Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURUTERA (Jurnal Umum Teknik Terapan)

Penataan Kembali Daerah Pusat Kegiatan Bisnis atau Central Bussines District (CBD) Dikota Langsa Asmadi Suria; Eka Mutia; Wan Alamsyah; Ilham Khairi
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 3 No 01 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v3i01.1572

Abstract

Kota merupakan pusat pemukiman dan tempat konsentrasi kegiatan penduduk yang mempunyai batas wilayah administrasi yang diatur dalam perundangan. Central Business District (CBD) adalah bagian kecil dari kota yang merupakan pusat dari segala kegiatan politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Berdasarkan RTRW Kota Langsa, kawasan CBD Kota Langsa terletak di Kecamatan Langsa Kota dengan luas 253,91 Ha. Kawasan Lapangan Merdeka dan sekitarnya perlu dilakukan penataan mengingat pada kawasan tersebut merupakan Pusat Pemerintahan Kota Langsa. Pada sore hingga malam hari, kawasan sekitar lapangan merdeka ramai oleh pedagang, baik pedagang kuliner/pedagang kaki lima maupun permainan anak-anak. Telah diketahui bahwa disana terdapat Pendopo Walikota Langsa dan Pusat Pemerintahan (Sekretariat Daerah Kota Langsa dan DPRK Langsa yang rencana juga akan dipindahkan ke kawasan tersebut), sehingga disekitar kawasan tersebut perlu disterilkan dari pedagang dan permainan anak-anak tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif pemindahan pedagang kuliner dan mainan di lapangan merdeka ke lokasi lain yang masih terjangkau oleh masyarakat dan penataan pola pergerakan dan jaringan jalan di sekitar kawasan Pusat Pemerintahan Kota Langsa.Penelitian ini akan menggunakan Analisa SWOT dan analisa kebutuhan ruang.Lokasi pemindahan dilakukan di sekitar Lapangan Merdeka, karena pusat aktivitas dan kebiasaan masyarakat Kota Langsa ada di titik tersebut, dengan pembagian pedagang kaki lima di koridor jalan Cut Nyak Dhien dari arah sebelah barat Lapangan Merdeka ke SMA Negeri 3 Langsa, Permainan anak dipindahkan ke Lapangan belakang, dan Kawasan di sekitar Lapangan Merdeka dan Pendopo ditiadakan agar kegiatan Pemerintahan tidak terganggu.
Perbandingan Kadar Aspal Hasil Ekstraksi Dengan Campuran Pertamax Ellida Novita Lydia; Asmadi Suria; Fahmi Fahmi
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 4 No 01 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v4i01.1578

Abstract

Perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di bawahnya. Pada pekerjaan perkerasan lentur, kadar aspal pada AMP dansetelah penghamparan mengalami perubahan. Perubahankadaraspaltersebut harus memenuhi batas toleransi berdasarkan spesifikasi Bina Marga 2010 Divisi 6 revisi 3. Untuk mengetahui perubahan kadar aspal maka dilakukan ekstraksi. Untuk melakukan estraksi diperlukan bahan pelarut untuk dapat melarutkan aspal yang tercampur pada agregat. Pertamax merupakan bahan pelarut yang memiliki nilai oktan 92, berwarna biru dan tidak menghasilkan residudari proses pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar aspal hasilekstraksipada AMP (Asphalt Mixing Plant), saat penghamparan (dibelakang asphalt finisher) dan setelah pemadatan lapangan (hasilcore). Aspal yang dipergunakan pada penelitian ini diambil dari lokasi penghamparan dan pemadatan aspal yang terletak di Pidie Jaya yaitu pada jalan lintas Provinsi Banda Aceh – Medan KM 154 + 000. Sampel diuji dalam laboratorium. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh perbandingan kadar aspal hasil ekstraksi sebagai berikut : KA AMP(rata-rata)> KA Finisher(rata-rata)> KA Core Drill(rata-rata) dengan nilai 6, 06 % > 5,93 % > 5,83 %. Deviasi kadar aspal rata-rata setelah ekstraksi dari AMP, Asphalt finisherdan Core Drillsebesar 0,06% dan masih dibawah batas toleransi spesifikasi Bina Marga 2010 revisi 3.
Pemanfaatan Limbah Pecahan Keramik Sebagai Agregat Kasar Campuran dan Pengaruhnya Terhadap Kuat Tekan Beton Asmadi Suria; Ipak Neneng MB; Wan Alamsyah
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 4 No 01 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v4i01.1581

Abstract

Dalam pekerjaan konstruksi, sering ditemui sisa material/bahan bangunan yang tidak terpakai, dibuang sebagai limbah. Jika limbah tersebut dibuang secara sembarangan, maka dapat menimbulkan permasalahan baru terhadap lingkungan. Limbah pecahan keramik adalah salah satu contoh limbah yang dihasilkan dari pabrik keramik atau hasil pekerjaan konstruksi bangunan. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui apakah limbah pecahan keramik berpengaruh terhadap kuat te006Ban beton terutama untuk konstruksi sipil. Dalam penulisan ini limbah pecahan keramik digunakan sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran beton. Rencana campuran beton dibuat sesuai dengan peraturan SNI T-15-1990-03 dengan faktor air semen 0,57. Penelitian ini menguji sampel beton dengan menggunakan benda uji kubus untuk uji tekan (15 cm x 15 cm x 15 cm). Umur pengujian selama 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari sebanyak 60 kubus terdiri dari 5 variasi dan setiap variasi dibuat 3 sampel. Komposisi campuran limbah pecahan keramik dengan variasi 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40% dari volume agregat kasar. Dari hasil penelitian diperoleh penurunan nilai slump pada adukan beton yang menggunakan limbah keramik. Beton dengan agregat kasar limbah pecahan keramik memiliki berat volume yang lebih kecil dan serapan air yang lebih besar dibanding beton normal. Hasil dari pengujian kuat tekan beton dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kuat tekan beton normal 28 hari adalah sebesar 30,10 MPa, setelah mengganti agregat kasar dengan pecahan keramik maka terjadi penurunan pada kuat tekan beton, pecahan keramik 10% pada umur 28 hari menunjukkan hasil kuat tekan beton sebesar 23,95 MPa, hingga perbandingan pecahan keramik 40% pada umur 28 hari menunjukkan hasil kuat tekan sebesar 18,44 MPa. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan penggunaan komposisi limbah pecahan keramik tidak direkomendasikan untuk struktur konstruksi bangunan.