Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Penyerapan Air Dan Kelarutan Bahan Semen Ionomer Kaca Sebagai Penutup Pit Dan Fisur Gigi KRISYUDHANTI, EMMA
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.657 KB)

Abstract

LATAR BELAKANG: Pit dan fissure sealant merupakan bahan yang sering digunakan untuk perawatan pencegahan, khususnya pada permukaan oklusal gigi yang rentan karies. Semua bahan restorasi yang berkontak dengan air akan mengalami 2 mekanisme, yaitu penyerapan air, yang menyebabkan pembengkakan matriks serta meningkatnya massa dan kelarutan air, yaitu terlepasnya komponen dari monomer yang tidak bereaksi dan menyebabkan berkurangnya massa. TUJUAN: mengukur nilai penyerapan air dan kelarutan bahan semen ionomer kaca sebagai penutup pit dan fisur gigi. METODE: Sebanyak 18 spesimen material sealant semen ionomer kaca dimanipulasi sesuai petunjuk pabrik terdiri dari masing-masing enam spesimen berukuran diameter 15 mm dan tebal 1 mm dibuat untuk setiap waktu perendaman. Spesimen tersebut dimasukkan ke dalam desikator bersuhu 37C selama 22 jam dan kemudian dimasukkan ke desikator lainnya yang bersuhu 23C selama 2 jam. Spesimen ditimbang dengan timbangan presisi 0,1 mg. Pengukuran dilakukan berulangkali sampai massa konstan didapatkan (M1). Berikutnya spesimen dimasukkan ke dalam 40 ml aquabides dan disimpan pada desikator bersuhu 37C selama 1 hari, 2 hari dan 7 hari. Pada akhir setiap waktu perendaman, spesimen dipindahkan dari aquabides, dikeringkan dengan kertas penghisap dan digetarkan di udara selama 15 detik. Spesimen ditimbang untuk mendapatkan M2. Spesimen direkondisi dengan dimasukkan ke dalam desikator bersuhu 37C selama 22 jam dan kemudian dimasukkan ke dalam desikator lainnya yang bersuhu 23C selama 2 jam dan prosedur ini diulang pada satu hari berikutnya, kemudian massa ditimbang berulangkali sampai massa konstan didapatkan (M3). HASIL PENELITIAN: Uji statistic Kruskal – Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai rata-rata penyerapan air dan kelarutan bahan untuk perendaman selam 1 hari, 2 hari dan 7 hari. KESIMPULAN DAN SARAN: Nilai penyerapan air semen ionomer kaca sebagai penutup pit & fisur gigi mengalami penurunan hingga hari kedua lalu meningkat hingga hari ketujuh, dengan rata-rata penyerapan air untuk perendaman selama 1 hari sebesar 42,68g/ mm³, 2 hari 40,53g/ mm³ dan 7 hari 42,99g/ mm³. Nilai kelarutan dalam air semen ionomer kaca sebagai penutup pit & fisur gigi mengalami penurunan hingga hari kedua lalu meningkat hingga hari ketujuh, dengan rata-rata kelarutan bahan untuk perendaman selama 1 hari sebesar 41,46g/ mm³, 2 hari 39,39g/ mm³ dan 7 hari 41,91g/ mm³. dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk nilai penyerapan air dan kelarutan bahan selama masa perendaman 1, 2 dan 7 hari. Disarankan agar dalam pengaplikasian semen ionomer kaca sebagai penutup pit dan fisur gigi harap diperhatikan dalam pemberian varnish atau pelindung agar mengurangi terjadinya penyerapan air dan kelarutan bahan. Selain itu, pit dan fisur gigi yang sudah diberi penutup, hendaknya dikontrol 3 bulan kemudian untuk mengetahui apakah penutupnya masih utuh atau sudah rusak maupun lepas. Disarankan pula agar ada penelitian lanjutan untuk mengetahui nilai penyerapan air dan kelarutan bahan jika direndam di dalam saliva buatan selama lebih dari 7 hari.
Penyerapan Air Dan Kelarutan Bahan Semen Ionomer Kaca Sebagai Penutup Pit Dan Fisur Gigi Krisyudhanti, Emma
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 16 No 1 (2018): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.599 KB) | DOI: 10.31965/infokes.Vol16.Iss1.176

