Sebagai salah satu Provinsi di Indonesia, Bali adalah tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Begitu terkenal sehingga seringkali mendapat julukan sebagai tempat wisata terbaik di dunia. Pariwisata di wilayah Bali Selatan berkembang pesat, misalnya di Denpasar, Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Jimbaran, Tabanan dengan pantai Tanah Lot, Hutan Sangeh, Taman Margarana, dan lain-lain. Sementara itu di wilayah Bali Utara kegiatan pariwisatanya kurang berkembang. Berdasarkan program Pemerintah MP3EI maka Bali Utara perlu dikembangkan sektor pariwisatanya. Bangli (di wilayah Bali Utara) adalah satu-satunya Kabupaten dari sembilan Kabupaten di Provinsi Bali yang tidak memiliki kawasan pariwisata dalam tata ruang wilayahnya. Di lain pihak, Kabupaten Bangli memiliki cukup banyak tempat daya tarik wisata termasuk ekowisata. Daya tarik wisata tersebut antara lain adalah Desa Adat Panglipuran, Pura Kehen, Pura Dalem Jawa (Langgar), Desa Tradisional Bayung Gede, Taman Bali Raja, Agrowisata Kopi Arabika dan Jeruk, Ekowisata Bukit Bangli, Desa Wisata Tamansari, dan Bukit Jati. Pada umumnya metode penelitian dengan tema pariwisata adalah bersifat kualitatif. Namun, dengan kombinasi metode pendekatan geospasial berupa tinjauan tata ruang wilayah, di antaranya tinjauan terhadap fungsi dan peruntukan wilayah dan kawasan, makalah ini menguraikan kajian geospasial tematik pariwisata, dengan berbagai aspek pendukung dan kendalanya, untuk mengetahui potensi dan peluang pengembangan ekowisata di Kabupaten Bangli.Kata Kunci: tata ruang wilayah, geospasial, pariwisata, ekowisata, kabupaten Bangli.ABSTRACTAs one of the provinces in Indonesia, Bali is a famous tourist place in the world. So famous that it is often dubbed as the best tourist attractions in the world. Tourism is rapidly growing in the area of South Bali, for example in Denpasar, Kuta Beach, Sanur Beach, Jimbaran Beach, Tabanan with its Tanah Lot, Sangeh Forests, Parks of Margarana, and others. Meanwhile in the region of North Bali tourism activities are underdeveloped. Under the government program MP3EI the North Bali tourism sector should be developed. Bangli (in the North Bali area) is the only regency of the nine regencies in the province of Bali that do not have any tourist area in the spatial region. On the other hand, Bangli regency has enough places including eco-tourism attractions. The attractions include the traditional village Panglipuran, Kehen Pura, Pura Dalem Java (a small mosque), Gede Bayung Traditional Village, Bali Taman Raja, Agro Arabica Coffee and Oranges, Bukit Bangli Ecotourism, Tourism Village Tamansari, and Bukit Jati. In general, the theme of tourism research method is qualitative in nature. However, the combination of geospatial approach to the spatial form of review, including review of the functions and allocation of territories and regions, this paper describes the study of geospatial thematic tourism, with the various aspects of support and barriers, to find out the potential and opportunities of tourism development in the Regency of Bangli.Keywords: regional spatial planning, geospatial, tourism, ecotourism, Bangli regency