Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Observasi Parameter Meteo-Oseanografi Dalam Musim Peralihan I di Selat Lirang Trenggono, Mukti; Agustiadi, Teguh
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Selat Lirang merupakan daerah strategis sebagi jalur pelayaran antar pulau di Maluku. Kegiatan pelayaran tersebut memerlukan pertimbangan pengaruh parameter meteo-oseanografi. Kurangnya informasi data di wilayah tersebut menjadi pertimbangan pentingnya penelitian ini dilakukan, dengan tujuan memberikan informasi kondisi meteo-oseanografi untuk kegiatan transportasi laut di wilayah Selat Lirang. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi terhadap parameter angin, gelombang, arus dan pasang surut pada tanggal 15-19 April 2016 untuk merepresentasikan data satu bulan yang termasuk dalam musim Peralihan I. Data hasil observasi dianalisis menggunakan metode kuantitatif. Analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan pembangkitan angin dan pasang surut terhadap arus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa angin mempengaruhi gerak arus dengan frekuensi angin dominan berasal dari baratdaya, sebagian kecil berasal dari barat dan barat laut. Arus arah meridional dan zonal pada kedalaman 1.5m dan 7.5m, pola arus total pengukuran lebih mendekati besarnya kecepatan arus residu. Perhitungan RMSE arus total dengan arus pasang surut di kedalaman 1.5m, arah meridional memiliki nilai 0.0184 dan zonal 0.0054, sedangkan arus total dengan arus residu memiliki nilai 0.0086 untuk meridional dan nilai 0.0162 untuk zonal. Pada kedalaman 7.5m, arus total dengan arus pasang surut memiliki nilai 0.0204 arah meridional dan 0.0183 arah zonal, sementara arus total meridional terhadap arus residu memiliki nilai 0.0105 dan arah zonal 0.0071. Kemiripan pola arus pada kedua kedalaman ini tidak jauh berbeda, yaitu arus pengukuran lebih mendekati pola arus residu yang dibangkitkan oleh angin. Hasil pengukuran gelombang menunjukan ketinggian gelombang relatif rendah, hal ini berhubungan dengan pembangkitan angin lokal yang lemah pada saat observasi dilakukan. 
Observasi Parameter Meteo-Oseanografi Dalam Musim Peralihan I di Selat Lirang Trenggono, Mukti; Agustiadi, Teguh
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.17999

Abstract

Selat Lirang merupakan daerah strategis sebagi jalur pelayaran antar pulau di Maluku. Kegiatan pelayaran tersebut memerlukan pertimbangan pengaruh parameter meteo-oseanografi. Kurangnya informasi data di wilayah tersebut menjadi pertimbangan pentingnya penelitian ini dilakukan, dengan tujuan memberikan informasi kondisi meteo-oseanografi untuk kegiatan transportasi laut di wilayah Selat Lirang. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi terhadap parameter angin, gelombang, arus dan pasang surut pada tanggal 15-19 April 2016 untuk merepresentasikan data satu bulan yang termasuk dalam musim Peralihan I. Data hasil observasi dianalisis menggunakan metode kuantitatif. Analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan pembangkitan angin dan pasang surut terhadap arus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa angin mempengaruhi gerak arus dengan frekuensi angin dominan berasal dari baratdaya, sebagian kecil berasal dari barat dan barat laut. Arus arah meridional dan zonal pada kedalaman 1.5m dan 7.5m, pola arus total pengukuran lebih mendekati besarnya kecepatan arus residu. Perhitungan RMSE arus total dengan arus pasang surut di kedalaman 1.5m, arah meridional memiliki nilai 0.0184 dan zonal 0.0054, sedangkan arus total dengan arus residu memiliki nilai 0.0086 untuk meridional dan nilai 0.0162 untuk zonal. Pada kedalaman 7.5m, arus total dengan arus pasang surut memiliki nilai 0.0204 arah meridional dan 0.0183 arah zonal, sementara arus total meridional terhadap arus residu memiliki nilai 0.0105 dan arah zonal 0.0071. Kemiripan pola arus pada kedua kedalaman ini tidak jauh berbeda, yaitu arus pengukuran lebih mendekati pola arus residu yang dibangkitkan oleh angin. Hasil pengukuran gelombang menunjukan ketinggian gelombang relatif rendah, hal ini berhubungan dengan pembangkitan angin lokal yang lemah pada saat observasi dilakukan. 
PEMETAAN BATIMETRI DAN ANALISIS KOMPONEN PASANG SURUT UNTUK EVALUASI PERBAIKAN ELEVASI DAN PANJANG LANTAI DERMAGA DI PERAIRAN PULAU LIRANG, MALUKU BARAT DAYA Hanifah, Anne; Hariadi, Hariadi; Subardjo, Petrus; Trenggono, Mukti
Journal of Oceanography Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1270.334 KB)

Abstract

Pulau Lirang merupakan pulau kecil terluar yang memiliki akses masuk jalur laut yang cukup sulit. Kondisi perairan Pulau Lirang yang terletak di Kabupaten Maluku Barat Daya memiliki morfologi yang dangkal di bagian timur pulau tersebut untuk menuju ke dermaga. Atas kondisi tersebut perlu diketahuinya data kedalaman dan analisis komponen pasang surut sebagai referensi dan pertimbangan untuk evaluasi perbaikan elevasi dan panjang lantai dermaga di perairan Pulau Lirang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui batimetri dan komponen pasang surut di perairan Pulau Lirang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16-30 April 2016. Kegiatan pemeruman dengan singlebeam echosounder dilaksanakan di perairan Pulau Lirang dan pengukuran pasang surut di dermaga perairan Pulau Lirang. Materi yang dijadikan objek studi dalam penelitian ini meliputi batimetri dan pasang surut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.2. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kedalaman perairan lokasi penelitian berkisar antara -0,054 hingga -235 m. Peta batimetri memperlihatkan jarak kontur yang rapat pada daerah tenggara perairan Pulau Lirang dengan kedalaman hingga -235 m dan pada daerah timur perairan Pulau Lirang memiliki kedalaman hingga -100 m. Tipe pasang surut di perairan ini adalah campuran condong harian ganda dengan nilai Formzahl 0,641. Nilai elevasi yang didapatkan adalah +3,47 m dihitung berdasarkan nilai MSL sebagai titik acuan, sedangkan panjang lantai dermaga yang aman bagi satu buah kapal terbesar dengan Loa 64,68 m adalah 77,616 m dan kedalaman perairan aman di depan dermaga yang dibutuhkan adalah 3,96 ≈ 4 m untuk dapat melayani draft kapal penumpang terbesar.