Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Peran sebagai Ibu pada Perempuan dengan HIV/AIDS di Yogyakarta Indriastuti, Nur Azizah
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjadi seorang ibu merupakan suatu perubahan pada perempuan baik perubahan status maupun peran. Adanya infeksi HIV dapat membuat kesulitan dalam perannya sebagai seorang ibu. Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian peran sebagai seorang ibu pada perempuan dengan HIV adalah perempuan dengan HIV/AIDS mengalami berbagai permasalahan baik masalah fisik, psikososial, emosional maupun spiritual. Karena permasalahan tersebut, akibatnya perempuan dengan HIV tidak mendapatkan dukungan sosial yang diperlukan dalam menjalankan perannya sebagai ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian peran sebagai ibu (maternal role attainment) pada perempuan dengan HIV/AIDS di Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan fenomenologi. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam pada 5 perempuan dengan HIV/AIDS di LSM Victory Plus Yogyakarta. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Triangulasi dilakukan kepada perawat dan suami partisipan. Pada penelitian ini, didapatkan 5 tema yaitu komitmen ibu terhadap anak, dukungan suami, dukungan keluarga, dukungan masyarakat, mekanisme koping adekuat, informasi yang diberikan petugas kesehatan saat memeriksakan kehamilan dan diskriminasi petugas kesehatan. Disimpulkan bahwa faktor yang mendukung pencapaian peran ibu pada  perempuan dengan HIV/AIDS meliputi komitmen ibu terhadap anak, dukungan suami, keluarga dan masyarakat, mekanisme koping adekuat serta informasi yang diberikan petugas kesehatan saat memeriksakan kehamilan. Faktor yang menghambat pencapaian peran ibu pada  perempuan dengan HIV/AIDS meliputi diskriminasi petugas kesehatan.Being a mother is a woman of change in both the status or role. HIV infection can makes it difficult for her role as a mother. One of factors that affect achievement role being a mother women with HIV is they have experience various problems both physical, psychological, emotional and spiritual. As a result, women with HIV are not getting the necessary social support in their role as mothers. This study to explore factors that affect maternal role attainment in women with HIV/AIDS in Yogyakarta. It was qualitative research with phenomenology design. Data was collected with in-depth interview on 5 women with HIV/AIDS in LSM Victory Plus Yogyakarta. Sample was taken using purposive sampling technique. Triangulation is done with the nurse and husband one of a participants. In this study, obtained five themes, namely commitment mother against child, husband support, family support, community support, adequat coping mechanisms, information provided health worker during antenatal and discrimination of health workers. It can be concluded that factors that support mother in women  with HIV/AIDs includes the commitment of the mother to the child, the support of her husband, family and community, adequat coping mechanisms, information from health workers during pregnancy. Factors that inhibited mother in women  with HIV/AIDs includes discrimination from health workers.
Peningkatan Kesadaran Kesehatan Reproduksi Perspektif Islam dan Medis bagi Remaja Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Ngawen Klaten Aristyasari, Yunita Furi; Nisa, Mir'atun; Indriastuti, Nur Azizah
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 2, April 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.27 KB) | DOI: 10.23917/warta.v24i2.13240

