Sukrasno, Sukrasno
Pharmaceutical Biology Research Group, School of Pharmacy, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Antihypertensive Effect of Bay Leaf Extract (Syzygium polyanthum (Wight) Walp., Myrtaceae) Sukrasno, Sukrasno; Anggadiredja, Kusnandar; Dudi, Dudi; Suciatmo, Afifah B.
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 38, No 4 (2013)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bay leaf (Syzygium polyanthum (Wight) Walp., Myrtaceae) has been recently widely used as traditional medicine in addition to its conventional use as seasoning in cooking. Ethanol insoluble fraction of water extract has been tested for its antihypertensive activity. Bay leaf extract tested in this experiment significantly decreased systole and diastole of rat after being induced with ephinephrine compared to control at 36 mg/kg bw (p < 0.01). At 9 mg/kg decreased systole significantly (p< 0.05) but the decrease of diastole was not significant (p < 0.05), while at 18 mg/kg bw the decrease of systole and diastole were both not significant (p < 0.05). The major component of the extract has been isolated and partially identified by UV and IR spectrophotometry and GC-MS, and it is more likely to be a substituted catechin monomer.Keywords: Syzygium polyanthum, ethanol insoluble aqueous extract, antihypertensive activity.AbstrakSelain digunakan secara konvensional sebagai bumbu masak, daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp., Myrtaceae) juga banyak digunakan secara luas sebagai tanaman obat tradisional. Telah dilakukan pengujian aktifitas antihipertensi pada fraksi tidak larut etanol dari ekstrak air daun salam. Ekstrak daun salam yang diujikan pada percobaan ini secara signifikan dapat menurunkan tekanan sistol dan diastol dari tikus yang telah diinduksi oleh epinefrin, dibandingkan dengan tikus kontrol pada 36 mg/kg bb (p< 0,01). Pada konsentrasi 9 mg/kg bb terlihat dapat menurunkan tekanan sistol secara signifikan (p> 0,05), namun tidak menurunkan tekanan diastol secara signifikan (p < 0,05). Sedangkan pada konsentrasi 18 mg/kg bb, penurunan tekanan sistol dan diastol tidak menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05). Komponen utama dari ekstrak telah berhasil diisolasi dan dilakukan identifikasi sebagian menggunakan spektrofotometer UV, spektrofotometer inframerah, dan KG-SM. Hasil identifikasi menunjukkan kemiripan dengan monomer katekin yang tersubstitusi.Kata kunci: Syzygium polyanthum, ekstrak air tidak larut etanol, aktifitas antihipertensi.
Pengaruh Pengolahan Bahan Terhadap Kadar Dan Komponen Minyak Atsiri Rimpang Zingiber Cassumunar Roxb. Wirasutisna, Komar Ruslan; Sukrasno, -; Nawawi, As’ari; Marliani, Lia
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 36, No 1 & 2 (2011)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.772 KB)

