Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa. L) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) Ahmad Fityan Ramadhan; Maya Sari; Anis Asmediana
Agroindustrial Technology Journal Vol 2, No 2 (2018): Agroindustrial Technology Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/atj.v2i2.3788

Abstract

Aloe vera and rosella flower has high antioxidants and has the potential as a functional drink. The purpose of this study was to analyze the antioxidant activity of aloe vera drink with the addition of various concentrations of rosella extract and stored for 21 days. The results showed that aloe vera drink with the addition of rosella flower calyx extract had a significant effect on antioxidant levels. The addition of rosella flower calyx extract at a concentration of 3% has the highest antioxidant, which is 58.12% after being stored for 21 days. Increasing the concentration of rosella flower calyx extract also significantly affected pH and total acid values. Aloe vera drink with the addition of 3% rosella extract after storage of 21 days had a total acid value of 6.6% and a pH value of 3.86. Different results are shown in the analysis of sensory tests, where the addition of rosella flower calyx extract to aloe vera drinks did not significantly affect the reception of panelists. 
PERUBAHAN KOMPONEN RASA GURIH DALAM CABUK YANG MENGALAMI PENYIMPANAN DAN PEMANASAN BERULANG Anis Asmediana
Agroindustrial Technology Journal Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.181 KB) | DOI: 10.21111/atj.v1i1.1835

Abstract

Cabuk adalah makanan fermentasi dari bungkil wijen yang mempunyai rasa gurih serta aroma kuat yang khas yang bersifat perishable dan mempunyai umur simpan yang relatif pendek jika dibiarkan begitu saja pada suhu ruang. Tingkat rasa umami yang dihasilkan oleh cabuk tergolong tinggi. Berdasar hal tersebut, peneliti bermaksud melakukan kajian, apakah proses pemanasan berulang setelah penyimpanan suhu ruang dengan cara mengukus cabuk selama 10 menit setiap hari selama penyimpanan 5 hari dapat mempertahankan flavor umami cabuk untuk dapat dikonsumsi.Pengujian yang dilakukan pada sampel meliputi penilaian sensori, kadar air (thermogravimetri), protein terlarut (Lowry), warna dengan chromameter, asam amino bebas, dan 5’-nukleotida dengan HPLC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air, protein terlarut, asam amino bebas, 5’-nukleotida, dan nilai EUC pada cabuk akan semakin menurun karena proses penyimpanan dan pemanasan yang dilakukan. Cabuk yang disimpan dan dipanaskan selama satu kali menunjukkan penurunan yang lebih sedikit dibandingkan cabuk yang mengalami proses penyimpanan dan pemanasan lebih dari satu kali. Rasa gurih yang merupakan rasa dominan yang dihasilkan cabuk juga mengalami penurunan selama penyimpanan dan pemanasan berulang. Kadar glutamat bebas yang tinggi pada cabuk segar sebesar 2,098 mg/g dan 5’-GMP sebesar 2,946 mg/g menyebabkan nilai EUC cabuk tinggi, yakni 175,719 g/100 g MSG atau setara dengan 1,757 MSG, sedangkan kadar aspartat bebas dan 5’-AMP di bawah threshold.Penyimpanan suhu ruang dan pemanasan berulang pada cabuk menyebabkan penurunan penilaian sensori, kadar air, protein terlarut, intensitas warna, kadar asam amino bebas dan 5’-nukleotida, serta perhitungan nilai EUC dan TAV. Nilai EUC yang tinggi ini menyebabkan cabuk memiliki rasa umami kuat dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai bumbu masak.
POTENSI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE MIKROBA ASAL LIMBAH INDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH Muhammmad Nur Kholis; Anis Asmediana; Maya Sari
Agroindustrial Technology Journal Vol 3, No 2 (2019): Agroindustrial Technology Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.192 KB) | DOI: 10.21111/atj.v3i2.3867

Abstract

Selulase adalah enzim kompleks yang memotong secara  bertahap rantai selulosa menjadi  glukosa. Enzim selulase banyak dihasilkan dari berbagai jenis mikroba baik bakteri atau kapang  indigenous dari biomassa limbah pertanian, salah satunya berasal dari biomassa limbah minyak  kayu putih. Salah satu pemanfaatan  enzim selulase adalah diguanakan pada proses biokonversi  biomassa lignoselulosa pertanian menjadi bioetanol. Penelitian ini Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi mikroba selulolitik dari biomassa limbah industri minyak kayu putih.Hal ini merupakan dasar pada pemanfaatan selulase tersebut dapat dimanfaatkan untuk degradasi biomassa limbah minyak kayu putih menjadi bietanol. Berdasarkan hasil analisa komponen selulosa limbah minyak kayu putih didapatkan kandungan selulosa sebesar 32,37%. Hasil isolasi mikroba asal biomassa minyak kayu putih didapatkan sembilan isolat potenisn selulolitik dengan nilai indek selulolitik terbesar pada isolat C9. Isolat C9 memiliki waktu optimum produksi enzim pada jam ke-16 masa pertumbuhan dari mikroba tersebut. Hasil hidrolisis  enzimatik selama satu jam, biomassa minyak kayu putih dengan menggunakan enzim selulase menghasilkan derajat polimerasi sebesar 2,6
Formulasi Serta Analisis Fisikokimia dan Organoleptik Tahu Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Brownies Kukus Mohammad Thariq Santriadi; Anies Asmediana; Wendianing Putri Luketsi
Agroindustrial Technology Journal Vol 4, No 2 (2020): Agroindustrial Technology Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/atj.v4i2.4991