Abstract

LATAR BELAKANG: Pit dan fissure sealant merupakan bahan yang sering digunakan untuk perawatan pencegahan, khususnya pada permukaan oklusal gigi yang rentan karies. Semua bahan restorasi yang berkontak dengan air akan mengalami 2 mekanisme, yaitu penyerapan air, yang menyebabkan pembengkakan matriks serta meningkatnya massa dan kelarutan air, yaitu terlepasnya komponen dari monomer yang tidak bereaksi dan menyebabkan berkurangnya massa. TUJUAN: mengukur nilai penyerapan air dan kelarutan bahan semen ionomer kaca sebagai penutup pit dan fisur gigi. METODE: Sebanyak 18 spesimen material sealant semen ionomer kaca dimanipulasi sesuai petunjuk pabrik terdiri dari masing-masing enam spesimen berukuran diameter 15 mm dan tebal 1 mm dibuat untuk setiap waktu perendaman. Spesimen tersebut dimasukkan ke dalam desikator bersuhu 37°C selama 22 jam dan kemudian dimasukkan ke desikator lainnya yang bersuhu 23°C selama 2 jam. Spesimen ditimbang dengan timbangan presisi 0,1 mg. Pengukuran dilakukan berulangkali sampai massa konstan didapatkan (M1). Berikutnya spesimen dimasukkan ke dalam 40 ml aquabides dan disimpan pada desikator bersuhu 37°C selama 1 hari, 2 hari dan 7 hari. Pada akhir setiap waktu perendaman, spesimen dipindahkan dari aquabides, dikeringkan dengan kertas penghisap dan digetarkan di udara selama 15 detik. Spesimen ditimbang untuk mendapatkan M2. Spesimen direkondisi dengan dimasukkan ke dalam desikator bersuhu 37°C selama 22 jam dan kemudian dimasukkan ke dalam desikator lainnya yang bersuhu 23°C selama 2 jam dan prosedur ini diulang pada satu hari berikutnya, kemudian massa ditimbang berulangkali sampai massa konstan didapatkan (M3). HASIL PENELITIAN: Uji statistic Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai rata-rata penyerapan air dan kelarutan bahan untuk perendaman selam 1 hari, 2 hari dan 7 hari. KESIMPULAN DAN SARAN: Nilai penyerapan air semen ionomer kaca sebagai penutup pit & fisur gigi mengalami penurunan hingga hari kedua lalu meningkat hingga hari ketujuh, dengan rata-rata penyerapan air untuk perendaman selama 1 hari sebesar 42,68mg/mm³, 2 hari 40,53mg/mm³ dan 7 hari 42,99mg/mm³. Nilai kelarutan dalam air semen ionomer kaca sebagai penutup pit & fisur gigi mengalami penurunan hingga hari kedua lalu meningkat hingga hari ketujuh, dengan rata-rata kelarutan bahan untuk perendaman selama 1 hari sebesar 41,46mg/mm³, 2 hari 39,39mg/mm³ dan 7 hari 41,91mg/mm³. dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk nilai penyerapan air dan kelarutan bahan selama masa perendaman 1, 2 dan 7 hari. Disarankan agar dalam pengaplikasian semen ionomer kaca sebagai penutup pit dan fisur gigi harap diperhatikan dalam pemberian varnish atau pelindung agar mengurangi terjadinya penyerapan air dan kelarutan bahan. Selain itu, pit dan fisur gigi yang sudah diberi penutup, hendaknya dikontrol 3 bulan kemudian untuk mengetahui apakah penutupnya masih utuh atau sudah rusak maupun lepas. Disarankan pula agar ada penelitian lanjutan untuk mengetahui nilai penyerapan air dan kelarutan bahan jika direndam di dalam saliva buatan selama lebih dari 7 hari.
Status Karies Gigi, Status Kebersihan Gigi dan Mulut dan Status Gingivitis Ibu Hamil Trimester I dan II Paulena Fao Lei; Emma Krisyudhanti; Christina Ngadilah; Applonia Leu Obi
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.732 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i1.356

