Beselly Putra, Sebrian Mirdeklis
Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP EROSI, LIMPASAN DAN SEDIMENTASI DI DAS COMAL KABUPATEN PEMALANG MENGGUNAKAN ARCSWAT Pramesi, Gading Komala; Andawayanti, Ussy; Putra, Sebrian Mirdeklis Beselly
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1120.957 KB)

Abstract

ABSTRAKBencana yang sering terjadi di DAS Comal adalah banjir dan tanah longsor, untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada DAS Comal diperlukan perencanaan pengelolaan dan usaha konservasi DAS yang sesuai untuk DAS Comal. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya lompasan, erosi, dan sedimentasi dengan melakukan simulasi model ArcSWAT akibat pengaruh tata guna lahan dan menentukan skenario tata guna lahan yang optimal untuk DAS Comal. Untuk mengetahui besarnya limpasan, erosi dan sedimentasi yang diakibatkan oleh perubahan tata guna lahan adalah dengan menggunakan program ArcSWAT melalui 4 proses yaitu delineasi DAS, pembentukan Hydrological Response Unit (HRU), pembuatan database dan simulasi model, serta proses visualisasi model. Hasil penelitian menunjukan besarnya limpasan rata-rata 147,173 mm/tahun, erosi rata-rata 88,617 ton/ha/tahun dan sedimentasi rata-rata 9,380 ton/ha/th. Hasil ini menunjukan DAS Comal termasuk dalam DAS yang tingkat kekritisan lahannya kritis dengan kriteria 1,255 % sangat kritis, 46,591 % kritis, 16,140 semi kritis dan 36,014 potensial kritis. Dari peta tataguna lahan rekomendasi yang sudah dibuat, dengan mengubah tataguna lahan pertanian menjadi hutan (sesuai dengan fungsi kawasan DAS Comal). Hasil dari skenario pembuatan tataguna lahan rekomendasi menunjukan penurunan terhadap laju limpasan sebesar 11,847 %, erosi sebesar 31,570 % dan sedimentasi sebesar 29,394 %.Kata kunci : Perubahan tata guna lahan, ArcSWAT, Daerah Aliran Sungai, Limpasan, Erosi, SedimentasiABSTRACT The commo nt disasters in Comal Watershed are floods and landslides, to solve the problems it is to look appropriate watershed management and conservation management plant. This study aims to calculate the magnitude of run-off, erosion, and sedimentation by utilizing ArcSWAT model. ArcSWAT program through 4 processes: watershed delineation, Hydrological Response Unit (HRU), database and model simulation, and model visualization process. The results showed an average runoff rate of 147.173 mm / year, average erosion of 88.617 ton / ha / year and sedimentation averaged 9.380 ton / ha / year. This result shows that this watershed is in criticial land, with parameter very critical 1.255% , 46.591% critical, 16,140 semi critical and 36.014 critical potentials. That have been made by switch landuse of agricultural into forest (suitable with the function of the Comal Watershed area). The results show a decrease in runoff 11.847%, erosion 31.570% and sedimentation 29.394%. Keywords: Land use changes, ArcSWAT, Watershed, Run off, Erosion, Sediment,and Runoff
SIMULASI NUMERIS PERUBAHAN MORFOLOGI PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MODUL CMS-FLOW DI PANTAI NUSA DUA, BALI Nurhayati, Ima; Dermawan, Very; Putra, Sebrian Mirdeklis Beselly
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1619.292 KB)