Abstract

Tofu is a soft solid food material made from soybeans and rich in protein. So tofu can be applied as an additional ingredient in making steamed brownies. The purpose of this study was to obtain a formulation of steamed brownies with the addition of tofu which was accepted by panelists. In addition, this study also aims to determine the effect of tofu on the chemical and physical properties of steamed brownies. This study uses preliminary research with an experimental method of making brownies with the addition of tofu which is divided into 3 different samples based on the number of tofu additions namely 37.5gr, 75gr and 112.5gr and further research is organoleptic, chemical and physical tests. The experimental design in this study was a completely randomized design (CRD) with 2 replications of samples and 2 replications of analysis. The results of the organoleptic test showed that steamed brownies with the addition of the most dominant tofu was F1 with the addition of tofu 37.5 gr by assessing the attributes of taste (6.3%), color (6.1%), texture (6.3%) and aroma (5, 5%). Physical tests show that more tofu additions can affect the development ratio and specific volume of the dough. F1 steamed brownies contain water (36.16%), total sugar (35.32%), protein (0.20%). Steamed Brownies F2 contain water (36.84%), total sugar (23.55%), protein (0.30%). While the F3 steamed brownies contain water (39.50%), total sugar (6.81%), protein (0.33%). The steamed brownies with the addition of tofu were the most preferred by panelists through testing the attributes of aroma, color, texture and taste, namely F1 with the addition of tofu 10% or as much as 37.5 grams.
PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE DI PENGOLAHAN SALE PISANG DI SKALA USAHA KECIL DAN MENENGAH Lativa Lisya Maghfira; Winda Lestari; Anis Asmediana
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 10 No. 6 (2023): February: Ilmu Pertanian
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sale pisang goreng merupakan produk pangan olahan dari pisang yang dipotong tipis lalu dikeringkan, dan dibaluri dengan adonan tepung terigu, tepung beras, air, garam, dan perisa vanili yang selanjutnya digoreng. Pengamatan ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan konsep GMP pada pembuatan sale pisang goreng yang meliputi evaluasi keadaan UKM, bahan baku, proses pengolahan, serta pengemasan yang mengacu pada BPOM RI Nomor HK 03.1.23.04.12.2206 tahun 2012 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB). Selain evaluasi, dilakukan rekomendasi konsep GMP yang mengacu pada BPOM RI Nomor HK 03.1.23.04.12.2207 tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif melalui wawancara dan observasi dilengkapi dengan pengujian produk akhir. Hasil evaluasi menunjukkan jumlah ketidaksesuaian sarana produksi pangan pada UKM yang mana termasuk dalam level IV. Hasil pengujian mutu yang dilakukan pada produk akhir sale pisang diketahui bahwa kandungan kadar air, abu, dan asam lemak bebas (FFA) berturut-turut sebesar 9,228%; 0,748%; 1,149%.
KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA SELAI KOPI DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN CAIR Anis Asmediana; Ivana Phoebe Gunawan; Lativa Lisya Maghfira
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 10 No. 6 (2023): February: Ilmu Pertanian
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selai kopi merupakan salah satu bentuk diversifikasi produk dengan bahan dasar kopi. Penelitian ini berisi tentang pembuatan selai kopi dengan penambahan ekstrak gula aren. Gula aren dalam pembuatan selai kopi ini bertujuan untuk menambahkan nilai gizi selai dan memberikan aksen rasa manis yang akan berkolaborasi dengan kopi dan bahan pendukung meliputi air dan CMC. Proses pembuatan selai kopi gula aren ini dimulai dari penimbangan bahan, penghalusan, pengekstraksian, pencampuran bahan, pemasakan, pendinginan, dan pengemasan. Pada pengujian organoleptik, sampel yang terpilih adalah sampel yang menggunakan 90% kopi dan 10% gula aren. Hasil analisis kimia yang didapatkan yaitu kadar air 40,38%, kadar gula total 7,89%, kadar abu 1,3%, kadar antioksidan 25,2152%, viskositas 11,039 N/m2, dan total kalori 663,598 kal/g. Selai kopi gula aren ini dikemas menggunakan jar kaca.
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK GANDOS DI UKM NUR WAHID, SURAKARTA MELALUI PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN DIGITAL MARKETING Dian Rachmawanti Affandi; Prakoso Adi; Yenny Febriana Ramadhan Abdi; Rizka Mulyani; Rahmania Nur Afiah; Khusnul Khotimah; Anis Asmediana
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.13351

