Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Dilema Etik dalam Merawat Pasien Terlantar yang Menjelang Ajal di IGD Ose, Maria Imaculata
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 2 (2017): Vol 3, No.2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i2.9420

Abstract

ABSTRAK Perawat IGD memiliki beban kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang berkerja diruang lain. Kepadatan pasien di IGD selain mengupayakan keselamatan pasien, juga mengancam privasi pasien, dan membuat frustasi staf di  IGD. Dilema etik sering dialami oleh perawat IGD dalam merawat pasien terlantar yang berada dalam fase menjelang ajal, namun tidak memiliki identitas. Fokus perawatan yang diberikan pada fase menjelang ajal dikenal dengan istilah End Of Life Care. Ketidakhadiran keluarga untuk mendampingi pasien dan tingginya beban kerja perawat yang tidak seimbang seringkali menyebabkan perawat tidak dapat fokus memberikan pendampingan menyebabkan timbulnya dilema etik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi makna dilema etik perawat dalam merawat pasien terlantar yang menjelang ajal di IGD. Desain penelitian ini  menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif, yang melibatkan 7 orang perawat IGD. Data dikumpulkan melalui indepth interview dan dianalisis secara tematik Braun dan Clark. Hasil penelitian didapatkan bahwa tiga tema yaitu: 1) Menyadari pasien terlantar menjelang ajal bukan prioritas pertama di IGD; 2) Bersikap profesional dan bertanggung Jawab; dan 3) Penerapan kebijakan yang menunjukan respect dan mendukung perawatan pasien terlantar. Kesimpulan: Kehadiran pasien terlantar menimbulkan dilema etik, perawat memaknai walaupun pasien tersebut bukanlah pasien prioritas tetapi harus bersikap professional dan bertanggung jawab. Dengan adanya dukungan dan kebijakan dalam penanganan pasien terlantar penerapan caring dapat tetap diberikan walaupun perawatan End of life care yang diberikan di IGD belum optimal.  ABSTRACT Nurses who work in the emergency department have more workload compared to nurses who come from other departments. In the emergency department, the nurses not only have to struggle for the patients’ safety but they also need to deal with the patients’ privacy which is frustrating. Therefore, the nurses are often faced with many ethical dilemmas especially when they need to take care of homeless patients whose identity are not yet verified. The focus of the treatment is known as the End Of Life Care. The absence of the patients’ family members makes it harder for the nurses to focus on giving an assistance. As a result, ethical dilemmas may arise. The objective of this study, thus, was to explore the meaning of ethical dilemmas faced by the nurses when taking care of the homeless in the emergency department of RSSA Malang. Research design: this research employed a qualitative method using the interpretive phenomenology approach which involved 7 emergency department nurses. Data was collected through in-depth interview and analyzed thematically (Braun and Clark, 2006). Research Findings were categorized into 3 themes that are: 1) Recognizing dormant patients before death is not the first priority in the emergency department; 2) Be professional and responsible; and 3) Implementation of policies that show respect and support the care of abandoned patients. Conclusion: The presence of displaced patients raises ethical dilemma, nurses interpret the patient even though the patient is not a priority but should be professional and responsible. On the other hand with the support and policy in handling these abandoned patients so that the application of caring is given although the care of End of life care provided in the emergency department has not been optimal 
The Effect of Changes in Postural Position Angle Degree on Central Venous Pressure Measurement Lesmana, Hendy; Ose, Maria Imaculata; Zulfia, Rahmatuz; Tobing, Kurniaty Ika Sari
Indonesian Journal of Medicine Vol 4, No 3 (2019)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.902 KB)

