Claim Missing Document
Check
Articles

Analyzing Factors related to Parents’ Self Efficacy with Children’s Cancer Treatment Ikeu Nurhidayah; Henny Suzana Mediani; Laili Rahayuwati
Journal of Nursing Care Vol 2, No 2 (2019): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.208 KB) | DOI: 10.24198/jnc.v2i2.21530

Abstract

The incidence of childhood cancer in Indonesia increased annually. The successful treatment of childhood cancer remains low. One of the factors that influence cancer care was parent’s self-efficacy. Adequate parent’s self-efficacy would improve the quality of care in children with cancer, however, limited studies examine factors associated with parent’s self-efficacy. The aim of this study was to identify factors associated with parent’s self-efficacy in order to undergo cancer treatment. The type of research was descriptive analytic. The population was parents with cancer children. This study was conducted in childhood cancer shelter home community, 40 parents were chosen using the consecutive sampling technique. Self-efficacy was measured using a questionnaire. Data were analyzed with univariate and bivariate analysis. The results showed that 23 (57.5%) of parents have higher self-efficacy. There were significant relationship between enactive mastery experience (p =0.011), vicarious experience (p=0.030), verbal persuasion (p=0.003), the nature of the task faced (p=0.022), external incentives (p=0,009), the status or role of the individual in the environment (p=0.024) and education level (p=0.031) with parent’s self-efficacy. While the physiological state (p=0.284), parent’s sex (p=0.277), parent’s age (p=0.513), and parent’s culture (p=0.174) were not significantly associated with parental self-efficacy in the treatment of childhood cancer. Based on these results, it was very clear that parents who have higher self-efficacy are expected to carry out their duties better, so nurses should provide opportunities and support for families to demonstrate the capabilities and competence of the family to meet the care needs for child cancer.
Tingkat Kecemasan pada Andikpas Usia 14-18 Tahun Menjelang Bebas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Maya Atikasuri; Henny Suzana Mediani; Nita Fitria
Journal of Nursing Care Vol 1, No 1 (2018): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v1i1.15773

Abstract

Masalah kenakalan remaja telah menjadi salah satu masalah pokok yang dihadapi oleh Indonesia. Kejadian dan kualitas kenakalannya terus meningkat hingga menjurus pada tindak kriminalitas yang menyebabkan remaja terjerat di ranah hukum. Stigma negatif di masyarakat yang diberikan kepada mantan tahanan membuat Andikpas enggan keluar dari LPKA dan cenderung merasakan kecemasan menjelang masa kebebasannya, terlebih lagi usia remaja merupakan usia dimana keadaan emosional dan psikologis yang belum stabil membuat remaja mudah mengalami kecemasan dan berdampak tidak baik jika terus dibiarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada Andikpas menjelang bebas di LPKA Kelas II Bandung.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif dan teknik consecutive sampling dengan populasi Andikpas menjelang bebas sebanyak 56 orang. Instrumen yang digunakan adalah Zung’s Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) dengan skala likert.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 56 Andikpas yang diteliti hampir setengahnya yaitu 25 Andikpas (44,64%) tidak mengalami kecemasan, sementara sebagian besar Andikpas yang mengalami kecemasan yaitu 19 Andikpas (33,93%) mengalami kecemasan ringan-sedang, dan sebagian kecil yaitu sebanyak 9 Andikpas (16,07%) mengalami kecemasan berat, serta yang paling sedikit yaitu sebanyak 3 Andikpas (5,35%) mengalami panik.Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa hampir setengahnya dari Andikpas yang diteliti tidak mengalami kecemasan, namun lebih dari setengahnya juga Andikpas pada penelitian ini mengalami kecemasan baik dari tingkatan ringan sampai dengan panik. Peningkatan program pembinaan dan konseling serta pemberdayaan tenaga kesehatan di LPKA sangat dibutuhkan agar dapat menurunkan tingkat kecemasan pada Andikpas.Kata kunci : Andikpas, kenakalan remaja, menjelang bebas, tahanan. Description of Anxiety Disorder among Inmate 14–18 Years Old Pre Release at Lembaga Pembinaan Khusus Anak Class IIAbstractJuvenile delinquency has become one of the main problems in Indonesia. The incidence and mischievousness quality increase which is lead to crime action. This situation may cause adolescent entangled in the realm of law. The negative stigma in society given to inmates former make inmate reluctant to get out of LPKA and tends to feel anxiety ahead of their pre-release. Adolescent is a phase of a transitional period from children into adulthood where emotional and psychological states are not stable, and anxiety is need to be noticed. Moreover, psychological burden that experienced by adolescent was harder when they lived in LPKA. This study aims to identify anxiety scale of pre-release juvenile inmates at LPKA Class II Bandung.This study use quantitative descriptive research with cross-sectional approach and consecutive sampling technique with 56 pre-release juvenile inmates as population and used Zung’s Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) with Likert Scale as data analyze. The result showed that 25 Andikpas (44.64%) did not experience anxiety, then most of them experienced anxiety with the explenation: 19 Andikpas (33,93%) experience mild-moderate anxiety, 9 Andikpas (16.07%) experiencing severe anxiety, and 3 Andikpas (5.35%) experiencing panic.The conclusion of this study is the level of anxiety experienced by Andikpas is nearly half of Andikpas did not experience anxiety, but more than half of Andikpas in this study experienced anxiety either from mild to panic levels. Improvement of coaching and counseling programs and the empowerment of health workers in LPKA is needed to reduce the level of anxiety in Andikpas.Keyword: Andikpas, inmates, juvenile delinquency, pre-release.
Kualitas Hidup Anak Usia Sekolah Penyandang Thalasemia Henny Suzana Mediani; Gusgus Ghraha Ramdhanie; Anjani Fikri
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i3.1933

