Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh pemberian jus buah naga merah setelah latihan fisik intensitas berat terhadap jumlah leukosit Tarigan, Alginda Pranata; Harahap, Novita Sari; Marpaung, Deni Rahman
Jurnal Keolahragaan Vol 8, No 2: September 2020
Publisher : Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.336 KB) | DOI: 10.21831/jk.v8i2.31838

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga merah setelah melakukan latihan fisik intensitas berat terhadap jumlah leukosit. Metode penelitian ini adalah pre-experimental dengan desain pretest and posttest group design. Populasi penelitian adalah mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan 2018, Universitas Negeri Medan dengan purposive sampling diperoleh sampel 10 orang. Sampel dibagi atas 2 kelompok yaitu kelompok P1; kelompok yang diberi latihan fisik intensitas berat tanpa diberi jus buah naga merah dan kelompok P2; kelompok yang diberi latihan fisik intensitas berat dan diberi jus buah naga merah. Penelitian ini dilakukan pada Januari 2020 sampai dengan Februari 2020, dosis buah naga merah 2,8 g/kgBB diberikan setiap hari selama 21 hari. Analisis data yang digunakan adalah Paired T-Test dan Independent T-Test. Hasil penelitian pada kelompok P1 (p=0,009) dan kelompok P2 (p=0,021) sama-sama terdapat peningkatan jumlah leukosit setelah latihan fisik intensitas berat. Analisa selanjutnya bahwa terdapat peningkatan jumlah leukosit lebih rendah pada kelompok yang diberi jus buah naga merah setelah latihan fisik berat (P2) dibandingkan kelompok yang tidak diberi jus buah naga merah (P1) dengan p=0,025. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian jus buah naga merah dapat mengurangi peningkatan jumlah leukosit setelah melakukan latihan fisik intensitas berat. Effect of giving red dragon fruit juice after severe intensity exercise against leukocyte amounts Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of giving red dragon fruit juice after severe exercise on the number of leukocytes. This research method was a pre-experimental design with two groups pretest and posttest group design. The study population was students of Sports Science 2018, with a purposive sampling sample of 10 people. The sample was divided into 2 groups: group P1; the group that was given heavy intensity physical exercise without being given red dragon fruit juice and the P2 group; the group that was given heavy intensity physical exercise and was given red dragon fruit juice. This research was conducted from January 2020 until February 2020, the dose of red dragon fruit is 2.8 g/kg BW given daily for 21 days. The data analysis technique used was Paired T-Test and Independent T-Test. The results of the study in group P1 and group P2 were both an increase in the number of leukocytes after physical exercise heavy intensity with p-value = 0.009 and p-value = 0.021. Further analysis that there was a decrease in the number of leukocytes in the group given red dragon fruit juice after strenuous physical exercise (P2) compared to the group that did not get red dragon fruit juice (P1) with p-value = 0.025. The conclusion of this study shows that administration of red dragon fruit juice can reduce the increase in the number of leukocytes after doing heavy intensity physical exercise.
RESPON LAKTAT DEHIDROGENASE (LDH) SETELAH AKTIFITAS FISIK INTENSITAS BERAT PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) Harahap, Novita Sari; Marpaung, Deni Rahman
Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan Vol 5, No 1: April 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/so.v5i1.24311

