Fithia Dyah Puspitasari, Fithia Dyah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI DAERAH ENDEMIS GAKI Puspitasari, Fithia Dyah; Sudargo, Toto; Gamayanti, Indria Laksmi
GIZI INDONESIA Vol 34, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v34i1.101

Abstract

Lebih dari sepertiga (36,1%) anak di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah. Pada sisi yang lain penelitian-penelitian di negara berkembang lebih mengutamakan faktor kesehatan dibandingkan faktor pengasuhan orangtua sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan fungsi kognitif seorang anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan faktor sosiodemografi dengan kemampuan  kognitif  anak  sekolah  dasar  di  daerah  endemis  GAKI.  Rancangan  penelitian  adalah  cross sectional. Subyek adalah anak usia 9-12 tahun yang bersekolah di daerah Kismantoro yang merupakan daerah endemis GAKI sedang. Sebanyak 69 anak sekolah dasar dipilih secara  simple random sampling untuk ikut serta dalam penelitian ini. Data sosiodemografi diperoleh lewat angket sedangkan data status gizi diperoleh lewat pengukuran antropometri secaralangsung.  Inform Consentdidapatkan dari masingmasing keluarga subyek. Hasil analisa bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara status gizidengan  kemampuan  verbal  (p= 0,037)  dan  kemampuan  kognitif  total  subyek  (p=  0,021).  Subyek  yang mengalami  stunted memiliki  risiko  9,226  kali  lebih  besar  untuk  memiliki  nilai  IQ  dibawah  rata-rata dibandingkan  subyek  yang  berstatus  gizi  normal.  Hubungan  yang  signifikan  juga  ditunjukkan  oleh variabel lama pendidikan orangtua terhadap seluruh  aspek kemampuan kognitif (p  0,000-0,009). Setelah dilakukan  uji  multivariat  diketahui  bahwa  hanya  lama  pendidikan  orangtua  yang  tetap  berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan kognitif subyek. Kemampuan kognitif total dan kemampuan verbal subyek dipengaruhi oleh lama pendidikan ibu. Sedangkan lama pendidikan ayah memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan non verbal subyek penelitian. Untuk itu, para orangtua harus menempuh pendidikan setinggi-tingginya untuk mendukung perkembangan kemampuan kognitif anaknya. Kata kunci: status gizi, faktor sosiodemografi, kemampuan kognitif, anak sekolah dasar
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI DAERAH ENDEMIS GAKI Puspitasari, Fithia Dyah; Sudargo, Toto; Gamayanti, Indria Laksmi
GIZI INDONESIA Vol 34, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.737 KB)

Abstract

Lebih dari sepertiga (36,1%) anak di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah. Pada sisi yang lain penelitian-penelitian di negara berkembang lebih mengutamakan faktor kesehatan dibandingkan faktor pengasuhan orangtua sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan fungsi kognitif seorang anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan faktor sosiodemografi dengan kemampuan  kognitif  anak  sekolah  dasar  di  daerah  endemis  GAKI.  Rancangan  penelitian  adalah  cross sectional. Subyek adalah anak usia 9-12 tahun yang bersekolah di daerah Kismantoro yang merupakan daerah endemis GAKI sedang. Sebanyak 69 anak sekolah dasar dipilih secara  simple random sampling untuk ikut serta dalam penelitian ini. Data sosiodemografi diperoleh lewat angket sedangkan data status gizi diperoleh lewat pengukuran antropometri secaralangsung.  Inform Consentdidapatkan dari masingmasing keluarga subyek. Hasil analisa bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara status gizidengan  kemampuan  verbal  (p= 0,037)  dan  kemampuan  kognitif  total  subyek  (p=  0,021).  Subyek  yang mengalami  stunted memiliki  risiko  9,226  kali  lebih  besar  untuk  memiliki  nilai  IQ  dibawah  rata-rata dibandingkan  subyek  yang  berstatus  gizi  normal.  Hubungan  yang  signifikan  juga  ditunjukkan  oleh variabel lama pendidikan orangtua terhadap seluruh  aspek kemampuan kognitif (p  0,000-0,009). Setelah dilakukan  uji  multivariat  diketahui  bahwa  hanya  lama  pendidikan  orangtua  yang  tetap  berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan kognitif subyek. Kemampuan kognitif total dan kemampuan verbal subyek dipengaruhi oleh lama pendidikan ibu. Sedangkan lama pendidikan ayah memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan non verbal subyek penelitian. Untuk itu, para orangtua harus menempuh pendidikan setinggi-tingginya untuk mendukung perkembangan kemampuan kognitif anaknya. Kata kunci: status gizi, faktor sosiodemografi, kemampuan kognitif, anak sekolah dasar
Praktik pemberian makan terhadap kejadian kurus pada anak baduta Puspitasari, Fithia Dyah; Sitaresmi, Mei Neni; Susetyowati, Susetyowati; Barida, Iram; Handayani, Kartika
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 14, No 3 (2018): Januari
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2266.275 KB) | DOI: 10.22146/ijcn.26057

Abstract

Background: Wasting is an acute malnutrition form that interrupts immune function, prolong duration of infection and in the end increase mortality risk of children. It is not clear yet which risk factor leading to wasting, simply because wasting-suspected risk factors were also involved in another kind of malnutrition such as stunting and underweight.Objective: To determine whether infant and young child feeding practices is risk factor for wasting in under two year children.Method: This research was mix method research which used matching case control design for quantitative research and focus group discussion to gather information in qualitative research. Case were wasting children age 3-23 months old (z-score WHZ <-2 SD) while control were non-wasting children age 3-23 months old (z-score WHZ ≥-2 SD). This research involved 106 under-two years old children and 14 nutritionist from 14 community health center which randomly chosen. Control group was matched by age and socio economic to case group.Results: Case group had more proportion of inappropriate feeding practices (26.41%% vs 20.75%). More than half respondent failed to meet Indonesian recommended dietary allowance for energy (57.55%). Inappropriate infant and young child feeding practice significantly did not increased risk of wasting in under two children at Yogyakarta (OR=1.4; 95% CI:0.62-3.36; p=0.523). Nutritionist from community health center focused in consultation and counseling in effort to increase infant and young child feeding practice.Conclusion: Feeding practices in under-two children in Yogyakarta was already good. Infant and young child feeding practice was not risk factor for wasting in under two years old children at Yogyakarta.