Abstract

Abstract: Dental Caries Status, Status of Dental and Oral Hygiene and Gingivitis Status of Pregnant Women Trimester I and II. Pregnancy is an event that is often encountered in a woman's life because pregnant women are one group that is vulnerable to dental and oral diseases. The purpose of this study: to determine the status of dental caries, the status of dental and oral hygiene, and the status of gingivitis for first and second-trimester pregnant women in Tarus Health Center, Kupang Regency. The research method used is descriptive. sampling with an accidental sampling technique totaling 73 pregnant women who came to the health center Tarus. The results of the study in the first trimester - the average pregnant woman experienced 4 carious teeth included in the medium category, and the second trimester the average pregnant woman had 4 carious teeth including the moderate category. The level of dental and oral hygiene of trimester I and II pregnant women includes moderate criteria with an average of 2.2, the status of gingivitis for first-trimester pregnant women (38.7%) who have moderate gingivitis, and trimester II has mild gingivitis (45, 2%). the frequency of brushing teeth twice a day but the time used is still not right and the average pregnant woman never uses dental floss. While gargling habits use more cold water, and for a balanced diet consume more acidic foods and pregnant women trimester I and II control the health of their teeth and mouth only when sick. It was concluded that the dental caries status of pregnant women trimester I and II included in the moderate category, the status of dental and oral hygiene criteria of moderate and gingivitis status of pregnant women for trimester I including moderate inflammation and trimester II mild inflammation, and maintenance of dental and oral health of pregnant women was not optimal because there are still many pregnant women who ignore oral and dental hygiene. Abstrak: Status Karies Gigi, Status Kebersihan Gigi dan Mulut dan Status Gingivitis Ibu Hamil Trimester I dan II. Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sering di jumpai dalam kehidupan seorang wanita, sebab wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut. Tujuan penelitian : untuk mengetahui status karies gigi, status kebersihan gigi dan mulut dan status gingivitis ibu hamil trimester I dan II di Puskesmas Tarus Kabupaten Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling berjumlah 73 ibu hamil yang datang di Puskesmas Tarus. Hasil penelitian pada trimester I rata – rata ibu hamil mengalami 4 gigi berkaries termasuk kategori sedang, dan trimester II rata – rata ibu hamil mengalami 4 gigi berkaries termasuk kategori sedang. Tingkat kebersihan gigi dan mulut ibu hamil trimester I dan II termasuk kriteria sedang dengan rata – rata 2,2, status gingivitis ibu hamil trimester I sebanyak (38,7%) yang mengalami gingivitis sedang, dan trimester II mengalami gingivitis ringan sebanyak (45,2%). frekuensi menyikat gigi 2 kali sehari tetapi waktu yang digunakan masih belum tepat dan rata – rata ibu hamil tidak pernah menggunakan benang gigi. Sedangkan kebiasaan berkumur lebih banyak menggunakan air dingin, dan untuk diet seimbang lebih banyak mengkonsumsi makanan yang bersifat asam dan ibu hamil trimester I dan II mengontrol kesehatan gigi dan mulutnya hanya ketika sakit. Disimpulkan bahwa status karies gigi ibu hamil trimester I dan II termasuk kategori sedang, status kebersihan gigi dan mulut kriteria sedang dan status gingivitis ibu hamil untuk trimester I termasuk inflamasi sedang dan trimester II inflamasi ringan, serta pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil belum maksimal karena masih banyak ibu hamil yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut.
Peran Orang Tua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Maria Rosina Manbait; Ferdinan Fankari; Apri Adiari Manu; Emma Krisyudhanti
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 2 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.655 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i2.452