Abstract

Kualitas hidup anak thalasemia sangat dipengaruhi oleh fungsi fisik, fungsi psikologis/emosi, fungsi sosial dan fungsi sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kulitas hidup anak usia sekolah penyandang thalasemia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sebanyak 70 orang tua dijadikan responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah kPediatric Qualitity of Life Inventory (PedsQL). Anak usia sekolah penyandang thalasemia sebagian besar pada kategori rentan (64,3%). Kualitas hidup fungsi fisik mayoritas dalam kategori baik (68,6%), kualitas hidup fungsi psikologis/emosi dalam kategori baik (61,4%) dan kualitas hidup fungsi sosial dalam kategori baik (52,9%). Sementara kualitas hidup fungsi sekolah dalam keadaan rentan (74,39%). Hasil penelitian menunjukkan penyakit thalassemia merupakan penyakit kronik dengan kualitas hidup rentan sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup anak terutama pada domain fungsi sekolah. Walaupun anak menjalani pengobatan secara rutin, pemenuhan kebutuhan belajar mereka tetap perlu dipertahankan.
Faktor Pemberian Nutrisi Masa Golden Age dengan Kejadian Stunting pada Balita di Negara Berkembang Meri Anggryni; Wiwi Mardiah; Yanti Hermayanti; Windy Rakhmawati; Gusgus Ghraha Ramdhanie; Henny Suzana Mediani
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v5i2.967

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan utama yang dapat menghambat masa depan bangsa. Hal tersebut terindikasi dari tingginya prevalensi stunting serta dampak buruk yang ditimbulkan. Tujuan review ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor pemberian nutrisi pada masa golden age yang menyebabkan kejadian stunting pada balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Pencarian secara sistematik dari literature 2015-2020 menggunakan Google Scholar, Proquest, Pubmed, Taylor and Francis, Plos One. Kata kunci pencarian: pemberian nutrisi, masa golden age, balita, stunting, negara berkembang. Peneliti memperoleh 28 artikel final yang dianalisis sesuai kriteria. Hasil menggambarkan faktor penyebab kejadian stunting terjadi sejak kehamilan akibat kekurangan nutrisi pada masa tersebut, inisiasi menyusui dini kurang dari 1 jam kelahiran maupun tidak sama sekali, pemberian ASI terhenti
Kualitas Hidup Anak dengan Retardasi Mental Henny Suzana Mediani; Sri Hendrawati; Siti Fatimah
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i4.2086

