Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP KULAWU TELLO DALAM MENGATASI KERABANG TELUR LUNAK DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Ardi Salam; Nirmala Munir; Widya Fatika Sari; Takbir Mulawansyah; M. Fadhlirrahman Latief
Wahana Peternakan Vol. 5 No. 2 (2021): Volume 5 Nomor 2 September 2021
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v5i2.461

Abstract

ABSTRACT Kulawu Tello is a stone that is believed by the community that come from inside the egg, usually this stone is used in the breeding of laying hens (layers) by breeders, especially in overcoming the problem of soft shelled egg. In this study aims to determine the effect of Kulawu Tello on the local community. The sample in this study was 78 people consisting of layer farmers who use and know about Kulawu Tello, local historians and the village head of Manisa Village. This research is descriptive, using a questionnaire to determine the level of trust of the Sidenreng Rappang community on the magical ability of Kulawu Tello in improving the performance of layers. The level of trust of each individual varies depending on how they believe in something according to what has been done. In general, people have high level of trust in the efficacy of Kulawu Tello stone because it has been used in their livestock business. It can be concluded that the level of public trust in Kulawu Tello in overcoming soft egg shells is very high, namely 52.56%, the percentage of moderate trust level is 21.38% and those who have a low level of trust are 5.13%. As for the level of public trust in Kulawu Tello in order to improving the performance of layers around 47.44%, the percentage of medium trust level around 26.49% and those who have a low level of trust around 4.27%. Keywords: belief, kulawu tello, magic, soft shelled egg.
KINERJA TEORITIS, KINERJA AKTUAL DAN EFESENSI MESIN HUMMER MILL PADA PENGGILINGAN TONGKOL JAGUNG Muhammad Fadhlirrahman Latief; Jasmal A Syamsu; . jamila; Jamilah jamilah
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 13 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bnmt.v13i2.10929

Abstract

Hammer mill merupakan teknologi penggilingan bahan pakan yang bekerja dengan prinsip tumbukan. Kinerja mesin mempengaruhi dari efesiensi penggilingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja teoritis (KT), Kinerja Aktual (KA), dan efesiensi mesin hammer mill pada penggilingan tongkol jagung. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan sebagai berikut  P1 (berat tongkol jagung 1 kg), P2 (berat tongkol jagung 2 kg, P3 (berat tongkol jagung 3 kg), dan P4 (berat tongkol jagung 4 kg). Total unit perlakuan yaitu 12 unit percobaan. Parameter yang diukur yaitu KT (kg/menit), KA (kg/menit), efesiensi mesin (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa P4 memiliki perbedaan yang nyata  (P<0,05) dengan nilai KA  0,82 ±  0,07 kg/menit dan 76 ± 0,08 kg/menit. P2 paling efesien dalam proses penggilingan dengan nilai efesiensi 99%.Kata kunci: efesiensi, hammer mill, kinerja mesin, tongkol jagung.
KARAKTERISTIK FISIK BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN DAN SUMBER ENERGI Muhammad Fadhlirrahman Latief
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 13 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bnmt.v13i2.10930