Abstract

Nasyiatul Aisyiyah merupakan organisasi perempuan yang peduli dengan permasalahan kesehatan reproduksi. Sebagian besar anggota Nasyiatul Aisyiyah Ngawen Klaten merupakan remaja yang menetap di Panti Asuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Aisyiyah Ngawen. Kondisi tersebut memungkinkan mereka menjadi kurang terpapar informasi mengenai kesehatan reproduksi. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan reproduksi dari aspek medis dan syariat kepada remaja Nasyiatul Aisyiyah. Metode Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan sosialisasi oleh dosen agama islam dan dosen ilmu keperawatan diikuti diskusi dan dilengkapi booklet sebagai bahan ajar. Sosialisasi dan diskusi dilakukan dengan tatap muka langsung di Gedung Pertemuan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Aisyiyah Klaten. Jumlah peserta sekaligus responden yang mengikuti kegiatan 46 orang. Materi sosialisasi meliputi pengenalan organ reproduksi, cara menjaganya dari aspek medis, syariat-syariat Islam untuk muslimah, dan hikmah syariat Islam terhadap kesehatan reproduksi. Parameter efektivitas penyuluhan diindikasi dengan meningkatnya pengetahuan dan perilaku peserta dalam menjaga kesehatan organ reproduksi melalui perhitungan kuesioner. Hasil edukasi menunjukkan penurunan jumlah peserta yang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi kategori kurang dan cukup. Sebaliknya, kategori peserta berpengetahuan baik menunjukkan peningkatan dari 11.00% menjadi 40.40% responden. Peningkatan aspek pengetahuan peserta didominasi dari aspek kesehatan repoduksi perspektif Islam. Perubahan perilaku responden diketahui dengan melakukan pengisian kuesioner dua minggu pasca pemaparan edukasi. Peserta yang memiliki kategori baik dalam perilaku menjaga kesehatan reproduksi meningkat dari 26.10% menjadi 33.80% responden. Meninjau keseluruhan hasil tersebut ditambah dengan minat peserta, maka program ini perlu ditindaklanjuti dengan sosialisasi tentang gangguan reproduksi, simulasi deteksi dini, dan pelatihan kader yang mempromosikan hidup sehat dan Islami bebas gangguan reproduksi.
The Factors Influencing Fatigue of Postpartum Mothers Astuti, Yuni; Indriastuti, Nur Azizah
IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.29 KB) | DOI: 10.18196/ijnp.v5i1.10134

Abstract

Background: Postpartum mothers are likely to experience physical and psychological changes. A new role as a parent provides new tasks for mothers in baby care. Most postpartum mothers experience fatigue after labor. Postpartum fatigue is affected by the baby and family. This study aims to identify factors associated with postpartum fatigue.Method: A cross-sectional study was designed. The sample in this research was 102 postpartum mothers who lived with her family in Bantul Yogyakarta. They were taken by using simple random sampling. The data were collected through the Postpartum Fatigue Scale (PFS), infant characteristic questionnaire (ICQ), and social support questionnaire. Factors associated with postpartum fatigue were analyzed using multiple logistic regressions.Results: Most of the respondents had a moderate level of fatigue (48%). Social support was found significant as the determinant factor of postpartum mother (AOR=4,38, 95% CI 1,709 – 11,256, p= 0,002).Conclusion: Respondents with a low social support level showed a significantly higher level of postpartum fatigue than respondents with good social support. It is essential to assist the family in helping mothers in infant care and postpartum care in the postpartum period. The factor associated with postpartum fatigue included infant temperament and family income.
Peningkatan Kesadaran Kesehatan Reproduksi Perspektif Islam dan Medis bagi Remaja Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Ngawen Klaten Yunita Furi Aristyasari; Mir'atun Nisa; Nur Azizah Indriastuti
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 2, April 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i2.13240

Abstract

Nasyiatul Aisyiyah merupakan organisasi perempuan yang peduli dengan permasalahan kesehatan reproduksi. Sebagian besar anggota Nasyiatul Aisyiyah Ngawen Klaten merupakan remaja yang menetap di Panti Asuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Aisyiyah Ngawen. Kondisi tersebut memungkinkan mereka menjadi kurang terpapar informasi mengenai kesehatan reproduksi. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan reproduksi dari aspek medis dan syariat kepada remaja Nasyiatul Aisyiyah. Metode Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan sosialisasi oleh dosen agama islam dan dosen ilmu keperawatan diikuti diskusi dan dilengkapi booklet sebagai bahan ajar. Sosialisasi dan diskusi dilakukan dengan tatap muka langsung di Gedung Pertemuan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Aisyiyah Klaten. Jumlah peserta sekaligus responden yang mengikuti kegiatan 46 orang. Materi sosialisasi meliputi pengenalan organ reproduksi, cara menjaganya dari aspek medis, syariat-syariat Islam untuk muslimah, dan hikmah syariat Islam terhadap kesehatan reproduksi. Parameter efektivitas penyuluhan diindikasi dengan meningkatnya pengetahuan dan perilaku peserta dalam menjaga kesehatan organ reproduksi melalui perhitungan kuesioner. Hasil edukasi menunjukkan penurunan jumlah peserta yang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi kategori kurang dan cukup. Sebaliknya, kategori peserta berpengetahuan baik menunjukkan peningkatan dari 11.00% menjadi 40.40% responden. Peningkatan aspek pengetahuan peserta didominasi dari aspek kesehatan repoduksi perspektif Islam. Perubahan perilaku responden diketahui dengan melakukan pengisian kuesioner dua minggu pasca pemaparan edukasi. Peserta yang memiliki kategori baik dalam perilaku menjaga kesehatan reproduksi meningkat dari 26.10% menjadi 33.80% responden. Meninjau keseluruhan hasil tersebut ditambah dengan minat peserta, maka program ini perlu ditindaklanjuti dengan sosialisasi tentang gangguan reproduksi, simulasi deteksi dini, dan pelatihan kader yang mempromosikan hidup sehat dan Islami bebas gangguan reproduksi.
HEALTHY LIFE FOR SMART COMMUNITY: GERAKAN BEBAS KANKER DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR Nur Chayati; Yuni Astuti; Nur Azizah Indriastuti
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 9. Manajemen Rumah Sakit Era Pandemi Covid-19
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.672 KB) | DOI: 10.18196/ppm.39.118