Abstract

Abstract: The Role of Parents in the Maintenance of Dental and Mouth Health. Dental health education must be introduced as early as possible to children so they can know how to maintain oral and dental health properly. The active role of parents in the development of children is very necessary when they are still under preschool age. The active role of parents in question is to guide, provide understanding, remind, and provide facilities to children. Preschoolers cannot maintain their health properly and effectively, so parents must keep an eye on this procedure continuously. The purpose of this study was to determine the general description of the role of parents of Rosa Mystica Liliba Kupang kindergartens in maintaining oral health. This type of research is a descriptive study describing the role of parents of Rosa Mystica Liliba Kupang kindergartens in maintaining oral health regarding the regulation of children's eating diets, how to brush their teeth properly, and control dental health. This research method is descriptive research. The results of this study indicate the role of parents in regulating dietary foods including moderate criteria, how to brush teeth properly including good criteria and control of oral health including good criteria. Overall, the role of parents of kindergarten children Rosa Mystica Liliba in maintaining oral health has good criteria. The conclusion of this study is the role of parents of Rosa Mystica Liliba Kindergarten children in maintaining oral health is good but the right action has not been implemented so that the average dental caries of children is still high namely 4 carious teeth. Abstrak: Peran Orang Tua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut. Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini mungkin kepada anak agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara baik dan benar. Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan pada saat mereka masih berada dibawah usia prasekolah. Peran aktif orang tua yang dimaksud adalah membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak. Anak usia prasekolah tidak dapat menjaga kesehatan nya secara benar dan efektif maka orang tua harus mengawasi prosedur ini secara terus-menerus. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran umum peran orang tua anak TK Rosa Mystica Liliba Kupang dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan peran orang tua anak TK Rosa Mystica Liliba Kupang dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut mengenai pengaturan diet makan anak, cara menyikat gigi yang baik dan benar dan kontrol kesehatan gigi. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil Penelitian ini menunjukkan peran orang tua dalam pengaturan diet makanan termasuk kriteria sedang, cara menyikat gigi yang baik dan benar termasuk kriteria baik dan kontrol kesehatan gigi dan mulut termasuk kriteria baik. Secara keseluruhan peran orang tua anak TK Rosa Mystica Liliba dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut mendapat kriteria baik. Simpulan dari penelitian ini adalah peran orang tua anak TK Rosa Mystica Liliba dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sudah baik namun tindakan yang tepat belum terlaksana sehingga rata-rata karies gigi anak masih tinggi yakni 4 gigi berkaries.
Hubungan Antara Pengetahuan dan Tindakan dengan Pola Pengobatan Mandiri yang Dilakukan Pasien Untuk Mengatasi Keluhan Sakit Gigi pada Ibu-Ibu Balita: Hubungan Antara Pengetahuan dan Tindakan dengan Pola Pengobatan Mandiri yang Dilakukan Pasien Untuk Mengatasi Keluhan Sakit Gigi pada Ibu-Ibu Balita Ratih Variani; Emma Krisyudhanti
Dental Therapist Journal Vol. 3 No. 2 (2021): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.091 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v3i2.592

Abstract

Dental and oral health is often the umpteenth priority for some people. The problem of cavities is still a lot of complaints both children and adults and this cannot be allowed because it will get worse and will affect the quality of life where they will experience pain. However, with the complaint of toothache, many people end up doing self-medication about dental and oral health where it is found that there are still many people who do self-medication. This study aims to determine the relationship between knowledge, action, and self-medication patterns carried out by patients to overcome complaints of toothache in mothers of children under five at the Posyandu in the Penfui Health Center area. This type of analytical research with a Cross-Sectional approach. The sample of this study used accidental sampling, namely mothers of children under five in the Posyandu in the Penfui Health Center area who had experienced a toothache and did self-medication with a sample of 60 respondents. The results obtained for knowledge included in the good criteria, namely 71.70%, the action including the fewer criteria, namely 51.70%, while the self-medication pattern was included in the fewer criteria, namely 65.00%. The results of statistical analysis showed that there was a relationship between knowledge and self-medication pattern with a p-value of 0.014, while for action there was no relationship because the p-value was 0.998. Although the results of the level of knowledge are good, this self-medication pattern must be supported by good and correct actions and self-medication patterns for toothache complaints. It was concluded that there was a relationship between knowledge and self-medication patterns for toothache complaints carried out by mothers of children under five in the Penfui Health Center area. Kesehatan gigi dan mulut sering menjadi prioritas yang kesekian bagi sebagian orang. Masalah gigi berlubang masih banyak dikeluhkan baik anak-anak maupun dewasa dan hal ini tidak bisa dibiarkan karena akan bertambah parah dan akan mempengaruhi kualitas hidup dimana mereka akan mengalami rasa sakit. Akan tetapi dengan adanya keluhan sakit gigi tersebut maka banyak masyarakat yang pada akhirnya melakukan pengobatan sendiri tentang kesehatan gigi dan mulut dimana ditemukan masih banyak masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan, tindakan dengan pola pengobatan mandiri yang dilakukan pasien untuk mengatasi keluhan sakit gigi pada ibu-ibu balita di Posyandu wilayah Puskesmas Penfui. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Sampel penelitian ini dengan menggunakan accidental sampling, yaitu ibu-ibu balita di Posyandu wilayah Puskesmas Penfui yang pernah mengalami sakit gigi dan melakukan pengobatan sendiri dengan jumlah sampel 60 responden. Hasil penelitian didapatkan untuk pengetahuan termasuk dalam kriteria baik yaitu 71,70%, tindakan termasuk kriteria kurang yaitu 51,70%, sedangkan pola pengobatan mandiri termasuk dalam kriteria kurang yaitu 65,00%. Hasil analisa statistik terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pola pengobatan mandiri dengan p value 0,014 sedangkan untuk tindakan tidak didapatkan hubungan karena p value 0,998. Meskipun hasil tingkat pengetahuan sudah baik, akan tetapi pola pengobatan mandiri ini harus didukung dengan tindakan dan pola pengobatan mandiri terhadap keluhan sakit gigi yang baik dan benar. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pola pengobatan mandiri terhadap keluhan sakit gigi yang dilakukan oleh ibu-ibu balita di wilayah Puskesmas Penfui.
Caries Patterns and Knowledge Levels About Prevention of Dental Caries in Elementary School Students: Pola Karies Dan Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar St. Arnoldus Penfui Kupang Yuliana N. R. Onlan; Ratih Variani; Apri A. Manu; Emma Krisyudhanti
Dental Therapist Journal Vol. 2 No. 1 (2020): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.398 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v2i1.706

