Latar belakang: Perkembangan kemajuan ilmu dan teknologi, pemanfaatan bahan alam berkembang sebagai bahan baku farmasi. Pemanfaatan bahan alam seperti rimpang jahe merah dan kunyit diolah menjadi berbagai macam olahan. Bahan tersebut diolah menjadi dressing untuk menyembuhkan luka. Jahe merah dan kunyit mempunyai efek farmakologis dan mengandung komponen kimia bermanfaat. Komponen kimia jahe merah yaitu senyawa homolog dikenal dengan 10-shogaol sebagai antioksidan, gingerol, oleoresin dan minyak atsiri. Kandungan kimia kunyit, kurkumin, desmetoksikurkumin, bisdes-metoksikurkumin dan anti-inflamasi alami. Pengolahan dibuat menjadi sediaan berbasis gel.
Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pengecilan luka menggunakan jahe merah dan kunyit yang diformulasikan dalam sediaan berbasis gel dengan konsentrasi 4 % dan diaplikasikan sebagai terapi penyembuhan luka akut.
Metode: Pembuatan ekstrak dilakukan di Akademi Farmasi Yarsi, perlukaan sampel di dinas Kesehatan Hewan, perawatan luka dilakukan di Lembaga Pelayanan Keperawatan Pontianak Nursing Center. Waktu penelitian pada tanggal 23 Juli â 06 Agustus 2015. Penelitian quasi eksperiment dengan metode pre and post test without control.
Hasil: Jumlah hewan uji yang digunakan sebanyak 9 ekor tikus, 4 ekor menggunakan gel jahe merah dan 5 ekor menggunakan gel kunyit. Tikus dibuat 1 luka sayatan dibagian paha kiri dengan panjang 0,4 mm2. Mean antara pemberian gel ekstrak jahe merah sebesar 0,125 mm2 standar deviasi sebesar 0,0957 dan gel ekstrak kunyit sebesar 0,240 mm2 standar deviasi sebesar 0,0548. Hasil uji t-test, diinterpretasikan nilai p sebesar 0,056 > α 0,01.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan proses pengecilan luka pada mencit menggunakan gel jahe merah dan gel kunyit.