This Author published in this journals
All Journal Tarbiyatuna
Meisari Silfana, Ike
Universitas Muhammadiyah Magelang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pembentukan Akhlakul Karimah Anak Yatim Dengan Metode Konseling Islam Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kota Magelang Meisari Silfana, Ike; Imron, Imron
Tarbiyatuna Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.451 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembentukan Akhlakul Karimah Anak Yatim dengan menggunakan metode Konseling Islam di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kota Magelang. Latar belakang permasalahan dari penelitian ini ialah timbulnya gejala anak asuh yang bermasalah dari segi akhlak terhadap lingkungan, utamanya kurangnya kepekaan terhadap sesama dan juga kondisi lingkungan sekitar. Namun dari segi akhlak terhadap Allah dan pengetahuan keagamaan di asrama cukup baik. Penelitian Ini merupakan jenis penelitian kualitatif field research (penelitian lapangan) yang sumber data primernya diperoleh langsung dari Pengurus atau Pengasuh. Sedangkan data sekundernya adalah yang bersumber dari dokumentasi. Kemudian data ini dikumpulkan dan dianalisa secara deskriptif kualitatif. Metode deskriptif ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu fenomena secara detil atau holistik (utuh). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan layanan pembinaan akhlak terhadap anak asuh di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kota Magelang dengan menggunakan metode Konseling Islam menunjukkan hasil yang baik dan sangat membantu pihak pengasuh dalam melakukan pembinaan. Pengasuh telah melaksanakan program-program dan metode kepengasuhan yang menunjang keberhasilan pembentukan akhlakul karimah anak asuh. Adapun program yang tidak dapat dilaksanakan oleh pengasuh adalah disebabkan karena beberapa faktor penghambat seperti kurangnya fasilitas sebagai sarana pendukung atau media pengempangan potensi anak asuh, kemudian kurangnya kerjasama dengan pihak wali atau keluarga dari anak asuh serta masih minimnya kesadaran anak asuh akan arti pentingnya akhlak terhadap lingkungan dan sesama manusia.