Abstract

Jumlah penduduk wanita di Dukuh Banyusri yang lebih banyak dibanding laki-laki menjadi kewaspadaan dalam bidang kesehatan. Meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian tertinggi, yaitu kanker payudara dan kanker cerviks pada wanita serta kanker prostat dan scrotum pada laki-laki perlu menjadi perhatian. Tujuan dari abdimas ini, yaitu melakukan screening status kesehatan umum dan pendidikan kesehatan tentang kanker di Dukuh Banyusri, Jatinom, Klaten. Metode kegiatan dimulai dengan pemeriksaan general check up, kemudian pretest, dilanjutkan pemberian pendidikan kesehatan tentang kanker payudara dan prostat, serta memberikan pelatihan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) dan SABURI (pemeriksaan burung sendiri). Kegiatan diakhiri dengan posttest. Hasil kegiatan diperoleh data jumlah warga yang terlibat sejumlah 42 warga (24 perempuan, 18 laki-laki), insiden buta warna sebanyak 43%, tekanan darah sistole tertinggi 248 mmHg, tekanan darah diastole tertinggi 147 mmHg (21 warga berstatus hipertensi dan hipertensi emergensi). Terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 80% tentang kanker pada warga laki-laki dan peningkatan pengetahuan sebanyak 60% pada perempuan sebelum dan setelah pendidikan kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan abdimas mampu meningkatkan pengetahuan warga tentang kanker sekaligus terdeteksi bahwa warga Dukuh Banyusri memiliki pravelensi buta warna yang tinggi, serta berisiko tinggi terhadap penyakit tidak menular yaitu hipertensi. Diperlukan upaya lanjutan untuk meningkatkan status kesehatan warga dan pencegahan terjadinya komplikasi akibat hipertensi.
Pengembangan Desa Mitra Cokrodningratan Sebagai Desa “Pelita” (Peduli Ibu Dan Balita) Dalam Pencegahan Stunting Pada Balita Titih Huriah; Falasifah Ani Yuniarti; Nur Azizah Indriastuti
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 2. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.836 KB) | DOI: 10.18196/ppm.22.498

Abstract

Stunting masih merupakan permasalahan kesehatan yang dialami oleh Indonesia, terutama kejadianstunting pada balita. Indonesia merupakan negara berkembang berkontribusi dalam pertumbuhan angkastunting pada balita di dunia dimana saat ini Indonesia merupakan peringkat ke lima kejadian stuntingpada balita di dunia. Stunting dapat dicegah dengan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat yaituketerlibatan desa dalam mendeteksi kejadian dan pencegahan stunting. Tujuan kegiatan pengabdianmasyarakat ini adalah meningkatkan derajat kesehatan adalah membentuk desa sadar stunting padabalita dengan menamakan desa PELITA (peduli ibu dan balita) di Kelurahan Cokrodiningratan. RW 09Kelurahan Cokrodningratan dipilih sebagai lokasi pengabdian dikarenakan Kota Yogyakarta merupakanKota yang paling tinggi angka kejadian stunting di Yogyakarta. Selain itu hasil skrining awal di RW 09Kelurahan Cokrodiningratan, dari 30 balita yang diukur status gizinya didapatkan balita yangmengalami gizi buruk (sangat pendek) 1 balita, pendek 19 balita, dan gizi baik 10 balita. Jadi disimpulkanterdapat 66,7% balita mengalami stunting dari 30 balita yang diukur status gizinya. Hasil daripengabdian ini adalah terbentuknya desa PELITA, meningkatnya derajat kesehatan balita, dan jugapeningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu balita dalam pengasuhan anak. Pengembangan desaPELITA ini dharapkan dapat berkelanjutan dan dikelola dengan baik oleh Kelurahan dan Puskesmas.
Gerakan Peduli Sehat Reproduksi Wanita (Gelis P-San) Sebagai Upaya Pemberdayaan Deteksi Dini Kesehatan Reproduksi Wanita di Wilayah Bantul Yogyakarta Riski Oktafia; Nur Azizah Indriastuti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5840