Abstract

In school children, dental caries is an important problem because it not only causes complaints of pain, but also causes infections to other parts of the body, resulting in decreased productivity. Knowledge of prevention of dental caries in children cannot be separated from the participation of health workers, nurses and doctors, to provide counseling and motivation to parents, the role of parents in the family environment. The survey results show that the elementary school students of St. Karolus Kupang class III and IV as many as 125 children who have dental caries so this study was conducted to determine the pattern of caries and the level of knowledge about prevention of dental caries in elementary school students St. Arnold Penfui Kupang. The type of research is descriptive and the research instrument is in the form of an examination and questionnaire format. The results showed that the pattern of dental caries in grade III-IV students of St. The most common Arnoldus penfui kupang was enamel caries with a total of 34% (46 teeth) and caries reaching the roots of 28% (39 teeth). Knowledge of prevention of dental caries is included in the moderate category of 41.8%. Based on the results of the study, it can be concluded that the pattern of dental caries in grade III and IV students of St. Arnoldus Penfui Kupang mostly had enamel caries and residual root caries and the level of knowledge about their prevention was moderate. It is recommended that children further improve dental health maintenance by reducing snacks that contain carbohydrates and for health workers to be more active in collaborating with the school. Pada anak sekolah, karies gigi merupakan masalah yang penting karena tidak saja menyebabkan keluhan rasa sakit, tetapi juga menyebabkan infeksi kebagian tubuh lainnya sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas. Pengetahuan pencegahan karies gigi anak tidak terlepas dari peran serta tenaga kesehatan perawat dan dokter untuk memberi penyuluhan dan motivasi pada orang tua, peran orang tua murid dalam lingkungan keluarga. Dari hasil survei menunjukkan murid sekolah dasar St. Karolus Kupang kelas III dan IV sebanyak 125 anak yang memiliki karies gigi sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola karies dan tingkat pengetahuan tentang pencegahan karies gigi pada murid sekolah dasar St. Arnoldus Penfui Kupang. Jenis penelitian deskriptif dan Instrumen penelitian berupa format pemeriksaan dan kuisoner. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pola karies gigi pada murid kelas III-IV sekolah dasar St. Arnoldus penfui kupang yang terbanyak adalah karies email dengan jumlah 34% (46 gigi) dan karies mencapai akar 28% (39 gigi). Pengetahuan pencegahan karies gigi termasuk dalam kategori sedang 41,8%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola karies gigi pada murid kelas III dan IV sekolah dasar St. Arnoldus Penfui Kupang yang terbanyak adalah karies email dan karies sisa akar dan tingkat pengetahuan tentang pencegahannya sedang. Disarankan agar anak – anak lebih meningkatkan pemeliharaan kesehatan gigi dengan mengurangi jajanan yang mangandung karbohidrat dan bagi tenaga kesehatan agar lebih aktif dalam bekerjasama dengan pihak sekolah.
The Role of Sports and Health Physical Education Teachers on School Dental Health Business Services: Peran Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Terhadap Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Inandy Rambu Kadunga; Melkisedek O. Nubatonis; Apri A. Manu; Emma Krisyudhanti
Dental Therapist Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.247 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v2i2.715