Abstract

Background: Central venous pressure is often used in intensive care, especially in patients who ex­pe­rience impaired fluid balance, heart failure, evaluation of therapeutic response and media for the­­rapy or hypertonic fluid. The patient's hemodynamic condition during treatment in the intensive care unit (ICU) is con­­stantly changing (unstable), therefore, serial monitoring of central venous pressure is needed and the patient's position must be constant. Changing the position of the patient in a place is some­ti­­mes something that cannot be avoided when the patient is in intensive room. This study aimed to examine the effect of changing the position of patients in bed at 00, 150, 300, and 450 on central venous pressure (CVP) va­lues.  Subjects and Method: This was quasi-experimental study, using a post test with­out control group with repeated measures. This study was conducted in the ICU/ICCU Room at Tarakan Ho­s­pital, No­rth Kalimantan, from May to June 2019. A total of 30 patients was selected by acci­den­­­tal sampling. The dependent variable was central venous pressure. The independent variable was the position of the patient when a central venous pressure examination was carried out, with the degree of positions which were 00, 150, 300, and 450. The data was obtained from observation she­et. CVP was measured by water manometer. The data were analyzed by Anova.Results: The lowest mean CVP was achieved at 0º (Mean=15.13; SD= 5.79). The highest mean CVP was achieved at 45º (Mean=18.18; SD=5.35). The different mean between 0º and 45º was sta­tis­tically significant (p=0.001). The mean CVD at 15º was mean=16.35; SD=5.73. The mean CVD at 30º was mean=17.07; SD=5.42). The different mean between 15º and 30º was statistically sig­ni­fi­cant (p=0.047).  Conclusion: The best position for perform central venous pressure is 45o.Keywords:  central vein pressure, intensive care, patient positionCorrespondence: Hendy Lesmana. Nursing Department, Faculty of Health, Universitas Borneo Tarakan. Email: damayanti.titha@gmail.com.Indonesian Journal of Medicine (2019), 4(3): 192-200https://doi.org/10.26911/theijmed.2019.04.03.01
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PERTOLONGAN RESUSITASI JANTUNG PARU DENGAN SATU PENOLONG PADA SERANGAN JANTUNG Ose, Maria Imaculata
Journal of Borneo Holistic Health Vol 1, No 2 (2018): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.081 KB) | DOI: 10.35334/borticalth.v1i2.511

Abstract

Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan bagian dari tindakan gawat darurat yang bertujuan untuk menyelamat nyawa pada kasus-kasus kritis yang salah satunya adalah pada serangan jantung dan menyebabkan henti jantung tanpa nadi. Pemahaman dan keterampilan RJP sangat penting untuk dapat diaplikasikan secara tepat dan benar.  Produk desain ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan intelektual dan softskill pertolongan RJP dengan satu penolong pada pasien dengan serangan jantung dengan menggunakan multimedia yang dikemas dan dipublikasikan yang memenuhi kelayakan aspek materi dan aspek media sehingga menjadi  lebih baik dan menyenangkan. Multimedia yang dikembangkan ini dirancang secara sistematis dan terprogram menggunakan aplikasi Microsoft Power Point 2010, dan Camtasia Studio 8.4. Dengan  hasil  video ini membantu proses pembelajaran  mahasiswa dan  memperoleh keterampilan dan  dalam tindakan RJP dengan satu penolong.
ANALISIS KETERBATASAN SISTEM PENANGANAN KEGAWATAN DARURATAN PADA PELAYANAN UGD PUSKESMAS/ PRIMARY HEALTH CARE CENTER; LITERATUR REVIEW Ose, Maria Imaculata
Journal of Borneo Holistic Health Vol 2, No 1 (2019): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.736 KB) | DOI: 10.35334/borticalth.v2i1.744

