saraswaty, rina
JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengembangan Pondok Pesantren Salman Al Farisi Terpadu Di Dolok Masihul Dengan Tema arsitektur Islam sitepu, muchlis adro; maulana, sherlly; saraswaty, rina
JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.496 KB)

Abstract

AbstrakPondok Pesantren pada awalnya adalah lembaga dakwah yang digunakan para wali untuk menyebarkan agama islam. Namun, pada perkembangan pesantren menjadi lembaga pendidikan islam. Didalam pesantren bisa mempelajari agama islam dengan cara mengkaji karya karya ulama klasik. Sampai saat ini keberadaan pesantren masih belum begitu diperhatikan oleh masyarakat. Maka tujuan Pondok Pesantren salman alfarisi  bermaksud untuk mengembangkan fasilitas yang ada karena kapasitas siswa santri yang meningkat saat ini, Pesantren sudah menerima siswa santri sebanyak ± 500 siswa. Sementara kapasitas Pesantren hanya dapat menampung ± 360 siswa. Selain itu Pesantren Terpadu Al Farisi bermaksud untuk meningkatkan keunggulan dengan megembangkan konsep agrobisnis sebagai bagian dari mpendidikan formal dan informalnya. Kata Kunci : membangun dan mengembangkan pondok pesatren dalam penerapan tema arsitektur islam AbstractPondok Pesantren was originally a dawah institution used by the wali to spread the religion of Islam. However, in the development of Islamic boarding schools into educational institutions. In the pesantren can learn the religion of Islam by reviewing the work of the classical ulama. Until now the existence of pesantren still not so paid attention by society. So the purpose of Pondok Pesantren salman alfarisi intends to develop existing facilities because of the capacity of students who are increasing nowadays, Pesantren has received students santri as many as ± 500 students. While the capacity of Pesantren can only accommodate ± 360 students. In addition, Al Farisi Integrated Pesantren intends to increase excellence by developing agribusiness concept as part of formal and informal education. Keywords : build and develop pesok hut in the implementation of Islamic architecture theme 
Perencanaan Sport Center Di Kota Medan Dengan Tema Arsitektur Difabel pertiwi, ulia said; maulana, sherlly; maulana, sherlly; saraswaty, rina; saraswaty, rina
JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1160.405 KB)

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara yang menghargai perbedaan pendapat, kepercayaan, suku, dan budaya antar manusia, sehingga muncul keanekaragaman aktifitas yang dilakukan manusia di suatu tempat. Salah satu aktifitas yangg sering dilakukan manusia adalah berolahraga. Namun, pengembangan dan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas tersebut sering tidak mempertimbangkan pengguna yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Peraturan pemerintah tentang difabel sudah ada sejak tahun 1997 yaitu UU no.4 tahun 1997. Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan di tempat-tempat publik/umum harus di rancang dengan memikirkan aktifitas kaum difabel. Perancangan sport center menggunakan pendekatan  perancangan arsitektur difabel. Bangunan yang dirancang ramah terhadap masyarakat berkebutuhan khusus sehingga pengguna yang memiliki keterbatasan kemampuan dapat menggunakan fasilitas dengan mandiri. Tahapan yang digunakan dalam perencanaan sport center ini adalah pengumpulan data, analisis, konsep dan desain.Penataan tapak dan bangunan dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan pengguna berkebutuhan khusus menggunakan fasilitas yang tersedia pada sport center. Bentuk massa bangunan respon terhadap bentuk tapak yaitu bentuk persegi. Massa bangunan kemudian dibagi menjadi 2 lantai dengan sirkulasi vertikal nya menggunakan tangga dan ram. Lantai 1 massa bangunan dimundurkan sebagian ruangnya untuk memberikan bayangan dan mengurangi paparan langsung sinar matahari ke dalam bangunan. Lantai 1 memiliki fungsi sebagai area fasilitas pendukung sport center, yaitu ruang informasi, restoran, retail, toilet dan mushola. Lantai 2 difungsikan untuk arena olahraga. Kata Kunci : Sport Center, Difabel, Arsitektur Difabel AbstractIndonesia is a country that respects differences of opinion, beliefs, tribes, and cultures among human beings, resulting in the diversity of human activities performed somewhere. One of the activities that people often do is exercise. However, development and development to meet the needs of these activities often do not consider users who have different abilities (disfabel). The government regulation on the disabled has been in existence since 1997, namely Law No.4 of 1997. Therefore, development and development in public places must be designed by considering the activities of the disabled people. Designing a sports center using a design approach difabel architecture. The buildings are designed to be friendly to the community with special needs so that users with limited ability can use the facility independently. Stages used in the planning of this sports center is the collection of data, analysis, concepts and design. Site and building design is designed to provide comfort and ease of users with special needs using the facilities available at the sports center. The form of building mass response to the shape of the tread is square shape. The mass of the building is then divided into 2 floors with its vertical circulation using stairs and ram. The 1st floor of the mass of the building was reversed partly to give shadows and reduce the direct exposure of sunlight into the building. 1st floor has a function as a support facility for sports center, which is information room, restaurant, retail, toilet and prayer room. 2nd floor functioned for sports arena. Keywords : Sport Center, Difabel, Disabled Architecture
Perencanaan Sport Center Di Kota Medan Dengan Tema Arsitektur Difabel pertiwi, ulia said; maulana, sherlly; maulana, sherlly; saraswaty, rina; saraswaty, rina
JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1160.405 KB)