Abstract

The School Dental Health Business (UKGS) is an integral part of the School Health Business (UKS) which carries out planned dental and oral health services for students, especially elementary school students (STD) within a certain period of time, which is carried out continuously through the UKS package, namely the UKS package. minimal, standard package and optimal package. Teachers are people who help others learn, by training, explaining, giving lectures, regulating discipline and evaluating students' abilities. Teachers can act as counselors and give instructions. In this case, Sports and Health Physical Education teachers have a more important role in UKGS services to students than other school communities. Because Sports and Health Physical Education teachers know more about health sciences, anatomy, physiology and handling injuries compared to teachers other. Because they know more about health, Sports and Health Physical Education Teachers have a more important role and are expected to be involved in UKGS activities. The purpose of this study was to determine the role of sports and health physical education teachers on school dental health business services. The method in this research is descriptive method. The results showed that the results of the questionnaire distribution to determine the role of sports teachers in UKGS services were in good criteria as many as 10 people (71.5%), in promotive efforts were in good criteria as many as 10 people (71.5%), preventive on criteria good as many as 10 people (71.5%) and simple curative on good criteria as many as 10 people (71.5%). It was concluded that the role of sports teachers in providing UKGS services, both promotive, preventive and curative efforts were in good criteria. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu,diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal,paket standar dan paket optimal. Guru adalah orang yang membantu orang lain belajar,dengan melatih, menerangkan,memberi ceramah, mengatur disiplin dan mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor dan pemberi instruksi. Dalam hal ini,Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan mempunyai peran yang lebih penting dalam pelayanan UKGS terhadap siswa-siswi dibandingkan masyarakat sekolah lainnya.Karena guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan lebih mengetahui tentang ilmu kesehatan, anatomi,fisiologi dan penanganan pada cedera dibandingkan dengan guru yang lainnya. Karena lebih mengetahui tentang kesehatan,maka Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan mempunyai peran yang lebih penting dan diharapkan terlibat dalam kegiatan UKGS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap pelayanan usaha kesehatan gigi sekolah. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil pembagian kuesioner untuk mengetahui peran guru olahraga dalam pelayanan UKGS berada pada kriteria baik sebanyak 10 orang (71,5%), dalam upaya promotif berada pada kriteria baik sebanyak 10 orang (71,5%), preventif pada kriteria baik sebanyak 10 orang (71,5%) dan kuratif sederhana pada kriteria baik sebanyak 10 orang (71,5%). Disimpulkan bahwa Peran guru olahraga dalam melakukan pelayanan UKGS, baik upaya promotif, preventif dan kuratif berada dalam kriteria baik.
Children's Nutritional Status in terms of Dental Caries in Elementary School Students of GMIT Baumata: Status Gizi Anak Ditinjau dari Karies Gigi pada Siswa SD GMIT Baumata Ade Irma Mantutu; Emma Krisyudhanti; Ferdinan Fankari; Christina Ngadilah
Dental Therapist Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.778 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v2i2.719