Abstract

Banyaknya masalah yang timbul pada pelayanan kesehatan didaerah terpencil yang tidak memiliki akses kepelayanan kesehatan yang dilatarbelakangi mulai dari sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang terbatas, letak geografis yang terdiri dari laut, maupun pegunuangan. Untuk mencapai pusat rujukan. Penanganan pertama dan proses rujukan merupakan proses yang rangkaian yang selalu di hadapi oleh petugas kesehatan. Tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan keterbatasan system penanganan kegawatdaruratan pada pelayanan UGD Puskesmas/ Primery  Health Care. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah Literature Review, yaitu sebuah pencarian literatur baik internasional maupun nasional yang dilakukan dengan mengunakan data  dengan mengulas literatur keperawatan, kedokteran  dari media elektronik CINAHL, dan menggunakan Sciene Direct, EBSCO dengan menggunakan kata kunci penanganan Gawat darurat,system penanganan gawat darurat..  Kriteria dalam artikel ini adalah fulltext dan di terbitkan dalam periode 2005-2019. Hambatan dalam pelaksanaan pelayanan UGD Puskesmas/ primary health care center pada pelayanan kegawatdaruratan dasar, pelayananan Obesteri Neonatus dan Penanganan Kesiap Siagaan Bencana Secara teoritis ada dua kelompok variabel yang dapat mempengaruhi hal tersebut, meliputi : varibel individu dan variabel organisasi. Varibel individu meliputi rasa cemas, ketakutan dan ketidakberdayaan. Hambatan dari varibel organisasi meliputi sarana dan prasarana, keterbatasan ketenagaan baik dari sisi kuantitas dan kualitas, SDM, hambatan dalam factor komunikasi.    
EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA TEKNIK BALUTAN WET-DRY DAN MOIST WOUND HEALING PADA PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK Ose, Maria Imaculata; Utami, Putri Ayu; Damayanti, Ana
Journal of Borneo Holistic Health Vol 1, No 1 (2018): Journal of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.746 KB) | DOI: 10.35334/borticalth.v1i1.401

Abstract

Ketidakseimbangan glukosa dalam darah menimbulkan dampak gangguan pada neuropati yang berpotensi terjadinya luka diabetes. Salah Satu komplikasi diabetes melitus adanya luka ulkus yang menyebabkan 50% hingga 75% harus amputasi. Perawatan luka dewasa ini di ruang perawatan rumah sakit masih cenderung menggunakan metode balutan kasa ”Wet-Dry”(Basah-kering),  perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknik perawatan luka terkini  “Moist Wound Healing”.  Tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas penyembuhan luka dengan membandingkan penggunaan balutan  dengan teknik Wet-Dry dan dengan teknik balutan Moist Wound Healing. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain Quasi eksperimental. Populasi adalah seluruh pasien diabetes yang mengalami ulkus. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling sehingga diperoleh 18 responden yang menggunakan perawatan luka dengan teknik wet-dry dan 15 responden ulkus diabetic yang dilakukan perawatan luka dengan teknik Moist Wound Healing. Hasil : Data variabel berdistribusi normal setelah diuji dengan Saphiro-Wilk. Uji t-berpasangan menunjukan nilai signifikan  p =0,004 yang mana nilai p Value 0,05 sehingga ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang antara kelompok penyembuhan luka dengan perawatan luka dengan teknik Wet dry dengan kelompok perawatan luka Moist Wound Healing. Kesimpulan dari penelitian ini perawatan luka pada ulkus diabetik dengan teknik moist healing lebih cepat proses penyembuhannya sehingga pasien mendapatkan perawatan lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu dan biaya.Kata Kunci : Ulkus, Diabetic, Wet-dry, Moist Wound Healing.
PEMBERDAYAAN KADER DALAM EMERGENCY FIRST AID PENANGANAN HENTI JANTUNG KORBAN TENGGELAM PADA WILAYAH PERSISIR TARAKAN Ose, Maria Imaculata; Lesmana, Hendy; Parman, Dewy Haryanti; Tukan, Ramdya Akbar
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.936 KB) | DOI: 10.12928/jp.v4i1.1818

