Ahuja, Munish
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Formulation of the Model Fluconazole Eye Drop and Its Comparison with the Available Fluconazole Eye Drops Thakral, Sunil; Ahuja, Munish
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.595 KB)

Abstract

The aim of the study was to formulate the model formulation of fluconazole eye drop and then compare it with the available eye drops. The corneal permeation studies were conducted using freshly excised sheep cornea, mounted between donor and receptor. The receptor cell had an internal volume of 11 mL, containing ringer bicarbonate (pH 7.4, 34±1 0C). At appropriated intervals 2 ml. samples were withdrawn from the side arm and were analyzed spectrophotometrically by measuring absorbance at λmax of 260 nm. Each experiment was continued for about 2.0 hrs (triplicate). At the end of the experiment, each cornea (freed from sclera) was weighed, soaked in 1 mL. methanol, dried overnight at 90 °C and reweighed. From the difference in weights corneal hydration was calculated. Even though, the marketed formulation (Zocon) comprised of 0.3% w/v of fluconazole and our model formulation contained only 0.2% w/v of fluconazole, the amount of fluconazole permeated from model formulation and the marketed formulation was respectively 78.34±4.26 and 22.14±1.3. The permeation from model formulation was much greater than other preparations and shows less corneal hydration (80.29±0.47) than others available preparations.Key words: Fungal kerititis, fluconazole, in vitro permeation, corneal hydration, model formulationsFormulasi Tetes Mata Fluconazole dan Perbandingannya dengan Tetes Mata Fluconazole di PasaranAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi tetes mata flukonazol dan membandingkannya dengan tetes mata yang beredar di pasaran. Studi permeasi kornea dilakukan dengan menggunakan kornea biri-biri yang telah dikeluarkan, disatukan antara donor dan reseptor. Sel reseptor memiliki volume internal 11 mL, mengandung ringer bicarbonate (pH 7,4, 34±1 0C). Sampel diambil pada interval 2 mL sampel dari bagian lengan bejana dan dianalisis menggunakan spektrofotometri dengan pengukuran absorbansi pada λmax 260 nm. Percobaan dilanjutkan selama dua jam (triplikat). Pada akhir percobaan, setiap kornea (dipisahkan dari sklera) ditimbang, direndam dalam metanol, dikeringkan pada suhu 90 C dan ditimbang ulang, perbedaan berat dari hidrasi korena dihitung. Formulasi yang dipasarkan (Zocon) terdiri atas 0,3% w/v flukonazol sedangkan model formulasi dari penelitian ini hanya mengandung 0,2% w/v flukonazol, jumlah flukonazol yang mengalami permeasi dari model formulasi dan formulasi dipasarkan masing-masing sebesar 78,34±4,26 and 22,14±1,3. Permeasi dari model formulasi lebih besar dibandingkan dengan sediaan dan menunjukkan nilai hidrasi korneal lebih kecil (80,29±0,47) dibandingkan dengan sediaan di pasaran.Kata kunci: Fungal kerititis, fluconazole, permeasi in vitro corneal hydration, model formulations
Ocular Insert: Dosage Form for Sustain Opthalmic Drug Delivery Thakral, Sunil Kumar; Nagori, Badri P.; Issarani, Roshan; Ahuja, Munish
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1167.891 KB)

Abstract

Except for skin, the eye is the most easily accessible site for topical administration of a medication. Traditional topical ophthalmic formulations (eye drops and ointments) have poor bioavailability because of rapid pre-corneal elimination, conjunctival absorption, solution drainage by gravity, induced lacrimation and normal tear turnover. This leads to frequent  installations of concentrated medication to achieve a therapeutic effect. The typical “pulse-entry” type drug release observed with ocular aqueous solutions (eye drops), suspensions and ointments can be replaced by more controlled, sustained, and continuous drug delivery, using a controlled-release ocular drug delivery system. Ocular inserts are solid or semisolid sterile preparations, of appropriate size and shape, designed to be inserted behind the eyelid or held on the eye and to deliver drugs for topical or systemic  effect. These are polymeric systems into which the drug is incorporated as a solution or dispersion. They are better tolerated as to drainage and tear flow compared with other ophthalmic formulation and produce reliable drug release in the conjunctival cul-de-sac.Key words: Eye, ocular inserts, films simulated tear fluid, cul-de-sac Penyisipan Okular: Sediaan untuk Penghantaran Obat Mata DiperlambatAbstrakMata adalah organ yang paling mudah dijangkau untuk pengobatan topikal selain kulit. Formulasi sediaan topikal tradisional untuk mata (tetes mata dan salep) memiliki ketersediaan hayati yang rendah karena cepat dieliminasi sebelum mencapai kornea, absorpsi konjungtiva, kekeringan cairan mata karena gravitasi, lakrimasi terinduksi, dan pergantian normal air mata. Hal ini mengarahkan pada penggunaan obat yang pekat secara berulang untuk menghasilkan efek terapi. Tipe obat pulse-entry seperti tetes mata, suspensi, dan salep dapat digantikan dengan penghantaran obat yang lebih terkontrol, diperlambat, dan berkelanjutan menggunakan sistem penghantaran obat okular yang pengeluarannya dikontrol. Sediaan penyisipan okular merupakan sediaan steril berbentuk solid dan semisolid, dengan ukuran dan bentuk yang sesuai, serta didesain untuk dapat disisipkan di belakang kelopak mata atau diletakkan di atas mata untuk menghantarkan efek obat secara topikal atau sistemik. Sediaan ini  merupakan sistem polimer yang tidak larut atau terdispersi. Sediaan ini lebih baik dalam hal pengeringan dan aliran air mata dibandingkan formulasi sediaan mata yang lain dan menghasilkan pengeluaran obat yang reliabel pada konjungtiva kuldesak.Kata kunci: Mata, penyisipan okular, simulasi cairan air mata film, kuldesak