Abstract

Nutritional disorders are caused by primary or secondary factors. The primary factor is when a person's food composition is wrong in quantity or quality caused by a lack of food supply, poor food distribution, poverty, ignorance, wrong eating habits and so on. Secondary factors include all factors that cause nutrients not to reach digestive cells such as bad teeth (dental caries). A person with a bad masticatory apparatus will choose food according to the strength of his chewing so that in the end it can lead to malnutrition. The purpose of this study was to determine the nutritional status of children in terms of dental caries in elementary school students at GMIT Baumata. This research method uses the description method, with a population of 100 students. The results showed that the nutritional status of students in the category of very thin 7%, underweight 52%, normal 41%, obese 0%, obese 0%, the condition of dental caries status of students 2 was 38%, 2 was 62% and nutritional status conditions in terms of student dental caries, namely the category of very thin nutrition with caries 2 is 0% while 2 is 7%, underweight nutrition category with caries 2 is 4% while 2 is 48%, normal nutrition category with caries 2 is 34 % while 2 is 7%, obese nutrition category with 2 caries is 0%, 2 is 0% and obesity nutrition category with 2 caries is 0%, 2 is 0%. The conclusion of this study is that the highest nutritional status of children is the category of underweight nutritional status and the highest dental caries condition is 2 or has not reached the national target. The nutritional status of children in terms of dental caries, the highest percentage is thin nutritional status with caries status 2 is 48%. Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel pencernaan seperti gigi-geligi yang tidak baik (karies gigi). Seseorang dengan alat pengunyahan yang tidak baik akan memilih makanan sesuai dengan kekuatan kunyahnya sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak ditinjau dari karies gigi pada siswa SD GMIT Baumata. Metode penelitian ini menggunakan metode deskripsi, dengan populasi sebanyak 100 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi status gizi siswa kategori sangat kurus 7%, kurus 52%, normal 41%, gemuk 0%, obesitas 0%, kondisi status karies gigi siswa ≥2 adalah 38%, ≤2 adalah 62% dan kondisi status gizi ditinjau dari karies gigi siswa yaitu kategori gizi sangat kurus dengan karies ≥2 adalah 0% sedangkan ≤2 adalah 7%, kategori gizi kurus dengan karies ≥2 adalah 4% sedangkan ≤2 adalah 48%, kategori gizi normal dengan karies ≥2 adalah 34% sedangkan ≤2 adalah 7%, kategori gizi gemuk dengan karies ≥2 adalah 0%, ≤2 adalah 0% dan kategori gizi obesitas dengan karies ≥2 adalah 0%, ≤2 adalah 0%. Kesimpulan penelitian ini yaitu kondisi status gizi anak yang paling besar adalah kategori status gizi kurus dan kondisi karies gigi yang paling besar yaitu ≤2 atau belum mencapai target nasional. Status gizi anak ditinjau dari karies gigi yang paling besar presentasenya adalah status gizi Kurus dengan status karies ≤2 adalah 48%.
STATUS KESEHATAN GIGI & MULUT MASYARAKAT KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA BERDASARKAN FORMAT PEMERIKSAAN WHO ORAL HEALTH SURVEYS BASIC METHODS 5th EDITION Emma Krisyudhanti
Jurnal Kesehatan Gigi Vol 6, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkg.v6i1.4401