Abstract

Penduduk yang berdomisili di daerah pesisir mayoritas bepekerjaan sebagai nelayan yang memiliki resiko tenggelam. Selain itu pantai menjadi tujuan wisata lokal yang cukup sering dikunjungi. Melihat dari situasi resiko tinggi kegawatdaruratan terjadinya tenggelam dan henti jantung. Keterlambatan penanganan dalam 10 menit menyebabkan kondisi iskemia pada jaringan otak menyebabkan kegagalan sirkulasi jantung yang dapat menyebabkan kematian. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pertama pada korban henti jantung maupun tenggelam. Pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kader kesehatan dalam penanganan henti jantung dan korban tenggelam dalam lingkungan wilayah persisir Kota Tarakan menjadi sangat penting. Emergency First Aid Course merupakan kegiatan pelatihan dalam penanganan bantuan hidup dasar. Tujuan dilakukan kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan penanganan pertama pada penangganan tenggelam maupun korban henti jantung. Kegiatan ini meliputi pemberian materi dan pelatihan penangan bantuan hidup pada pasien henti jantung maupun tenggelam dan dalam kegiatan ini akan disusun sebuah modul yang dapat menjadi sumber informasi bagi kader dan masyarakat sekitar persisir Kota Tarakan.
Pengalaman Perawat IGD Merawat Pasien Do Not Resuscitate pada Fase Perawatan Menjelang Ajal Maria Imaculata Ose
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 20, No 1 (2017): March
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v20i1.378

Abstract

Do Not Resuscitate (DNR) menjadi keputusan yang tidak mudah diambil oleh dokter dan membutuhkan pertimbangan dan rekomendasi dari perawat. Keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan informasi DNR, kriteria IGD yang lebih berfokus pada perawatan gawat darurat menyebabkan tidak dapat maksimalnya peran perawat dalam perawatan menjelang ajal. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman perawat di IGD dalam merawat pasien DNR di ruang IGD. Desain Penelitian dengan metode Kualitatif pendekatan Fenomenologi interpretif, partisipan empat perawat IGD. Data dikumpulkan melalui Indepth interview, menggunakan analisis tematik Braun dan Clark. Hasil Penelitian empat tema yaitu 1. Memahami kegagalan resusitasi merupakan pasien DNR, 2. Melakukan resusitasi sebagai Protap Penanganan awal, 3. Berkolaborasi mengambil keputusan DNR, 4. Menyiapkan kematian pasien dengan baik. Kesimpulannya yaitu pengambilan keputusan DNR (Do Not Resuscitate) membutuhkan pertimbangan dan pemahaman pada kriteria DNR, selain itu perawat harus terlibat dalam kolaborasi dengan tim yang merawat pasien, sehingga keputusan DNR tepat. Perawatan DNR di IGD memberikan resusitasi sebagai tindakan awal dan mempersiapkan kematian pasien dengan baik dengan melibatkan keluarga pasien. Abstract Experience of ER Nurse in Treating Do Not Resuscitate Patients in End of Life Care Phase. Do Not Resuscitate (DNR) is a difficult decision for doctors to make. In making the decision, the doctors need to consider nurses’ recommendation. Due to limited knowledge, experiences, and information of DNR, plus the criteria of emergency department which are only focused on emergency treatments, the nurses cannot maximize their roles in the end of life care. This study, thus, aimed to explore the nurses’ experiences in the emergency rooms especially in taking care of DNR patients. This research employed a qualitative method that was interpretive phenomenology approach involving four nurses who were working in the emergency department. Data was collected through in depth interview, using thematic analysis suggested by Braun & Clark. The results of the study cover four themes; they are to 1. Understand the failure of resuscitation during the treatment, 2. Perform resuscitation as an early standard operating procedure to treat patients 3. Collaborate in making decision on DNR, 4. Prepare patients for a good death. The conclusion is before deciding to perform DNR (Do Not Resuscitate), doctors need to understand the criteria of DNR and get nurses involved in it. DNR treatment in the emergency rooms is an early standard operating procedure to treat patients at the end of life phase and to prepare them for a good death by also engaging their family members.   Keywords: DNR, end of life care, emergency of nursing
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN BANTUAN HIDUP DASAR DAN PENANGGULANGAN KEGAWATDARURATAN PADA KADER KESEHATAN Ahmat Pujianto; Maria Imaculata Ose; Hendy Lesmana; Citra Alpiani; Putri Aulia Rohmadiana
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.116 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i2.7054