Abstract

Aktifitas fisik dengan intesitas berat sangat membutuhkan energi sehingga menyebabkan metabolisme tubuh meningkat. Pada kondisi ini, sel-sel mengalami penurunan persediaan oksigen sehingga ATP di dalam tubuh berkurang. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan ATP maka metabolisme tubuh akan berubah dari metabolisme aerobik menjadi metabolisme anaerob (glikolisis anaerob). Metabolisme ini dikatalisis oleh enzim laktat dehidregenase (LDH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik intensitas berat terhadap kadar LDH pada tikus putih. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post-test and control group design. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi USU. Subjek penelitian adalah tikus putih jantan (Rattus Norvegicus), sebanyak 20 ekor berumur 3–4 bulan, berat badan 180–200 gram. Subjek dibagi 2 kelompok secara random, setiap kelompok terdiri dari 10 ekor tikus putih, yaitu Kelompok kontrol: tidak diberi aktifitas fisik; kelompok perlakukan: diberi aktifitas fisik intensitas berta berupa berenang sampai hampir tenggelam. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kadar LDH yang bermakna (p=0,000; p<0.05) pada kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang diberi aktifitas fisik intensitas berat berupa renang sampai hampir tenggelam, dibanding kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak berenang. Kesimpulan penelitian adalah terdapat pengaruh aktifitas fisik intensitas berat terhadap kadar LDH pada tikus putih (Rattus Norvegicus).Kata kunci: Aktifitas fisik, Intensitas berat, LDH
PENGARUH AKTIFITAS FISIK CONTINUOUS RUNNING DAN INTERVAL RUNNING TERHADAP SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE (SGOT) DAN SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) Novita Sari Harahap; Riski Pranata
Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan Vol 3, No 1: April 2019
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.352 KB) | DOI: 10.24114/so.v3i1.13057

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik continuous running dan interval running terhadap SGOT dan SGPT pada mahasiswa Ikor Unimed Tahun 2017. Penelitian dilakukan di Stadion Universitas Negeri Medan, Laboratorium Fisik FIK, dan Laboratorium Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sampel penelitian menggunakan mahasiswa Ikor Unimed  sebanyak 14 orang. Desain penelitian menggunakan Pretest-Posttest Group Design. Aktifitas fisik continuous Running dan interval running dilakukan dengan menggunakan Treadmill selama 12 menit dengan intensitas 60-70 %. Pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT dilakukan di awal dan di akhir perlakuan. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t.  Hasil penelitian menunjukkan  bahwa peningkatan rerata kadar SGOT setelah aktifitas fisik continuous running sebesar 88,00 U/L yang sebelumnya sebesar 60,89 U/L dan setelah aktifitas fisik interval running sebesar 81,61 U/L yang sebelumnya 60,41 U/L. Hasil uji analisis diperoleh nilai p=0,662, yang menunnjukkan bahwa ada peningkatan namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna p>0,05. Begitu juga dengan rerata kadar SGPT setelah aktifitas fisik continuous running sebesar 82,21 U/L yang sebelumnya sebesar 57,16 U/L dan setelah aktifitas fisik interval running sebesar 81,80 U/L yang sebelumnya 59,59 U/L. Hasil uji analisis diperoleh nilai p=0,655, yang menunnjukkan bahwa ada peningkatan namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna p>0,05. Penelitian ini menyimpulkan bahwa bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara aktifitas fisik continuous running dan aktifitas fisik interval running terhadap peningkatan SGOT dan SGPT pada mahasiswa IKOR UNIMED tahun 2017.Kata kunci: Continuous Running, Interval Running, SGOT dan SGPT
RESPON LAKTAT DEHIDROGENASE (LDH) SETELAH AKTIFITAS FISIK INTENSITAS BERAT PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) Novita Sari Harahap; Deni Rahman Marpaung
Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan Vol 5, No 1: April 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/so.v5i1.24234