Abstract

ABSTRAKMasalah  kesehatan  reproduksi pada wanita akan berdampak luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Kurangnya edukasi tentang kesehatan reproduksi, kuatnya mitos-mitos negatif tentang kesehatan reproduksi dan menganggap tabu mendiskusikan masalah kesehatan reproduksi misalnya keluhan keputihan, gangguan menstruasi dan masalah infeksi menular seksual menjadi penyebab meningkatnya gangguan kesehatan reproduksi wanita. Informasi yang didapatkan oleh wanita usia subur rata-rata terbatas dikarenakan sebagian ibu tidak bekerja atau sibuk mengurus anak-anaknya sehingga membutuhkan pengetahuan tentang  perawatan diri pada organ kewanitaan, mengenali masalah kesehatan reproduksi wanita dan mampu mendeteksi dini tanda bahaya masalah kesehatan reproduksi. Tujuan kegiatan ini adalah memberdayakan masyarakat untuk melakukan gerakan peduli sehat reproduksi wanita. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah menggunakan model peningkatan kemitraan dengan kader Kesehatan dan ibu-ibu wanita usia subur dengan memberikan promosi kesehatan reproduksi dan screening kesehatan reproduksi. Hasil kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang Kesehatan reproduksi dan perawatannya dari 70% menjadi 98%. Kesimpulan kegiatan ini adalah pemberdayaan masyarakat melalui gerakan peduli sehat reproduksi wanita dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan deteksi dini kesehatan reproduksi wanita. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sebaiknya dilakukan monitoring secara berkala. Penyediaan media edukasi sebaiknya lebih lengkap dan partisipasi dari pihak masyarakat. Kata kunci: Edukasi, Kesehatan Reproduksi, Wanita Usia Subur  ABSTRACT  Reproductive health problems in women will have a wide impact and affect various aspects of life. Lack of education about reproductive health, strong negative myths about reproductive health and consider it taboo to discuss reproductive health problems such as complaints of vaginal discharge, menstrual disorders and sexually transmitted infection problems are the causes of increasing women's reproductive health disorders. Information obtained by women of average childbearing age is limited because some mothers do not work or are busy taking care of their children so they need knowledge of self-care in the female organs, recognize women's reproductive health problems and are able to detect early the danger signs of reproductive health problems. The purpose of this activity is to empower the community to carry out healthy reproductive care movements for women. The method of implementation of this devotional activity is to use a model of increasing partnerships with Health cadres and women of childbearing age by providing reproductive health promotion and reproductive health screening. The results of this activity are an increase in knowledge and understanding of reproductive health and its treatment from 70% to 98%. The conclusion of this activity is that community empowerment through the women's reproductive health care movement can improve knowledge, understanding and early detection of women's reproductive health. This community service activity should be monitored periodically. The provision of educational media should be more complete and participation from the community. Keywords:  Education, Reproductive health, Women of Childbearing
PEMBUATAN BUNDARIH (SABUN DAUN SIRIH) SEBAGAI UPAYA MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI WANITA Riski Oktafia; Nur Azizah Indriastuti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.495 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9842

