The Manggarai indigenous people have a strategic role in building geopolitical conduciveness and regional and national development. Because of this strategic role, many political actors try to gain support and legitimacy to carry out research and political penetration. The purpose of penetration and penetration is to be elected (again) as national and local public officials. However, some politicians try to gain support and legitimacy from the Manggarai indigenous people by playing rotten politics in the form of money politics, black campaigns, identity politics, SARA issues, and politics of reciprocation. By playing these rotten politics, political dignity and meaning as a means of creating social welfare are degraded. Observing this phenomenon, the author makes social critical research that aims to examine political ideals and their application in society. Furthermore, the authors analyze the facts and symptoms of the exploitation of indigenous peoples as a political command for the pragmatic interests of power. The benefit of this paper is that the families of indigenous peoples, political actors, and other Manggarai communities emancipate their critical awareness so that they can apply ethical politics, to create social welfare for the Manggarai community in general, and the Manggarai indigenous people in particular. Keywords: Manggarai indigenous peoples, political legitimacy, electoral politics, direct elections Masyarakat adat Manggarai memiliki peran strategis dalam membangun kondusivitas geopolitik dan pembangunan daerah dan nasional. Karena peran strategis ini, maka banyak pelaku politik yang berusaha mendapatkan dukungan dan legitimasi dengan melakukan konsolidasi dan penetrasi politik. Tujuan konsolidasi dan penetrasi ini, agar bisa terpilih (lagi) sebagai pejabat publik nasional maupun lokal. Namun, ada beberapa politisi yang berusaha mendapat dukungan dan legitimasi masyarakat adat Manggarai dengan memainkan politik busuk berupa politik uang, kampanye hitam, politik identitas,isu SARA, dan politik balas budi. Dengan memainkan politik busuk ini, martabat dan makna politik sebagai sarana menciptakan kesejahteraan sosial mengalami degradasi. Mencermati fenomena ini, penulis membuat riset kritis sosialyang bertujuan untuk menelaah ideal politik dan praksis penerapannya di masyarakat. Selanjutnya penulis menganalisis fakta dan gejala eksploitasi masyarakat adat sebagai komoditas politik demi kepentingan pragmatis kekuasaan. Manfaat tulisan ini, supaya masyarakat adat, para pelaku politik dan masyarakat Manggarai lainnya, diemansipasi kesadaran kitisnya agar bisa menerapkan politik etis, demi menciptakan kesejahteraan sosial masyarakat Manggarai umumnya, dan masyarakat adat Manggarai khususnya. Kata kunci: Pendidikan Politik, Masyarakat Adat Manggarai, Legitimasi Politik, Politik Elektoral, Pemilihan Langsung