Abstract

Aktifitas fisik dengan intesitas berat sangat membutuhkan energi sehingga menyebabkan metabolisme tubuh meningkat. Pada kondisi ini, sel-sel mengalami penurunan persediaan oksigen sehingga ATP di dalam tubuh berkurang. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan ATP maka metabolisme tubuh akan berubah dari metabolisme aerobik menjadi metabolisme anaerob (glikolisis anaerob). Metabolisme ini dikatalisis oleh enzim laktat dehidregenase (LDH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik intensitas berat terhadap kadar LDH pada tikus putih. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post-test and control group design. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi USU. Subjek penelitian adalah tikus putih jantan (Rattus Norvegicus), sebanyak 20 ekor berumur 3–4 bulan, berat badan 180–200 gram. Subjek dibagi 2 kelompok secara random, setiap kelompok terdiri dari 10 ekor tikus putih, yaitu Kelompok kontrol: tidak diberi aktifitas fisik; kelompok perlakukan: diberi aktifitas fisik intensitas berta berupa berenang sampai hampir tenggelam. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kadar LDH yang bermakna (p=0,000; p<0.05) pada kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang diberi aktifitas fisik intensitas berat berupa renang sampai hampir tenggelam, dibanding kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak berenang. Kesimpulan penelitian adalah terdapat pengaruh aktifitas fisik intensitas berat terhadap kadar LDH pada tikus putih (Rattus Norvegicus).Kata kunci: Aktifitas fisik, Intensitas berat, LDH
PENGARUH AKTIFITAS FISIK AEROBIK DAN ANAEROBIK TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT PADA MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Novita Sari Harahap; Urat Purnama Pahutar
Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan Vol 1, No 2: Oktober 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.873 KB) | DOI: 10.24114/so.v1i2.7785

Abstract

Aktifitas fisik secara umum dapat mempengaruhi fungsi sistem di dalam tubuh salah satunya adalah sistem hematologi seperti leukosit, eritrosit dan trombosit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik aerobik dan anaerobik terhadap jumlah leukosit pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Penelitian ini merupakan kuasi-eksperimental dengan rancangan pre-post-test group design. Subjek penelitian sebanyak 20 orang mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan, dengan menggunakan tehnik purposive sampling, dibagi 2 kelompok yaitu kelompok aktifitas fisik dan kelompok aktifitas anaerobik. Jumlah leukosit diukur sebelum dan setelah aktifitas fisik aerobik dan aktifitas anaerobik. Analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna sebelum dan setelah aktifitas fisik aerobik terhadap peningkatan jumlah leukosit (6,84±1,68 vs 11,01±2,84; p=0,000). Terdapat pengaruh yang bermakna sebelum dan setelah aktifitas fisik anaerobik terhadap peningkatan jumlah leukosit (7,54±1,67 vs 11,00±1,69; p=0,000). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara aktifitas aerobik dan aktifitas fisik anaerobik terhadap peningkatan jumlah leukosit (11,01±2,84 vs 11,00±1,69; p=0,999).  Kesimpulan bahwa aktifitas fisik aerobik dan aktifitas anaerobik ber pengaruh terhadap peningkatan jumlah leukosit, akan tetapi tidak terdapat perbedaan antara aktifitas aerobik dan aktifitas anaerobik terhadap peningkatan jumlah leukosit. Kata kunci : Leukosit, Aerobik, Anaerobik
Dampak Stres Oksidatif Akibat Aktifitas Fisik Terhadap Siklus Menstruasi Atlet Wanita Novita Sari Harahap
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 20, No 78 (2014)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v20i78.4678

Abstract

Ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan pertahanan antioksidan yang dibentuk dalam tubuhmerupakan awal terjadinya stres oksidatif. Aktifitas fisik  konsumsi oksigen seluruh tubuh meningkatsampai 20 kali, sedangkan konsumsi oksigen pada serabut otot diperkirakan meningkat 100 kali lipat.Peningkatan konsumsi oksigen ini berakibat meningkatnya produksi radikal bebas yang dapatmenyebabkan kerusakan sel. Perempuan semakin aktif secara fisik beberapa dekade terakhir ini danketerlibatan mereka dalam berbagai bidang olahraga semakin meningkat. Hampir semua jenis dan cabangolahraga telah diikuti perempuan, baik olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi. Gangguan fungsireproduksi yang paling sering diamati dan diduga ada kaitannya dengan aktifitas olahraga antara lainadalah oligomenorrhoe, amenorrhoe, anovulasi dan gangguan pemendekan fase luteal.Aktifitas fisik dengan intensitas maksimal dan melelahkan, dapat menyebabkan berbagai jenis ganguanfungsi reproduksi pada perempuan. Besar kecilnya kerusakansel otot, tergantung pada intensitas latihan.Kerusakan sel otot dapat bertambah berat, jika terjadi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebasyang dihasilkan pada saat aktifitas fisik intensitas tinggi dengan durasi lama, dengan sistem pertahananantioksidan dalam tubuh.
Pengaruh Pemberian Manipulasi Sport Massage Terhadap Kadar Asam Laktat Darah Setelah Melakukan Aktivitas Fisik Maksimal Novita Sari Harahap; Nila Sari Rosenta Sagala
Jurnal Kesehatan dan Olahraga Vol 1, No 2: September 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.795 KB) | DOI: 10.24114/ko.v1i2.12887

