Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hubungan Lingkungan Kerja Fisik dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSU Haji Medan Dewi, Aprilia Hikari; Aisyah, Siti
JURNAL DIVERSITA Vol 3, No 2 (2017): Diversita Desember
Publisher : Psychology Department Faculty of Psychology Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.248 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v3i2.1254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empirik apakah ada hubungan antara lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Haji Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Subjek penelitian adalah perawat di RS Haji Medan yang berjumlah 30 orang dengan menggunakan random sampling di susun berdasarkan skala Likert. Alat ukur yang digunakan adalah instrumen lingkungan kerja fisik yang terdiri dari 35 item dengan menujukkan koefisien reliabilitas 0,842 dan instrument kepuasan kerja yang terdiri dari 36 item dengan menujukkan koefisien reliabilitas 0,864. Analisis data ini menggunakan teknik r Product Moment. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima, yaitu ada hubungan positif antara lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja, artinya makin baik lingkungan kerja fisiknya maka semakin tinggi pula kepuasan kerjanya. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan analisis r Product Moment dengan nilai atau koefisen (Rxy) = 0.983 dan koefisien determinan (R2) = 0,967 menunjukan lingkungan kerja fisik dibentuk oleh kepuasan kerja sebesar 96,7%. Selanjutnya dilihat dari perhitungan mean hipotetik rata- rata 52,5 dan mean empiric rata – rata 104,93 serta standar deviasi = 9,95 diketahui bahwa lingkungan kerja fisik yang baik. Sedangkan kepuasan kerja perawat dari hitungan mean hipotetik rata - rata 67,5 dan mean empiric rata - rata 106,96  serta standar deviasi = 10,72 diketahui bahwa kepuasan kerja perawat dalam kategori tinggi
HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. JASAMARGA CABANG BELMERA Aisyah, Siti
JURNAL DIVERSITA Vol 1, No 1 (2015): DIVERSITA JUNI
Publisher : Psychology Department Faculty of Psychology Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.291 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v1i1.1084

Abstract

The aim of this research is to know relation between organizational commitment with workmotivation of employment of PT Jasa Marga branch Belmera Medan. There are 70 employmentused as sample in this research and different background as like education, and workexperience. The results show that there are no relation between organizational commitment andwork motivation, which coefficient correlation (rxy) = 0,037 and p > 0,05.
Strategy Self Regulated Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Siti Aisyah; Laili Alfita
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 9, No 2 (2017): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v9i2.8246

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Strategy Self Regulated Learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. Self regulated learning adalah kemampuan seseorang untuk mengelola secara efektif pengalaman belajarnya sendiri dengan berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Mahasiswa dikatakan telah menerapkan self regulated learning apabila mampu mengaktifkan metakognisi, motivasi dan tingkah laku dalam proses belajar mereka sendiri tanpa diperintah dan diajarkan oleh orang lain. Terdapat keinginan dan dorongan dari dalam diri mereka sendiri untuk menerapkan langkah-langkah dan strategi mengontrol proses belajar secara mandiri. Penelitian ini bersifat analisis statistik deskriptif (deskriptif artinya bersifat memberi gambaran). Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa hampir keseluruhan sampel hanya melakukan satu atau dua strategi dan tidak melakukan keseluruhan strategi. Hal inilah yang mempengaruhi pencapaian indeks prestasi kumulatifnya menjadi kurang maksimal.
Makna Upacara Adat Perkawinan Budaya Melayu Deli Terhadap Kecerdasan Emosional Siti Aisyah
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 4, No 1 (2018): Anthropos
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v4i1.10023

Abstract

Kecerdasan emosi adalah kemampuan individu untuk  memantau dan mengendalikan perasaan diri sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Perkawinan adalah sebuah institusi sosiobudaya dalam kebudayaan Melayu, yang berfungsi utama untuk melanjutkan generasi umat Melayu agar berkembang dan mengikuti sunatullah. Ini juga sejalan dengan konsep Tidak Melayu hilang di dunia. Begitu pentingnya perkawinan ini dalam kebudayaan Melayu, sehingga upacaranya sendiri memiliki tahapan-tahapan yang begitu rinci, unik, menarik, dan eksotik. Prosesi ini menuntut kesabaran dan kemampuan menyesuaikan diri dari kedua belah pihak, baik pasangan pengantin maupun keluarga kedua pasangan. Apabila tidak dilandasi dengan kecerdasan emosional yang tinggi maka tidak mustahil, kegagalan dan konflik akan terjadi sebelum pernikahan dilangsungkan. Tujuan dari studi ini adalah untuk melihat bahwa upacara adat perkawinan Budaya Melayu memiliki makna untuk melatih dan mengembangkan kecerdasan emosional. Metode yang digunakan adalah studi literatur tentang aspek-aspek kecerdasan emosional dengan mengkaitkan beberapa  tahapan upacara perkawinan Budaya Melayu.
Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Ayah Suku Batak Asli Dan Perantauan Yang Tidak Memiliki Anak Laki-Laki Hotrika Simamora; Siti Aisyah
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 3, No 2 (2017): Anthropos
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v3i2.8307

