Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara Umasugi, Linda
JURNAL BIOSAINSTEK Vol 1 No 01 (2019): Juli 2019
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian UMMU-Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1002.233 KB)

Abstract

Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencarian maupun sebagai penompang pembangunan Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, sub sektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskn mengutamakan hidupnya pada sektor tersebut. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai motor penggerakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sula pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula provinsi Maluku Utara. Metode analisis menggunakan LQ dan DLQ pertanian apakah merupakan sektor basis atau non basis, serta dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestic Bruto (PDRB) di kabupaten kepulauan sula. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sula dan Provinsi Maluku Utara. Hasil penelitian ini menunjukan  peranan sektor  di perkonomian di kabupaten kepulauan sula adalah sektor pertanian dengan nilai Luation Quantion (LQ) 1.75 serta sektor lainnya seperti sektor industri pengelolaan dan sektor kontruksi merupakan sektor basis. berdasarkan  Analisis Dynamic Lucation Quotient (DLQ) , sektor pertanian di prediksi  masih merupakan sektor basis di Kabupaten Kepulauan Sula pada lima tahun yang akan datang dengan nilai 5.79.
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara Umasugi, Linda
JURNAL BIOSAINSTEK Vol 1 No 01 (2019): Juli 2019
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1002.233 KB)

Abstract

Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencarian maupun sebagai penompang pembangunan Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, sub sektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskn mengutamakan hidupnya pada sektor tersebut. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai motor penggerakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sula pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula provinsi Maluku Utara. Metode analisis menggunakan LQ dan DLQ pertanian apakah merupakan sektor basis atau non basis, serta dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestic Bruto (PDRB) di kabupaten kepulauan sula. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sula dan Provinsi Maluku Utara. Hasil penelitian ini menunjukan  peranan sektor  di perkonomian di kabupaten kepulauan sula adalah sektor pertanian dengan nilai Luation Quantion (LQ) 1.75 serta sektor lainnya seperti sektor industri pengelolaan dan sektor kontruksi merupakan sektor basis. berdasarkan  Analisis Dynamic Lucation Quotient (DLQ) , sektor pertanian di prediksi  masih merupakan sektor basis di Kabupaten Kepulauan Sula pada lima tahun yang akan datang dengan nilai 5.79.
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara Linda Umasugi
JURNAL BIOSAINSTEK Vol 1 No 01 (2019): Juli 2019
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.207

Abstract

Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencarian maupun sebagai penompang pembangunan Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, sub sektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskn mengutamakan hidupnya pada sektor tersebut. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai motor penggerakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sula pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula provinsi Maluku Utara. Metode analisis menggunakan LQ dan DLQ pertanian apakah merupakan sektor basis atau non basis, serta dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestic Bruto (PDRB) di kabupaten kepulauan sula. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sula dan Provinsi Maluku Utara. Hasil penelitian ini menunjukan peranan sektor di perkonomian di kabupaten kepulauan sula adalah sektor pertanian dengan nilai Luation Quantion (LQ) 1.75 serta sektor lainnya seperti sektor industri pengelolaan dan sektor kontruksi merupakan sektor basis. berdasarkan Analisis Dynamic Lucation Quotient (DLQ) , sektor pertanian di prediksi masih merupakan sektor basis di Kabupaten Kepulauan Sula pada lima tahun yang akan datang dengan nilai 5.79.
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Kelapa Parut Kering (Desiccated Coconut) (Studi Kasus Pada PT. Gailolo Coco Industri di Desa Luari Kecamatan Tobelo Utara) Haryati Lakamisi; Linda Umasugi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1187.959 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.11.1.49-52

Abstract

Kelapa merupakan salah satu penghasil bahan makanan yang sangat penting dalam kehidupan rakyat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa 75% dari minyak nabati dan 8% dari konsumsi protein bersumber dari kelapa. Salah satu hasil dari bagian kelapa yaitu daging kelapa dapat dimanfaatkan sebagai kelapa parut kering (desiccated coconut).Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha pengolahan kelapa parut kering pada PT.Gailolo Coco IndustridiDesa Luari Kecamatan Tobelo Utara dengan menggunakan kriteria investasi.Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pengolahan kelapaparut kering pada PT.Gailolo Coco Industrilayak dan menguntungkan dengan nilai NPV yang positif, sebesar Rp.4,602,431,497.25; nilai Net B/C ratio sebesar 2,91; nilai IRR sebesar 68% atau lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu 9%; serta nilai  PBP yaitu 7 Bulan 15 Hari.
Analisis Struktur Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap PDRB Kota Ternate Tahun 2013-2017 Linda Umasugi; Sumarwati Amin
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.821 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.152-156

