This Author published in this journals
All Journal Jurnal Matoa
Latifah, Husnah
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN Morus Alba DAN Morus Indica PADA PERSILANGAN RAS JEPANG DAN RAS CINA TERHADAP DAYA TETAS DAN KUALITAS KOKON DI DESA BILI-BILI KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA Basalamah, Hikmah; Latifah, Husnah; Leni, Leni
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 4, No 7 (2016): JURNAL ILMU KEHUTANAN MATOA
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mengetahui pengaruh pemberian pakan Morus Alba dan Morus Indica terhadap kualitas kokon di Desa Bili-bili, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, dan mengetahui daya tetas bibit ulat sutera hasil dari persilangan Ras Jepang dan Ras Cina di Desa Bili-bili, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Objek penelitian ini adalah Objek penelitian ini adalah Balai Persuteraan Alam, di Desa Bili-bili, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel rancangan acak lengkap (RAL). Batasan-batasan  operasional yang digunakan dalam penelitian ini mencakup daya tetas /fertilisasi ulat sutera dan kualitas kokon, Teknik pengumpulan data dilakukan lewat survei primer. Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif  secara  analitik  yaitu  mengungkapkan  suatu  masalah  dan  keadaan sebagaimana  adanya,  sehingga  hanya  merupakan  penyingkapan  fakta.Hasil penelitian Daya tetas bibit ulat sutera hasil dari persilangan Ras Jepang dan Ras Cina adalah diatas 90% yaitu 98.25%-98.97 %. Daya tahan larva instar I-III dan daya tahan ulat besar  instar IV-V bibit ulat sutera hasil dari persilangan Ras Jepang dan Ras Cina dari pemberian pakan Morus Alba, Morus Indica dan campuran menunjukkan diatas 90% berarti sudah memenuhi standar bibit komersil. ulat sutera persilangan Ras Jepang dan Ras Cina yang diberikan pakan campuran (Morus Alba+ Morus Indica) menghasilkan Berat kokon segar dan kulit kokon yang terbaik dan masuk dalam mutu A. Persentase kulit kokon bibit ulat sutera hasil dari persilangan ras Jepang dan Ras Cina pada semua perlakuan diatas 21 % yaitu 21.65 %– 21.75 % dengan kelas kokon B. Persentase kokon cacat bibit ulat sutera hasil dari persilangan Ras Jepang dan Ras Cina pada semua perlakuan yaitu masuk ke dalam kelas D yaitu 10.59% – 13.09 %. Karakteristik kokon ulat sutera hasil dari persilangan Ras Jepang dan Ras Cina pada ketiga jenis pakan yang digunakan yaitu warna kokon putih dengan bentuk kokon lonjong dan tekstur kokon halus.
POTENSI CADANGAN DAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR DESA BISSOLORO KABUPATEN GOWA Daud, Muhammad; Latifah, Husnah; Basalamah, Hikmah; Imran, Jufri
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 5 (2015): JURNAL ILMU KEHUTANAN MATOA
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.308 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi biomassa, cadangan karbon dan serapan karbondioksida (CO2) pada hutan Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Desa Bissoloro Kabupaten Gowa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yang didasarkan pada tutupan lahan hutan Pendidikan Unismuh Makassar di Desa Bissoloro. Jumlah plot yang dibuat adalah masing-masing 3 plot pada setiap penutupan lahan. Ukuran plot yang dibuat adalah 20m x 20m untuk pengukuran tingkat pohon, di dalam plot tersebut dibuat sub plot untuk pengukuran tingkat tiang dengan ukuran 10 m x 10 m, tingkat pancang 5 m x 5 m, dan tingkat semai (tumbuhan bawah dan serasah) dengan ukuuran 2 m x 2 m  Biomassa pohon tiang dan pancang dihitung dengan menggunakan persamaan allometrik sedangkan seasah dan tumbuhan bawah didasarkan pada konversi biomassa dari kadar airnya. Biomassa akar yaitu dengan menggunakan nilai terpasang (default value) nisbah biomassa atas : biomassa bawah (akar), sesuai iklim lokasi penelitian yaitu 4:1 (SNI 7724, 2011). Pengukuran cadangan karbon dilakukan dengan mengalikan biomassa dengan angka konversi 0.47 (47%). Serapan CO2 dihitung dengan mengalikan rata-rata pertumbuhan tahunan biomassa  dengan