Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

EKSTRAKSI EMAS DARI BIJI EMAS DENGAN SIANIDA DAN OKSIGEN DENGAN METODE EKSTRAKSI PADAT-CAIR Sabara, Zakir; La Ifa, La Ifa; Darnengsih, Darnengsih; Irmayani, Irmayani; Ridwan, Rugaya
Journal of Chemical Process Engineering Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.762 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v2i2.157

Abstract

Penambang rakyat mula-mula menggunakan merkuri untuk mengekstrak emas dari padatan, tetapi persen perolehan emas dengan cara ini rendah yaitu sekitar 40%, Sehingga dikembangkan suatu metode ekstraksi emas dengan menggunakan sianida. Tujuan penelitian adalah mengetahui rasio dosis sianida dan oksigen serta mengetahui waktu yang baik untuk proses pelindian agar memperoleh emas yang baik. Biji emas di haluskan sampai 32 microw, kemudian masing- masing botol dengan konsentrasi sianida 450 ppm, 500 ppm, 550 ppm dan 600 ppm dengan oksigen 15 ppm akan ditambahkan larutan sianida sebanyak 10 %, PbNO3 dengan konsentrasi 200 ppm sebanyak 0,15 ml kemudian di leaching sampai ke 48 jam. Setelah itu difilter vakum sampai solid dan solution terpisah kemudian di analisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Begitu juga konsentarsi oksigen 4 ppm, 10 ppm, 15 ppm dengan konsentrasi sianida 500 ppm dilakukan dengan perlakuan yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi sianida terbaik adalah 600 ppm dengan konsentrasi oksigen 15 ppm memperoleh recovery emas 95 % pada waktu ke 32 jam sedangkan konsentrasi oksigen 4 ppm, 10 ppm dan 15 ppm dengan konsentrasi sianida 500 ppm memperoleh recovery emas 97 % pada waktu ke 32 jam. 
Pengaruh Penambahan Volume Kitosan dari Cangkang Bekicot terhadap Penurunan Kadar Tembaga Air Lindi Ifa, La; Agus, Muhhamad Awalul; Kasmudin, Karim; Artiningsih, Andi
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 18 No 2 (2019): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol18no2.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan volume kitosan sebagai adsorben dari cangkang bekicot (AchatinaFullica) terhadap keefektifan kitosan dalam menjerap logam tembaga (Cu) dalam air lindi. Pembuatan kitosan terdiri dari tahap deproteinasi dengan natrium hidroksida 2 N, tahap demineralisasi dengan hydrogen clorida 1 N, serta tahap deasetilasi dengan Natrium hidroksida 50%. Campuran dipanaskan dengan hot plate pada suhu 90oC selama 1 jam dan diaduk menggunakan magnetic stirrer. Larutan dipisahkan dan dikeringkan didalam oven untuk mendapatkan kitosan. Hasil analisa Fourier Transform Infra Red (FTIR) menunjukkan bahwa derajat deasitilasi kitosan adalah sebesar 89.6%. Kitosan dilarutkan dalam air untuk menghasilkan larutan dengan konsentrasi 10.000 ppm. Berbagai volume kitosan (2, 4, 6, 8 dan 10 mL) dicampurkan kedalam 1 L air lindi dan diaduk selama 15 menit. Kadar Cu pada sampel air lindi diuji menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Diperoleh hasil bahwa daya serap terhadap kadar Cu terbaik, yaitu 34,46%, adalah pada penambahan kitosan sebanyak 10 mL.
MODEL KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN POLYOL BERBASIS MINYAK SAWIT La Ifa; Sumarno Sumarno; Susianto Susianto; Mahfud Mahfud
Reaktor Volume 14, Nomor 1, April 2012
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.839 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.14.1.1-8