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian manipulasi sport massage terhadap kadar laktat darah setelah melakukan aktifitas fisik maksimal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (Unimed) dengan populasi jumlah seluruh mahasiswa ikor stambuk 2013 sebanyak 60 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling. Yang masing-masing sampel sudah dipilih sesuai dengan criteria sampel. Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan rancangan“Randomized Pretest-Postest Group Design”, kelompok pertama menggunkan manipulasi sport massage dan kelompok dua menggunkan perlakuan berbaring. Untuk mengetahui pengaruh pemberian manipulasi sport massage terhadap kadar laktat darah setelah melakukan aktifitas fisik maksimal digunakan spss 23 uji- wilxcon satu pihak dan untuk mengetahui perbedaan pengaruhnya digunaka nuji Pendent ttest uji wilxcon. Hasil analisa dengan uji wilxcon menunjukkan bahwa pemberian perlakuan manipulasi sport massage memberikan pengaruh (p=0,043) terhadap kadar lakat darah yakin nilai laktat semakin menurun setelah melakukan aktifitas fisik maksima, kemudian pemberian perlakuan berbaring memberikan pengaruh (p=0,043) terhadap kadar laktat darah yakni nilai laktat semakin meningkat dari sebelumnya, dan untuk nilai akhir post-test kedua kelompok tidak ada perbedaan secara signifikan (p=1,000). Penelitian ini menyimpulkan bahwa : (1) ada pengaruh perbedaan pretest dan posttest kelompok massag, jumlah kadar laktat darah menurun setelah melkaukan aktifitas fisik maksimal (2) ada pengaruh pemberian perlakuan berbaring pada kelompok pretest dan post yang menunjukkan bahwa dengan diberikan perlakuan berbaring kadar laktat darah semakin meningkat (3) tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok massage dan posttest kelompok berbaring setelah melakukan aktifitas fisik maksimal. Kata Kunci: Manipulasi Sport Massage, Laktat Darah, Aktivitas Fisik Maksimal
Pengaruh Aktifitas Aerobik Dan Anaerobik Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Novita Sari Harahap; Theresia Stevani Tobing
Jurnal Kesehatan dan Olahraga Vol 2, No 1: Maret 2018
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.627 KB) | DOI: 10.24114/ko.v2i1.12947

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik aerobik dan anaerobik terhadap hemoglobin pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan UNIMED. Penelitian ini dilakukan di FIK-UNIMED pada Mei 2017, dengan metode eksperimen. Sampel penelitian berjumlah 20 orang yaitu Mahasiswa Ilmu Keolahragaan UNIMED. Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hemoglobin pada saat pre tes 15,58  (g / dl) dan mengalami peningkatan pada saat post tes setelah aktivitas fisik Aerobik sebesar 16,30  (g /dl). Perbedaan hemoglobin dari pretes – post tes adalah sebesar 0,72 (g /dl). Sedangkan pada kelompok anaerobik diketahui bahwa rata-rata hemoglobin pada saat pre tes 15,34 (g / dl) dan mengalami peningkatan pada saat post tes setelah aktivitas fisik anaerobik sebesar 16,27  (g /dl). Perbedaan hemoglobin dari pre test – post test adalah sebesar 0,93 (g /dl). Hasil uji-t berpasangan pada kelompok aerobik diperoleh nilai significancy 0,005 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan hemoglobin sebelum dan setelah aktivitas fisik aerobik pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan UNIMED Sedangkan pada kelompok anaerobik hasil uji-t berpasangan diperoleh nilai significancy 0,000 (p< 0,05) yang berarti ada pengaruh yang signifikan hemoglobin sebelum dan setelah aktivitas fisik anaerobik pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan UNIMED. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,923. Karena nilai p > 0,05 berarti dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang tidak bermakna   ( tidak signifikan) antara post tes hemoglobin setelah aktivitas fisik aerobik dengan hemoglobin setelah aktivitas fisik anaerobik. Hal ini berarti, terdapat pengaruh yang tidak bermakna (tidak signifikan) hemoglobin setelah aktivitas fisik aerobik dengan hemoglobin setelah aktivitas fisik Anaerobik pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan UNIMED. Kata Kunci: Aerobik, Anaerobik, Hemoglobin
Pengaruh Aktivitas Fisik Continuous Running Dan Interval Running Terhadap Kadar Gula Darah Novita Sari Harahap; Asyfah Faujiah
Jurnal Kesehatan dan Olahraga Vol 2, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.459 KB) | DOI: 10.24114/ko.v2i2.12964

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik continuous running dan interval running terhadap kadar gula darah. Penelitian ini dilakukan di Stadion dan Lab Fisik Universitas Negeri Medan dan mulai pada bulan Maret sampai April 2018, dengan metode eksperimen (lari 12 menit diatas Treadmill) intensitas 60%-70% dengan desain penelitian pre test dan post test. Sampel penelitian berjumlah 14 orang yaitu mahasiswa Ikor Unimed Tahun 2017 dengan menggunakan uji t test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar gula darah sebelum melakukan aktifitas fisik continuous running sebesar 85,86 mg/dl dan setelah melakukan aktifitas fisik continuous running  sebesar 78,86 mg/dl. Hasil uji statistik uji t berpasangan diperoleh p value = 0,007 atau nilai p<0,05, yang artinya bahwa ada pengaruh aktifitas fisik continuous running  yang bermakna terhadap penurunan kadar gula darah pada kelompok aktifitas fisik continuous running. Pada kelompok Interval running diperoleh rata-rata pre tes sebesar 86,5  dan pos tes sebesar 76,8 mg/dl. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,007 atau nilai p<0,05, yang artinya bahwa ada pengaruh yang bermakna  aktifitas fisik Interval running terhadap penurunan kadar gula darah pada kelompok aktifitas fisik Interval running sebelum aktifitas fisik Interval running  dan setelah aktifitas fisik Interval running. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,662. Karena nilai p>0,05 hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh aktifitas fisik continuous running dan interval running terhadap kadar gula darah pada mahasiswa Ikor Unimed tahun 2017. Kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok aktifitas fisik Continuous running dan Interval running terhadap kadar gula darah.Kata Kunci: Continuous Running, Interval Running, Kadar Gula Darah
Pengaruh Aktifitas Fisik Aerobik Sesaat terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta Novita Sari Harahap
Jurnal Segar Vol 5 No 2 (2017): Jurnal SEGAR, Volume 5 Nomor 2, Mei 2017
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.869 KB)

Abstract

Abstrak.Aktifitas fisik memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan aktifitas fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh aktifitas aerobik sesaat terhadap kadar glukosa darah puasa. Penelitian ini merupakan Kuasi-eksperimental dengan rancangan pre-post-test group design. Subjek penelitian sebanyak 10 orang diambil dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Kadar glukosa darah diukur sebelum dan setelah aktifitas fisik aerobik. Analisis data menggunakan uji t- berpasangan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah aktifitas fisik aerobik sesaat terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa (82,5±11,58 vs 70,0±7,05; p=0,023). Kesimpulannya yaitu aktivitas fisik aerobik memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa. Kata Kunci : Aktifitas fisik aerobik, Glukosa darah