Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Ungkapan Estetis Sistem Konstruksi Pada Interior Bangunan Tradisional Bali Padmanaba, Cok Gd Rai; Artadi, Made Pande; Tiaga, Nyoman Adi
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.744 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.212

Abstract

Keindahan bangunan tradisional Bali bisa dijumpai pada berbagai elemen, termasuk pada bagian yang berperan sebagai konstruksi, walaupun konstuksi sering dikonotasikan pada sesuatu yang kaku dan kokoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencermati lebih jauh sistem konstruksi pada interior bangunan tradisional Bali, dan bagaimana konstruksi tersebut dikemas dalam suatu ungkapan estetis yang bisa memperindah interiornya. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif tentang ragam hias dan filosofi penempatannya dengan penelahaan literatur, wawancara dengan para arsitek bangunan tradisional Bali, serta pengamatan langsung terhadap beberapa bangunan tradisional Bali, yang tersebar dibeberapa daerah kabupaten dan kota di Bali. Analisis yang dilakukan berupa analisis kualitatif yang berupa penilaian terhadap unsur-unsur keindahan yang tidak bisa disampaikan berupa angka-angka yang terukur. Penelitian akan difokuskan dengan penelusuran lebih mendetail pada bale dangin, khususnya mengenai jenis jenis ragam hias yang diterapkan, dan bagaimana filosofi penempatan ragam hias tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam hias yang diterapkan pada interior didominasi dari bentuk-bentuk pepatran yang disertai bentuk kekarangan dan patung. Filosofi penempatan ragam hias sampai saat ini belum didapatkan sehingga jenis ragam hias menjadi sangat berkembang sesuai dengan kreasi dari pemilik bangunan, tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan.The beauty of Bali traditional buildings can be found on a variety of elements, including the part that acts as the construction, although construction purposes often connotes something rigid and sturdy. The purpose of this study was to further examine the interior construction systems in traditional Balinese buildings, and how construction is packaged in an aesthetic expression that can beautify the interior. The method applied in this research is descriptive qualitative method of decoration and philosophy placement with review of the literature, interviews with architects of Bali traditional buildings, as well as direct observation of some Bali traditional buildings, which are scattered in several regencies and municipalities in Bali. Analysis was done by qualitative analysis in the form of an assessment of the elements of beauty that can not be delivered in the form of measurable figures. Research will be focused in greater detail on a bale dangin, particularly concerning the types of decoration that is applied, and how the philosophy of the decorative placement. The results showed that the decoration is applied to the interior is dominated forms accompanied pepatran, kekarangan and sculpture. Philosophy placement of decorative until now has not found that the type of decoration to be highly developed in accordance with the creation of the owner of the building, leaving no religious values.
PENGARUH PENERANGAN DALAM RUANG TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA MAHASISWA DESAIN INTERIOR Gd Rai Padmanaba, Cok
Dimensi Interior Vol 4, No 2 (2006): DESEMBER 2006
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.26 KB) | DOI: 10.9744/interior.4.2.pp. 57-63

Abstract

Drawing activity for the students of the Art and Design Faculty of Indonesian Art Institute, Denpasar, is an activity that demands a long allocation of time, because many of the subjects require drawing tasks. The students frequently felt tired and lost concentration in doing drawing tasks because the lighting did not fulfil the requisite, triggering them to change their sitting posture by bending forward in order to move their eyes closer to the drawing object. To overcome this matter, an improvement was done to increase the local lighting on the table by increasing the light intensity from 407.85 lux to 1416 lux. This research is done on 16 male students of the interior design department by subject design. The data analysis was done by using paired -t test. The result reveals that the working productivity in the control group is 0.577 0.177 and in the experimental group is 0.941 0.373. Thus it can be concluded that the increase of local lighting influences the increase in working productivity. Abstract in Bahasa Indonesia : Aktivitas menggambar bagi mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar, merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu cukup lama, karena banyak mata kuliah yang disertai dengan tugas menggambar. Dalam mengerjakan tugas-tugas menggambar mahasiswa sering merasa cepat lelah dan kurang berkonsentrasi karena penerangan yang kurang memenuhi syarat. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka dilakukan perbaikan dengan menambahkan penerangan lokal pada meja gambar sehingga meningkatkan intensitas cahaya dari 407,85 lux menajdi 1416 lux. Penelitian ini dilakukan pada 16 orang mahasiswa laki-laki dari jurusan desain interior dengan rancangan sama subjek. Analisis data menggunakan paired-t test Hasil penelian menunjukkan bahwa produktivitas kerja pada kelompok kontrol 0,577 0,117 dan pada kelompok perlakuan diperoleh 0,941 0,373. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan penerangan lokal memberikan peningkatan produktivitas kerja. Kata kunci: penerangan, mempengaruhi, produktivitas kerja.
Ungkapan Estetis Sistem Konstruksi Pada Interior Bangunan Tradisional Bali Cok Gd Rai Padmanaba; Made Pande Artadi; Nyoman Adi Tiaga
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.744 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.212