Abstract

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu tolak ukur adanya pembangunan ekonomi di suatu daerah. Pembangunan sektor ekonomi itu sendiri adalah proses mengubah suatu keadaan menjadi lebih baik dengan tujuan meningkatkan pendapatan, kesempatan kerja, dan kemakmuran masyarakat.  Tujuan dari penelitian  adalah untuk menganalisis struktur dan Pertumbuhan ekonomi Kota Ternate, untuk mengetahuinya digunakan alat analisis LQ serta Shift Share dan turunan dari LQ yaitu DLQ yang digunakan untuk mengetahui sektor-sektor potensial Kota Ternate di masa mendatang. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dari hasil penelitian menggunakan metode Location Quotient, sektor yang memiliki indeks LQ lebih besar dari satu dan merupakan sektor basis ekonomi atau sektor unggulan Kota Ternate adalah informasi dan komunikasi  (10,73) dan sektor listrik, gas, dan air bersih (15,12). Dan untuk hasil Perhitungan DLQ (Dinamic Location Quotient) yang digunakan untuk proyeksi masa mendatang, ada 4 sektor yang pertumbuhannya lebih cepat dari nasional yaitu sektor pertambangan dan penggalian (14,44), Industri Pengolahan (30,46), sektor listrik, gas, dan air bersih (5,73), dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (91,50). Ada delapan sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan dapat dikembangkan dengan baik yaitu sektor pertambangan dan  penggalian (14,44), sektor industri pengolahan (9,26), sektor listrik, gas dan air bersih (15,12),sektor perdagangan, hotel dan restoran (91,50), sektor komunikasi dan pengangkutan (10,73) dan sektor jasa-jasa (7,55).Ada dua sektor yang merupakan sektor basis yaitu sektor industri pengolahan dan sektor listrik,gas dan air bersih. Dua sektor ini yang memberikan kontribusi paling besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Ada empat sektor yang perkembangannya cepat  yaitu: sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor perdagangan hotel dan restoran. Keempat sektor ini dapat dikembangkan untuk mendukung perkembangan Kota Ternate. 
Analisis Finansial Pengolahan Biji Dan Fuli Pala (Myristica fragrans Houtt) Organik (Studi Kasus Pada Home Industri Galela Jaya) Di Desa Dokulamo Kabupaten Halmahera Utara Linda Umasugi; Haryati La Kamisi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.826 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.11.2.81-84

Abstract

Nutmeg is one of the mainstay potential export commodities of the North Maluku regional government, as a source of economic growth and regional income. To be able to maintain and enhance the role of the processing industry sector in national development, efforts are needed to determine the economic value of processed products. This study aims to analyze the processing of organic nutmeg at Galela Jaya Home Industry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency. Analyzing financially organic nutmeg at Galela Jaya Home Industry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency, using investment feasibility criteria, namely NPV, B/C ratio, IRR, PBP and  qualitatively using seed processing and nutmeg mace.  Based on the results of the analysis  it  can be said that the seed processing and nutmeg business carried out by the Galela Jaya Home Industry is feasible because it can provide benefits to the company, from the results of the analysis of financial feasibility at an interest rate of 9%, NPV is Rp. The amount of IDR 1 will provide a benefit of IDR 5%. The value of IRR is obtained at a value of Rp 115.16%, and the importance of the criteria for the investment return period (Playback Period) is obtained at Galela Jaya Home Industry for about 1 year.Nutmeg is one of the mainstay potential export commodities of the North Maluku regionalgovernment, as a source of economic growth and regional income. To be able to maintain and enhance the roleof the processing industry sector in national development, efforts are needed to determine the economic value ofprocessed products. This study aims to analyze the processing of organic nutmeg at Galela Jaya Home Industryin Dokulamo Village, North Halmahera Regency. Analyzing financially organic nutmeg at Galela Jaya HomeIndustry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency, using investment feasibility criteria, namely NPV,B/C ratio, IRR, PBP and qualitatively using seed processing and nutmeg mace. Based on the results of theanalysis it can be said that the seed processing and nutmegbusiness carried out by the Galela Jaya HomeIndustry is feasible because it can provide benefits to the company, from the results of the analysis of financialfeasibility at an interest rate of 9%, NPV is Rp. The amount of IDR 1 will provide a benefit of IDR 5%. Thevalue of IRR is obtained at a value of Rp 115.16%, and the importance of the criteria for the investment returnperiod (Playback Period) is obtained at Galela Jaya Home Industry for about 1 year
Memperkuat potensi lokal guna meningkatkan daya saing di Kota Ternate Linda Umasugi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.5.1.44-48