angka konversi 1,4667 yang diperoleh dari persamaan fotosisntesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa rata-rata pada Kebun Raya Massenrempulu Enrekang pada kelas penutupan lahan hutan campuran, semak belukar dan padang rumput berturut-turut 192,23 Ton/ha; 16,68 Ton/ha;  13,62 Ton/ha. Cadangan karbon rata-rata pada Kebun Raya Massenrempulu Enrekang pada kelas penutupan lahan hutan campuran, semak belukar, dan padang rumput berturut-turut 90,31 Ton/ha; 7,82 Ton/ha; 6,37 Ton/ha. Serapan karbon dioksida rata-rata pada Kebun Raya Massenrempulu Enrekang pada kelas penutupan lahan hutan campuran, semak belukar, dan padang rumput berturut-turut 24,03 Ton/ha per tahun; 5,7 Ton/ha per tahun; 5,07 Ton/ha per tahun. Kata kunci:biomassa, cadangan karbon, serapan CO2, perubahan iklim, kebun raya Massenrempulu Enrekang
Persepsi Masyarakat Terhadap Hutan Pendidikan Bissoloro Universitas Muhammadiyah Makassar Hikmah, Hikmah; Latifah, Husnah; Rahmat, Rahmat
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mengetahui persepsi masyarakat terhadap Hutan Pendidikan Bissoloro Universitas Muhammadiyah Makassar di Desa Bissoloro Kabupaten Gowa. Objek penelitian ini adalah Masyarakat yang bermukim di areal hutan pendidikan Bissoloro dan disekitar Hutan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bermukim di areal hutan pendidikan dan di sekitar hutan pendidikan Bissoloro Universitas Muhammadiyah Makassar di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau simpel random sampling. Batasan-batasan  operasional yang digunakan dalam penelitian ini mencakup persepsi, hutan pendidikan, pengembangan, masyarakat, respon dan responden. Teknik pengumpulan data dilakukan lewat survei primer (penyebaran kuesioner kepada responden) dan survei sekunder (kunjungan instansional). Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif  secara  analitik  yaitu  mengungkapkan  suatu  masalah  dan  keadaan sebagaimana  adanya,  sehingga  hanya  merupakan  penyingkapan  fakta. Hasil analisis menunjukkan responden yang termuda adalah usia 17 tahun dan usia tertua adalah usia 60 tahun. tingkat pendidikan responden yang paling banyak tidak sekolah berjumlah 42 orang (41,58%), dan responden yang telah bergelar sarjana (S1) berjumlah 9 orang (8,91%). pekerjaan responden yang tertinggi adalah Petani 57 Orang (56,43%) dan yang terendah adalah TNI 2 Orang (1,98%) penduduk  bermata pencaharian sebagai petani yang dominan memiliki ternak.  Oleh karena itu Faktor sosial responden seperti umur, pedidikan, pekerjaan atau mata pencaharian mempunyai hubungan terhadap persepsi masyarakat tentang keberadaan hutan pendidikan di Desa Bissoloro serta Masyarakat sekitar hutan pendidikan Universitas Muhammadiyah di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa setuju bila hutan pendidikan dijadikan hutan religi yaitu hutan untuk kegiatan agama. Kata Kunci: Persepsi, Hutan, Hutan Pendidikan, Persentase.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH (Anthocephalus Macrophyllus) Latifah, Husnah; Molo, Hasanuddin; ,, Hasma
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk Bokashi terhadap pertumbuhan bibit Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus).Penelitian ini di laksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2017 di Dusun Landokadawang, Desa Benteng Alla Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) yang terdapat 5 perlakuan dengan ulangan 5 kali hingga sampel yang dibutuhkan sebanyak 25 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bokashi pada media tanam dengan dosis 600 gram (P2) berpngaruh sangat nyata pada tinggi bibit jabon merah. Pemberian pupuk bokashi pada media tanam dengan dosis 600 gram (P2) berpengaruh sangat nyata pada pertambahan jumlah daun bibit jabon merah.  Namun, pemberian pupuk bokashi pada media tanam bokashi tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun bibit jabon merah.Kata kunci       : Media Tanam, Bokashi, Jabon Merah
ANALISIS NILAI SERAPAN KARBON HUTAN PINUS DI DESA PESSE KECAMATAN DONRI - DONRI KABUPATEN SOPPENG Latifah, Husnah; ,, Sultan; Awal, Nur
