Widhiyatna, Denni
Buletin Sumber Daya Geologi

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

UPAYA KONSERVASI BAHAN GALIAN DALAM PENGELOLAAN EMAS ALUVIAL DENGAN CARA PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN NABIRE, PROVINSI PAPUA Widhiyatna, Denni
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 1 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1326.595 KB)

Abstract

Kegiatan penambangan/pendulangan emas aluvial di Kabupaten Nabire dilakukan oleh masyarakat Papua dan suku pendatang pada tanah residual, endapan aluvial tua dan endapan sungai aktif (aluvial muda). Besarnya potensi cebakan emas aluvial ditunjukkan dengan tersebarnya lokasi penambangan emas antara lain di Topo, Kilo, Centrico, Siriwo, Musairo-Legare, Wanggar,Siriwini dan Wapoga. Secara umum, metode penambangan emas aluvial dilakukan berdasarkan kondisi endapan aluvialnya, antara lain :a. Pendulangan pada endapan sungai aktif (aluvial muda) yang dilakukan pada badan badan sungai dengan menggunakan peralatan sederhana seperti dulang atau wajan,linggis, sekop, cangkul dan ayakan.b. Metode tambang bawah tanah berupa sumuran dan lubang terowongan mirip lubang tikus atau sistem “gophering” untuk mengambil material aluvial tua atau tanah yang dekat dengan batuan dasar yang diperkirakan merupakan lapisan mengandung emas. Selanjutnya material yang diperoleh didulang di sekitar lokasi lubang tambang.c. Metode tambang semprot yang menggunakan mesin berkekuatan 5,5 PK/unit untuk menambang emas pada aluvial tua atau tanah lapukan, selanjutnya material tersebut diolah ke dalam “sluice box” yang kemudian mineral-mineral berat yang tertinggal dalam sluice box di dulang untuk memperoleh emasHasil perhitungan sumber daya hipotetik emas aluvial di beberapa lokasi antara lain endapan sungai aktif di Sungai Topo sebanyak 3,101 kg, pada endapan aluvial tua Blok Kilo 62-64 sebanyak 7,001 kg, endapan sungai aktif Sungai Jernih 1,057 kg, endapan sungai aktif Sungai Musairo 2,703 kg, endapan aluvial tua di daerah Palang sebanyak 2,74 kg dan pada endapan aluvial tua di daerahSungai Musairo 16,44 kg Pertambangan Sekala Kecil merupakan cara pengelolaan yang dapat diterapkan di daerah ini dengan melakukan penyempurnaan pada sistem penambangan dan pengolahan yang telah ada,kondisi ini disebabkan karena potensi sumber daya hipotetik emas aluvial di daerah kegiatan memiliki dimensi yang relatif kecil, infrastruktur yang belum mendukung, jenis endapan dangkal sebaiknya dikelola oleh masyarakat sehingga dengan cara penambangan yang telah ada dan sederhana dapat melibatkan masyarakat di sekitarnya dan lebih ekonomis. Penyelidikan lebih rinci perlu dilakukan di daerah ini karena adanya endapan sekunder umumnya disebabkan oleh keberadaan cebakan primer yang besar yang mengalami pelapukan dan tertransportasi. Selain itu dengan melakukan penyelidikan lebih rinci akan dapat diketahui potensi sumber daya mineral secara lebih detil dengan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.
PROSPEK MINERALISASI EMAS DAN PERAK TIPE HIDROTERMAL DI PULAU JAWA BAGIAN BARAT DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SPASIAL LIKELIHOOD RATIO Widhiyatna, Denni; Oktaviani, Penny
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 8, No 2 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19769.278 KB)

