Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KUAT TEKAN TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI YANG DISTABILISASI PADA INDEKS LIKUIDITAS 0.5 DAN 0.75 MENGGUNAKAN SEMEN Purwana, Yusep Muslih; Dananjaya, Raden Harya
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.379 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i2.1530

Abstract

Tanah lempung plastisitas tinggi diklasifikasikan sebagai tanah lunak dengan daya dukung dan kekuatan yang rendah. Stabilisasi tanah dibutuhkan untuk meningkatkan sifat tekniknya. Pencampuran tanah menggunakan semen telah dilakukan untuk menstabilisasi tanah ini. Pengaruh semen dan faktor air semen terhadap kuat tekan tanah dengan masa perawatan yang berbeda telah diinvestigasi. Uji kuat tekan bebas tanah (UCS) dilakukan pada tanah yang distabilisasi dengan kandungan semen 5%, 10%, dan 15% dari berat basah tanah dengan faktor air semen 20%, 25%, 30%, dan 35% dari berat semen. Masa perawatan sampel adalah 0, 3, 7, dan 14 hari. Tanah distabilisasi pada indeks likuidtias 0.50 dan 0.75. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi semen yang digunakan, maka semakin besar peningkatan kuat tekan tanah, namun sebaliknya semakin tinggi faktor air semen yang digunakan, maka kuat tekan tanah semakin berkurang. Selain itu, tanan yang distabilisasi pada indeks likuiditas yang lebih rendah memberikan kuat tekan yang lebih tinggi. Kuat tekan tanah tertinggi dicapai pada campuran semen 15% dengan faktor air semen 20% yang distabilisasi pada indeks likuiditas 0.50, dimana kuat tekan tanah meningkat hingga 29.5 kali dari kuat tekan semula.
ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GABION Prayitno, Rendi Teguh; Setiawan, Bambang; Dananjaya, Raden Harya
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.614 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i1.36971

Abstract

Perkuatan tambahan pada lereng diperlukan agar tidak terjadi kelongsoran. Aplikasi struktur perkuatan tambahan pada lereng yang sering digunakan adalah gabion. Penelitian ini membahas angka keamanan (safety factor/SF) pada lereng bertingkat dengan pemodelan tipe gabion. Analisis dilakukan dengan metode elemen hingga dengan menggunakan bantuan program Plaxis. Data analisis menggunakan kombinasi permodelan gabion gravitasi dan gabion terramesh pada tingkatan lereng dengan data tanah hasil korelasi N-SPT. Hasil analisis didapatkan peningkatan angka keamanan diperkuat gabion ditunjukkan pemobelan gabion terramesh dengan panjang angkur 6 m dan kelandaian 72° pada lereng atas dan lereng bawah sebesar 55,18%.
ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri) Kalimanto, Demarda; Surjandari, Niken Silmi; Dananjaya, Raden Harya
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.468 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i2.36999

Abstract

Kabupaten Wonogiri jika ditinjau dari pemetaan tanah merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki potensi longsor tinggi dikarenakan memiliki kenampakan tanah berbentuk lereng dan perbukitan. Kemiringan tanah, curah hujan dan infrastruktur diatas tanah menyebabkan beban semakin berat sehingga meningkatkan potensi terjadi bencana tanah longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hujan harian maksimum bulanan dan beban lalu lintas terhadap stabilitas lereng di Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri. Data hujan yang dihitung sebagai beban lereng diamati pada bulan basah selama periode sepuluh tahun dari 2004 - 2013. Data beban lalu lintas didasarkan pada kriteria jalan. Variasi kemiringan lereng 30°, 45°, 60° dan kemiringan asli lereng yaitu 42°. Perhitungan infiltrasi air hujan yang masuk ke dalam tanah menggunakan metode Green-Ampt. Analisis stabilitas lereng menggunakan metode finite element. Hasil analisis stabilitas lereng dengan kondisi sebelum hujan dan setelah hujan terjadi penurunan. Penurunan nilai faktor keamanan diakibatkan adanya hujan, beban diatas lereng, dan kemiringan lereng. Pada kemiringan 60° menunjukkan nilai faktor keamanan (SF) dibawah SF kritis sebesar 1,25 sehingga lereng dengan kemiringan sudut 60° memiliki potensi untuk tanah longsor.
PENGARUH TINGGI, KEDALAMAN PONDASI MESIN JENIS BLOK DAN PARAMETER TANAH BERBUTIR HALUS TERHADAP AMPLITUDO Gunawan, Hendry; Dananjaya, Raden Harya; Setiawan, Bambang
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): September 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.174 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i3.36703

