Yanti Dwi Astuti, Yanti Dwi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kontruksi Perempuan dalam Media Baru: Analisis Semiotik Meme Ibu-Ibu Naik Motor di Media Sosial Astuti, Yanti Dwi
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2017): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v10i2.2679

Abstract

Tingginya pemanfaatan internet dan media sosial melahirkan fenomena munculnya kreativitas warganet menciptakan berbagai parody gambar (meme) untuk mengekspresikan perasaan, kondisi dan mengkritisi sebuah fenomena. Meme telah membuka jalan baru untuk mengkombinasikan berbagai unsur seperti kreatifitas, seni, pesan dan humor kedalam budaya internet. Salah satu fenomenanya mengenai meme ibu-ibu naik motor yang lebih menekankan unsur parody yang cenderung hyperrealitas, hiperbola dan repetisi/alterasi menunjukkan bahwa kasus ini menarik dan layak diteliti lebih lanjut karena media bukanlah sebuah saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik sebagai pisau analisis untuk membedah pesan/makna yang terkandung dalam 12 meme ibu-ibu naik motor yang hits dimedia sosial  dengan menggunakan model segi tiga makna Charles Saunders Pierce, yaitu: Sign (tanda), object (objek) dan interpretasi (interpretant). Hasil penelitian menyimpulkan ada hubungan yang erat antara tanda, obyek dan penafsir. Tanda (gambar) meme yang dibangun warganet menanggapi perilaku ibu-ibu naik motor di jalan umum. Obyek (makna) umumnya berisi cibiran, sindiran dan ketidaksukaan warganet terhadap Ibu-ibu naik motor dan dikemas dalam bentuk satire (humor). Sementara penafsir atau sikap (pemikiran) kreator meme dan para warganet tidak semuanya sama. Dimana warganet umumnya ada yang menerima dan ada yang tidak setuju dengan isi meme ini. Beberapa warganet melabeli ibu-ibu naik motor sebagai sosok yang pantas di antisipasi. 
Persepsi Remaja Muslim Yogyakarta Terhadap Peredaran Hoaks di Media Sosial Astuti, Yanti Dwi; Mustofa, Mustofa
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.786 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.2865

Abstract

This research tries to reveal how Muslim teenagers' perceptions and interpretations of hoax news are often circulating in social media. The phenomenon of hoax spreads or false information gets a big moment when social media becomes very common on the internet. People become agents of hoax distribution because they believe in hoax content. Young teenagers are considered the most vulnerable affected by false or hoax news because the characteristics tend to be explorative, always curious, easily influenced, and tend to receive just the contents of the media. It may pose a latent danger and potentially divisive perceptions of society. This research uses Stimulus, Organism, and Response (SOR) theory through qualitative approaches. Data was collected through the FGD method, observation, in-depth interviews, and documentation by using purposive sampling. Meanwhile, to ensure the validity of the data, it is done with the triangulation of data and sources. The results revealed a relationship between understandings of the hoax with the rejection of hoax. It suggests that hoaxes as false news are designed to pose a threat to social life. The study concluded that people, especially Muslim youth, reexamine the truth of the information with "Tabayyun. It also increases digital literacy to be smart and critical in the media. Penelitian ini mencoba untuk mengungkap bagaimana persepsi dan interpretasi remaja muslim mengenai berita hoaks yang kerap beredar di media sosial Fenomena penyebaran hoaks atau berita bohong mendapat momen besar ketika media sosial menjadi sangat umum berkembang di zaman internet. Masyarakat menjadi agen penyebaran Hoaks karena percaya dengan konten hoaks. Kalangan remaja remaja dinilai paling rentan terpengaruh berita bohong atau hoaks karena karakteristiknya cenderung eksploratif, selalu ingin tahu, mudah terpengaruh dan cenderung menerima begitu saja isi media. Ini dapat menimbulkan bahaya laten dan beragam persepsi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Penelitian ini akan menggunakan teori Stimulus, Organisme dan Respon (SOR) melalui pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui, metode FGD, Observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sementara itu, untuk menjamin validitas data, dilakukan dengan triangulasi data dan sumber. Hasil penelitian mengungkapkan terdapat hubungan antara pemahaman terhadap hoaks dengan penolakan terhadap hoaks. Hal ini menunjukkan bahwa hoaks sebagai berita bohong yang terdesain menjadi ancaman bagi kehidupan sosial. Penelitian menyimpulkan agar masyarakat khususnya remaja muslim memeriksa kembali kebenaran sebuah berita dengan “Tabayyun. Selain itu juga meningkatkan literasi digital agar dapat pintar dan kritis dalam bermedia.
RELIGIOUS RADICALISM FRAME IN THE ONLINE MEDIA NEWS (Framing Analysis Reporting Of “ISIS” In Republika.co.id and Tempo.co) Zamroni, Mohammad; Astuti, Yanti Dwi
Islam Futura Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Islam Futura
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jiif.v0i0.5837