Abstract

Keindahan bangunan tradisional Bali bisa dijumpai pada berbagai elemen, termasuk pada bagian yang berperan sebagai konstruksi, walaupun konstuksi sering dikonotasikan pada sesuatu yang kaku dan kokoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencermati lebih jauh sistem konstruksi pada interior bangunan tradisional Bali, dan bagaimana konstruksi tersebut dikemas dalam suatu ungkapan estetis yang bisa memperindah interiornya. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif tentang ragam hias dan filosofi penempatannya dengan penelahaan literatur, wawancara dengan para arsitek bangunan tradisional Bali, serta pengamatan langsung terhadap beberapa bangunan tradisional Bali, yang tersebar dibeberapa daerah kabupaten dan kota di Bali. Analisis yang dilakukan berupa analisis kualitatif yang berupa penilaian terhadap unsur-unsur keindahan yang tidak bisa disampaikan berupa angka-angka yang terukur. Penelitian akan difokuskan dengan penelusuran lebih mendetail pada bale dangin, khususnya mengenai jenis jenis ragam hias yang diterapkan, dan bagaimana filosofi penempatan ragam hias tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam hias yang diterapkan pada interior didominasi dari bentuk-bentuk pepatran yang disertai bentuk kekarangan dan patung. Filosofi penempatan ragam hias sampai saat ini belum didapatkan sehingga jenis ragam hias menjadi sangat berkembang sesuai dengan kreasi dari pemilik bangunan, tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan.The beauty of Bali traditional buildings can be found on a variety of elements, including the part that acts as the construction, although construction purposes often connotes something rigid and sturdy. The purpose of this study was to further examine the interior construction systems in traditional Balinese buildings, and how construction is packaged in an aesthetic expression that can beautify the interior. The method applied in this research is descriptive qualitative method of decoration and philosophy placement with review of the literature, interviews with architects of Bali traditional buildings, as well as direct observation of some Bali traditional buildings, which are scattered in several regencies and municipalities in Bali. Analysis was done by qualitative analysis in the form of an assessment of the elements of beauty that can not be delivered in the form of measurable figures. Research will be focused in greater detail on a bale dangin, particularly concerning the types of decoration that is applied, and how the philosophy of the decorative placement. The results showed that the decoration is applied to the interior is dominated forms accompanied pepatran, kekarangan and sculpture. Philosophy placement of decorative until now has not found that the type of decoration to be highly developed in accordance with the creation of the owner of the building, leaving no religious values.
Desain Interior Dan Eksterior Dalam Usaha Pencegahan Penyebaran Covid-19 Di Kantor Desa Pemecutan Kaja, Kota Denpasar Cok Gd Rai Padmanaba
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.418 KB) | DOI: 10.31091/sw.v9i1.1431