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kecemasan antara ayah Suku Batak yang asli dan perantauan yang tidak memiliki anak laki-laki, dimana yang menjadi subjek penelitian adalah ayah Suku Batak di Kecamatan Balige dan di Kecamatan Kualuh leidong berjumlah 74 orang Suku Batak asli dan perantauan. Sejalan dengan pembahasan yang ada dalam landasan teori, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berbunyi : Ada perbedaan kecemasan antara ayah Suku Batak asli dengan perantauan yang tidak memiliki anak laki-laki, dengan asumsi  bahwa ayah Suku Batak Toba yang asli lebih tinggi dibandingkan dengan ayah Suku Batak yang perantauan. Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan metode analisis data t Test, hasil penelitian menemukan terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan antara ayah Suku Batak asli dan perantauan yang tidak memiliki anak laki-laki. Hasil ini ditunjukkan oleh koefesien nilai t=16.531 dengan nilai p = 0.000. Kecemasan ayah Suku Batak asli yang tidak memiliki anak laki-laki tergolong tinggi, yang dapat dilihat melalui nilai mean hipotetik (92.5) yang lebih kecil dari mean empirik (113.97) . Sedangkan Suku Batak perantauan yang tidak memiliki anak laki-laki tergolong rendah,yang dapat dilihat dengan mean hipotetik (92.5) lebih besar dari mean empirik (74.11). Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan yang berbunyi ada perbedaan kecemasan antara ayah Suku Batak Asli dan perantauan yang tidak memiliki anak laki-laki, dinyatakan diterima.
HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. JASAMARGA CABANG BELMERA Siti Aisyah
Jurnal Diversita Vol 1, No 1 (2015): DIVERSITA JUNI
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v1i1.1084

Abstract

The aim of this research is to know relation between organizational commitment with workmotivation of employment of PT Jasa Marga branch Belmera Medan. There are 70 employmentused as sample in this research and different background as like education, and workexperience. The results show that there are no relation between organizational commitment andwork motivation, which coefficient correlation (rxy) = 0,037 and p > 0,05.
Hubungan Lingkungan Kerja Fisik dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSU Haji Medan Aprilia Hikari Dewi; Siti Aisyah
Jurnal Diversita Vol 3, No 2 (2017): Diversita Desember
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v3i2.1254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empirik apakah ada hubungan antara lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Haji Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Subjek penelitian adalah perawat di RS Haji Medan yang berjumlah 30 orang dengan menggunakan random sampling di susun berdasarkan skala Likert. Alat ukur yang digunakan adalah instrumen lingkungan kerja fisik yang terdiri dari 35 item dengan menujukkan koefisien reliabilitas 0,842 dan instrument kepuasan kerja yang terdiri dari 36 item dengan menujukkan koefisien reliabilitas 0,864. Analisis data ini menggunakan teknik r Product Moment. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima, yaitu ada hubungan positif antara lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja, artinya makin baik lingkungan kerja fisiknya maka semakin tinggi pula kepuasan kerjanya. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan analisis r Product Moment dengan nilai atau koefisen (Rxy) = 0.983 dan koefisien determinan (R2) = 0,967 menunjukan lingkungan kerja fisik dibentuk oleh kepuasan kerja sebesar 96,7%. Selanjutnya dilihat dari perhitungan mean hipotetik rata- rata 52,5 dan mean empiric rata – rata 104,93 serta standar deviasi = 9,95 diketahui bahwa lingkungan kerja fisik yang baik. Sedangkan kepuasan kerja perawat dari hitungan mean hipotetik rata - rata 67,5 dan mean empiric rata - rata 106,96  serta standar deviasi = 10,72 diketahui bahwa kepuasan kerja perawat dalam kategori tinggi
Bagaimana Psychological well being Pada Remaja ? Sebuah Analisis Berkaitan Dengan Faktor Meaning In Life Suryani Hardjo; Siti Aisyah; Sri Intan Mayasari
Jurnal Diversita Vol 6, No 1 (2020): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.757 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v6i1.2894