Abstract

Sifat fisik bahan merupakan bagian dari kategori karakteristik mutu (besaran yang dapat langsung diamati atau diukur dari bahan pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bahan pakan sumber protein dan sumber energi. Penelitian menggunakan analissis deskriptif. Materi yang digunakan yaitu bungkil kedelai, bungkil kelapa, dan tepung rese untuk bahan pakan sumber protein dan pollard, dedak dan jagung giling untuk bahan pakan sumber protein. Parameter yang diukur yaitu KT; kerapatan tumpukan (kg/m3),  KPT; kerapatan pemadatan tumpukan (kg/m3), BJ; berat jenis (kg/m3), dan  ST;sudut tumpukan (o). Hasil penelitian menunnjukkan sifat fisik bahan pakan sumber protein yaitu KT 5507,66 (kg/m3), KPT 5728 (kg/m3), BJ 1483,33(kg/m3), ST 31,03 (o). Sifat fisik bahan pakan sumber protein KT 4613,66( kg/m3), KPT 5205,66 (kg/m3), BJ 3948,33 (kg/m3), ST 32,25 (kg/m3). Kesimpulannya adalah bahan pakan sumber protein lebih tinggi kerapatan tumpukkan dan kerapatan pemadatan tumpukannya menunjukkan lebih volumious daripada bahan pakan sumber energi.
KUALITAS FISIK HASIL PENGERINGAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PAKAN MENGGUNAKAN MESIN VERTICAL DRYER Survidia Nur; M Fadhlirrahman Latief; Abdul Alim Yamin; Jasmal Ahmari Syamsu
AGRIBIOS Vol 20 No 2 (2022): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v20i2.2280

Abstract

Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat menghambat laju kerusakan biji jagung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas jagung pipil serta standar sebagai bahan pakan yang terdapat di pabrik pengering pakan. Tahapan penelitian yaitu pengambilan sampel awal, penimbangan sampel, pemeriksaan kadar air dan karakteristik fisik (biji berjamur, biji rusak, biji pecah, biji berlubang dan benda asing) dan proses pengeringan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, Uji T dua sampel berpasangan dan Analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik jagung pipil dengan waktu pengeringan sampai dengan 330 menit menghasilkan rata-rata persentase biji berjamur sebesar 1,5% biji rusak 1,94%, biji pecah 1,67%, biji lubang 0,08% dan benda asing 0,39%. Hasil Uji T menunjukkan bahwa terdapat pengaruh waktu pengeringan terhadapat karakteristik fisik jagung pipil yang dikeringkan. Proses pengeringan memiliki pengaruh yang yang tidak signifikan terhadap biji berjamur, biji rusak, biji pecah, biji lubang dan benda asing, tetapi berpengaruh terhadap kadar air.
Edukasi Peternak Budidaya Maggot Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein di Kabupaten Sidenreng Rappang (Program Bina Desa Mahasiswa Fakultas Vokasi Univeristas Hasanuddin) Abdul Alim Yamin; Sri Purwanti; Zulkharnaim Zulkharnaim; Hasrin Hasrin; M. Fadhlirrahman Latief; Jasmal Ahmari Syamsu
ADMA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): ADMA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/adma.v3i2.2642

Abstract

The implementation of community service through the Students Village Empowerment Program aims to disseminate and educate on the cultivation and processing of maggot as a protein source for poultry and increase the knowledge of farmers in using maggot as an alternative feed in poultry rations. The benefits of community service activities were to provide skills and knowledge about maggot utilization as a source of poultry feed so that it can be applied in poultry feed by the target audience or farmers. The village empowerment activity of the students was carried out in Kanie Village, Maritengngae District, Sidenreng Rappang Regency. The object of farmer groups were native chicken farmers, domestic chicken traders, and layer chicken farmers who were the part of Prima Karya Sentosa Livestock Farmer Group (35 people). The stages of implementing the activity are preparation including coordination, team and participants preparation including the 25-student engagement of the Animal Production Technology study program (DIV), and preparation of extension materials. The extension method was carried out in the form of a lecture and discussion with all members of the group. Training infrastructure and other facilities were provided by the farmer group partner. All the participants were expected to have knowledge and skills in cultivating maggots including the BSF maggot life cycle, maggot nutrient content, and maggot application in the feed after attending the training. Therefore, assistance should be conducted for the sustainable program of poultry management, especially applying maggots as poultry feed ingredients.
Teknologi Pakan Komplit dan Pemanfaatan Leguminosa sebagai Konsentrat Hijau di Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa Rohmiyatul Islamiyati; Syamsuddin Hasan; M. Rusdy M. Rusdy; Syamsuddin Nompo; Budiman Nohong; Nancy Lahay; Anie Asriany; Jasmal A. Syamsu; Rinduwati Rinduwati; A. Mujnisa A. Mujnisa; Jamilah Doma; M Fadhlirrahman Latief; Indrawirawan Indrawirawan
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v3i1.428

