sebenarnya mahasiswa mengetahui kesalahannya tapi enggan atau tidak peduli dengan hal yang sepele. Jika dibiarkan maka lambat laun bahasa Indonesia yang sesuai dengan aturan akan memudar digantikan oleh bahasa yang tanpa aturan baku.