Abstract

Di dalam mewujudkan Visi pembangunan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Ternate adalah : “Mewujudkan Perindustrian dan Perdagangan Sebagai Penggerak Perekonomian Rakyat yang Berbasis Pada Sumber Daya Lokal”. Untuk mewujudkannya maka perlu ditetapkan Misi Pembangunan Perindustrian dan Perdagangan sebagai berikut :1. Meningkatkan kwalitas sumber daya aparatur sebagai penyelenggara pembangunan di sektor Industri dan Perdagangan;2. Peningkatan pembinaan Industri Kecil dan Menengah dengan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam Lokal;3. Memperkuat Basis Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia secara optimal, yang Produktif mandiri dan mampu berdaya saing;4. Menciptakan pendalaman struktur industri dan pelestarian Kerajinan Tradisional Daerah dan;5. Mewujudkan pembinaan terhadap pelaku Industri dan Perdagangan dan meningkatkan penyediaan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat. Untuk Kota Ternate pertumbuhan ekonomi ditopang dengan potensi lokal yaitu 10-15% yang ditunjang oleh adanya Home industri. Di Kota Ternate sendiri home industri berskala kecil ada 780 unit, tenaga kerja yang terserap 2.718 orang,  jika dibandingkan dengan Perdagangan yang ada di Ternate 839 unit, terserapnya tenaga kerja hanya 1.011 orang, jika dibandingkan antara industri dan perdagangan ada perbedaan yang mencolok dalam perkembangannya hal ini dikarenakan industri di Kota Ternate sendiri perkembangannya berjalan lambat dikarenakan dipengaruhi oleh budaya kerja, karakter setiap individu, budaya persepsi dan manajemen produksi yang masih lemah. Usaha yang telah dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Industri terkait dengan manajemen produksi dengan memberikan pelatihan-pelatihan manajemen dan mengusahakan desa percontohan usaha seperti mengembangkan usaha kursi rotan dan kain tenun khas Maluku Utara namun sampai sekarang terbentur oleh pemasaran. Dan untuk home industri makanan khas kendala yang di hadapi adalah terbentur biaya di dalam soal labelisasi dan sertifikasi produk.
Pendekatan dinamis dalam pengembangan UKM di Kota Ternate Linda Umasugi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.5.1.15-23

Abstract

Di dalam mewujudkan Visi pembangunan Dinas Koperasi dan UKM Kota Ternate adalah : “menjadi lembaga pemerintah yang kredibel dan efektif untuk mendinamisasikan pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam rangka meningkatkan produktifitas, daya saing dan kemandirian”. Untuk mewujudkannya maka perlu ditetapkan Misi Pembangunan Perindustrian dan Perdagangan sebagai berikut : 1. Memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan daerah melalui perumusan kebijakan; 2. Mengkordinasikan perencanan, pelaksanaan dan pengendalian kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM. Meningkatkan sinergi dan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam rangka meningkatkan produktifitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM secara sistematis dan berkelanjutan sampai dengan tahun 2009, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam usaha kecil dari berbagai sektor ekonomi di Kota Ternate berjumlah 4.467 tenaga kerja atau 84,60% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada di Maluku Utara. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja usaha kecil di Kota Ternate adalah cukup besar adalah terbesar jika dibandingkan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja pada usaha non usaha besar dan menengah. Di dalam implementasinya sendiri lebih ke strategi/program permodalan yaitu memberikan modal bagi usaha kecil dan menengah dengan kreteria pinjaman dari 5 juta-25 juta dan untuk pinjaman lebih dari itu maka pihak dari Dinas Koperasi dan UKM mengarahkannya ke pihak Perbankan. namun program yang belum terlaksana untuk lebih memajukan UKM di Kota Ternate adalah belum terwujudnya UKM trade center yang nantinya dipakai sebagai tempat pameran dan pemasaran dari hasil-hasil UKM itu sendiri.  Program permodalan bagi usaha kecil dan menengah tersebut terlaksana karena adanya dana dari PEMDA Kota Ternate sekitar 1 M lebih dan dana dari pemerintah pusat berupa dana Hibah untuk koperasi pemuda dan wanita serta dari lembaga penyaluran dana bergulir pada tahun 2008 untuk koperasi dan UKM.
Pemetaan Kawasan Sentra Produksi bagi UMKM di Kota Ternate Linda Umasugi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1112.038 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.11.1.43-48