Abstract

Pondasi yang menopang mesin dapat dipengaruhi oleh getaran yang disebabkan gaya-gaya mesin yang tidak seimbang dan juga oleh berat statis dari mesin tersebut. Jika getaran-getaran mesin berlebihan maka dapat merusak mesin dan memberikan pengaruh yang merugikan pada bangunan atau orang yang bekerja dekat mesin tersebut. Analisis tentang kestabilan pondasi mesin jenis blok yang dipengaruhi tinggi, kedalaman pondasi dan parameter tanah berbutir halus diperlukan untuk mengetahui besarnya amplitudo yang terjadi diakibatkan oleh mesin supaya tidak merugikan bangunan atau orang yang bekerja di dekat mesin tersebut. Analisis perhitungan amplitudo menggunakan metode Lump Parameter System. Hasil dari analisis ini menunjukkan bawah semakin tinggi pondasi mesin mengakibatkan amplitudo vertikal, amplitudo horisontal, dan amplitudo rocking semakin kecil. Semakin dalam kedalaman pondasi amplitudo vertikal dan horisontal semakin kecil, sedangkan amplitudo rocking semakin besar. Semakin besar berat isi tanah, angka poisson, dan modulus geser tanah mengakibatkan amplitudo vertikal dan horisontal semakin kecil, sedangkan amplitudo rocking semakin besar. Dimensi pondasi 5 ? 3 ? 1 m dengan kedalaman pondasi 1 m, berat isi tanah = 14 kN/m3, angka poisson = 0,4, dan modulus geser tanah = 25000 kN/m2 menghasilkan amplitudo vertikal = 2,08 ? 10-06 m, amplitudo horisontal = 2,23 ? 10-06 m, dan amplitudo rocking = 8,88 ? 10-09 rad.
PENGARUH POLA PADA DRAINASE VERTIKAL SATU ARAH MENGGUNAKAN KOLOM PASIR PADA TANAH LUNAK Kurniawan, Elang Fajar; Setiawan, Bambang; Dananjaya, Raden Harya
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.958 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36545

Abstract

Tanah lunak merupakan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah, indeks plastisitas tanah yang tinggi, dan proses penurunan tanah yang cukup lama. Penurunan yang terjadi sering kali tidak merata, tergantung dari beban yang diterima oleh tanah tersebut. Ada beberapa metode yang sudah dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah metode drainase vertikal. Drainase vertikal berfungsi untuk mempercepat proses dari keluarnya air yang ada di dalam tanah lunak. Metode pemasangan drainase vertikal di lapangan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pola segitiga dan pola segiempat. Penelitian ditujukan untuk melihat perbedaan perilaku pemasangan drainase vertikal dengan pola segitiga dan pola segiempat pada tanah lunak yang dilihat selama 4 minggu atau 28 hari. Pengujian diantaranya konsolidasi dan penurunan. Hasil terbesar terjadi pada model uji pola segitiga + beban dengan nilai Cc dan Cv sebesar 0,810 dan 0,071 cm2/detik. Penurunan yang terjadi pada model uji pola segitiga + beban paling cepat yaitu lebih besar 14,82 % dan 6,90 % dari model uji tanpa drainase vertikal + beban + beban dan model uji pola segiempat + beban. 
PENGARUH LUAS PENAMPANG PONDASI MESIN JENIS BLOK DAN PARAMETER TANAH BERBUTIR HALUS TERHADAP AMPLITUDO Syahidi, Shofa; Dananjaya, Raden Harya; Setiawan, Bambang
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (961.515 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36861

Abstract

Konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun hingga tahun 2020. Dengan keterbatasan energi ini menuntut kita harus bisa memanfaatkan energi mikro hidro. Mikro hidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Energi mekanik dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Pondasi dinamis dirancang mampu menerima beban yang bersifat dinamis yang ditimbulkan dari gerakan mesin seperti rotasi, gerakan vertikal, gerakan horizontal dan torsi. Gerakan-gerakan tersebut akan diredam oleh pondasi sehingga tidak menimbulkan getaran pada mesin di sekitarnya dan manusia yang bekerja disekeliling mesin. Penelitian ini menganalisis pondasi mesin jenis blok untuk mesin turbin tipe HLA575C-WJ-62 dengan variasi panjang 0,5 m dan lebar pondasi 0,5 m serta variasi parameter tanah berbutir halus yaitu berat isi (g) 0,5 kN/m3, modulus geser (G) 2500 kN/m2, dan poisson rasio (?) 0,05. Metode analisa pada penelitian ini adalah lump parameter system, sistem yang digunakan untuk memperkaku blok pondasi dengan menggunakan massa, pegas dan dashpot. Hasil penelitian ini didapat bahwa, semakin besar panjang pondasi (L) maka semakin kecil amplitudo vertikal, horizontal, dan rocking. Semakin besar lebar pondasi (B) maka semakin kecil amplitudo vertikal, horizontal, dan rocking. Modulus geser (G) semakin besar maka semakin besar amplitudo vertikal dan amplitudo rocking. Poisson rasio (?) semakin kecil maka semakin kecil amplitudo vertikal dan amplitudo horizontal. Berat isi tanah (g) semakin kecil maka semakin kecil amplitudo vertikal, amplitudo horizontal, dan amplitudo rocking. Perubahan berat isi tanah tidak menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap amplitudo.
PEMETAAN ANGKA KEAMANAN LERENG DENGAN PENGARUH CURAH HUJAN DATA TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSION Dwinanda, Ramadhani Febrian; Dananjaya, Raden Harya; Hadiani, Raden Roro Rintis
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2018): Juni 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.322 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i2.36577

