Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan dan Kebidanan Nusantara (JKN)

Peran AI dalam Mengatasi Tantangan Diagnosis Dini Autisme: Solusi Teknologi dan Implikasinya Ni Luh Bella Dwijaksara; Safrian Andromeda
Jurnal Kesehatan dan Kebidanan Nusantara Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan dan Kebidanan Nusantara (JKN)
Publisher : CV. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69688/jkn.v2i2.110

Abstract

Diagnosis dini gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD) merupakan langkah krusial dalam memastikan intervensi yang efektif dan meningkatkan kualitas hidup individu yang terdampak. Namun, proses ini kerap menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses ke tenaga profesional, waktu yang diperlukan untuk evaluasi menyeluruh, dan risiko kesalahan diagnosis akibat keterbatasan subjektivitas penilaian manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi tantangan tersebut dengan mengeksplorasi peran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam mendukung diagnosis dini autisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup tinjauan literatur sistematis dan analisis studi kasus implementasi teknologi AI dalam diagnosis medis, khususnya pada autisme. Berbagai teknik AI, seperti pembelajaran mesin (machine learning), analisis video, dan pengolahan bahasa alami (natural language processing), diidentifikasi dan dievaluasi untuk menilai keefektifannya dalam mendeteksi gejala autisme sejak dini. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan ahli medis dan pengembang teknologi untuk memahami tantangan dan peluang integrasi AI dalam praktik diagnosis.Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi dan keterbatasan AI dalam diagnosis dini autisme, serta menyusun rekomendasi strategis bagi pengembang teknologi dan tenaga medis dalam mengadopsi AI secara etis dan efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI dapat secara signifikan meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam diagnosis autisme, terutama dalam pengolahan data kompleks yang melibatkan pola perilaku dan interaksi sosial. Namun, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran tenaga medis, karena masih terdapat risiko bias algoritma dan kebutuhan akan penilaian holistik dari seorang profesional. Selain itu, penggunaan AI dalam diagnosis memerlukan regulasi yang ketat serta pelatihan khusus bagi tenaga medis untuk memastikan teknologi ini digunakan dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun AI menawarkan solusi yang menjanjikan untuk tantangan diagnosis dini autisme, implementasinya harus dilakukan dengan pendekatan yang terukur dan berbasis bukti, dengan memperhatikan dampak sosial, etika, dan profesional.