Sanitasi dasar rumah yang terpelihara dengan baik serta perilaku buang air besar masyarakat menjadikan salah satu faktor mengurangi penyakit. Wilayah pesisir sebagai contoh daerah yang masih kurang dalam penyediaan jamban yang menjadi pemicu masyarakat buang air besar sembarangan. Angka kesakitan diare di Desa Gisik Cemandi tahun 2020-2021 meningkat 11,6%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sanitasi dasar rumah dan perilaku buang air besar terhadap kejadian diare. Penelitian ini menggunakan metode case control. Besar sampel kasus sebanyak 46 rumah dan sampel kontrol 46 rumah menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data memakai lembar observasi dan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian mendapatkan bahwa sebagian besar rumah tangga telah memiliki fasilitas sanitasi dasar yang baik (kasus=95,7%, kontrol=97,8%). Namun terdapat 39,1% kelompok kasus yang memilki perilaku kurang baik. Rumah tangga dengan perilaku buang air besar kurang, berisiko 3,58 kali lebih besar untuk mengalami diare (OR=3,58; 95% CI 1,32-9,73). Pada penelitian ini tidak diperoleh hubungan signifikan antara sanitasi dasar dengan diare (p-value=1,000). Penelitian mendapatkan bahwa perilaku buang air yang tidak baik merupakan faktor risiko terhadap kejadian diare. Perbaikan perilaku melalui peningkatan pengetahuan menjadi perioritas utama untuk menurunkan kejadian diare.