Abstract

Tanah longsor sudah menjadi bencana alam yang relatif sering terjadi di Indonesia. Curah hujan di Indonesia tergolong tinggi dan berpotensi memicu kelongsoran. Daerah rawan longsor dapat diketahui dengan peta safety factor. Saat ini teknologi sangat berkembang sehingga peta SF dapat dikembangkan dengan mudah. Masyarakat dapat lebih waspada dengan mengakses peta SF. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat peta keamanan lereng Bukit Ganoman dengan pengaruh curah hujan data Tropical Rainfall Measuring Mission.Pembuatan peta SF pada penelitian ini memerlukan parameter tanah seperti nilai kohesi (c) dan sudut gesek tanah (φ) dari sampel tanah tidak terganggu. Penelitian ini juga memanfaatkan data sekunder sifat mekanis tanah penelitian sebelumnya. Data curah hujan hasil observasi satelit TRMM menjadi sumber nilai curah hujan. Curah hujan ini diuji homogenitas RAPS dan dianalisis dengan metode Green-Ampt untuk mendapatkan kedalaman tanah jenuh. Data ketinggian dan kemiringan didapat dari ASTER GDEM. Analisis kestabilan lereng menggunakan program GeoStudio. Selanjutnya, nilai-nilai SF yang didapat dari program GeoStudio diolah untuk pembuatan peta kerawanan longsor. Semakin kecil nilai SF, maka semakin tinggi risiko kelongsoran.Hasil penelitian pemetaan SF menunjukkan daerah Bukit Ganoman, Desa Koripan, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, memiliki beberapa titik yang rawan longsor. Lokasi pemukiman dan persawahan berada di daerah stabil (SF > 1,25), namun perkebunan memiliki beberapa titik dengan SF kategori kritis dan labil. Terdapat badan Jalan Raya Matesih - Tawangmangu yang berada di titik dengan SF labil (SF < 1,07) dimana lokasi tersebut mengalami kelongsoran sehingga penelitian ini terbukti cukup valid untuk dijadikan acuan mitigasi bencana tanah longsor di Bukit Ganoman.
SOIL CEMENT MIXING COLUMN SEBAGAI PERKUATAN PADA TANAH DASAR LUNAK Umar, Abdulloh; Setiawan, Bambang; Dananjaya, Raden Harya
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): September 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.155 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i3.36711

Abstract

Permasalahan subgrade akan muncul jika subgrade merupakan tanah lunak. Perlu dilakukan perkuatan atau perbaikan tanah agar tanah dapat digunakan untuk pembangunan. Salah satu metode yang menarik yaitu metode untuk memperbaiki tanah lunak kohesif dengan cara membuat kolom semen-tanah seperti soil mixing column dengan pencampuran insitu. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perilaku penambahan soil mixing column terhadap lendutan pada tanah dasar (subgrade) lunak, dan membandingkan lendutan antara pengamatan dengan pendekatan menggunakan rumus Hetenyi (1974). Metode penelitian yang digunakan yaitu pemodelan skala laboratorium. Sampel tanah dibedakan menjadi 4 macam Variasi, yaitu: tanah lunak tanpa perkuatan (varasi A), dengan perkuatan soil mixing column (Variasi B), dengan penambahan subbase di atas perkuatan (Variasi C), dan dengan penambahan base course di atas subbase (Variasi D). Pengujian lendutan dilakukan dengan meletakkan pelat besi di atas setiap Variasi kemudian dibebani dengan beban berulang baik pada posisi sentris pelat maupun posisi eksentris pelat. Dial gauge sebanyak 5 buah diletakkan di atas pelat untuk membaca lendutan yang terjadi saat uji pembebanan. Hasil penelitian ini menunjukan perkuatan soil mixing column (Variasi B) mampu mereduksi lendutan yang terjadi sebesar 59,77% (untuk beban sentris) dan 59,85% (untuk beban eksentis) terhadap lendutan pelat diatas tanah tanpa perkuatan (Variasi A). Perbandingan lendutan antara pengamatan dengan metode pendekatan rumus Hetenyi (1974) secara menunjukkan grafik lendutan yang hampir sama dan nilai lendutan lebih besar bila dibandingkan degan pendekatan Hetenyi.
ANALISIS PROBABILISTIK BAHAYA GEMPA PADA BENDUNGAN WADASLINTANG Dewi, Rahma Kusuma; Purwana, Yusep Muslih; Dananjaya, Raden Harya
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.711 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36544