Abstract

Psychological well being merupakan unsur penting yang perlu ditumbuhkan pada individu agar dapat menguatkan keterikatan secara penuh dalam menghadapi tanggung jawab dan mencapai potensinya. Konsep Psychological well being telah dimulai sejak tahun 2006 pada International School Psychology Association (ISPA), dengan membentuk kerangka konseptual untuk Mempromosikan Kesejahteraan Psikologis secara global dimulai dengan pertemuan psikolog sekolah/pendidikan pada 12 negara, salah satu program ini adalah memandang penting kesejahteraan psikologis anak/remaja untuk meningkatkan potensi yang dimiliki individu secara bervariasi dalam budaya dan bahasa pada pandangan dunia yang lebih luas. Ketercapaian Psychological well being ditandai dengan berfungsinya aspek-aspek psikologis positif dalam prosesnya mencapai aktualisasi diri. Psychological well being akan dicapai individu apabila dia mampu mencapai atau mewujudkan kebahagiaan disertai pemaknaan hidup. Makna dalam hidup mengacu pada gagasan bahwa individu itu sangat termotivasi untuk menemukan makna dalam hidup mereka, yaitu untuk dapat memahami sifat keberadaan pribadi mereka, dan pentingnya rasa/suasana dan terarah/penuh arti. Filsafat makna dalam hidup didasarkan pada asumsi bahwa hidup memiliki makna tanpa syarat yang tidak bisa lenyap dalam keadaan apa pun. Makna hidup memainkan peran utama dalam menjaga kesehatan mental yang positif dan pencapaian Psychological well being.
GEOGRAPHY LEARNING DESCRIPTION REVIEWED FROM OPENNESS PERSONALITY STUDENTS OF MAN I MEDAN Siti Aisyah; Suryani Hardjo
JURNAL GEOGRAFI Vol 14, No 2 (2022): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v14i2.37110

Abstract

The purpose of this study was to find out the description of geography learning in terms of the open personality of the students of MAN I Medan. This type of research is descriptive and quantitative. The sample in this study was the entire subject population, namely all 61 students consisting of two classes. The data collection technique was carried out by distributing a questionnaire (questionnaire) to respondents, which contained questions about the open personality of students and the geography learning experienced so far in the learning process. The descriptive percentage data analysis technique is intended to determine the status of variables, namely, to describe openness personality in geography learning. This study found that learning geography can put students in contact with their geographical environment to better understand modern processes and problems. The strongest openness personality of the MAN I Medan students is curiosity, while the lowest openness personality is smart and thinking. Curiosity is an action that always seeks to know deeper or wider than something learned, seen, and heard. Therefore, it is necessary to provide freedom by explaining the learning encyclopedia to develop and accommodate students' curiosity. This happens due to differences in all student’s abilities and personalities. Personality and ability are dimensions of individual differences in the tendency to exhibit consistent patterns of thinking, feeling, and acting. The nature of the personality focuses on identifying, describing, and measuring individual differences and is also a behavioral and mental mark typical of individuals who refer to differences through feelings, emotions, actions, motivations, and behaviors.Keywords: Geography, Openness Personality, Students
Bagaimana Psychological well being Pada Remaja ? Sebuah Analisis Berkaitan Dengan Faktor Meaning In Life Suryani Hardjo; Siti Aisyah; Sri Intan Mayasari
Jurnal Diversita Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v6i1.2894

Abstract

Psychological well being merupakan unsur penting yang perlu ditumbuhkan pada individu agar dapat menguatkan keterikatan secara penuh dalam menghadapi tanggung jawab dan mencapai potensinya. Konsep Psychological well being telah dimulai sejak tahun 2006 pada International School Psychology Association (ISPA), dengan membentuk kerangka konseptual untuk Mempromosikan Kesejahteraan Psikologis secara global dimulai dengan pertemuan psikolog sekolah/pendidikan pada 12 negara, salah satu program ini adalah memandang penting kesejahteraan psikologis anak/remaja untuk meningkatkan potensi yang dimiliki individu secara bervariasi dalam budaya dan bahasa pada pandangan dunia yang lebih luas. Ketercapaian Psychological well being ditandai dengan berfungsinya aspek-aspek psikologis positif dalam prosesnya mencapai aktualisasi diri. Psychological well being akan dicapai individu apabila dia mampu mencapai atau mewujudkan kebahagiaan disertai pemaknaan hidup. Makna dalam hidup mengacu pada gagasan bahwa individu itu sangat termotivasi untuk menemukan makna dalam hidup mereka, yaitu untuk dapat memahami sifat keberadaan pribadi mereka, dan pentingnya rasa/suasana dan terarah/penuh arti. Filsafat makna dalam hidup didasarkan pada asumsi bahwa hidup memiliki makna tanpa syarat yang tidak bisa lenyap dalam keadaan apa pun. Makna hidup memainkan peran utama dalam menjaga kesehatan mental yang positif dan pencapaian Psychological well being.