Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Perhatian Orang Tua, Pengalaman Keagamaan, Dan Kesadaran Beragama Siswa Terhadap Ekspresi Keagamaan Siswa Sekolah Menengah Atas Dharma Putra Anjali Aprlia; Yuriani Yuriani; Sabar Marjoko
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.1608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua, pengalaman keagamaan, dan kesadaran beragama siswa terhadap ekspresi keagamaan siswa SMA Dharma Putra. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian ex post facto. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan simple random sampling. Responden penelitian ini berjumlah 137 siswa yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII. Instrument pengumpulan data menggunakan angket yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Validitas instrumen penelitian ini menggunakan dua jenis validitas yaitu validitas isi dan validitas empiris. Data yang dikumpulkan sebelum dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh perhatian orang tua, pengalaman keagamaan, dan kesadaran beragama terhadap ekspresi keagamaan siswa dengan nilai signifikansi 0,004 serta diperoleh Fhitung 4,692 > Ftabel 2,67. Sumbangan efektif pengaruh perhatian orang tua, pengalaman keagamaan, dan kesadaran beragama terhadap ekspresi keagamaan siswa SMA Dharma Putra sebesar 9,6% yakni dengan pola asuh yang benar, penguatan Saddha (keyakinan), serta kesadaran beragama dengan perilaku sesuai nilai ajaran agama yang diyakini.
Pengembangan Strategi Pendidikan Anak Usia Dini: Model Pembelajaran Sentra Untuk Mengembangun Multi Kecerdasan (Multiple Intelligences) Yuriani Yuriani
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 4, No 2 (2017): December 2017
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecerdasan pada manusia tidaklah tunggal seperti selama ini yang dipahami oleh benyak orang. Manusia mempunyai multi kecerdasan (multiple Intelligence) yang terkait dengan fungsi otak yang akan menentukan kualitas kecerdasan seseorang. Optimalisasi kecerdasan dimungkinkan bila sejak usia dini, anak telah mendapatkan stimutasi yangt tepat untuk perkembangan otaknya.Anak usia dini merupakan mahkluk unik yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, maka intervensi yang diberikan oleh orang dewasapun hams berbeda pula sesuai dengan laju dan kecepatan belajar anak sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu menumbuhkembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai macam sentra/area yang berbeda untuk menstimulasi berbagai aspek kecerdasan pada anak.Makalah ini menggunakan metode kajian pustaka. Kasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa sentra yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran dan mengacu pada multiple intelligence pada anak usia dint yaitu: a) sentra bahan alam, b) sentra sent, c) serum bermaln pecan sesungguhnya (macro play), d) sentra bermain pecan micro play, e) sentra AA, I) sentra persiapan, dan g) sentra agama.
Dhammasekha Dalam Perspektif Yuridis Pendidikan Nasional (Suatu Kajian Berdasarkan Konsep Pendidikan Alternatif Sebagai Agenda Reformasi Menuju Pendidikan Berbasis Masyarakat, Keunggulan Budaya Lokal Dan Karakter Agama Buddha) Yuriani Yuriani
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 3, No 1 (2016): June 2016
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Holding Dhamasekka Education adalah pendekatan inovatif dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia dalam melaksanakan Peraturan Presiden (PP) nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan dan Agama, yang berisi sebagai berikut: pelaksanaan "wajib belajar 9 tahun" bagi warga negara, penyediaan fasilitas yang sesuai untuk Pendidikan Buddha di setiap Provinsi, dan penempatan kerja bagi semua lulusan secara umum dan khususnya bagi alumni Universitas Buddha Sriwijaya. Pembahasan mengenai Dhamaseka dari sudut pandang hukum Pendidikan Nasional biasanya mencerminkan studi tentang konsep Pendidikan Alternatif (sebagai agenda reformasi). Pembahasan tentang Dhamasekha juga erat kaitannya dengan hakikat, filosofi, sejarah Pendidikan Nasional, dan bentuk lembaga yang ada sebelumnya, karena menunjukkan bahwa semuanya memiliki dasar, prinsip, dan tujuan yang serupa dalam mengorganisasi Pendidikan Dhamasekka. Akhirnya, lembaga Dhamasekka ini dapat diarahkan untuk menjadi Pendidikan Formal Berbasis Masyarakat (Peraturan Presiden/PP No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan) berdasarkan nilai-nilai moral Buddha, guna menciptakan kemungkinan untuk mengubahnya menjadi "Model Pembelajaran Masa Depan Modern" dalam mencapai tujuan dan maksud Pendidikan Nasional.
Orientasi Baru Pendidikan: Perlunya Reorientasi Posisi Pendidik Dan Peserta Didik Yuriani Yuriani
Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis Vol 1, No 1 (2014): December 2014
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pemberdayaan yang membebaskan individu dari belenggu struktur kekuasaan yang terpusat, yang melanggar hak asasi manusia, yang bertujuan untuk membangun struktur kekuasaan yang hanya menguntungkan sekelompok kecil orang yang kurang beruntung. Oleh karena itu, keinginan untuk terus mempertahankan paradigma pedagogi yang sempit harus dipertimbangkan kembali, dan segera mengubah orientasi menuju pedagogi kritis atau pemberdayaan pedagogi. Pedagogi kritis dirancang untuk mengatasi perbaikan gagasan pedagogi yang kita kenal sebagai paradigma pedagogi yang sempit, yaitu pendidikan pedagogis cenderung melihat isu-isu tersebut sebagai masalah teknis di dalam kelas. Meskipun pendidikan bukan hanya pembelajaran, tetapi pendidikan juga terkait dengan semua aspek kehidupan manusia dalam masyarakat. Pendidikan bukan hanya sekedar membuat peserta didik menghafal, tetapi yang lebih penting adalah menjadikannya sebagai manusia, pendidikan adalah proses humanisasi. Pendidikan adalah proses hominisasi dan humanisasi seseorang dalam kehidupan keluarga, masyarakat beradab saat ini, dan masa depan. Oleh karena itu, bahkan perubahan paradigma ini memiliki implikasi terhadap kebutuhan untuk memposisikan ulang pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran.