Pada zaman modern ini masyarakat sudah banyak sekali menggunakan gas sebagaipendukung dalam kebutuhan rumah tangga yaitu masak-memasak. Namun bahaya dari adanya kebocoran gas sangat tinggi. Masalah utama pada penelitian ini adalah bahaya dari adanya kebocoran gas yang bisa memicu adanya kebakaran. Penyusunan penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada beberapa referensi yang digunakan dengan melihat model-model yang digunakan pada penelitian terdahulu, kelebihan dan kekurangan dari penelitian terdahulu dan dengan membaca referensi tersebut maka penulis memperoleh masalah utama yang bisa diangkat dalam penelitian ini dan membandingkan pemodelan pengendalian untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan membuat sebuah alat untuk mendeteksi gas secara cepat dan melakukan tindakan secara cepat.Konsep dari penelitian ini adalah membandingkan model pengendalian kebocoran gas dengan menggunakan aplikasi telegram dan blynk untuk mengetahui manakah dari dari model pengendalian tersebut yang cepat merespon dan menerima notifikasi jika sensor MQ2 mendeteksi adanya gas yang bocor. Selain itu, alat pendeteksi kebocoran gas ini dilengkapi juga dengan Motor Servo yang berfungsi untuk melepaskan regulator yang terpasang pada tabung gas akan, serta buzzer yang berfungsi sebagai alarm. Hasil dari penelitian ini adalah model pengendalian Blynk yang lebih cepat menerima notifikasi kebocoran gas dengan waktu yang diperoleh 14.93 second, sedangkan model pengendalian telegram memperoleh waktu 26.06 second. Proses pengujian dilakukan sebanyak 10 kali percobaan dengan memanfaatkan tools HoubyWatch untuk mengukur