Amrah, Rosita
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MITOS DAN CERITA RAKYAT KUTAI IKAN BAUNG PUTIH DI MUARA KAMAN: KAJIAN STRUKTURALISME Amrah, Rosita; Murtadlo, Akhmad; Rijal, Syamsul
Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya) Vol 1, No 2 (2017): Edisi April 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.418 KB) | DOI: 10.30872/ilmubudaya.v1i2.682

Abstract

 ABSTRACTThis study aimed to describe the structure of folklore Ikan Baung Putih and its relationship with the myth of ikan baung putih growing in Muara Kaman. Relations folklore with myths known weave patterns and functional actants in the analysis of the story. The results showed that the folklore Ikan Baung Putih has a very close relationship with the myth that developed. King Setanyer told never ask for help to the ikan Baung Putih to be saved from the attack earthworms. Ikan Baung Putih accepted the request to propose several measures, among others, King Setanyer and their offspring should not eat the flesh of ikan Baung Putih. If the agreement is violated, then there would be a calamity that comes in the form of itching and scabies on the body. The deal is then a myth that developed in Muara Kaman.Key words: myth, folklore, structuralism, ikan Baung PutihABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur cerita rakyat Ikan Baung Putih dan hubungannya dengan mitos ikan baung putih yang berkembang di Muara Kaman. Hubungan cerita rakyat dengan mitos yang berkembang diketahui dengan menyusun pola aktan dan fungsional dalam analisis cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat Ikan Baung Putih memiliki hubungan yang sangat erat dengan mitos yang berkembang. Raja Setanyer dikisahkan pernah meminta pertolongan kepada ikan Baung Putih agar diselamatkan dari serangan cacing tanah. Ikan Baung Putih menerima permintaan itu dengan mengajukan beberapa syarat antara lain, Raja Setanyer dan keturunannya tidak boleh memakan daging ikan Baung Putih. Apabila kesepakatan itu dilanggar, maka akan ada musibah yang datang berupa penyakit gatal-gatal dan kudisan pada tubuh. Kesepakatan inilah yang kemudian menjadi mitos yang berkembang di Muara Kaman. Kata Kunci: mitos, cerita rakyat, strukturalisme, ikan Baung Putih