Abstract

REACTION KINETIC MODEL OF RBD PALM OIL BASED-POLYOL PRODUCTION. Polyol, a raw material of polyurethane, has successfully been produced from a renewable resource namely RBD palm oil. This polyol was made by firstly adding a peroxyacetic acid formed in situ from H2O2 and CH3COOH with H2SO4 as cataliyst into RBD palm oil to form epoxidized RBD palm oil. The epoxidized palm oil then was added to a mixture of methanol (MeOH), isopropanol (IPA), and H2SO4 for 2 hours at 60oC so that palm oil-based polyol was formed. The main equipment used in this research was a 500 mL three necked flask, equipped with a reflux condeser, thermometer, water bath and magnetic stirrer. The product was analysed using a titration method and Infra Red (IR) Spectroscopy. It was obtained that the produced palm oil-based polyol has a value of hydroxyl number of 150-209 mg KOH/g sample and a viscosity of 740.777 cP. These results are in accordance with other polyol products from other sources. The kinetic of palm oil-based kinetic was studied and the best model of the reaction rate equation was where k’ = 3.399 e-2391.,6/RT.  The unit of  k is L2 mol-2 menit-1 . The average error of the equation is 4,549%.  Polyol, bahan baku polyuretan, telah berhasil dibuat dari bahan baku terbarukan yakni polyol berbasis RBD palm olein. Polyol ini mula-mula dibuat dengan menambahkan asam peroksi asetat yang dibentuk secara in situ dari H2O2 dan CH3COOH dengan katalis H2SO4 kedalam RBD palm olein untuk membentuk RBD palm olein terepoksidasi. RBD palm oil terepoksidasi ditambahkan kedalam campuran metanol (MeOH), isopropanol (IPA) dan sejumlah katalis H2SO4 selama 2 jam pada suhu 60 oC sehingga terbentuk polyol berbasis RBD palm oil. Peralatan utama yang digunakan dalam percobaan pembuatan polyol adalah labu leher tiga 500 mL dilengakapi dengan kondesor reflux, termometer, water bath dan magnetic stirrer. Polyol produk dianalisa bilangan hidroksil dengan cara titrasi dan dianalisis dengan Infra Red (IR) Spectroscopy. Polyol berbasis RBD palm oil yang dihasilkan memiliki bilangan hidroksil 150-209 mg KOH/g sampel dan viskositas 740,777 cP. hasil ini sebanding dengan polyol yang dihasilkan dari sumber minyak yang lain. Kinetika reaksi polyol berbasis RBD palm oil telah dipelajari dan hasil terbaik didekati dengan persamaan laju reaksi yang diperoleh pada penelitian adalah dimana k’ = 3,399 e-23913,6/RT dalam satuan L2 mol-2 menit-1. Kesalahan estimasi rata-rata adalah 4,549%. Kata kunci: model kinetika; RBD palm oil; polyol
Pengaruh Penambahan Volume Kitosan dari Cangkang Bekicot terhadap Penurunan Kadar Tembaga Air Lindi La Ifa; Muhhamad Awalul Agus; Karim Kasmudin; Andi Artiningsih
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 18 No 2 (2019): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol18no2.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan volume kitosan sebagai adsorben dari cangkang bekicot (AchatinaFullica) terhadap keefektifan kitosan dalam menjerap logam tembaga (Cu) dalam air lindi. Pembuatan kitosan terdiri dari tahap deproteinasi dengan natrium hidroksida 2 N, tahap demineralisasi dengan hydrogen clorida 1 N, serta tahap deasetilasi dengan Natrium hidroksida 50%. Campuran dipanaskan dengan hot plate pada suhu 90oC selama 1 jam dan diaduk menggunakan magnetic stirrer. Larutan dipisahkan dan dikeringkan didalam oven untuk mendapatkan kitosan. Hasil analisa Fourier Transform Infra Red (FTIR) menunjukkan bahwa derajat deasitilasi kitosan adalah sebesar 89.6%. Kitosan dilarutkan dalam air untuk menghasilkan larutan dengan konsentrasi 10.000 ppm. Berbagai volume kitosan (2, 4, 6, 8 dan 10 mL) dicampurkan kedalam 1 L air lindi dan diaduk selama 15 menit. Kadar Cu pada sampel air lindi diuji menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Diperoleh hasil bahwa daya serap terhadap kadar Cu terbaik, yaitu 34,46%, adalah pada penambahan kitosan sebanyak 10 mL.
Pengaruh Ukuran Partikel Pada Analisis Moisture Batubara Jenis Low Rank Coal La Ifa; Firdaus F; Faisal Faisal; Deddy Sarmanto
Jurnal Geomine Vol 7, No 2 (2019): Edisi Agustus 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.103 KB) | DOI: 10.33536/jg.v7i2.329