Abstract

Anak retardasi mental merupakan penyandang disabilitas cukup tinggi di Indonesia. Anak mengalami penurunan intelektual, gangguan adaptasi sosial, keterbatasan aktifitas dan partisipasi. Penelitian bertujuan mengidentifikasi kualitas hidup anak retardasi mental di SLB C Sumbersari Bandung. Penelitian menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Populasi terdiri dari orang tua atau pemberi asuhan utama anak retardasi mental. Pengambilan sampel menggunakan total sampling sehingga mendapatkan 81 responden. Alat ukur menggunakan PedsQLTM 4.0 Proxy Report versi Bahasa Indonesia, meliputi penilaian fungsi fisik, emosional, sosial, dan sekolah. Data dianalisis menggunakan The PedsQLTM Scoring Algorithm. Hasil penelitian menunjukkan 55,6% anak memiliki kualitas hidup buruk pada setiap fungsi kualitas hidup dan 44,4% anak memiliki kualitas hidup baik. Keterbatasan yang dimiliki anak menghambat anak mencapai kesejahteraan dan kualitas hidup yang baik. Sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup anak, diantaranya dengan program olahraga terstruktur, melatih anak mengendalikan marah, melatih anak berinteraksi sosial, dan menyusun kurikulum serta program kesehatan sesuai kebutuhan anak
Intervensi Bagi Orang Tua dalam Mencegah Kekerasan Seksual Anak di Indonesia: Scoping Review Tetti Solehati; Riezky Fajri Septiani; Rizka Muliani; Selly Amalia Nurhasanah; Sifa Nur Afriani; Sifa Nuraini; Sifva Fauziah; Sonia Dwiastuti Pratiwi; Sri Purnama Alam; Yanti Hermayanti; Cecep Eli Kosasih; Henny Suzana Mediani
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i3.1914

Abstract

Kasus kekerasan seksual anak (KSA) di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Orangtua berperan penting dalam pendidikan pencegahan KSA. Tujuan penelitian untuk memetakan intervensi bagi orang tua dalam mencegah KSA. Desain penelitian scoping review. Pencarian artikel menggunakan database terkomputerisasi, yaitu: CINAHL EBSCO, PubMed, Pyschoinfo, Google Scholar, Jurnal Unpad, dan pencarian secara manual dengan menggunakan kunci berbahasa Inggris dan Indonesia. Hasil artikel awal didapatkan berjumlah 15.507, kemudian dilakukan penyaringan berdasarkan kriteria inklusi serta dilakukan penilainan artikel sehingga menghasilkan 18 artikel yang memenuhi syarat. Hasil penelitian menunjukan ditemukan ada 6 bentuk intervensi pencegahan KSA yang dapat dilakukan orang tua, yaitu pemberian pendidikan kesehatan seksual pada orangtua, pemberian pendidikan bagi orang tua tentang pencegahan KSA, program pendidikan keluarga, pola asuh orang tua yang baik, optimalisasi peran orang tua, dan hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan orang tua. Dengan demikian ada beberapa pencegahan KSA yang dapat dilakukan orang tua untuk melindungi anaknya dari KSA.
Hubungan Faktor Air dan Sanitasi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia Annita Olo; Henny Suzana Mediani; Windy Rakhmawati
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v5i2.788

Abstract

Stunting di Indonesia menjadi masalah kesehatan masyarakat secara nasional dalam kategori tinggi, mencapai 30,8% ditahun 2018. Salah satu penyebab stunting dikaitkan dengan faktor air dan sanitasi. Review artikel ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor air, sanitasi dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Metode penelitian menggunakan systematic review, dengan pencarian literatur menggunakan beberapa electronic database. Kriteria inklusi artikel: menjelaskan faktor air, sanitasi dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia, desain studi observasional, tahun publikasi 2015-2020. Hasil studi 21 artikel menunjukkan bahwa faktor air (sumber air minum tidak layak, pengolahan air minum), faktor sanitasi (penggunaan fasilitas toilet, perilaku open defecation, pembuangan tinja balita tidak pada jamban) berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Kesimpulan studi ini mengungkapkan bahwa air dan sanitasi merupakan faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita di Indonesia. Upaya promosi kesehatan dan kerja sama lintas sektoral dalam intervensi gizi sensitif perlu ditingkatkan untuk mencegah stunting di Indonesia.
Pengaruh Terapi Musik untuk Mengurangi Kecemasan Anak: Systematic Review Novita Marcelina Kana Wadu; Henny Suzana Mediani
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 4 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jika.v4i2.1147