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karbon adalah unsur kimia yang memiliki nomor atom 6 (C6) (Badan Standardisasi Nasional (ICS), 2011) . Tumbuhan akan mengurangi karbon dioksida di atmosfer (CO2) diserap melalui proses fotosintesis dan tumbuhan akan menyimpannya dalam jaringan tumbuhan. Sampai waktunya karbon tersebut tersikluskan kembali ke atmosfer, karbon tersebut akan menempati salah satu dari sejumlah kantong karbon. Semua komponen penyusun vegetasi baik pohon,semak, liana dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas permukaan. Dibawah permukaan tanah, akar tumbuhan juga merupakan penyimpan karbon selain tanah itu sendiri. Pada tanah gambut, jumlah simpanan karbon mungkin lebih besar dibandingkan dengan simpanan karbon yang ada di atas permukaan.Karbon juga masih tersimpan pada bahan organik mati dan produk-produk berbasis biomassa seperti produk kayu baik ketika masih dipergunakan maupun sudah berada di tempat penimbunan. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari oktoberi sampai bulan desember 2017. Tahap persiapan yang dilakukan adalah Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Desa Pesse Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng. Berdasarkan hasil penelitian pada hutan Pinus maka dapat disimpulkan bahwa Biomassa total 12.817,84 Ton, cadangan karbon 6.024,39 dan serapan karbon dioksida 639,14 Ton/tahun dengan luas lahan hutan produksi 19,48 di Desa Pesse Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng  dengan luas 5557,92 Ha.
IDENTIFIKASI DAN POTENSI TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN HUTAN PRODUKSI DI DESA PA’BUMBUNGAN KECAMATAN EREMERASA KABUPATEN BANTAENG Latifah, Husnah; ,, Muthmainnah; ,, Darmawati
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mengidentifikasi jenis tumbuhan obat di Desa Pa’bumbungan Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng, Menghitung Indeks Nilai Penting, dan Menghitung Indeks Keanekaragaman Jenis. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai September 2017. Lokasi penelitian yaitu di kawasan hutan di Desa Pa’bumbungan Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan. Pada penelitian ini teknik pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui potensi tumbuhan dilakukan identifikasi jenis dan inventarisasi terhadap jumlah jenis , jumlah individu dari setiap jenis flora dan keliling pohon. Inventarisasi dilakukan dengan teknik sampling sistematis secara acak dengan mempertimbangkan kawasan hutan relatif homogen. Pengambilan sampel vegetasi dilakukan dengan menggunakan ukuran plot 20 x 50 m dengan jarak antar jalur 50 m. Jumlah plot sampling yang digunakan adalah  13 petak.  Jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada tingkat pohon yaitu jenis vegetasi Pinus merkusii yaitu 292,30% dan INP  terendah adalah jenis Pohon 1 yaitu 7,70%. Jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada tingkat tiang yaitu jenis vegetasi Tiang 1 yaitu  215,58% dan INP terendah adalah jenis Artocarpus heterophyllus yaitu 41,52%. Jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi yaitu jenis vegetasi Coffea arabica yaitu 264,89% INP terendah adalah jenis Gliricidia sepium yaitu 35,11%. Jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada jenis herba yaitu jenis vegetasi Ageratum conyzoides yaitu 37,15% dan INP terendah adalah jenis Bryophyllum pinnatum dan Solanum nigrum  yaitu 3,48%. Indeks keanekaragaman pada tingkat pohon tergolong rendah yaitu dengan nilai H’ 0,026 dan jenis Pinus Merkusii merupakan jenis tumbuhan yang mendominasi. Indeks keanekaragaman pada tingkat tiang tergolong rendah yaitu dengan nilai H’ 0,64 dan jenis Tiang 1 merupakan jenis tumbuhan yang mendominasi. Indeks keanekaragaman pada tingkat pancang tergolong rendah yaitu dengan nilai H’ 0,29 dan jenis Coffea arabica merupakan jenis tumbuhan yang mendominasi. Indeks keanekaragaman pada jenis herba tergolong rendah yaitu dengan nilai H’ 2,34 dan jenis Ageratum conyzoides merupakan jenis tumbuhan yang mendominasi.