Abstract

Kadar air batubara yang dihasilkan oleh tambang di Indonesia sebagian besar relatif besar dan memiliki nilai kalor yang rendah tergolong sebagai batubara peringkat rendah. Dampak negatif dari pemakaian batubara berperingkat rendah antara lain penurunan efisiensi pembakaran, penurunan efisiensi alat penukar kalor di dalam ketel uap, banyak mengandung mineral pengotor, dan biaya transportasi lebih mahal. batubara peringkat rendah dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh interval waktu yang seragam analisis kadar air dengan mempelajari pengaruh waktu ukuran partikel batubara. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah batubara peringkat rendah. Penilitian ini dilakukan terdiri dari tiga tahap yakni: persiapan bahan baku, tahap pengeringan, dan tahap analisis batubara. Tahap persiapan baku meliputi pengadaan sampel batubara dan tahap preparasi. pada tahap ini batubara terlebih dahulu dipreparasi untuk mendapatkan batubara dengan ukuran yang seragam. Analisis batubara meliputi Air Dry Loss (% ADL), Residual Moisture (%RM) dan Total Moisture (% TM). Dari hasil analisis diperoleh bahwa ukuran partikel terbaik adalah 1,80 mm dengan waktu pengeringan yang dibutuhkan 8 jam 36 menit. Pengaruh ukuran partikel tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap waktu pengeringan.
Pengaruh Suhu dan Bobot Katalis Hidrogenasi Minyak Inti Sawit sebagai Bahan Pelunak Kompon Karet La Ifa; Masfira Badawing; Jumrawati S; Mustafiah Mustafiah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.497 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i1.782

Abstract

Bahan pelunak karet merupakan salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon untuk melunakan karet sehingga memudahkan pencampuran dan mempersingkat waktu pengkomponan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu reaksi dan bobot katalis terhadap kualitas bahan pelunak.Tahap pembuatan reaksi hidrogenasi minyak inti sawit meliputi proses hidrogenasi dan pembuatan kompon karet. Proses hidrogenasi meliputi Menimbang katalis sebanyak yang diinginkan. Masukkan minyak inti sawit sebanyak 150 ml, methanol (CH3OH) 2 M 200 ml dan hidrogen peroksida (H2O2) 0,6 M sebanyak 100 ml serta katalis CuSO4 ke dalam reaktor kemudian diaduk menggunakan magnetic stirrer. Setelah itu memanaskan reaktor hingga mencapai suhu yang diinginkan. Mengontrol suhu dengan termometer agar tetap konstan sesuai suhu yang diinginkan selama durasi waktu hidrogenasi 5 jam kemudian minyak inti sawit yang telah terhidrogenasi dipindahkan ke dalam corong pemisah dan dimurnikan secara dekantasi. Untuk pembuatan kompon karet melalui mesin giling terbuka kemudian ampuran karet dengan bahan kimia  digiling sehingga terbentuk kompon karet padat yang homogen. Hasil Analisa menunjukkan bahwa suhu reaksi terbaik pada reaksi hidrogenasi adalah suhu 70oC, penggunaan bobot katalis terbaik pada reaksi hidrogenasi adalah 1,5 gram, aplikasi bahan pelunak terhadap kompon karet yang dibuat memiliki nilai uji kuat tarik 0,0290 N/mm2
Pembuatan Pupuk Organik Padat dengan Cara Aerob Nurjannah Nurjannah; Lukmanul Afdatullah; Dwi Nurhudaeni Abdullah; Fitra Jaya; La Ifa
Journal of Chemical Process Engineering Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.509 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v4i2.467

Abstract

Sabut kelapa merupakan salah satu limbah organik yang dapat diolah menjadi pupuk organic karena mengandung sumber hara makro yang dibutuhkan tanaman. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh komposisi terbaik dari campuran limbah organik (sabut kelapa, kulit kopi dan kotoran ayam) terhadap pupuk padat yang sesuai SNI. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama dilakukan preparasi limbah organic (sabut kelapa, kulit kopi dan kotoran ayam) yaitu dengan memperkecil ukurannya. Tahap kedua dilakukan pengujian unsur C, N, P dan K dari campuran limbah organik dengan variasi bakteri EM-4 (100, 200 dan 300 mL). Tahap ketiga dilakukan pengujian dengan variasi campuran limbah organik dengan penambahan bakteri EM-4 terbaik. Tahap keempat dilakukan pengukuran pH dan temperatur tiap hari selama sebulan pada tahap kedua dan ketiga. Dari hasil penelitian didapatkan penambahan bakteri EM-4 terbaik yaitu 100 mL. Kandungan unsur karbon masing-masing sampel A, B, C, D dan E yaitu 17,559 %;13,611%;13,182%;12,970% dan 15,821%. Kandungan unsur nitrogen masing-masing yaitu 5,112%;2,601%;2,198%;3,459% dan 4,409%. Kandungan unsur posfor masing-masing yaitu 4,279%;2,227%;2,648%;3,068% dan 3,205%. Kandungan unsur kalium masing-masing yaitu 6,798%;3,231%;3,410%;3,490% dan 5,257%. Dapat disimpulkan kandungan C, N, P dan K yang telah memenuhi SNI pupuk padat yaitu terdapat pada sampel A dengan campuran limbah organik sabut kelapa, kulit kopi, kotoran ayam dan bakteri EM-4.
Pengaruh Suhu dan Waktu Reaksi Hidrogenasi Pembuatan Bahan Pelunak Kompon Karet dari Minyak Jarak La Ifa; Ruslan Kalla; Muhammad Fajar Rasyidin; Rezky Windisari Natsir
Journal of Chemical Process Engineering Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.279 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v5i2.630

