Perwitasari, Dyah A.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Adherence and Quality of Life of Hypertension Patients in Gunung Jati Hospital, Cirebon, Indonesia Perwitasari, Dyah A.; Susilo, Rinto; Supadmi, Woro; Kaptein, Adrian A.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.835 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2015.4.4.289

Abstract

The treatment effectiveness of hypertension could be influenced by patients’ characteristics and patients’ adherence with medication. Besides reaching the goal of blood pressure decrease after the treatment, their quality of life has become the main concern regarding effectiveness of hypertension treatment. This study aimed to explore the hypertension patients’ adherence and quality of life. In addition, it was studied which factors associated with adherence and quality of life in hypertension patients treated withantihypertensive at Gunung Jati Hospital, Cirebon. We recruited 85 adult hypertension patients who were treated with antihypertensive agents for at least 6 months. The patients’ adherence was measured by Medication Adherence Report Scale and the patients’ quality of life was measured by Indonesian version of Short Form-36 questionnaire. The patients’ adherence was found as 24.03 (SD: 1.98) and there were no significant differences of patients’ adherence using monotherapy and combination therapy. Thepatients’ characteristics such as, age, gender and education level could not predict patients’ adherence (p>0.05). The average of Physical Component Summary (PCS) and Mental Component Summary (MCS) were 43.35 (SD: 9.4) and 52.13 (SD:5.59). Age and gender may predict PCS, however, education and comorbidity may predict MCS (p<0.05). Hypertension patients’ adherence in Gunung Jati hospital is good. The PCS and MCS scores in this study are comparable to the other previous studies. The patients’characteristic could not be the predictor of patients’ adherence.Keywords: Adherence, hypertension, quality of life, MARS, SF-36Kepatuhan dan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Gunung Jati CirebonEfektivitas terapi pasien hipertensi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor karakteristik pasien dan kepatuhan pasien. Selain menurunkan tekanan darah, luaran lain dari terapi hipertensi adalah meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepatuhan dan kualitas hidup pasien hipertensi serta memahami faktor prediksi kepatuhan dan kualitas hidup pasien. Sejumlah 85 pasien hipertensi yang telah mengonsumsi obat hipertensi minimal 6 bulan berpartisipasi dalam penelitian ini. Kepatuhan pasien diukur dengan kuesioner Medication Adherence Report Scale versi Indonesia dan kualitas hidup pasien diukur dengan kuesioner Short Formulary-36 versi Indonesia. Kepatuhan pasien hipertensi di RS Gunung Jati Cirebon adalah 24,03 (SD:1,98) dan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kepatuhan pasien hipertensi yang menggunakan monoterapi dan kombinasi terapi. Karakteristik pasien seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan bukan merupakan prediktor kepatuhan (p>0,05). Rata-rata Physical Component Summary (PCS) dan Mental Component Summary (MCS) adalah 43,35 (SD: 9,4) dan 52,13 (SD:5,59). Usia dan jenis kelamin merupakan prediktor PCS dan pendidikan serta komorbiditas merupakan prediktor MCS (p<0,05). Kepatuhan pasien hipertensi di RS Gunung Jati Cirebon cukup baik. Komponen PCS dan MCS cukup baik dibandingkan dengan penelitian lain. Karakteristik demografi pasien bukan merupakan prediktor kepatuhan pasien.Kata kunci: Hipertensi, kepatuhan, kualitas hidup, SF-36, MARS
Pengaruh Pemberian Kombinasi Probiotik dan Seng terhadap Frekuensi dan Durasi Diare pada Pasien Anak di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Huda, Nurul; Perwitasari, Dyah A.; Risdiana, Irma
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.68 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.11

