Salah satu masalah yang dihadapi oleh petani desa Bulus dan masyarakat desa umumnya, terutama diKabupaten Tulungagung adalah kelangkaan pupuk. Pupuk bersubsidi sangat terbatas, sedangkan pupuk nonsubsidi berharga relatif tinggi, sehingga perlu alternatif pengganti pupuk kimia untuk memenuhi kebutuhanpetani, sekaligus upaya mengurangi ketergantungan pada penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupukkimia dalam jangka waktu lama dan berlebihan akan merusak struktur tanah. Takakura adalah salah satucara pengomposan yang bisa dilaksanakan oleh masyarakat umum karena metodenya yang sederhana danmudah untuk diaplikasikan. Sasaran pengabdian kepada masyarakat bina desa ini adalah kelompok tanisebagai penggerak pertanian masyarakat desa. Metode yang dipakai adalah penyuluhan interaktif,workshop, dan demostrasi pengenalan pembuatan kompos Takakura. Antusiasme masyarakat petani dalammengikuti kegiatan merupakan indikator keberhasilan kegiatan program pengabdian masyarakat skemaProgram Pengembangan Desa Binaan (PPDB) ini. Keberhasilan kegiatan ini juga dapat dilihat dari produksipupuk organic oleh para peserta kegiatan. Selain itu kehadiran wakil bupati, kepala desa, dan perangkatdesa merupakan bentuk keseriusan dukungan pemerintah untuk mencari alternatif atas keterbatasan pupukbersubsidi. Hambatan kegiatan yang muncul adalah penyesuaian waktu yang tepat karena sebagian besarpetani menggunakan waktu siang hari untuk pergi ke sawah. Kata Kunci : mandiri pupuk, desa Bulus, sampah organic, Takakura