Abstract

Desa Bontolangkasa Kecamatan Bontonompo memiliki potensi pengembangan sapi potong. Pemeliharaan ternak masih bersifat tradisional dan mengalami kendala dalam pemenuhan kualitas pakan. Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk memberikan penyuluhan tentang pembuatan pakan komplit berbahan limbah pertanian dan pentingnya leguminosa pohon sebagai konsentrat hijau. Metode pelaksanaan pengabdian ini adalah penyuluhan tentang leguminosa sebagai konsentrat hijau dan demontrasi pembuatan pakan komplit berbahan limbah pertanian. Legum pohon yang diperkenalkan kepada peternak yaitu gamal, indigofera, lamtoto dan turi. Demonstrasi pembuatan pakan komplit menggunakan bahan baku lokal yang terdiri dari jerami jagung, rumput gajah, dedak padi dan starter. Jerami padi dan rumput gajah dipotong pendek dengan menggunakan mesin pencacah, selanjutnya ditambahkan dedak padi dan starter kemudian dimasukkan kedalam karung yang dilapisi plastik. Pakan komplit disimpan selama dua hingga tiga minggu dan siap untuk digunakan. Teknologi pakan komplit merupakan teknologi aplikatif dan efisien dalam manajemen pakan. Pemanfaatan legum pohon dapat menjamin ketersediaan pakan sepanjang tahun.
KETENGIKAN HIDROLISIS TEPUNG IKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN Muhammad Ilham Tajuddin Tajuddin; M. Fadhlirrahman Latief Latief; Abdul Alim Yamin Yamin; Ichlasul Amal Amal; Jasmal A Syamsu Syamsu
AVES: Jurnal Ilmu Peternakan Vol. 16 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Islam Balitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35457/aves.v16i1.2250

Abstract

The study aims to observe the effect of storage time on the hydrolytic rancidity of fish meal as source of protein in animal feed. This study used a completely randomized design with four treatments and four replications. The arrangement of the fish meal storage time treatments were T0: 0 weeks, T1: 2 weeks, T2: 4 weeks and T3: 6 weeks. Temperature and humidity were measured during storage in warehouse. Parameters measured were moisture and free fatty acid. The results showed that fish meal which has been stored at different times was significantly affecting (P<0.05) on moisture and free fatty acids. The average of temperature and humidity during storage (0 - 6 weeks) were 29-30oC and 60-76%. The highest moisture was 17.38% obtained in the T3 and the highest free fatty acid content was obtained at 4.30%.
Analisis Kualitas Nutrisi Konsentrat Pakan Sapi Potong Dengan Variasi Waktu Pencampuran Pakan Menggunakan Mixer Vertical M. Fadhlirrahman Latief; Hasrin; Ichlasul Amal; St. Chadija; Fitria Nur Aini
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 6 No. 2 (2023): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis September
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2023.006.02.3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh waktu pencampuran pakan yang berbeda terhadap kualitas nutrisi konsentrat pakan sapi potong dalam fase penggemukan, Bahan baku yang digunakan meliputi dedak padi, bungkil kelapa, tepung ikan, tongkol jagung, dan kulit kopi. Data nutrisi yang diamati mencakup kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar pada enam waktu pencampuran yang berbeda 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit dengan masing-masing 3 ulangan pada rancangan acak lengkap. Hasil analisis menunjukkan variasi yang signifikan dalam kualitas nutrisi pada berbagai waktu pencampuran. Terdapat kecenderungan menurunnya kadar air dalam pakan seiring dengan peningkatan waktu pencampuran. Selanjutnya, perubahan waktu pencampuran cenderung mempengaruhi kadar abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar secara beragam. Selain itu, ditemukan bahwa waktu pencampuran 15 menit memiliki perbedaan yang nyata (P<0,05) dengan 12,91 % kandungan protein kasar. Penemuan ini mengindikasikan bahwa waktu pencampuran pakan memiliki dampak yang signifikan pada kualitas nutrisi konsentrat pakan sapi potong dalam fase penggemukan. Pemahaman lebih lanjut tentang interaksi antara waktu pencampuran dan karakteristik bahan baku dapat berkontribusi pada pengembangan strategi pencampuran yang lebih efektif dan optimal untuk memastikan kualitas nutrisi yang lebih baik dalam pakan ternak.
Perubahan Nutrisi dan Kualitas Fisik Jagung Akibat Pengeringan pada Vertical Corn Drier Muhammad Fadhlirrahman Latief; Ichlasul Amal; Fitria Nur Aini
Jurnal Peternakan Lokal Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Peternakan Lokal
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46918/peternakan.v5i2.1962