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara yang menghargai perbedaan pendapat, kepercayaan, suku, dan budaya antar manusia, sehingga muncul keanekaragaman aktifitas yang dilakukan manusia di suatu tempat. Salah satu aktifitas yangg sering dilakukan manusia adalah berolahraga. Namun, pengembangan dan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas tersebut sering tidak mempertimbangkan pengguna yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Peraturan pemerintah tentang difabel sudah ada sejak tahun 1997 yaitu UU no.4 tahun 1997. Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan di tempat-tempat publik/umum harus di rancang dengan memikirkan aktifitas kaum difabel. Perancangan sport center menggunakan pendekatan  perancangan arsitektur difabel. Bangunan yang dirancang ramah terhadap masyarakat berkebutuhan khusus sehingga pengguna yang memiliki keterbatasan kemampuan dapat menggunakan fasilitas dengan mandiri. Tahapan yang digunakan dalam perencanaan sport center ini adalah pengumpulan data, analisis, konsep dan desain.Penataan tapak dan bangunan dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan pengguna berkebutuhan khusus menggunakan fasilitas yang tersedia pada sport center. Bentuk massa bangunan respon terhadap bentuk tapak yaitu bentuk persegi. Massa bangunan kemudian dibagi menjadi 2 lantai dengan sirkulasi vertikal nya menggunakan tangga dan ram. Lantai 1 massa bangunan dimundurkan sebagian ruangnya untuk memberikan bayangan dan mengurangi paparan langsung sinar matahari ke dalam bangunan. Lantai 1 memiliki fungsi sebagai area fasilitas pendukung sport center, yaitu ruang informasi, restoran, retail, toilet dan mushola. Lantai 2 difungsikan untuk arena olahraga. Kata Kunci : Sport Center, Difabel, Arsitektur Difabel AbstractIndonesia is a country that respects differences of opinion, beliefs, tribes, and cultures among human beings, resulting in the diversity of human activities performed somewhere. One of the activities that people often do is exercise. However, development and development to meet the needs of these activities often do not consider users who have different abilities (disfabel). The government regulation on the disabled has been in existence since 1997, namely Law No.4 of 1997. Therefore, development and development in public places must be designed by considering the activities of the disabled people. Designing a sports center using a design approach difabel architecture. The buildings are designed to be friendly to the community with special needs so that users with limited ability can use the facility independently. Stages used in the planning of this sports center is the collection of data, analysis, concepts and design. Site and building design is designed to provide comfort and ease of users with special needs using the facilities available at the sports center. The form of building mass response to the shape of the tread is square shape. The mass of the building is then divided into 2 floors with its vertical circulation using stairs and ram. The 1st floor of the mass of the building was reversed partly to give shadows and reduce the direct exposure of sunlight into the building. 1st floor has a function as a support facility for sports center, which is information room, restaurant, retail, toilet and prayer room. 2nd floor functioned for sports arena. Keywords : Sport Center, Difabel, Disabled Architecture