Abstract

Abstrak Wilayah pantai di Indonesia sangat intensif digunakan untuk kegiatan manusia. Sebagai dampak dari kegiatan tersebut maka timbul masalah-masalah baru seperti erosi pantai. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut pada pantai Nusa Dua, Bali dibangun satu segmen bangunan pengaman pantai (Groin) agar kondisi profil pantai menjadi seimbang. Untuk memahami kondisi tersebut dilakukan studi dengan menggunakan model numeris 2D Coastal Modelling System-Flow (CMS Flow) dalam interface SMS (Surface water Modelling System) v 11.0. CMS-Flow  digunakan untuk menghitung arus dan tingkatan air yang dikombinasikan gelombang saat bawah gesekan angin, gelombang, pasang surut, kekuatan coriolis, dan pengaruh struktur pantai. Variabel utama U, v-kecepatan, dan ketinggian air disimpan di poin grid yang sama dengan interpolasi momentum. Formula transpor sedimen unified, van Rijn, dan formula transpor non-equilibrium (NET). Pemodelan dilakukan dalam jangka menengah dengan waktu simulasi tiga bulan menggunakan 3 kondisi. Besaran nilai erosi dan sedimentasi terbesar merupakan fokus dari studi. Hasil pemodelan CMS-Flow menunjukkan kondisi krusial pantai terjadi pada segmen groin UG.1-GN.2 dan GN.2-G.12, hal ini disebabkan bentuk segmen groin yang kurang sesuai dengan pola arus yang ada. Evaluasi struktur groin di masa depan diharapkan dapat dilakukan dengan memperhatikan pola arus dan gelombang dominan datang untuk memperhitungkan jarak antar struktur, sehingga dapat mencegah terjadinya turbulensi dan gerusan.   Kata Kunci: Perubahan Morfologi, Analisis hidrodinamik, Groin, USACE CMS-Flow   Abstract The coastal areas of Indonesia are very intensive for human activities. As a result of these activities there are new problems such as coastal erosion. To solve the problem on the beach of Nusa Dua, Bali built a segment of coastal protection building (Groin) so that the condition of beach profile to be balanced. To understand the condition, a study using numerical modeling 2D Coastal Modeling System-Flow (CMS Flow) in SMS interface (Surface water Modeling System) v 11.0 is used. CMS-Flow is used to calculate the current and water levels of the combined waves when under wind, wave, tidal friction, coriolis strength, and the influence of coastal structures. The main variables U, v-velocity, and water level are stored in the same grid points as the momentum interpolation. Unified sediment transport formula, van Rijn, and non-equilibrium transport formula (NET). Modeling is done in the medium term with three months simulation time using 3 conditions. The largest value of erosion and sedimentation is the focus of the study. The CMS-Flow modeling results show that coastal crucial conditions occur in the groyne segments UG.1-GN.2 and GN.2-G.12, this is due to the shape of the groy segment that is less suited to the current pattern. Evaluation of the groyne structure in the future is expected to be done by observing the pattern of current and the dominant wave coming to take into account the distance between structures, so as to prevent turbulence and scour. Keywords: Morphological Change, Hydrodynamic Analysis, Groin, USACE CMS-Flow
SIMULASI NUMERIS PERUBAHAN MORFOLOGI DASAR LAUT PADA DESAIN PELABUHAN DI KABUPATEN GRESIK, INDONESIA Beselly Putra, Sebrian Mirdeklis; Suharyanto, Agus; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.996 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.13

Abstract

ABSTRAK Pengembangan konstruksi Indonesia yang cepat akhir-akhir ini salah satunya dipicu dengan kebijakan tol laut dengan cara pembangunan pelabuhan baru. Salah satunya adalah di Kabupaten Gresik sebagai bongkar barang curah cair dan curah padat. Dibangunnya pelabuhan ini adalah mengurangi beban dan lama tunggu bongkar muat di Tanjung Perak sebagai pelabuhan utama. Besaran lahan reklamasi untuk pelabuhan dan panjang dermaga yang direncanakan akan berhubungan terhadap perubahan morfologi dasar laut. Untuk memahami kondisi tersebut studi dilakukan dengan menggunakan model numeris 2D Coastal Modeling System-Flow (CMS Flow). CMS-Flow menyelesaikannya dengan depth-integrated continuity dan persamaan momentum menggunakan metode volume-hingga. Formula transpor sedimen unified, van Rijn, dan formula transpor non-equilibrium (NET). Pemodelan jangka menengah dijalankan dengan waktu simulasi tiga bulan dengan 5 macam alternatif. Besaran sedimentasi yang minimum di dalam kolam pelabuhan adalah inti dari peninjauan studi. Alternatif yang ketiga dengan desain lolos air memberikan nilai erosi-sedimentasi yang paling kecil, sehingga membuat arus pasang surut dan sungai lebih stabil. Pengembangan dari reklamasi pelabuhan di masa depan disarankan maksimum pada jarak 2700m atau kurang dari garis pantai untuk mencegah turbulensi lebih lanjut. Key words: Perubahan morfologi, analsis hidrodinamik, alternatif pelabuhan, USACE CMS-Flow ABSTRACT The rapid development of Indonesia leads to Sea Toll Policy by Indonesian government. One of the potential locations is in Gresik Regency as solid and liquid bulk cargo. Purpose of the new harbor is to reduce dwelling time in Tanjung Perak harbor. The amount of land reclamation and the size of the port is strictly related with local sea bed morphological change. This study is conducted using the Coastal Modeling System-Flow (CMS-Flow) 2D numerical model. The unified sediment transport formula, the van Rijn, and a non-equilibrium transport formula (NET) were applied for the computation of sediment transport and morphology change. 5 alternatives medium-term CMS-Flow runs, with simulated times of three months. Minimum sedimentation rate inside harbor is key of the assessment. The chosen alternative model 3 with permeable design gives the lowest rate of erosion and sedimentation that makes tidal and river current are more stable. Development of port reclamation is suggested maximum 2700 m from the shoreline or less to prevent further turbulences. Key words: Morphological changes, hydrodynamic analysis, harbor alternatives, USACE CMS-Flow