Abstract

Abstrak: Keterlambatan pemberian pertolongan pertama di fase pre hospital pada korban kegawatdaruratan dapat memperburuk kondisi korban. Pertolongan yang cepat dan tepat pada korban gawat darurat akan mencegah korban dari kematian maupun kecacatan permanen. Kader kesehatan memegang peranan penting terutama sebagai first responder (orang yang pertama kali menemukan korban), sehingga harus memiliki kemampuan melakukan bantuan hidup dasar. Saat ini, hanya ada 1 orang dari total 20 kader kesehatan Kelurahan Juata Permai yang sudah pernah mengikuti pelatihan BHD. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan BHD dan penanggulangan kegawatdaruratan pada kader kesehatan. Kegiatan ini diikuti oleh 20 kader kesehatan. Pelatihan ini terbagi dalam 2 tahap, yaitu penyampaian teori terkait BHD dan penanggulangan kegawatdaruratan dan praktik. Setelah mengikuti kegiatan ini, pengetahuan dan juga keterampilan peserta terkait BHD dan penanggulangan kegawatdaruratan mengalami peningkatan minimal 60%. Hal tersebut terbukti dengan peningkatan nilai post test dan juga setiap peserta mampu mempraktikkan skill resusitasi jantung paru dan pembebasan jalan napas pada korban tersedak baik itu korban dewasa, anak maupun bayi.Abstract: The delay of the first responder to provide first aid in the pre-hospital phase for emergency victims can worsen the victim's condition. Prompt and appropriate help for victims with emergency conditions will prevent victims from death or permanent disability. Health volunteers play an important role, especially as first responders, so that the ability to carry out basic life support must be possessed by health cadres and the wider community. Currently, there is only 1 person out of a total of 20 health volunteers in Juata Permai Village who has attended Basic Life Support (BLS) training. The purpose of this activity is to increase BHD knowledge and skills and to respond to emergencies in health volunteers. This activity was attended by 20 health volunteers. This activity includes 2 stages, including the delivery of the theory/concept of BLS and emergency response using the lecture method, question and answer, and the practice. After participating in this activity, participants' knowledge and skills related to BLS and emergency response increased 60%. This is evidenced by the increase in post-test scores and also that each participant can practice cardiopulmonary resuscitation skills and airway clearance for choking victims, both adult victims, children and infants.
PEMBERDAYAAN KADER DALAM EMERGENCY FIRST AID PENANGANAN HENTI JANTUNG KORBAN TENGGELAM PADA WILAYAH PERSISIR TARAKAN Maria Imaculata Ose; Hendy Lesmana; Dewy Haryanti Parman; Ramdya Akbar Tukan
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v4i1.1818

Abstract

Penduduk yang berdomisili di daerah pesisir mayoritas bepekerjaan sebagai nelayan yang memiliki resiko tenggelam. Selain itu pantai menjadi tujuan wisata lokal yang cukup sering dikunjungi. Melihat dari situasi resiko tinggi kegawatdaruratan terjadinya tenggelam dan henti jantung. Keterlambatan penanganan dalam 10 menit menyebabkan kondisi iskemia pada jaringan otak menyebabkan kegagalan sirkulasi jantung yang dapat menyebabkan kematian. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pertama pada korban henti jantung maupun tenggelam. Pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kader kesehatan dalam penanganan henti jantung dan korban tenggelam dalam lingkungan wilayah persisir Kota Tarakan menjadi sangat penting. Emergency First Aid Course merupakan kegiatan pelatihan dalam penanganan bantuan hidup dasar. Tujuan dilakukan kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan penanganan pertama pada penangganan tenggelam maupun korban henti jantung. Kegiatan ini meliputi pemberian materi dan pelatihan penangan bantuan hidup pada pasien henti jantung maupun tenggelam dan dalam kegiatan ini akan disusun sebuah modul yang dapat menjadi sumber informasi bagi kader dan masyarakat sekitar persisir Kota Tarakan.
Peningkatan Kualitas Caregiver Melalui Pelatihan Perawatan Kegawatdaruratan Dan Dasar di masa pandemic covid-19 Maria Imaculata Ose; Fitriya Handayani; Ahmat Pujianto; Marnia Sulfiana; Aji Ega; Cindy Arfina
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2021): April
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v3i3.684

