Akhmad Riqqi, Akhmad
Kelompok Keahlian Inderaja Dan Sains Informasi Geografis, Institut Teknologi Bandung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMBANGUNAN MODEL BASISDATA SPASIAL DARI FENOMENA PENURUNAN TANAH DI INDONESIA Hafidzah, Dinni Sanni; Abidin, Hasanuddin Z; Andreas, Heri; Riqqi, Akhmad
JURNAL ILMIAH GEOMATIKA Vol 21, No 1 (2015)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.491 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2015.21-1.462

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang kota-kota besarnya terkena dampak dari penurunan tanah. Fenomena penurunan tanah biasa terjadi di daerah-daerah yang memiliki tingkat urban development tinggi seperti DKI Jakarta, Bandung dan Semarang. Pemantauan fenomena penurunan tanah ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan metode geodetik yaitu survei sipat datar (levelling), survei GPS, survei gaya berat mikro dan Interferometric Synthetic Aperture Radar(InSAR). Informasi-informasi mengenai penurunan tanah ini dapat digunakan sebagai bahan perumusan kebijakan maupun pengambilan keputusan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kebumian serta hal-hal lainnya apabila disimpan serta dipergunakan secara tepat guna. Data-data spasial serta informasi pendukung dari penurunan tanah di Indonesia ini belum memiliki suatu sistem sebagai media pengelolaan data. Tujuan penelitian ini adalah perancangan model basisdata untuk fenomena penurunan tanah yang terdiri dari tiga tahap yaitu perancangan basisdata konseptual, logikal dan fisikal. Hasil perancangan basisdata kemudian disimpan pada perangkat lunak PostgreSQL/PostGIS sebagaiDatabase Management System. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa untuk membangun suatu model basisdata spasial membutuhkan tahapan yang panjang antara lain inventarisasi data, perancangan model basisdata, dan pembangunan basisdata.Pembangunan suatu basisdata spasial inidiharapkan dapat membantu dalam pengorganisasian data-data spasial dari fenomena penurunan tanah di Indonesia. Kata kunci: penurunan tanah, DBMS, basisdata spasialABSTRACTIndonesia’s big cities have been affected by land subsidence phenomenon. This land subsidence phenomenon usually occurs in areas that have a high urban development, such as DKI Jakarta, Bandung, and Semarang. Monitoring of land subsidence phenomenon can be done by utilizing the geodetic method such as levelling survey, GPS survey, micro-gravity survey, and Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR). Information about land subsidence can be used as policy formulation and decision-making on various matters relating to the Earth issues and other matters if it stored and used properly. Spatial data and other information of land subsidence in Indonesia does not yet have a data management system. The purpose of this study is designing database models for land subsidence phenomenon which is consists of three stages: conceptual database design, logical, and physical. Results of the database design are stored in the PostgreSQL/PostGIS software as Database Management System. Moreover, it can be concluded that in order to build a model of spatial database requires a long stage include data inventory, data model design, and database development.Development of a spatial database model is expected to help in organizing the spatial data of land subsidence phenomenon in Indonesia.Keywords: land subsidence, DBMS, spatial database
KONTROL KUALITAS DALAM ALUR PRODUKSI KARTOGRAFI PETA RBI DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Hakim, Yofri Furqani; Riqqi, Akhmad; Harto, Agung Budi
GEOMATIKA Vol 20, No 1 (2014)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/JIG.2014.20-1.32