Abstract

This study aims to explore how the framing of Islamic radicalism through the reporting of the group "ISIS" in two online media, namely in Republika.com and Tempo.co with an impartiality perspective. The research method used is descriptive qualitative by using a discourse strategy that sees the text and its context as information that contributes to communicating the contents of the message. Primary and secondary data are obtained from news curators, online portals, and library studies. While the unit of analysis is ISIS radicalism news in Republika.co.id and Tempo.co in the period of August to December 2014 that falls within the three criteria of radicalism news, namely acts of violence, beliefs championed, old-fashioned views or rigid thoughts that underlie acts of violence using techniques framing analysis of Gamson and Modigliani models. The results showed that news about radical "ISIS" included in the category of news construction that was emotional, sadistic, provocative and without confirmation. In addition, the quality of reporting often adorns with words that appear hyperbole and bombastic, the coverage is less profound and changes in a matter of minutes. The trend of Tempo.co and Republika.co.id dramatizes and exaggerates what happens in conflict areas by using connoted language rather than language that has a literal meaning. Then it has not fulfilled the principle of impartiality of news which can be seen from the neutrality and balance of news that determines the quality of reporting.
Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Studi Literasi Media Televisi Bagi Ibu Rumah Tangga di Tegalrejo Yogyakarta Astuti, Yanti Dwi; Rifai, Akhmad; Ummatin, Khoiro
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 16 No. 2 (2017)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2017.162.248-261

Abstract

The phenomenon of the television industry that is focused on rating, sharing, and advertising makes television programs more focused on entertainment programs rather than educational programs. The audience groups of television are mostly housewives who stay more at home and they are as a key figure in the education of children in the family. Strengthening the literacy media in Tegalrejo becomes important as the demographic condition shows that mostly the household mothers have low education levels, heterogeneous, and relatively poor. They spend more time watching television without attempting to criticize the content of the program. Moreover, the impressions and attitudes of the housewife are heavily influenced by the frequency of watching television. Therefore, we need to strengthen their literacy media to prevent the negative effect of television and to shape the audience to be more critical and smarter in watching the television. This research uses community-based research (CBR), which actively involves the community. The implementation of strategy in media literacy training begins with the activities of related studies to gain a better understanding about the media literacy, the position and role of housewives in observing and selecting media content through seminars and workshops, pre- and post-test about media literacy. Furthermore, learn the discourse from various groups of societies related to their views and opinions on media literacy movement. After a series of activities have been completed, it was found the testimonies from participants about the broadcasting picture in Indonesia and an image, message, and their expectations for the improvement of broadcasting in Indonesia.[Fenomena industri televisi yang fokus pada rating, share dan advertising membuat program televisi lebih fokus pada program hiburan dan mengesampingkan program edukasi. Kelompok pemirsa televisi dari kalangan ibu rumah tangga tinggal lebih lama di rumah dan mereka adalah tokoh sentral dalam pendidikan anak-anak dalam keluarga. Penguatan media literasi di Tegalrejo menjadi penting karena kondisi demografi di daerah tersebut berpendidikan rendah, heterogen dan relatif miskin. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu di depan televisi, menonton televisi di rumah tanpa ada usaha untuk mengkritik konten tayangan acara televisi dan sikap yang tampak pada ibu rumah tangga sangat dipengaruhi oleh jumlah frekuensi mereka menonton tayangan televisi sehingga perlu penguatan literasi televisi guna melawan dampak negative televisi dan mewujudkan penonton yang cerdas, kritis dalam menonton acara televisi. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang melibatkan peran serta komunitas (Community Base Research). Strategi implementasi pelatihan literasi media diawali dengan kegiatan studi terkait untuk memahami literasi media, posisi dan peran ibu rumah tangga dalam melihat dan memilih konten media melalui seminar dan workshop, pra dan post-test tentang literasi media. Selanjutnya, wacana dari berbagai kalangan masyarakat terkait pemikiran mereka terhadap gerakan literasi media. Setelah serangkaian kegiatan selesai, ditemukan kesaksian dari peserta tentang gambaran penyiaran di Indonesia dan sebuah citra, pesan dan harapan mereka untuk penyempurnaan penyiaran di Indonesia.]