Abstract

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun,diare merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penggunaan probiotik untuk diareakut pada anak sudah digunakan secara luas meskipun belum direkomendasikan oleh World HealthOrganization (WHO). Penelitian yang membandingkan penambahan probiotik pada terapi standar diaremasih sangat terbatas, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberianprobiotik yang diberikan secara bersamaan dengan terapi standar diare terhadap frekuensi dan durasidiare akut pada anak. Penelitian ini menggunakan desain kohort dengan pengambilan data dilakukansecara prospektif pada pasien diare akut pada anak di Unit Rawat Inap Anak RS PKU MuhammadiyahYogyakarta periode September–Desember 2015. Subjek yang diamati adalah pasien yang mendapatkanterapi standar diare (cairan rehidrasi dan seng) sebagai kelompok I, dan yang mendapatkan terapistandar diare (cairan rehidrasi dan seng) yang dikombinasikan dengan probiotik sebagai kelompok II.Variabel pengamatan utama adalah frekuensi dan durasi diare. Perbedaan frekuensi diare dan durasidiare antar kelompok yang terdistribusi normal dianalisis dengan uji parametrik yaitu uji t-test tidakberpasangan, sedangkan yang tidak terdistribusi normal dianalisis dengan uji non-parametrik yaitu ujiMann-Whitney. Selama periode penelitian diperoleh 44 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, yangterdiri dari 38 subjek yang mendapatkan terapi cairan rehidrasi, seng dan probiotik dan sebanyak6 subjek yang mendapatkan terapi cairan rehidrasi dan seng. Frekuensi diare lebih sedikit padakelompok I dengan nilai rata-rata 1 kali dibanding kelompok II yaitu 3 kali (p=0,024). Durasi diarelebih singkat pada kelompok I dengan nilai rata-rata 46 jam 30 menit dibanding kelompok II dengannilai rata-rata 53 jam 10 menit (p=0,515). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian probiotikpada terapi standar diare tidak menunjukkan penurunan pada frekuensi dan durasi diare dibandingkandengan kelompok yang hanya diberikan terapi standar diare dalam tata laksana diare akut pada anak.
Illness Perceptions and Quality of Life in Patients with Diabetes Mellitus Type 2 Perwitasari, Dyah A.; Santosa, Setiyo B.; Faridah, Imaniar N.; Kaptein, Adrian A.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.277 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.3.190

Abstract

One of the treatment objectives in patients with type 2 diabetes mellitus (T2DM) is improving their quality of life (QoL). Illness perceptions are major determinant of QOL. This study was aimed to evaluate the QoL of T2DM patients with complications, and to examine the correlation between patients’ illness perceptions and QoL. We conducted a cross-sectional study in a private hospital in Yogyakarta, Indonesia from July to September 2015. We recruited adult patients with a diagnosis of T2DM with complications (ICD E.11) that has been diagnosed for at least 3 months. Illness perceptions were assessed with the Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ), and diabetes type 2 specific QoL with the Diabetes Quality of Life for Clinical Trial Questionnaire (DQLCTQ). Data was analyzed using Pearson correlation test. We recruited 51 T2DM patients. Female patients were dominant and most of the subjects experienced T2DM more than 5 years. The BIPQ scores indicated that patients had positive perceptions about T2DM and the treatment in all domains, except for coherence. Scores on the DQLCTQ showed that T2DM patients’ QoL is good, except for the self satisfaction and treatment effect. Statistically significant positive correlations were observed between BIPQ dimensions of personal control, treatment control and coherence and QoL domains (p<0.01). Moreover, the strong negative correlation were observed between consequences, concern and emotional response and QoL domains (p<0.01). However, 92% correlations are weak. Illness perceptions are correlated with T2DM patients’ QoL. Interventions aimed to get more adaptive illness perceptions may impact positively on QoL.Keywords: BIPQ, DQLCTQ, illness perceptions, Indonesia, QoL, T2DM Persepsi terhadap Penyakit dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Salah satu tujuan terapi DM tipe 2 adalah memperbaiki kualitas hidup pasien. Persepsi terhadap penyakit merupakan penentu utama dari kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas hidup pasien pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi serta mengetahui hubungan antara persepsi pasien dan kualitas hidup. Rancangan penelitian ini adalah potong lintang yang dilakukan di rumah sakit swasta di Yogyakarta. Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 dewasa dengan komplikasi yang terdiagnosa minimal 3 bulan sebelum penelitian ini dimulai (ICD E11). Kualitas hidup diukur dengan Diabetes Quality of Life for Clinical Trial Questionnaire (DQLCTQ) dan persepsi pasien diukur dengan Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ). Sejumlah 51 pasien DM tipe 2 dengan komplikasi turut berpartisipasi dalam penelitian ini dari bulan Juli sampai September 2015. Mayoritas subjek adalah wanita dan sebagian besar pasien mengalami DM tipe 2 lebih dari 5 tahun. Skor domain BIPQ memperlihatkan bahwa pasien DM tipe 2 mempunyai persepsi yang positif terhadap penyakit dan pengobatannya pada semua domain kecuali koherensi. Skor domain DQLCTQ memperlihatkan bahwa pasien mempunyai kualitas hidup yang baik, kecuali domain kepuasan pribadi dan efek terapi (berturut-turut 55,6 dan 44,3). Korelasi kuat yang positif terlihat pada domain persepsi kontrol diri, kontrol terapi dan koherensi dengan semua domain kualitas hidup (p<0,01). Korelasi kuat yang negatif terlihat pada domain konsekuensi, kekhawatiran dan respon emosi dengan kualitas hidup (p<0,01). Sejumlah 92% korelasi BIPQ dan DQLCTQ adalah lemah. Persepsi pasien dan komplikasi dapat memengaruhi kualitas hidup pasien DM tipe 2. Intervensi yang bersifat memperbaiki persepsi pasien akan berdampak positif terhadap kualitas hidup.Kata kunci: BIPQ, DM tipe 2, DQLCTQ, Indonesia, kualitas hidup, persepsi
Quality of Life and Adherence of Diabetic Patients in Different Treatment Regimens Perwitasari, Dyah A.; Adikusuma, Wirawan; Rikifani, Shoma; Supadmi, Woro; Kaptein, Adrian A.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 3, No 4 (2014)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1165.779 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2014.3.4.107

