ainurrafiq, ainurrafiq
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI PUSKESMAS SE-KOTA KENDARI TAHUN 2016 Arwanti, Desi; sabilu, yusuf; ainurrafiq, ainurrafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.781 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1206

Abstract

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakanpembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Pelaksanaan surveilans epidemiologimerupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular maupun penyakit tidak menular,mengurangi kesakitan, mencegah kematian, penyembuhan penderita dan mencegah terjadinya peningkatanpenyakit. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Penyakit danpermasalahannya di Puskesmas se-Kota Kendari tahun 2016 dilihat dari pengumpulan data, pengolahan data,analisis dan interpretasi data serta diseminasi informasi. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studikasus. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh petugas surveilans Puskesmas tahun 2016 di Kendari dankoordinator surveilans Dinas Kesehatan Kota Kendari. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan surveilansmeliputi pengumpulan data yang dilakukan hanya mencakup data kesakitan berupa laporan penyakit danpemakaian obat dari Poli Umum, Pustu dan laporan masyarakat setempat. Pengolahan data surveilansdilakaukan secara manual dan hanya memanfaatkan komputer disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan tekslaporan belum sampai pada penyajian pemetaan data dengan pemanfaatan progam Geographycal InformationSystem (GIS). Analisis dan interpretasi data dilakukan berdasarkan variabel epidemiologi (orang, waktu dantempat) yang dilakukan secara manual. Penyebarluasan data belum efektif karena pelaksanaannya belumsepenuhnya memanfaatkan teknologi yang ada dan tidak rutin dilakukan setiap bulan.  Namun, ketersediantenaga kerja, pelatihan dalam mendukung keterampilan petugas surveilans, serta sarana dan prasana yangterdapat di setiap Puskesmas belum berjalan efektif sehingga menghambat pelaksanaan surveilans.Kata kunci : Surveilans, Penyakit Menular dan Tidak Menular, Puskesmas.
ANALISIS DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016 Jihad, Janirah; Ahmad, La Ode Ali Imran; ainurrafiq, ainurrafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.522 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1222

Abstract

Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi dalam dandiantara masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dariberbagai penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Banyak faktor yang dapat memicu seorang balitadapat menjadi stunting yaitu BBLR, riwayat ASI Eksklusif, riwayat usia pemberian MP ASI, tinggi badan ibu danriwayat anemia ibu saat hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko faktor BBLR, riwayat ASIEksklusif, riwayat usia pemberian MP ASI, tinggi badan ibu dan riwayat anemia ibu saat hamil terhadapkejadian stunting pada balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja puskesmas puuwatu kota kendari 2016.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional menggunakan desaincase control dengan prosedur matching. Populasi dalam penelitian ini 582 dengan jumlah sampel sebanyak 41 kasus dan 41 kontrol, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan pendekatan fixed disease pada sampel kasus maupun kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan BBLR (OR= 5; 95%CI=1,631 – 7,357), riwayat Asi Eksklusif da Riwayat usia pemberian Asi Eksklusif (OR= 4; 95%CI= 1,615-9,849) dantinggi badan ibu (OR= 3,2; 95%CI= 1,559-6,250). Sedangkan riwayat anemia pada ibu saat hamil (OR= 5;95%CI= 0,696-35,622)bukan merupakan faktor risiko kejadian stunting.Kata kunci : Stunting, BBLR, Riwayat Asi Eksklusif, Riwayat Usia Pemberian Asi Eksklusif, Tinggi Badan Ibu DanRiwayat Anemia Ibu Saat Hamil.
ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN TIMBAL (Pb) MELALUI JALUR INHALASPADA OPERATOR DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI KOTA KENDARI TAHUN 2016 (STUDI DI SPBU TIPULU, WUA-WUA, ANDUONOHU DAN SPBU LEPO-LEPO). Almunjiat, Ece; sabilu, yusuf; ainurrafiq, ainurrafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.946 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1209

Abstract

Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan kelompok pekerja yang memiliki risiko terpapar dengan bahan kimia yang berbahaya, khususnya timbal dari bensin danemisi gas kendaraan bermotor yang sedang menunggu antrian pengisian bahan bakar ataupunkendaraan yang akan berangkat setelah selesai mengisi bensin. Posisi SPBU yang berada  dekatjalan raya memudahkan petugas terpapar dengan polutan timbal dari asap kendaraan yangmelaju di jalan raya.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tingkat risiko pajanantimbal (Pb) terhadap kesehatan operator di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tipulu,Wua-Wua, Anduonohu dan SPBU Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016. Jenis penelitian inimerupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan(ARKL), yang digunakan untuk menilai dan melakukan prediksi yang akan terjadi akibat adanyapajanan zat berbahaya, dalam hal ini adalah timbal (Pb) yang digunakan sebagai salah satukomponen dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pengambilan sampel secara total sampling.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 56 orang operator yang bekerja di 4 SPBU kota Kendariyaitu SPBU Tipulu, Wua-Wua, Anduonohu dan SPBU Lepo-Lepo. Data sekunder terkait dengankonsentrasi timbal (Pb) di 4 lingkungan kerja cenderung sama yaitu 0,003 mg/m3 yang dilakukanpada satu titik pengukuran, nilai ini masih berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) konsentrasitimbal (Pb) di udara yaitu 2,0 mg/m3.  Hasil penelitian menunjukkan dari 56 orang responden(operator SPBU) belum memiliki risiko kesehatan, hal ini dikarenakan besarnya intake yangmasuk kedalam tubuh jauh berada dibawah nilai ambang batas sehingga RQ ≤ 1.Kata Kunci: Logam Berat Timbal (Pb), Operator SPBU, Tingkat Risiko
Pola Spasial Distribusi Penyakit TB Paru BTA (+) Di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua Tahun 2013-2015 Kota Kendari Ramadhan, Syahru; Junaid, Junaid; ainurrafiq, ainurrafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.326 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2912

Abstract

Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 menunjukkan TB membunuh 1,5 juta orang di dunia,kematian terjadi pada 890.000 laki-laki, 480.000 pada perempuan dan 180.000 pada anak-anak. Terdapat enamnegara yang memiliki jumlah kasus baru TB terbesar di dunia dan Indonesia berada di urutan kedua. Tujuanpenelitian ini yaitu untuk melihat pola distribusi penyakit TB paru BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benuaditinjau dengan menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) tahun 2013-2015. Penelitian ini adalahpenelitian epidemiologi deskriptif dengan pendekatan cross sectional deskriftif untuk mengetahui pola spasial.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelurahan di wilayah kerja puskesmas Benu-benua periode tahun2013-2015 dengan menjadikan seluruh populasi menjadi sampel yakni sebanyak 6 kelurahan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa faktor tingkat kepadatan penduduk dan cakupan imunisasi BCG bukan merupakan faktor polapersebaran kejadian TB paru BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas Benu-benua, sedangkan faktor persentasekeluarga miskin, cakupan rumah sehat serta status wilayah kumuh menjadi faktor pola persebaran TB paru BTA (+)di wilayah kerja Puskesmas Benu-benua.Kata Kunci: TB Paru BTA (+), Tingkat kepadatan penduduk, persentase keluarga miskin, cakupan rumah sehat,cakupan imunisasi BCG, status wilayah kumuh, pola pasial