Abstract

Alur produksi kartografi dalam sistem pengelolaan informasi geospasial terpadu yang menghasilkan Peta RBI memerlukan mekanisme kontrol yang selama ini tidak dijalankan. Selain itu, adanya kebutuhan kualitas Peta RBI sesuai amanat pasal 49 ayat (1) dan (2) Undang-undang No. 4 tahun 2011 yang mengharuskan adanya penyusunan prosedur kontrol kualitas dan penjaminan kualitas (QC/QA) namun selama ini belum secara eksplisit dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar produksi kartografi Peta RBI yang ada dalam Dokumen SNI No. 6502.3-2010, tentang Spesifikasi Penyajian Peta RBI Skala 1 : 50.000, tidak dapat dijadikan acuan dalam penyusunan prosedur kontrol kualitas dan penjaminan kualitas (QC/QA). Dokumen Katalog Unsur Geografi (KUG) juga harus dilakukan perbaikan mengenai kodefikasi unsur geografis dan penambahan atribut simbol. Sistem indeks Peta RBI skala besar yang ada dalam dokumen Spesifikasi Teknis Penyajian Peta RBI Skala Besar (SPR 77) harus disusun ulang secara sistematis cakupan dan penamaan/penomorannya. Prosedur kontrol kualitas (QC) disusun pada 9 tahapan produksi kartografi dan penjaminan kualitas (QA) dilakukan berdasarkan hasil kontrol kualitas pada 9 tahapan produksi kartografi Peta RBIKata kunci: kartografi, peta RBI, standar dan prosedur kartografi, kontrol kualitas, penjaminan kualitasABSTRACT     Cartographic production line within an integrated geospatial information management system that produces Topographic Map requires a control mechanism. In addition, the need for the quality of Topographic Map of Indonesia, which is amandated by Article 49 paragraph (1) and (2) of Act No.4 In 2011, requires also quality control and quality assurance (QC/QA) procedures however it has not been explicitly implemented. The results of this study showed that the standards of cartographic production of Indonesian Topographic Map in the SNI (Standar Nasional Indonesia) Document No.6502.3-2010, about Presentation Specifications of Indonesian Topographic Map Scale 1:50.000, can not beused as a reference in the preparation of quality control and quality assurance (QC/QA) procedures. Document of KUG (Katalog Unsur Geografi) should also be improved on geographic features codefication and addition of attributes table for the feature symbols. Large scale Indonesian Topographic Map Index existing in the technical specifications document of Large Scale Topographic Maps Presentation (SPR 77) should be rearranged systematically both the coverage distribution and the naming or numbering. Quality control procedures (QC) arranged in 9 stages of cartographic production line and quality assurance (QA) is performed based on the results of quality control procedures.Keywords: cartography, indonesian topographic map, cartographic standards and procedures, quality control, quality assurance
PERANCANGAN POTENSI LOKASI JEJARING STASIUN PEMANTAU KUALITAS UDARA DI DAERAH URBAN BERBASIS DATA SPASIAL STUDI KASUS DI DKI JAKARTA Riqqi, Akhmad; Fawaid, Ahmad; Driejana, Driejana
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.292 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2019.21-1.876

Abstract

Kota besar seperti Jakarta memiliki masalah dalam mengelola kualitas udaranya. Dampak pencemaran udara akan mengakibatkan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat. Dalam rangka pengendalian pencemaran udara diperlukan model jaringan stasiun pemantauan kualitas udara. Penelitian pemodelan jaring stasiun pemantau kualitas udara telah dilakukan untuk mencari lokasi yang potensial bagi stasiun pengamatan kualitas udara yang didasarkan pada model densitas populasi penduduk dan variasi spasial sumber pencemar di wilayah Jakarta. Pemodelan jejaring lokasi berpotensi untuk stasiun pemantauan kualitas udara dilakukan dengan dua pentahapan. Tahapan pertama adalah pemilihan lokasi potensi stasiun. Tahapan kedua adalah penyeleksian lokasi potensi stasiun berdasarkan zonasi, kepadatan penduduk, tutupan lahan sekitar, dan kemudahan akses dan perizinan. Pemodelan jaringan pemantauan kualitas udara menghasilkan luaran zona potensi titik pantau serta 81 titik potensi lokasi pemantauan kualitas udara. Potensi titik-titik tersebut diseleksi dengan mempertimbangkan landuse, jarak antartitik, dan kemudahan perizinan untuk mendapatkan 53 lokasi stasiun pemantauan udara untuk seluruh wilayah DKI Jakarta. Hasil pemodelan ini selanjutnya digunakan untuk menempatkan titik pemantauan kualitas udara pada riset Urban hybriD model for AiR pollution exposure Assessment (UDARA).
PEMODELAN KUALITAS INFORMASI GEOSPASIAL DASAR DI INDONESIA Riqqi, Akhmad; Taradini, Jesika; Effendi, Arief Erman
GEOMATIKA Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.278 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2018.24-1.773

