This Author published in this journals
All Journal Instrumentasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGUKURAN GETARAN MEKANIK PADA DAERAH PERMUKIMAN AKIBAT KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNGAN SABO-MAGELANG DENGAN STANDARD BS6472- 2:2008 Santoso, Hari H.
Instrumentasi Vol 38, No 2 (2014)
Publisher : LIPI Press, Anggota IKAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2214.198 KB) | DOI: 10.14203/instrumentasi.v38i2.72

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengukuran rambatan getar mekanik yang bersumber dari beroperasinya peralatan konstruksi di lokasi pembangunan Bendungan Sabo. Penelitian ini menggunakan seismic accelerometer tiga dimensi sebagai sensor getar dan hasilnya dianalisis dengan open source Toolbox dari fungsi Matlab, pengukuran menggunakan standard BS6472-2:2008, dan PP RI Nomor 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung. Hasil pengukuran dinyatakan dalam Peak Particle Velocity (PPV mm/second) dan menunjukkan daerah paparan getar tercatat pada jarak 50 meter dari sumber getar maksimum hanya 8,1 mm/second dan pada jarak 200 meter dari sumber getar hanya 0,12 mm/second, sedangkan yang disarankan dalam standard BS6472-2:2008 pada jarak 200 meter pada frekuensi 1–80Hz maksimum level disebutkan 0,2 mm/second sampai 0,4 mm/second.
Pengukuran Getaran Tanah Akibat Guguran Batu Vulkanik yang Dudukannya Tergerus Angin Santoso, Hari H.
Instrumentasi Vol 38, No 1 (2014)
Publisher : LIPI Press, Anggota IKAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6852.012 KB) | DOI: 10.14203/instrumentasi.v38i1.44

Abstract

Lava yang mengendap di puncak atau lereng gunung berapi akibat letusan beberapa tahun sebelumnya biasanya mempunyai komposisi pasir, debu, dan batuan vulkanik. Endapan lava yang dudukan kesetimbangan pada umumnya tidak stabil tersebut merupakan bahaya laten yang setiap saat dapat meluncur ke kaki bukit atau permukiman di sekitarnya apabila kesetimbangannya terganggu oleh gerusan angin atau curah hujan yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan potensi guguran lava pada saat musim kemarau yang disebabkan oleh gerusan angin kering. Fokus penelitian ini berupa sebuah batu vulkanik yang mempunyai volume sekitar 4 m3 (setara dengan 8.800–10.000 kg) dengan sudut kemiringan di atas 40o dan berada pada titik kritis jatuh sehingga merupakan sumber bahaya guguran batu. Penelitian ini dilakukan selama musim kemarau pada bulan Juli–September 2012 di lereng utara Gunung Merapi dengan menggunakan 3 sensor akselerometer yang diletakkan pada posisi yang berbeda, sedangkan pengukuran kecepatan dan arah angin diletakkan pada lokasi stasiun sensor 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada musim kemarau tersebut terjadi longsoran endapan batu vulkanik yang disebabkan oleh gerusan angin kering. Kata kunci: Gunung Merapi, lava, guguran lava, kecepatan dan arah angin, akselerometer
FORMULA KOREKSI UNTUK MODE PERMINTAAN RENDAH DAN TINGGI PADA FUNGSI INSTRUMEN UNTUK KEAMANAN DENGAN APLIKASI SUSUNAN 1OO1 Biyanto, Totok Ruki; Kusuma, Franky; Yaumar, Yaumar; Santoso, Hari H.
Instrumentasi Vol 38, No 2 (2014)
Publisher : LIPI Press, Anggota IKAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.829 KB) | DOI: 10.14203/instrumentasi.v38i2.70

Abstract

Pencegahan terjadinya keadaan bahaya dalam industri proses dapat dilakukan dengan menerapkan Fungsi Instrumen untuk Keamanan (FIK) pada sebuah sistem. FIK hanya bekerja bila diperlukan. Hingga saat ini, FIK yang diterapkan pada industri proses merupakan FIK yang bekerja pada kondisi frekuensi permintaan rendah. Penilaian keamanan pada FIK yang bekerja pada frekuensi permintaan rendah dapat dilakukan dengan metode kuantitatif. Metode kuantitatif tersebut berupa persamaan eksponensial untuk menghitung laju kegagalan ketika memperoleh permintaan per jam (λ), yang disederhanakan menggunakan deret MacLaurin. Persamaan ini selanjutnya disebut sebagai persamaan yang disederhanakan dalam penelitian ini. Penggunaan persamaan yang disederhanakan pada kondisi frekuensi permintaan tinggi dapat menghasilkan nilai Tingkat Keamanan secara Keseluruhan (TKK) yang lebih tinggi. Hal ini dapat merugikan karena biaya investasi yang dikeluarkan melebihi keperluan. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah persamaan faktor koreksi orde 1 yang dapat memperbaiki kesalahan nilai λ yang ditimbulkan oleh pemakaian persamaan yang disederhanakan. Persamaan tersebut berlaku untuk FIK dengan susunan 1oo1. Hasil persamaan baru dari penelitian ini, yaitu λkor = 0,9428 λMC + 0,0001 H. Dengan λMC merupakan nilai λ dari pemakaian persamaan yang disederhanakan, H merupakan frekuensi terjadinya bahaya yang mungkin terjadi pada sistem. Persamaan faktor koreksi yang diperoleh diterapkan pada studi kasus tangki pelepas gas ke cerobong api dan diperoleh nilai TKK yang sama pada kondisi frekuensi permintaan rendah maupun tinggi. Kesalahan rata-rata yang dihasilkan jauh lebih kecil dibandingkan tanpa mengggunakan faktor koreksi, yaitu 5%.