Abstract

Sosialisasi tatanan normal baru yang sudah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, perlu dilaksanakan secara masif sehingga masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan baik mengenai jaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan dilarang berkerumun dalam jumlah yang banyak. Bali sebagai salah satu wilayah NKRI, tentunya juga harus tunduk pada aturan tersebut, dengan menerapkan protokol tatanan normal baru, di berbagai segi kehidupan masyarakat, termasuk juga kantor-kantor pelayanan masyarakat. Di lain sisi, pada bulan Agustus 2020, Institut Seni Indonesia Denpasar menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata secara mandiri, yang dilakukan di lokasi kediaman masing-masing mahasiswa, karena pada bulan tersebut masih dalam masa pandemi Covid-19 di Bali. Salah satu program kerja yang dilakukan adalah mendesain interior dan eksterior Kantor Desa Pemecutan Kaja, karena kantor ini harus tetap melayani kepentingan administrasi masyarakat desa, pada masa pandemi covid-19 dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan. Adapun metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah Teori Fungsi menurut Victor Papanex, yang meliputi Kebutuhan, Asosiasi, Telesik, Metode, Estetika dan kegunaan. Pada tahap desain, metode di atas juga dipadukan dengan metode Panca Sthiti Ngawi Sani, sebagai metodologi penciptaan seni, yang terdiri dari lima tahapan, yaitu; Tahap inspirasi, tahap eksplorasi, tahap konsepsi, tahap eksekusi dan tahap ngebah. Hasil dari penelitian ini adalah desain secara menyeluruh di area Kantor, mulai dari penempatan dan desain wash tafel di halaman kantor, sampai desain tata letak dan desain kursi, meja, counter, dan alur sirkulasi dalam kantor. Dengan desain ini, diharapkan mampu membantu pencegahan penyebaran covid-19 di area kantor desa Pemecutan Kaja.
PERANCANGAN KRODHA GRAHA : PUSAT ANGER MANAGEMENT THERAPY DI UBUD DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT I Gusti Agung Ananta Maheswara; Cok Gede Rai Padmanaba; I Kadek Dwi Noorwatha
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Indonesia belum mengadopsi pentingnya memelihara kesehatan mental layaknya mengobati atau merawat gangguan penyakit yang mengganggu kesehatan fisik. Intermittent Explosive Disorder atau IED merupakan gangguan kepribadian seseorang dalam ketidakmampuannya mengendalikan amarah yang berlebihan. Perancangan Krodha Graha sebagai pusat anger management therapy akan memfasilitasi masyarakat, khususnya penderita Intermittent Explosive Disorder, merupakan bangunan dengan konsep healing environment yang menjadi pusat terapi bagi masyarakat. Konsep healing environment pada interior melalui aplikasi warna, tekstur, material dan elemen ruang untuk menciptakan suasana tenang, santai dan nyaman pada ruangan. Sehingga memberikan proses penyembuhan mulai dari pikiran, tubuh, dan jiwa. Kengetan Ubud, Kabupaten Gianyar menjadi lokasi strategis untuk Krodha Graha, karena pada area sekitar site memiliki potensi alam yang dapat mendukung segala kegiatan anger management therapy. Istilah “Journey Into Peace Of Mind” menjadi inspirasi desain yang merujuk pada konsep Zanta Rasayana, merupakan gabungan bahasa Sanskerta yang berarti pergerakan rasa menuju ketenangan. Metode desain mengacu pada metodologi desain sebagai formulasi “thinking before drawing”, sebagai pemecahan masalah dalam visual desain dan hasil gambar kerja. Implementasi desain berfokus pada gubahan ruang sesuai kebutuhan aktivitas dan civitas baik fisik maupun psikis. Desain interior Krodha Graha diharapkan mampu memfasilitasi serta membantu proses penyembuhan pasien sehingga dapat menuju ketenangan pikiran (peace of mind), pemilihan material serta adanya sistem pengelolaan limbah yang dirancang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif akibat pembangunan pada alam sekitar.
Ashta Bhumi, Panduan Pembuatan Lay Out Ruang Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya Anak Agung Gede Rai Remawa; Cok Gde Rai Padmanaba
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 1 (2021): Februari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i1.1321