Abstract

Background – Anxiety is a common problem that often occurs in children during procedural treatment in the hospitals. Children’s emotional of response to procedural stress and anxiety may increase distress and influence to children recovery. One of the easy, safe and inexpensive efforts to reduce children's anxiety is through music therapy. Music can make a more positive mood and make coping and emotional wellbeing for children to reduce anxiety. However, there are no existing reviews dedicated to elucidating the effect of music interventions in reducing children’s anxiety. Purpose – To determine the effect of music therapy on children's anxiety. Design/methodology/approach – The research was a systematic review of randomized controlled studies. A comprehensive search strategy was performed using key databases such as PubMed / NCBI, DOAJ, and Science Direct to obtain relevant studies. Data is extracted and checked by reviewers. Each study was assessed based on 4 quality indicators which were adapted from the Cochrane Handbook for a systematic review with guidelines from PRISMA. Findings – 6 randomized control trial articles that met the inclusion and exclusion criteria and the eligibility criteria were obtained. This article shows that the effects of music therapy are statistically proven to be effective and significantly reduce children's anxiety. Listening to music can be used as a potential nursing intervention to relieve anxiety and can be a practical approach to dealing with anxiety and fear in children by paying attention to the type of music that will be given to children. Conclusion and recommendation – Music therapy was effective as a safe intervention in reducing anxiety in children undergoing medical and dental procedures. Music therapy can be considered as an additional non-pharmacological intervention in dealing with clinical situations that cause anxiety in children. Further research is recommended to determine the age of children who will most effectively and benefit from musical interventions during medical procedures.
THE IMPLEMENTATION OF THERAPEUTIC COMMUNICATION OF NURSES TO THE PARENTS OF PEDIATRIC PATIENTS IN PRE-OPERATIVE STAGE Fanny Adistie; Henny Suzana Mediani; Ikeu Nurhidayah; Sri Hendrawati
Belitung Nursing Journal Vol. 4 No. 4 (2018): July - August
Publisher : Belitung Raya Foundation, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.97 KB) | DOI: 10.33546/bnj.439

Abstract

Background: The pre-operative care aims at preparing the patient and family to face the surgery. In providing nursing care to the pediatric patients, it is better and is recommended that the nurse demonstrate a therapeutic communication. Objective: This study aims to identify the implementation of the therapeutic communication by nurses to the parents of the pediatric patients who will undergo surgery in the pediatric surgical ward based on the perspective and expectation of the parents. Methods: The study used a mixed method, with the strategy of sequential explanatory. The quantitative study involved 101 respondents. The implementation of therapeutic communication is measured by using the questionnaire of therapeutic communication implementation. The qualitative study was conducted to six participants as samples, with analysis interactive model technique. Results: The result of quantitative study found that 53.5% identified poor therapeutic communication being implemented by nurses to the parents of the patients. The result of the qualitative study foundthat parents expect comprehensive therapeutic communication from nurses, both in terms of language or behavior in any delivery of information or actions to be performed. Conclusion: The result of this study is expected to be an input for the health care institutions, especially to make it as a reference for consideration in making the standard operating procedures on the implementation of therapeutic communication to improve the nurses’ quality of care.
Working alliance among mental health nurses in Indonesia: A comparative analysis of socio-demographic characteristics Iyus Yosep; Henny Suzana Mediani; Linlin Lindayani
Belitung Nursing Journal Vol. 7 No. 2 (2021): March - April
Publisher : Belitung Raya Foundation, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33546/bnj.1259