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan nutrisi dan karakteristik fisik jagung akibat pengeringan menggunakan vertical corn drier. Penelitian dilaksanakan di pabrik pengering jagung PT. Surya Pangan Indonesia di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2023. Analisis deskriptif serta uji T tidak berpasangan digunakan dalam penelitian ini untuk menginvestigasi dampak pengeringan terhadap komposisi nutrisi dengan menggunakan near-infrared (NIR) dan sifat fisik jagung. Hasil analisis menunjukkan perubahan karakteristik nutrisi dan fisik jagung sebelum dan sesudah pengeringan. Berdasarkan analisis proksimat, terjadi peningkatan signifikan pada kandungan bahan kering (80.61% menjadi 85.79%), sedangkan kadar air menurun drastis (26.23% menjadi 14.55%). Kandungan protein dan lemak kasar mengalami sedikit kenaikan, masing-masing dari 8.04% menjadi 8.08% dan 3.76% menjadi 3.65%. Kandungan serat kasar juga meningkat dari 1.78% menjadi 1.90%. Namun, terdapat penurunan signifikan pada kandungan vitamin C (193.08 mg/kg menjadi 179.94 mg/kg) dan energi (4743.5 kkal/kg menjadi 4656.5 kkal/kg). Selain itu, karakteristik fisik jagung juga mengalami perubahan perubahan signifikan (P<0.05) pada biji rusak dan benda asing,. Nilai kerapatan tumpukan (KT) meningkat dari 683.33 kg/m3 menjadi 756.33 kg/m3, sedangkan berat jenis (BJ) meningkat dari 1.033 kg/m3 menjadi 1.933 kg/m3. Hasil ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang dampak pengeringan pada kualitas nutrisi dan karakteristik fisik jagung, yang relevan bagi industri pengolahan jagung dan pertanian dalam pengembangan metode pengeringan yang optimal untuk menjaga kualitas produk jagung yang dikeringkan.
Kajian Potensi Hasil Sisa Tanaman Pertanian sebagai Pakan Ternak Sapi Potong di Kabupaten Barru Indrawirawan Indrawirawan; Tri Anggraeni Kusumastuti; Bambang Suwignyo; M Fadhlirrahman Latief
Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan Vol 3 No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jstip.v3i2.1103

Abstract

This study aims to calculate the potential utilization of feed from roughages and feed capacity for beef cattle in Barru Regency, South Sulawesi. Research data were obtained through surveys and secondary data from government agencies, statistical data, and other literature sources related to the research. Data analysis included calculating beef cattle population (animal unit, AU), dry matter production from roughages, and roughage carrying capacity. The results showed that dry matter (DM) production from roughages in Barru Regency was 147,878.60 tons DM. This total DM production can accommodate a beef cattle population of 75,627.41 AU. The study area can still develop the potential for additional beef cattle to reach 21,081.82 AU. Optimal utilization of roughage feed can increase the population and meet the fiber needs of beef cattle in the Barru Regency.