Abstract

Kualitas informasi geospasial pada peta dasar RBI, LPI, dan LLN merupakan informasi yang harus diketahui dan dinyatakan secara jelas untuk menjamin kualitas IG turunannya, yaitu peta tematik. Berdasarkan standar kualitas data geospasial ISO 19157:2013, terdapat 6 elemen kualitas data. Setiap elemen tersebut memiliki jenis dan ukuran kualitas masing-masing, sehingga informasi kualitas yang melibatkan keseluruhan elemen menjadi tidak sederhana. Dibutuhkan suatu pernyataan sederhana untuk menyatakan informasi kualitas yang mudah dipahami oleh pengguna peta. Penelitian ini mengembangkan metode untuk menyusun kelas kualitas peta dasar, dengan melakukan agregasi elemen kualitas pada setiap kategori unsur. Metode agregasi kualitas meliputi perhitungan tanpa bobot dan perhitungan dengan bobot. Pada perhitungan tanpa bobot, setiap elemen kualitas data dan kategori unsur memiliki tingkat kepentingan yang sama; sedangkan pada perhitungan dengan bobot, elemen kualitas data dan kategori unsur yang lebih penting memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan dengan elemen kualitas data dan kategori unsur yang lainnya. Peta dasar hasil evaluasi kualitas (QE) memiliki informasi berupa kelas (antara A+, A, AB, B, BC, dan C) yang menunjukkan tingkat kualitas peta dasar. nilai kelas ini digunakan untuk memudahkan pengguna peta dalam memahami kulitas peta dasar.
PEMIKIRAN SISTEM PEMBAGIAN LEMBAR PETA DAN PENOMORAN LEMBAR PETA DASAR SKALA BESAR DI INDONESIA Riqqi, Akhmad
GEOMATIKA Vol 25, No 1 (2019)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.152 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2019.25-1.856

Abstract

Sistem pembagian dan penomoran lembar Peta Rupabumi Indonesia dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Terstruktur karena disusun berdasarkan suatu pola tertentu yang melibatkan peta dengan skala yang berbeda. Sistematis karena penyusunan lembar peta dan penomorannya disusun menggunakan suatu sistem dimana antar lembar peta disusun secara teratur dan saling berkaitan, baik pada lembar peta di skala yang sama maupun pada skala yang berbeda. Secara nasional sistem pembagian lembar peta dan penomoran lembar peta di Indonesia baru terstandar hingga skala 1:10.000. Paper ini akan menjelaskan sistem penomoran lembar Peta RBI, mulai dari skala kecil hingga menengah, dan menjelaskan usulan pembagian dan penomoran lembar peta untuk peta skala besar. Pembagian lembar peta RBI dari skala kecil hingga skala menengah mengikuti SNI Penyajian Peta Rupabumi, sedangkan untuk grid muka peta skala besar dilakukan dengan menyusun ukuran grid dan menyusun sistem penomoran lembar peta. Penyusunan grid muka peta dan penomorannya disusun secara runut dari skala 1:10.000 hingga 1:1.000. Pembagian grid 1:5000 hingga 1:1.000 dilakukan dengan membagi empat bagian dari skala diatasnya, sedangkan sistem penomoran disusun secara runtun dari skala 1:250.000 hingga 1:10.000 berkesesuaian dengan sistem penomoran lembar peta yang sudah ada, untuk penomoran grid di skala 1:5.000 hingga 1:1.000 searah jarum jam dari 1 hingga 4. Telah diperoleh sistem pembagian lembar peta skala besar mulai 1:5000, 1:2500, dan 1:1000 yang terstruktur dan sistem penomoran yang sistematis dari mulai skala kecil hingga skala besar.
BASIS DATA DAN WEBGIS EMISI UDARA DENGAN SUMBER EMISI UDARA DARI SEKTOR DOMESTIK (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG) Lionar, Aulia L.; Riqqi, Akhmad; Driejana, R.
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi tingkat polusi emisi udara dapat dilakukan menggunakan inventori emisi. Emisi udara dari sektor domestik dapat dilihat distribusinya secara spasial dengan menggunakan penggabungan antara inventori emisi dengan sistem informasi geografis (GIS). Hasil inventori emisi udara disajikan menggunakan GIS dalam format sistem grid ukuran 30? x 30? dengan produk akhir peta emisi udara. Namun dalam  penyajian informasi emisi udara membutuhkan pengetahuan mengenai geospasial. Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan aplikasi pengelolaan data emisi udara sektor domestik dengan web GIS sebagai bagian dalam sistem inventori emisi udara. Inventori emisi udara sektor domestik yang dilakukan disimpan pada sistem grid skala ragam untuk standardisasi data. Inventori emisi yang digunakan berasal dari sumber area dengan sumber emisi berasal dari perumahan. Metode penelitian ini dilakukan dengan membuat basis data sebagai penyimpanan dan pengolahan data emisi udara sektor domestik ke dalam sistem grid serta web GIS untuk visualisasi data. Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi basis data dan web GIS yang memiliki kemampuan untuk penyajian database berupa query dan penyajian informasi emisi udara dalam sistem grid dengan ukuran 30?x30?.
The Mapping of Quantitative Carrying Capacity Using Multi-Scale Grid System (Case Study: Water-Provisioning Ecosystem Services in Greater Bandung, West Java, Indonesia) Dini Aprilia Norvyani; Akhmad Riqqi; Agung Budi Harto; Sitarani Safitri
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 25 No. 1 (2018): January 2018
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.919 KB) | DOI: 10.4308/hjb.25.1.40