Abstract

Suatu wilayah/kawasan yang sukses dalam industrinya adalah yang mampu menciptakan dan mengembangkan faktor creation yang dibutuhkan sesui dengan potensinya, dan wilayah itu akan memiliki keunggulan daya saing dalam menciptakan faktor-faktor produksi yang terspesialisasi (specialized factor) dan sangat tergantung pada: (a) Kondisi permintaan lokal, (b) Keberadaan industri dan pendukung industri terkait, (c) Tujuan perusahaan dan karakteristik persaingan, Oleh karena itu Pemetaan Kawasan Sentra Produksi (P-KSP) merupakan salah satu bentuk pemetaan sentra produksi untuk sektor strategis yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti peningkatan produksi pada sentra-sentra produksi dari sub sektor pertanian tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, subsektor perikanan dan subsektor peternakan yang didukung oleh sarana dan prasarana yang relevan. Tujuan pada penelitian ini adalah Mengidentifikasi komoditas unggulan dari setiap sub sektor untuk dikembangkan menjadi suatu Kawasan sentra produksi, Mengidentifikasi usaha mikro, kecil, dan menengah untuk dikembangkan menjadi sentra-sentra produksi, Melakukan pemetaan kawasan sentra produksi yang bermanfaat untuk pengembangan UKM di Provinsi Maluku Utara sebagai kegiatan usaha untuk peningkatan nilai tambah produk primer yang dihasilkan, Menganalisis daya dukung sumberdaya dalam pengembangan UMKM di Provinsi Maluku Utara, dan Menganalisis Strategi Pengembangan UMKM dengan mempertimbangkan aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Memperkuat potensi lokal guna meningkatkan daya saing di Kota Ternate Linda Umasugi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.5.1.44-48

Abstract

Di dalam mewujudkan Visi pembangunan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Ternate adalah : “Mewujudkan Perindustrian dan Perdagangan Sebagai Penggerak Perekonomian Rakyat yang Berbasis Pada Sumber Daya Lokal”. Untuk mewujudkannya maka perlu ditetapkan Misi Pembangunan Perindustrian dan Perdagangan sebagai berikut :1. Meningkatkan kwalitas sumber daya aparatur sebagai penyelenggara pembangunan di sektor Industri dan Perdagangan;2. Peningkatan pembinaan Industri Kecil dan Menengah dengan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam Lokal;3. Memperkuat Basis Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia secara optimal, yang Produktif mandiri dan mampu berdaya saing;4. Menciptakan pendalaman struktur industri dan pelestarian Kerajinan Tradisional Daerah dan;5. Mewujudkan pembinaan terhadap pelaku Industri dan Perdagangan dan meningkatkan penyediaan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat. Untuk Kota Ternate pertumbuhan ekonomi ditopang dengan potensi lokal yaitu 10-15% yang ditunjang oleh adanya Home industri. Di Kota Ternate sendiri home industri berskala kecil ada 780 unit, tenaga kerja yang terserap 2.718 orang,  jika dibandingkan dengan Perdagangan yang ada di Ternate 839 unit, terserapnya tenaga kerja hanya 1.011 orang, jika dibandingkan antara industri dan perdagangan ada perbedaan yang mencolok dalam perkembangannya hal ini dikarenakan industri di Kota Ternate sendiri perkembangannya berjalan lambat dikarenakan dipengaruhi oleh budaya kerja, karakter setiap individu, budaya persepsi dan manajemen produksi yang masih lemah. Usaha yang telah dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Industri terkait dengan manajemen produksi dengan memberikan pelatihan-pelatihan manajemen dan mengusahakan desa percontohan usaha seperti mengembangkan usaha kursi rotan dan kain tenun khas Maluku Utara namun sampai sekarang terbentur oleh pemasaran. Dan untuk home industri makanan khas kendala yang di hadapi adalah terbentur biaya di dalam soal labelisasi dan sertifikasi produk.