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan dengan tingkat intensitas kegempaan yang cukup tinggi, terlihat dari lokasinya yang berdekatan dengan sumber-sumber gempa diantaranya, zona subduksi, sesar (fault) yang aktif, dan cinicin api pasifik (gunung berapi) yang tersebar di sepanjang negara kepulauan ini. Diantara beberapa pulau di Indonesia, Pulau Jawa menjadi salah satu pulau dengan aktivitas seismik yang tinggi. Pulau dengan jumlah penduduk paling banyak, sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan industri menjadikan Jawa mempunyai tingkat resiko kerusakan bangunan dan infrastruktur yang cukup tinggi. Salah satu bangunan yang mempunyai tingkat resiko tinggi adalah bendungan urugan. Penelitian ini akan mengevaluasi bahaya gempa pada salah satu bendungan besar Indonesia yaitu Bendungan Wadaslintang. Bendungan ini terletak di perbatasan 3 kabupaten besar yaitu Kabupaten Kebumen, Purworejo dan Wonosobo. Bendungan ini dibangun pada tahun 1982 sampai 1987, dengan tinggi 116 m. Mengingat usia bendungan yang mencapai 31 tahun serta potensi gempa yang cukup tinggi, maka perlu adanya evaluasi terbaru mengenagi resiko gempa di Bendungan Wadaslintang. Analisis ini menggunakan metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) dengan bantuan software R-Crisis 2018. Hasil analisis PSHA menunujukkan nilai percepatan tanah maksimum di lokasi tinjuan dengan periode ulang 500, 2.500, dan 10.000 tahun sebesar 0,22 g; 0,35 g dan 0,52 g. Hasil dari proses deagregasi menunjukkan besaran dan jarak gempa yang paling berpengaruh terhadap Bendungan Wadaslintang sebesar 6,87 – 7,13 Mw dan jarak 0-33 km. Hasil pencarian ground motion, didapatkan bahwa Gempa Irpinia, Italia (1980) mempunyai kriteria yang sama dengan lokasi tinjuan sesuai hasil deagregasi.  
ANALISIS PERKUATAN SOIL NAILING SEBAGAI METODE PERBAIKAN STABILITAS LERENG Hanif, Fawwaz; Setiawan, Bambang; Dananjaya, Raden Harya
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.575 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36860

Abstract

Perbaikan stabilitas lereng dapat mengurangi resiko kelongsoran yang mungkin terjadi. Permasalahan yang sering dijumpai adalah terbatasnya lahan, biaya konstruksi, dan durasi pekerjaan. Salah satu metode untuk perkuatan lereng adalah soil nailing. Metode ini sudah banyak digunakan pada beberapa kasus perbaikan stabilitas lereng. Analisis SF menggunakan metode Fellenius dengan bantuan metode kesetimbangan batas kemudian diperiksa stabilitas internal dan eksternalnya. Penelitian ditujukan untuk menganalisis pengaruh sudut kemiringan lereng, panjang nail, dan bentuk lereng terhadap nilai safety factor (SF) lereng sehingga didapat desain yang efisien. Kondisi efisien ditentukan dari variasi dengan kebutuhan jumlah tulangan paling sedikit namun tetap memenuhi stabilitas internal maupun eksternal. Hasil penelitian didapat bahwa perubahan sudut kemiringan lereng dari 60o menjadi 90o dapat menurunkan SF sebesar 52,6%. Pertambahan panjang nail dari 8 m menjadi 10 m meningkatkan SF rata-rata sekitar 14,8% sedangkan dari 10 m menjadi 12 m meningkat sebesar 11,3%. Pertambahan panjang nail dari 8 m menjadi 12 m meningkatkan SF rata-rata sekitar 27,9%. Perubahan bentuk lereng dari tanpa trap menjadi satu trap dengan bench selebar 4 m pada setengah tinggi lereng dapat meningkatkan SF sekitar 23,2%. Perubahan bentuk lereng ini juga dapat memperlebar bidang longsor kritis di bawah lereng dan menurunkan stabilitas internal tulangan.