Abstract

Minyak atsiri merupakan salah satu komponen Zingiber cassumunar Roxb. yang memiliki aktivitas farmakologi. Sehubungan dengan potensi pemanfaatan minyak atsiri Zingiber cassumunar Roxb. dalam pengembangan obat, diperlukan jaminan terhadap kualitas bahan yang meliputi kontrol terhadap kualitas bahan baku yang digunakan, termasuk kandungan minyak atsirinya. Penghalusan, pengeringan, dan penyimpanan adalah proses penyiapan bahan yang dapat mempengaruhi kadar minyak atsirinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengolahan bahan terhadap kandungan minyak atsiri. Metode penghalusan rimpang segar yang digunakan dalam penelitian ini adalah perajangan (SR) dan penggilingan menggunakan blender (SB). Metode pengeringan yang digunakan adalah pengeringan menggunakan oven 40°C (PO) dan sinar matahari (PM). Sedangkan proses penyimpanan dilakukan dalam tiga tempat berbeda yaitu besek (SSb), karung (SSk), dan keranjang plastik (SSp) selama 14 (A) dan 90 (B) hari. Kadar minyak atsiri setiap sampel ditentukan dan komponennya dianalisa menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM). Uji t-test (α=0,05) terhadap kadar minyak atsiri menunjukkan perbedaan signifikan antara SR dengan PO, PM, SSb B, SSk B, dan SSp B. Hal ini berarti bahwa proses pengeringan dan penyimpanan selama 90 hari mempengaruhi kadar minyak atsiri. Hasil GC-MS menunjukkan komponen utama untuk setiap sampel adalah 4-terpeniol (41,52% - 53,15%), beta-pinene (27,63% - 40,48%), gamma-terpinene (3,97% - 6,02%), alpha-terpinene (1,8% - 2,57%), cis-sabinene hidrate (0,91% - 1,98%), trans-sabinene hidrate (0,85% - 2,08%).
Aktivitas Antijamur Fusarium oxysporum Schlecht dari Tanaman Asli Indonesia Karlina, Yenni; Sukrasno, Sukrasno; Aryantha, I Nyoman Pugeg
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 38, No 3 (2013)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian aktivitas antijamur ekstrak metanol dari tujuh belas simplisia, yaitu rimpang dringo (Acorus calamus L.), umbi lapis bawang putih (Allium sativum L.), rimpang lengkuas (Alpinia galanga (L.) Wild.), rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.), daun kayu manis (Cinamomum burmanii), daun sereh wangi (Cymbopogon nardus), herba urang aring (Eclipta alba), daun sirih (Piper betle L.), daun ketepeng (Cassia alata L.), rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Christin) Rosc.), rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), bunga dan daun cengkeh (Syzygium aromaticum(L.) Merrill and Perry), kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), herba babadotan (Ageratum conyzoides L.),dan daun sirih merah (Piper crocatum ) terhadap pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum Schlecht. Uji aktivitas antijamur menggunakan metode difusi agar dengan menghitung prosentase penghambatan pertumbuhan radial miselium jamur pada hari ke tujuh. Konsentrasi ekstrak metanol yang digunakan untuk uji aktivitas antijamur, yaitu 2,5%, 5%, dan 10%. Ekstrak metanol daun sirih, bunga dan daun cengkeh memiliki aktivitas antijamur tinggi, yaitu 76-100%, Ekstrak metanol kunyit, dringo, temulawak, jahe memiliki aktivitas < 50%. Ekstrak metanol babadotan, bawang putih, lengkuas, ketepeng, temuputih, sereh wangi, sirih merah, manggis, kayu manis, dan urang aring tidak memiliki aktivitas antijamur Fusarium.Kata kunci : Antijamur, Fusarium oxysporium, tanaman obat.AbstractAntifungal activity of methanol extracts from 17 crude drugs, i.e. rhizome of Acorus calamus, bulbs of Allium sativum L, rhizome of Alpinia galanga L., rhizome of Curcuma domestica Val., leaves of Cinamomum burmanii, leaves of Cymbopogon nardus, leaves of Eclipta alba, leaves of Piper betle L., leaves of Cassia alata L., rhizome of Curcuma zedoaria Christin., rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb, rhizome of Zingiber officinale Rosc., flower and leaves of Syzygium aromaticum, peel of Garcinia mangostana, herbs of Ageratum conyzoides, and leaves of Piper crocatum against fungi growth Fusarium oxysporum Schlecht. Antifungal activity was tested using agar diffusion method by calculating the percentage inhibition of fungal mycelium radial growth on the seventh day of incubation. Concentrations of the methanol extracts used were 2.5%, 5%, and 10% w/v. Methanol extract of Piper betle leaf, flower and leaf of clove, had a high antifungal activity 76-100%. Methanol extract of turmeric, dringo, ginger, had activity <50%. Methanol extract of babadotan, garlic, galangal, candle bush, white turmeric, citronella grass, red betel, mangosteen, cinnamon, and bhringraj did not have antifungal fusarium activity.Keyword : Antifungal activity, Fusarium oxysporium , medicinal plants.
Aktivitas Ekstrak Ethanol Daun, Ranting, dan Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana l.) sebagai Tabir Surya secara in vitro Liandhajani, -; Iwo, Maria Immaculata; Sukrasno, -; Soemardji, Andreanus A.; Adnyana, I Ketut
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 36, No 1 & 2 (2011)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.558 KB)

Abstract

Telah banyak penelitian yang dilakukan pada buah Manggis (Garcinia mangostana L.) , kayu maupun kulit buahnya sebagai pengobatan, antara lain diare, antiinflamasi, HIV. Hal ini sehubungan dengan kandungan manggis yang beragam. Zat aktif yang terkandung dalam manggis sangat banyak antara lain tanin, xanthone dan bensofenon glukosida yaitu garmacimangasone D. Kandungan turunan bensofenone diduga mempunyai aktivitas sebagai tabir surya. Dari penelitian sebelumnya telah diketemukan turunan bensofenone dalam kulit buah manggis dan kayunya. Turunan bensofenone telah dimanfaatkan sebagai tabir surya pada sediaan kosmetika, dengan demikian diharapkan turunan bensofenon yang ada dalam manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai juga aktivitas sebagai tabir surya. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas tabir surya pada daun, ranting, dan kulit buah manggis. Mula-mula dilakukan ekstraksi maserasi dengan menggunakan etanol pada simplisia daun, ranting, dan kulit buah manggis. Penetapan ekstrak aktifitas tabir surya yaitu dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 290 hingga 400 nm menggunakan pelarut etanol. Dari peneltian yang telah dilakukan nilai sun protection factor (SPF) ekstrak kulit buah, ranting, dan daun manggis pada konsentrasi 50 μg/ ml adalah 1,967 (pada panjang gelombang 290-382,5 nm); 1,356 (290-332,5 nm) ; 1,286 (290-327.5 nm). Dengan demikian ekstrak kulit buah manggis mempunyai SPF yang relatif lebih tinggi dibanding ranting maupun daunnya.
Efek Antihiperurikemia Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) pada Tikus Putih Wistar Jantan Wahyuningsih, Sri; Yulinah, Ellin; Sukrasno, .; N, Karina
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.783 KB) | DOI: 10.33508/jfst.v2i1.694

Abstract

Antihyperuricemia effectivity had been studying of water extract roselle calyx (Hibiscus sabdariffa L.) in Wistar male rats used at 46.25 mg/kgBW, 92.5 mg/kgBW and 185 mg/kgBW by using uricostatic methods. In uricostatic method had used drug comparison alopurinol 9 mg/kgBW of an induced with potassium oxonate 250 mg/kgBW peritoneally and high purin diet which contained 10% seed of Gnetum gnemon administrations within 14 days. The test of uric acid content had observed on day 1, 7 and 14. The results showed in uricostatic method with alopurinol as drug comparison that water extract of roselle calyx at doses 46,25 mg/kgBW and 185 mg/ kgBW had capability decreased the level of uric acid (p