Abstract

Spatial modelling using multi-scale grid system is adopted to determine the threshold and distribution pattern of regional carrying capacity. Water-provisioning service is used as a quantitative approach. Closed system was applied in which it was based solely on the potential of existing resources in the region without taking in to account the flow of material in or out of the system. Steps being taken include the distribution of water demand – of land and domestics – and supply; and the determination of carrying capacity status based on the threshold of water-provisioning services. A grid system with 5″×5″ resolution is used to accommodate the various sets and scale, of data. The result shows, 82.29% of Sumedang Regency; 68.43% of Cimahi City; 61.29% of Bandung City; 60.51% of Bandung Barat Regency; and 57.34% of Bandung Regency are still able to fulfil the demands of the population.
Basis Data dan WebGIS Emisi Udara Dengan Sumber Emisi Udara Dari Sektor Domestik (Studi Kasus: Kota Bandung) Aulia L. Lionar; Akhmad Riqqi; R. Driejana
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi tingkat polusi emisi udara dapat dilakukan menggunakan inventori emisi. Emisi udara dari sektor domestik dapat dilihat distribusinya secara spasial dengan menggunakan penggabungan antara inventori emisi dengan sistem informasi geografis (GIS). Hasil inventori emisi udara disajikan menggunakan GIS dalam format sistem grid ukuran 30" x 30" dengan produk akhir peta emisi udara. Namun dalam  penyajian informasi emisi udara membutuhkan pengetahuan mengenai geospasial. Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan aplikasi pengelolaan data emisi udara sektor domestik dengan web GIS sebagai bagian dalam sistem inventori emisi udara. Inventori emisi udara sektor domestik yang dilakukan disimpan pada sistem grid skala ragam untuk standardisasi data. Inventori emisi yang digunakan berasal dari sumber area dengan sumber emisi berasal dari perumahan. Metode penelitian ini dilakukan dengan membuat basis data sebagai penyimpanan dan pengolahan data emisi udara sektor domestik ke dalam sistem grid serta web GIS untuk visualisasi data. Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi basis data dan web GIS yang memiliki kemampuan untuk penyajian database berupa query dan penyajian informasi emisi udara dalam sistem grid dengan ukuran 30"x30".