Abstract

Indonesia memiliki rangkaian busur magmatik yang merupakan jalur mineralisasi logam. Untuk mendelineasi daerah prospek mineral emas-perak di daerah potensial tersebut, dapat digunakan metode pemetaan potensi sumberdaya mineral yang diolah dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Kajian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara deposit emas (Au) - perak (Ag) tipe hidrotermal dengan faktor-faktor yang berhubungan dan mengintegrasikan hubungan tersebut menggunakan model likelihood ratio yang merupakan salah satu model dalam metode probabilitas. Kajian ini menggunakan SIG sebagai alat untuk mendelineasi area-area yang berpotensi dan belum tersentuh kegiatan eksplorasi secara langsung. Pendekatan empiris ini berdasarkan asumsi bahwa semua deposit mempunyai genesa yang sama, dan mencakup tiga langkah utama yaitu identifikasi hubungan spasial, penghitungan dan integrasi hasil penghitungan dari berbagai faktor yang berhubungan. Untuk itu diperlukan basis data spasial yang terdiri dari lokasi mineralisasi, litologi, sesar, geokimia, dan geofisika pada lokasi kajian untuk dikompilasi, dievaluasi, dan diintegrasikan menggunakan model likelihood ratio sehingga menghasilkan peta indeks potensi mineral di Pulau Jawa Bagian Barat. Peta indeks potensi mineral yang dihasilkan kemudian diverifikasi secara statistik yaitu membandingkan hasil dengan titik lokasi cebakan mineral yang telah ada dimana hasilnya berupa besaran akurasi untuk model likelihood ratio. Kemudian setelah diperoleh beberapa lokasi yang memiliki  nilai indeks tinggi selanjutnya dilakukan uji petik lapangan pada daerah terpilih untuk membandingkan dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
TINJAUAN KONSERVASI SUMBER DAYA ASPAL BUTON Widhiyatna, Denni; Hutamadi, Rahardjo; Sutrisno, Sutrisno
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 3 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9140.479 KB)

Abstract

Aspal Buton merupakan satu-satunya cebakan aspal alam di Indonesia. Aspal Buton telah ditambang oleh PT. Sarana Karya, namun dalam perkembangannya bahan galian ini menghadapi kendala pemasaran, antara lain akibat adanya produk aspal residu dari pengolahan minyak bum. Jenis ini lebih mudah diperoleh dan murah sehingga memiliki keunggulan dalam pengunaannya.Cadangan aspal buton yang masih tertinggal tercatat sebanyak 179,1 juta ton dengan sumber daya hipotetik minyak dalam aspal sebesar 10.577.646.000 liter. Upaya memodifikasi produk telah dilakukan oleh pihak terkait seperti membuat BGA (Buton Granule Agregat) dalam beberapa ukuran tertentu, namun belum belum berhasil meningkatkan daya saing aspal buton di pasaran.Batugamping sebagai batuan induk dari endapan aspal buton merupakan bahan galian lain yang perlu dikaji lebih jauh kuantitas dan kualitasnya selama kegiatan penambangan aspal. Upaya penanganan batugamping perlu Direncanakan dengan baik dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi cebakan yang ada.
KARAKTERISTIK REKAHAN BATUBARA PADA EKSPLORASI GAS METANA BATUBARA DI CEKUNGAN OMBILIN, PROVINSI SUMATERA BARAT Ibrahim, Muhammad Abdurachman; Widhiyatna, Denni
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12, No 1 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9499.537 KB)

Abstract

Eksplorasi coal bed methane (CBM) dilakukan di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat oleh Pusat Sumber Daya Geologi tahun 2009. Daerah ini termasuk dalam Cekungan Ombilin. Pengeboran gas metana batubara mencapai kedalaman 451 meter, menembus Formasi Sawahlunto sebagai formasi pembawa batubara yang diendapkan pada lingkungan delta. Terdapat lima lapisan batubara, yaitu lapisan batubara A, B, C, D, dan E.Salah satu karakteristik yang dapat diamati adalah rekahan batubara (cleat). Analisis microcleat digunakan untuk melihat kenampakan maseral, mineral lain, bukaan rekahan (aperture), dan spasi rekahan (spacing). Analisis microcleat juga memberikan gambaran porositas dan permeabilitas, serta kandungan gas, berdasarkan ciri fisik bukaan dan spasi rekahan batubara.Analisis microcleat memberikan gambaran bahwa semakin dalam batubara, maka akan semakin buruk permeabilitasnya, kandungan gas akan baik bila bukaan lebar, menerus, dan tidak terisi mineral, serta semakin bersih batubara dengan kilap gelas maka akan memberikan rekahan yang banyak dan memiliki komposisi gas metana yang baik.
PEMBANGUNAN DATABASE SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI BERBASIS ELEKTRONIK Gurusinga, Calvin; Widhiyatna, Denni; Sukmayana, Indra; Qomariah, Qomariah
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4, No 3 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1566.3 KB)