Abstract

Bahan pelunak karet salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon karet. Bahan pelunak pada pembuatan kompon karet saat ini banyak digunakan berasal dari minyak bumi. Minyak Jarak mengandung ikatan rangkap dapat digunakan sebagai bahan pelunak. Ikatan rangkap dirubah menjadi ikatan tunggal dengan proses hidrogenasi. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu reaksi hidrogenasi minyak jarak terhadap kualitas bahan pelunak serta untuk mengetahui pengaplikasian bahan pelunak terhadap kuat  tarik kompon karet.. Reaksi hidogenasi dipelajari pada suhu 40, 50, 60 dan 700C dan waktu reaksi selama 1,  3 dan 5 jam. Minyak jarak dimasukan kedalam reaktor labu leher tiga 500 mL yang dilengkapi dengan pengaduk magnetis. Kedalam minyak jarak ditambahkan metanol 2 M, ditambahkan hidrogen peroksida 0,6 M dan katalis CuSO4.5H2O sebanyak 1 gr. Minyak jarak terhidrogenasi kemudian dipindahkan kedalam corong pisah untuk dimurnikan secara dekantasi.  Lapisan atas sebagai produk disaring dan dianalisa. Minyak jarak terhidrogenasi dikarakterisasi sifat kimianya meliputi bilangan iod dan derajat hidrogenasi. Penentuan gugus fungsi dengan spektroskopi FTIR dan kuat tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik  pada suhu 40 oC dan waktu1 jam diperoleh bilangan iod 62,09% dan derajat hidrogenasi 30,62%. Aplikasi bahan pelunak terhadap kompon karet diperoleh kuat tarik 0.7404N/mm2
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN BAKU TERHADAP KONSENTRASI BIOGAS DARI ECENG GONDOK DENGAN MENGGUNAKAN STARTER KOTORAN SAPI Darnegsih Darnegsih
Journal of Chemical Process Engineering Vol 1, No 1 (2016): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.707 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v1i1.46

Abstract

Biogas adalah produk energy yang berasal dari bahan yang terbarukan utamanya dari bahan biomassa. Saat ini telah banyak penelitian yang mengembangkan produk energy dari bahan yang terbarukan, hal ini bertujuan untuk mengurangi pemakaian energy fossil yang tak terbarukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan eceng gondok, kotoran sapi dan air terhadap konsentrasi biogas yang dihasilkan.umumnya biogas dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi namun bahan baku biogas dapat juga berasal dari biomassa lignoselulosa yang tersusun atas tiga komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa dalam bahan lignoselulosa merupakan sumber karbon organik, sehingga bahan tersebut dapat menjadi bahan baku potensial untuk pembuatan biogas. Data hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.Rasio optimum campuran bahan baku Eceng Gondok terhadap kotoran sapi adalah 5:1.
PEMANFAATAN CANGKANG KERANG DAN CANGKANG KEPITING SEBAGAI ADSORBEN LOGAM Cu, Pb dan Zn PADA LIMBAH INDUSTRI PERTAMBANGAN EMAS La Ifa; Muhammad Akbar; Ardi Fardi Ramli; Lastri Wiyani
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.651 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.192

Abstract

Telah dilakukan penelitian terhadap kemampuan cangkang kerang dan cangkang kepiting sebagai adsorben untuk menyerap ion logam Cu, Pb, dan Zn dalam air limbah industry pertambangan. Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan proses batch. Hasil analisis menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Pada adsorben cangkang kepiting menunjukan efisiensi penyerapan tertinggi pada ion logam Cu dengan nilai rata-rata 99,74%. Sedangkan efisiensi penyerapan terendah pada adsorben cangkang kepiting terhadap ion logam Pb dengan nilai rata-rata 73,93 %. Pada adsorben cangkang kerang menunjukan efisiensi penyerapan tertinggi pada ion logam Cu dengan nilai rata-rata 96,39%. Sedangkan efisiensi penyerapan terendah pada adsorben cangkang kerang terhadap ion logam Pb dengan nilai rata-rata 39,47 %.