Abstract

Care giver atau pengasuh memiliki peran penting dalam merawat dan mendampingi lansia yang berada di panti dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang dihadapi adalah care giver di panti tidak memiliki latar belakang Ilmu Kesehatan maupun Ilmu keperawatan dalam mendampingi para lansia. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan caregiver melalui pelatihan perawatan kegawatdaruratan dan perawatan dasar pada lansia di Panti sangat penting. Kegiatan ini disusun dalam meliputi survey lapangan, melakukan koordinasi dan komunikasi, penyusunan modul, dan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini berlangsnung dengan memperhatikan protocol Kesehatan. Pelaksanaan kegiatan pelatihan di bagi menjadi dua tahap yaitu tahap pemberian materi dan tahap praktek. Dalam tahap praktek semua caregiver mendapatkan kesempatan untuk mendemonstrasikan dengan didampingi narasumber dan fasilitator hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk memberikan pelayanan yang maksimal.
Co-Authors Agustin, Marlinda Ahmat Pujianto Ahmat Pujianto Ahmat Pujianto Aji Ega Akbar Tukan, Ramdya Alfianur Alfianur Alfianur Alfijanuanto, Dedek Dwi Alpiani, Citra Alpiani Amelia, Riya Andi Selamat Andini, Nenden Imas ARDIANSYAH ARDIANSYAH Aris Junaidi Armanto, Armanto Astuti, Mira Bayu Purnomo Cahyani, Reni Tri Choiroh Armah Cindy Arfina Citra Alpiani Damayanti, Ana Darni Darni Darni Darni Deby Deby DEWI WIJAYANTI Dewi Wijayanti Dewy Haryanti Parman Dewy Haryanti Parman Donny Tri Wahyudi Donny Tri Wahyudi Estania Megaputri Theovena Fitasari, Fitasari Fitria Handayani Fitriya Handayani Fitriya Handayani Fitriya Handayani Fitriya Handayani Fitriya Handayani Gusriani Gusriani Hafifa, Nun Ayu Handayani Fitriya Handayani, Fitriya Handoko, Setiawan Tri Hasriana Hasriana, Hasriana Hidaya, Nurman Indiriawati, Resty Iskandar, Ayuk Cucuk Jumriana Jumriana, Jumriana Kemuning, Lely Putri Lesmana, Hendy Losong, Aprilisya Nensyiawati Madda, Hasmidah Mangga, Mikael Manihuruk, Mellyani Boru Marnia Sulfiana Mega Octamelia Miti, Miti Najihah Najihah Najihah Najihah, Najihah Nani, Hasni Noor Ainah Nur Abdiansyah, Dhanu Agung Nurman Hidaya Nurman Hidaya Nurman Hidaya Nursalehuddin, Nursalehuddin octamelia, Mega Oktovianus, Enilin Paridah Paridah Parman, Dewy Haryanti Pujianto, Ahmat Putri Aulia Rohmadiana Putri Ayu Utami Renna Youfristiya Sari Retno Lestari Retty Ratnawati Rika Wahyuni Sugiyatmi, Tri Astuti Sulidah Sulidah Tambunan, Santi Tandi, Herlina Tobing, Kurniaty Ika Sari Uhie Lewuk, Maria Ulfanti Ully, Sulidah Umami, Nurrahmi Utami, Putri Ayu Wahyudi, Donny Tri Yacoline Pailungan, Ferly Yusnia, Yusnia Zulfia, Rahmatuz