Abstract

The diabetic patient’s quality of life and adherence should be a concerned by health care providers. This study aimed to explore the diabetic patient’s quality of life and medication adherence into account. We recruited 88 subjects in a cross-sectional design. The research subjects were out-patients with type 2 diabetes mellitus in a private hospitals in Yogyakarta City who had taken single or combination of oral anti diabetic and insulin at least six months prior to quality of life measurement. Patients were classified into three groups (monotherapy, oral combination therapy, and oral-insulin combination group). The domains of physical function, energy, satisfaction treatment, and treatment effect were significantly different among the three groups. There were significant associations between treatment satisfaction domain and adherence in monotherapy and oral-insulin combination groups, the health pressure domain and adherence in oral-insulin combination group, the treatment satisfaction domain with adherence in first two groups, and health pressure domain with adherence in oral-insulin combination group. In conclusion, the quality of life of the diabetic patients was good and their medication adherence was at a moderate level.Key words: Adherence, diabetes, Indonesia, quality of life Kualitas Hidup dan Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus dengan Pengobatan yang BerbedaKualitas hidup dan kepatuhan pasien diabetes melitus (DM) sebaiknya mendapat perhatian dari pemberilayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup pasien DM dan hubungannya dengan kepatuhan pasien. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan potong lintang. Subjek penelitian ini adalah 88 orang pasien DM tipe 2 di suatu rumah sakit swasta di Yogyakarta yang memperoleh pengobatan baik tunggal maupun kombinasi antara antidiabetes oral dan insulin minimal enam bulan sebelum pengambilan data kualitas hidup. Pasien dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok monoterapi, kombinasi oral antidiabetes, dan kombinasi oral-insulin. Terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok ini pada domain fungsi fisik, energi, kepuasan terhadap terapi, dan efek pengobatan. Terdapat hubungan signifikan antara domain kepuasan pasien dengan kepatuhan pada kelompok monoterapi dan terapi kombinasi oral, domain tekanan kesehatan dengan kepatuhan pada kelompok terapi kombinasi oral-insulin, serta domain kepuasan pasien dan tekanan kesehatan dengan kepatuhan pasien pada ketiga kelompok terapi. Kualitas hidup pasien DM pada penelitian ini cukup bagus dengan kepatuhan pada tingkat moderat.Kata kunci: Diabetes, kepatuhan, kualitas hidup, Indonesia