Abstract

Abstrak: Wanita beresiko mengalami masalah kesehatan reproduksi. Salah satu upaya pemeliharaan kesehatan reproduksi pada wanita adalah menjaga kebersihan pada organ reproduksi. Daun sirih memiliki kandungan antiseptik yang bermanfaat menjaga organ kewanitaan lebih sehat. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberdayakan kelompok Kader dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan membuat sabun daun sirih (BUNDARIH). Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah menggunakan model kerjasama kemitraan dengan Kader Kesehatan melalui penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2022 dengan diikuti sebanyak 37 peserta. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang masalah kesehatan reproduksi wanita dan penatalaksanaanya serta keterampilan pembuatan BUNDARIH sebesar 49,4% dengan rata-rata nilai pretest 56.89% menjadi 85% pada posttest. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat digunakan sebagai promosi kesehatan dan pemanfaatan tanaman daun sirih dalam bentuk BUNDARIH sebagai upaya peningkatan kesehatan reproduksi wanita.Abstract: Women are at risk of developing reproductive health problems. One of the efforts to maintain reproductive health in women is to maintain cleanliness in the reproductive organs. Betel leaf has an antiseptic content that is useful for keeping the female organs healthier. The purpose of this community service is to empower the Cadre group in increasing the knowledge and skills of making betel leaf soap (BUNDARIH). The method of implementing this service activity is to use a partnership cooperation model with Health Cadres through counseling and training. This activity was carried out in April-June 2022 with 37 participants participating. The results of the activity showed an increase in knowledge about women's reproductive health problems and their management and roundabout manufacturing skills by 49.4% with an average pretest value of 56.89% to 85% on posttest. This community empowerment activity can be used as health promotion and utilization of betel leaf plants in the form of BUNDARIH as an effort to improve women's reproductive health.
Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada usia reproduktif melalui penyuluhan masyarakat di Kelurahan Bangunjiwo Nur Azizah Indriastuti; Riski Oktafia; Luluk Rosida; Kirana Puji Ramadhanti Khaliri
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol. 3 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v3i2.94

Abstract

Sexually transmitted infections (STIs) are one of the most widespread and dangerous infectious diseases. Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) are global health problems that cause a fairly high mortality rate in the world (Ministry of Health, 2017). Based on data from the Progress Report on HIV AIDS & Sexually Transmitted Diseases (PIMS) Quarter IV of 2020, the Special Region of Yogyakarta ranks 13th as the province with the most HIV sufferers with a total of 6,921 cases and 1,608 AIDS cases. The case of HIV-AIDS in Yogyakarta attacks anyone and does not recognize age, social status, or gender which is not easy to predict. This is largely due to the low level of knowledge and understanding of the community regarding the transmission and impact of HIV/AIDS. Bangunjiwo Village is one of the villages located in Kasihan District, Bantul Regency, Yogyakarta. Judging from the data where the number of families in Bangunjiwo Village, which amounted to 8,284 families, there were 4,816 PUS (fertile age couples) who were vulnerable to contracting HIV. The education level of the people of Bangunjiwo village is still very low, as evidenced by the reproductive age of 18-56 years who did not finish elementary school reaching 3,396 and the number of people who only graduated from elementary school was very large, namely 5,442 people so that the reproductive age in Bangunjiwo village needs to be given education and training on how to prevent sexually transmitted infection
Penerapan Intervensi Terapi Reflexology Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Post Histerektomi Dengan Mioma Uteri Aura Zahra Oceani D; Nur Azizah Indriastuti
Jurnal Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2023): Mei : Jurnal Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trianandra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/klinik.v2i2.1265

Abstract

Hysterectomy is a surgical procedure for removing all or part of the uterus due to gynecological diseases, one of which is uterine myoma. The impact that is often felt by patients after surgery is the presence of incisions and damaged tissue causing a sensation of pain. Reflexology therapy as a non-pharmacological action is a new innovation for reducing pain with a very simple relaxation method. This case study aims to determine the application of reflexology therapy to reduce pain levels in postoperative hysterectomy patients. The method in this research is a case study in post hysterectomy patients who experience complaints of pain. The instrument used is using a Numeric rating scale (NRS) with finger-hand relaxation intervention given for 3 days. The results of this case study showed that by doing reflexology therapy for 3 days there was a significant decrease in pain levels from a scale of 5 to a scale of 2. The effectiveness of applying standard nursing care in reducing the level of pain given to patients showed a decrease in pain levels from the first day of intervention to the first day of intervention third.