Abstract

One of the aims of Oral Health Global Goals 2020  is to reduce  missing tooth or tooth loss due to dental caries,  according with the fact that oral health problems that predominate in the world especially in Indonesia are tooth loss due to caries. Therefore an effort is needed to reduce the missing component through the implementation of good health services that are obtained from good planning, good planning is obtained from the existence of good data as well , good  oral health status data obtained from data collectors, instruments and standardized oral examination formats good too. The oral examination format from WHO Oral Health Basic Methods 5th Edition is the latest examination format to record various indicators of oral health status but has not been widely used in determining the oral health status of individuals or communities in Indonesia . Research purposes is to know the community oral health status of the North Central Timor District people in accordance with the latest examination format from WHO Oral Health Surveys Basic Methods 5th Edition. This is a descriptive survey research with a cross sectional design , which was carried out by taking 208 respondents from the community of 5 villages in North Central Timor District, such as Hauteas, Tes, Sainiup, North Oenenu and Homusu village..The  data obtained through direct examination by the dentist in the respondent's oral cavity to determine their oral  health status and recorded in the WHO Oral Health Surveys Basic Methods 5th Edition examination format. The data will be analyzed descriptively in accordance with the provisions set by WHO. The oral health status of  North Central Timor people are: Dentition status, on average there are 8 carious crowns and 10 exposed  roots, both carious and not carious. Periodontal status, on average they had 5 teeth with gingival bleeding  , whereas for gingival pocket, on average they had 6 teeth with deep gingival pocket 4- 5 mm . Loss of attachment status, on average there are at least 1 sextant with various conditions for periodontal tissue attachment loss, such as 4-5 mm, 6-8 mm, 9-11 mm , and  ≥ 12 mm attachment loss from the cemento enamel junction. There is no fluorosis status . Dental erosion status, about 16.19% of them had enamel erosion, and 4.37% had dentine erosion. The average number of teeth with enamel erosion are 12 teeth and those with erosion to the dentin on average are 7 teeth .Oral mucosal lesions, about 3.9% of them had stomatitis aphthous recurrent (SAR), and 1.3% of the people had suspected oral cancer. Denture status, only 0.43 % of the population uses partial removable teeth, and only in the maxilla, the rest there is no denture.Intervention urgency status, about 60.3% of the population need oral health care, but not urgent, about 15.53% of the population do not or do not need oral health care, about 5.24% of the population need oral health care urgently. There are oral health problems among NorthCentral Timor District people, such as carious crowns, exposed roots, gingival bleeding, gingival pocket, loss of attachment periodontal, dental erosion, oral mucosal lessions, and dentureless edentulous, so they need oral intervention.
Perbandingan Tingkat Penerimaan Pasien Anak Penggunaan Chloride Ethyl Dan Benzocaine Gel Dalam Pencabutan Gigi Susu Berdasarkan Facial Image Scale Emma Krisyudhanti
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 12 No. 1 (2018): Quality : Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.564 KB) | DOI: 10.36082/qjk.v12i1.29

Abstract

BACKGROUND: Tooth extraction needs to be done to prevent tooth eruption from growing in an incorrect place. If this is left unchecked it will cause malocclusion (tooth structure that is not good and right) which results in the emergence of caries, tartar, bad breath to joint disorders TMJ (Pratiwi, 2009). Before performing tooth extraction, anesthesia needs to be done first. When extraction is generally given local anesthesia, in certain circumstances general anesthesia is performed by an anesthetist. Various types of topical anesthetic ingredients according to the ingredients of the medicine are chloride ethyl, Xylestesin ointment, Xylocain Ointment, Xylocain Spray, and benzocaine (liquid, gel, spray). The level of child acceptance of the dental extraction anesthesia procedure can be measured by the "face image scale" indicator in the form of facial hedonic scale. OBJECTIVE: to determine the level of acceptance of pediatric patients for the use of ethyl cholride and benzocaine gel anesthesia in milk tooth extraction anesthesia based on facial image scale. METHODS: This research is a type of experimental research with observation and descriptive design to describe the level of acceptance of pediatric patients for the use of ethyl cholride and benzocaine gel in the procedure for anesthesia of tooth extraction based on facial image scale. The instrument in this study is a research instrument to measure the level of patient acceptance is the Facial Image Scale in the form of facial hedonic scale consisting of 5 categories of levels of admission of children to topical anesthetic in the form of chloride ethyl and benzocaine gel. A sample of 60 children was grouped into 2 groups, namely the group of patients who would be extracted from their teeth using 30 chloride ethyl anesthetics and a group of patients who would have their teeth extracted using benzocaine gel anesthetic as many as 30 patients. RESEARCH RESULTS: As many as 53.3% of children were rather dislike a little chlorethyl anesthesia when their milk teeth were removed and as much as 66.67% of children rather like (like a little) benzocain gel anesthesia when extracting their milk teeth. CONCLUSION: Benzocain gel is preferred by pediatric patients in the extraction of milk teeth. SUGGESTION: If you are going to use chloride ethyl anesthesia in tooth extraction, it should be accompanied by the implementation of good therapeutic communication so that the patient is not surprised when anesthetized, so there is no rejection of tooth extraction. Even if using benzocaine gel anesthesia, even though benzocain gel is more acceptable than chloride ethyl, it should still be accompanied by good therapeutic communication, to avoid rejection of tooth extraction. For pediatric patients with a high level of anxiety should be avoided the use of chloride ethyl anesthesia to extract milk teeth so that the child is not surprised and afraid or refuse to take his teeth, and recommended to use benzocain gel anesthesia for extraction of milk teeth. Keywords: milk tooth extraction, facial image scale, chloride ethyl, benocaine gel