Abstract

Ashta Bhumi adalah pengetahuan yang membahas tentang konsep ruang yang bersumber dari lontar, khususnya yang berhubungan dengan perancangan lay out ruang pekarangan di dalam bangunan hunian rumah tinggal tradisional Bali Madya. Sistem pengukuran jaraknya menggunakan satuan depa dan tapak yang diambil dari ukuran tubuh, tangan dan telapak kaki kepala keluarga laki-laki. Dasar pengukuran pekarangan huniannya menggunakan satuan depa-hasta-musti atau kelipatannya yang terdiri dari; ukuran Gajah (15x14), Dwaja (14x13), Singa (13x12) dan Wreksa (12x11). Beragamnya jenis ukuran yang terdapat pada hunian Bali Madya, adalah masalah yang sangat kompleks, maka dari itu penelitian ini akan mengamati dan meneliti jenis ukuran Gajah (sukat Gajah), Dwaja (sukat Dwaja), Singa (sukat Singa) dan Wreksa (sukat Wreksa). Ukuran ini banyak diterapkan oleh masyarakat tradisional Bali, karena digunakan oleh kalangan masyarakat luas. Setelah pengukuran tahap pertama ini, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berikutnya yaitu Sukat Pah Pinara Sanga, Sukat Tampak, Sukat Tampak Ngandang, dan Sukat Tampak Guli, untuk menentukan keluasan dan pembagian areal pekarangannya serta jarak antara bangunannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dan bersifat kualitatif dengan pendekatan etnosains (etnografi), untuk mengetahui bagaimana masyarakat mengorganisir budayanya, sebagai sebuah konsep ruang masa lalu. Hasil dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dasar pembentukan lay out ruang pekarangan dalam bangunan hunian rumah tinggal tradisional Bali Madya.
Hubungan Ruang Terbuka Hijau terhadap Penataan Ruang Bali Madya pada Rumah Tinggal Jayadi Waisnawa; Cok. Gde Rai Padmanaba Padmanaba
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
Publisher : Program Studi Manajemen Lingkungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.106 KB) | DOI: 10.21009/jgg.v11i2.25327

Abstract

Natural disasters are commonly found in densely populated areas such as Denpasar City, Badung Regency and Gianyar. The contributing factor is the development of settlements which eliminates green open space a lot. Laws, Ministerial Regulations and Regional Regulations of the Province of Bali have not been able to control the availability of green open space. These various government efforts are in line with the concept of Bali madya traditional layout. The existence of a separate building arrangement and green open space provides space for natural ventilation and lighting to enter the interior. This study has the aim of knowing and understanding the form of green open space in residential homes with Bali madya traditional layout. This research uses descriptive qualitative method. The data were collected using a purposive sample method with the main criteria which a house that uses a traditional Bali madya layout and has green open space. From 37 residential houses, 24 houses had a temperature range of 25°C-27°C and 28 houses had cool and slightly cool air conditions. These data show that green open space in residential homes through plant and pavement elements has an important role in the interior related to natural ventilation and lighting.
ESENSI KONSEP ZEN PADA DESAIN INTERIOR MASSAJI SPA, CANGGU, BALI Ida Ayu Chandra Prabaswari; I Wayan Balika Ika; Cok Gede Rai Padmanaba
Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di suatu bangunan, dapat berfungsi sebagai tempat berlindung serta memenuhi kebutuhan hidup huniannya. Sehingga, tangan desainer sangat dibutuhkan untuk merancang ruangan yang bisa berfungsi dengan maksimal tetapi tetap memberikan kesan yang menarik. Pada perkembangan era ini, para desainer sangat dibutuhkan di berbagai bidang. Salah satunya yaitu spa yang bergerak di bidang kecantikan dan perawatan tubuh. Massaji spa merupakan Massage & Reflexology Spa dan telah beroperasi sejak tahun 2010. Perancangan proyek ruangan spa ini berlokasi di jalan Canggu, Kec. Kerobokan, Bali. Proyek spa ini terdiri dari beberapa ruang dan mahasiswa menjadi bagian dalam perancangan area lobi, ruang massas & area foot spa. Metode yang digunakan dalam proyek ini berupa metode pelahksanaan Project based learning yang dilaksanakan dengan cara langsung terjun ke lapangan dan mengerjakan proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh mitra. Metode pelaksanaan disesuaikan dengan proses dan tahapan magang/praktik kerja di lapangan. Pelaksanaan dilakukan dengan menggali data, analisis data dan hasil analisis data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, dokumentasi serta studi literatur dan parameter. Pada proses perancangan ini, klien memiliki keinginan desain dengan gaya desain Zen. Zen merupakan kata dimana memiliki makna keseimbangan serta keselarasan antara kehidupan dengan alam. Zen pun banyak diterapkan pada desain interior, dimana gaya ini terinspirasi dari interior jepang yang minimalis dan kuno. Adapun tahap perancangan dimulai dengan survei site, proses desain hingga perwujudan desain.