Abstract

Mineral merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan modern saat ini. Indonesia dan negara-negara ASEAN (Association of South East Asian Nations) lainnya masih mengandalkan bahan tambang sebagai sumber utama devisa negara sehingga ada kecenderungan untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi bahan tambang tersebut. Bidang pertambangan juga memberikan dampak bagi pembangunan ekonomi dan sosial terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya. Kegiatan pertambangan sebagai salah satu sumber devisa sebaiknya dikelola dengan baik agar dapat memberikan kontribusi yang berkelanjutan sehingga diperlukan data cadangan mineral yang akurat. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kebutuhan mineral di dunia, diperlukan informasi mengenai keterdapatan mineral beserta sumberdaya dan cadangannya yang mana diperlukan suatu sistem informasi dan database mineral yang terintegrasidan mudah didapatkan. Pusat Sumber Daya Geologi sebagai instansi yang bertanggung jawab mengelola data dan informasi sumber daya mineral di Indonesia, melihat pentingnya hal tersebut di atas dan perlu ditindak lanjuti. Sebagai bentuk konkrit, Pusat Sumber Daya Geologi telah mengembangkan Aplikasi Sumber Daya Geologi untuk menampung data-data hasil kegiatan inventarisasi dan Aplikasi SIGNAS Sumber Daya Geologi untuk menampung data-data sumber daya geologi yang dimiliki daerah yang belum terdatadi Pusat Sumber Daya Geologi. Untuk tingkat ASEAN juga telah dikembangkan Aplikasi Database Mineral Asean, sesuai kesepakatan ASEAN untuk mengadakan kerjasama dalam pengembangan database mineral yang dimaksudkan untuk dapat menampung data potensi mineral di negara anggota ASEAN. Adanya aplikasi-aplikasi database yang berbasis web tersebut akan memudahkan dalampengumpulan data dan menginformasikan data potensi sumber daya mineral dan energi kepada masyarakat yang memerlukan melalui internet yang sekaligus mempromosikan potensi geologi di daerah tersebut.
MEMBANGUN APLIKASI ASEAN MINERAL TRADE DATABASE Qomariah, Qomariah; Widhiyatna, Denni
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 5, No 3 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ASEAN Mineral Trade Database Aplication atau Aplikasi Basis Data Perdagangan Mineral ASEAN merupakan bagian dari aplikasi ASEAN Minerals Database and Information System yang terdiri dari aplikasi ASEAN Mineral Resources Database dan ASEAN Mineral Trade Database. Aplikasi ASEAN Mineral Resources Database sudah dikembangkan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi sejak Tahun 2007.  Dalam topologi jaringan mineral ASEAN terdapat 6 macam konten yaitu : sumber daya mineral, direktori perusahaan, legislasi pengembangan mineral dan lingkungan, ekspor impor mineral, persediaan dan permintaan, direktori bisnis penelitian dan pengembangan. Database sumber daya mineral menjadi satu sub database tersendiri, sedangkan sisanya digabung kedalam database  perdagangan mineral ASEAN.Dengan tersedianya aplikasi ini diharapkan negara-negara anggota ASEAN akan lebih mudah mempublikasikan informasi potensi mineral dan perdagangannya ke seluruh dunia secara efisien dan efektif apabila dimanfaatkan dengan pengisian data terkait secara berkesinambungan.