Abstract

Background: Working alliance between therapist and client in psychotherapy practice has become proven to compensate for a significant difference in various psychotherapy modalities. However, few studies have investigated the structure of alliance in the context of nurses working at mental health hospitals in Indonesia.  Objective: This study aimed to compare the working alliance of mental health nurses according to socio-demographic characteristics.  Methods: A cross-sectional research was performed at the Mental Health Hospital in West Java, Indonesia, as a referral hospital in Indonesia from May to December 2019. The inclusion criteria were nurses with a minimum of one year of working experience and a Diploma III certificate in nursing. Convenience sampling was used to recruit 120 nurses who agreed to join in this study. The working alliance was measured using Working Alliance Inventory-Short Revised-Therapist (WAI-SRT). Results: The majority of the respondents were female (77.5%), holding a Diploma III degree in nursing (49.17%), having working experience ranged from 11 to 15 years (34.17%), and working at the chronic unit (32.5%). The mean score of the working alliance was 44.46 (SD = 11.32). The domain of agreement on goals had a higher mean score (17.65 ± 3.45), followed by the task domain (16.56 ± 5.81) and bond domain (22.10 ± 7.23). There was a significant difference in working alliance according to education level and working experience (p < 0.05), while no significant differences in terms of gender and working unit. Conclusion: Mental health nurses with higher education levels and more vast working experience had higher working alliances. Thus, nurse managers and hospital policymakers should provide Continues Nursing Education (CNE), working alliance training, and therapeutic strategies for nurses to improve their working alliances. It is also essential to cooperate with nursing schools to include working alliances as learning objectives.
Co-Authors Aan Nuraeni Aan Nur’aeni Adila, Raisa Ahmad Yamin Ai Mardhiyah Ai Mardhiyah Ai Mardhiyah AI MARDHIYAH, AI Akbar, M. Agung Alifa Rufaida Anastasia Anna Anita Setyawati Anita Tiara Anjani Fikri Annita Olo Argi Virgona Bangun Audi Siti Sarah Avicena Farhan Ramadhan Azzahra Salsabila Bambang Aditya Nugraha Bhekti Imansari Cecep Eli Kosasih Cecep Eli Kosasih Cecep Eli Kosasih Cecep Eli Kosasih Cecep Eli Kosasih Cecep Eli Kosasih Cecep Eli Kosasih Chandra Isabella H.P Chatarina Surya Chatarina Suryaningsih Dadang Purnama Dadang Rochman DaiIa DahIia Rojabani Devita Madiuw Dewi Umu Kulsum Dwi Ningsih Handayani Setianing Budi Eka Puspita Ema Arum Rukmasari Etika Emaliyawati Evi Nurjanah Fanny Adistie Fanny Adistie Fauziah Rudhiati Fitria, Nita Fitria, Nita francisca sri susilaningsih Furkon Nurhakim Furkon Nurhakim Furkon Nurhakim Gusgus Ghraha Ramdhanie Helmy Hazmi Iceu Amira DA Ihsar, Aini Hayati Iin Inayah Ike Sintia Suci Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Inni Zakiyah Iqra S Iyus Yosep Juniarti, Neti Laili Rahayuwati Lesmana, Sena Lilis Lusiani Lilis Mamuroh Linlin Lindayani Mamat Lukman Maya Atikasuri Mega Nurrahmatiani Meri Anggryni Millenika, Valencia Trie Muntiq Jannatunna’im Murtiningsih Murtiningsih Nadia Amelia Rindiarti Nenden Nur Asriyani Maryam Nenden Nur Asriyani Maryam Novi Novianti Novita Marcelina Kana Wadu Noviyanti Noviyanti Nurafni, Ratu Nuraziza Fatturahmi Firdianty Nurul Taopik Maulud Olga Sandrela Mahendra Padila Padila Rai Nurussakinah Raisa Adila Ratu Nurafni Riezky Fajri Septiani Rifda Nur Achriyana Arif Rifki Febriansyah Rindiarti, Nadia Amelia Riska Fauziah Nurmala Rizka Muliani Rusna Tahir Salsabila, Azzahra Santi MuIyani Selly Amalia Nurhasanah Sena Lesmana Setiawati Setiawati Shabarina, Adilla Sherly Manurung Sifa Nur Afriani Sifa Nuraini Sifva Fauziah Sinta Dwi Ananda Siti Fatimah Siti Yuyun Rahayu Siti Yuyun Rahayu Fitri Sonia Dwiastuti Pratiwi Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Purnama Alam Sukmawati Sukmawati Sukmawati Sukmawati Sulastini, Sulastini Tahir, Rusna Tejaningsih, Oktaviani Tetti Solehati Tetti Solehati Tetti Solehati Tetti Solehati Theresia Eriyani Tita Puspita Ningrum, Tita Puspita Titis Kurniawan Valencia Trie Millenika Vera Rosaria Indah Wahib Abdul Rahman Wahyu Ilahi Waladani, Barkah Windy Rakhmawati Windy Rakhmawati Wiwi Mardiah Wiwi Mardiah Wiwi Mardiah, Wiwi Yanti Hermayanti Yanti Hermayanti Yayat Suryati Zabidah Putit