Abstract

ABSTRAKUKM Nur Wahid adalah produsen makanan lokal/tradisional sejak tahun 2010 yang  berlokasi di Kelurahan Banyuanyar, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, fasilitas produksi yang digunakan UKM Nur Wahid cenderung belum memenuhi standar GMP atau dapat dikatakan belum layak dan cenderung rawan menimbulkan permasalahan keamanan pangan. Ketidaklayakan kondisi tempat produksi serta fasilitas peralatan yang sudah mulai usang dan berkarat mengakibatkan pengurusan P-IRT dari UKM Nur Wahid menjadi terhambat hingga saat ini, sehingga produk gandos dari UKM ini belum memiliki P-IRT. Permasalahan lain yang menjadi kendala adalah SOP proses produksi produk Gandos. UKM Nur Wahid belum memiliki SOP proses pembuatan gandos, sehingga menyebabkan mutu dari gandos yang diproduksi belum memiliki standar yang terukur. Selain itu, UKM Nur Wahid dalam melakukan kegiatan pemasaran masih mengandalkan metode konvensional, hal ini juga menjadi permasalahan yang dapat menghambat berkembangnya usaha kue Gandos ini.  Sebagai upaya dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada UKM Nur Wahid, maka Tim Pengabdian UNS bersinergi dengan UKM Nur Wahid untuk menyelenggarakan program (1) Pelatihan GMP untuk persiapan pengurusan sertifikat P-IRT, (2) Pendampingan penyusunan SOP produksi gandos, (3) Pelatihan Pemasaran produk menggunakan metode digital marketing. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas produksi Gandos di UKM Nur Wahid. Kata kunci: gandos; implementasi; kue tradisional; pemasaran digital. ABSTRACTUKM Nur Wahid is a local/traditional food producer since 2010 which is located in Banyuanyar Village, Surakarta City, Central Java. Based on the results of observations that have been made, the production facilities used by UKM Nur Wahid tend not to meet GMP standards or can be said to be inadequate and prone to causing food safety problems. The inadequacy of the conditions of the production site and equipment facilities that were already worn out and corroded had resulted in the processing of P-IRT from UKM Nur Wahid being hampered until now, so that gandos products from this UKM did not yet have a P-IRT. Another problem that becomes an obstacle is the SOP for the production process of Gandos products. UKM Nur Wahid does not yet have an SOP for the process of making gandos, so that the quality of the gandos produced does not yet have measurable standards. In addition, Nur Wahid's UKM in carrying out marketing activities still relies on conventional methods, this is also a problem that can hinder the development of this Gandos cake business. As an effort to solve the problems that occurred in Nur Wahid's UKM, the UNS Service Team worked together with Nur Wahid's UKM to organize programs (1) GMP training in preparation for obtaining P-IRT certificates, (2) Assistance in preparing gandos production SOPs, (3) Training Product marketing uses digital marketing methods. The purpose of this activity is to improve the quality of Gandos production at UKM Nur Wahid. Keywords: gandos; implementation; traditional cake; digital marketing.
PERUBAHAN KOMPONEN RASA GURIH DALAM CABUK YANG MENGALAMI PENYIMPANAN DAN PEMANASAN BERULANG Anis Asmediana
Agroindustrial Technology Journal Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/atj.v1i1.1835

Abstract

Cabuk adalah makanan fermentasi dari bungkil wijen yang mempunyai rasa gurih serta aroma kuat yang khas yang bersifat perishable dan mempunyai umur simpan yang relatif pendek jika dibiarkan begitu saja pada suhu ruang. Tingkat rasa umami yang dihasilkan oleh cabuk tergolong tinggi. Berdasar hal tersebut, peneliti bermaksud melakukan kajian, apakah proses pemanasan berulang setelah penyimpanan suhu ruang dengan cara mengukus cabuk selama 10 menit setiap hari selama penyimpanan 5 hari dapat mempertahankan flavor umami cabuk untuk dapat dikonsumsi.Pengujian yang dilakukan pada sampel meliputi penilaian sensori, kadar air (thermogravimetri), protein terlarut (Lowry), warna dengan chromameter, asam amino bebas, dan 5’-nukleotida dengan HPLC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air, protein terlarut, asam amino bebas, 5’-nukleotida, dan nilai EUC pada cabuk akan semakin menurun karena proses penyimpanan dan pemanasan yang dilakukan. Cabuk yang disimpan dan dipanaskan selama satu kali menunjukkan penurunan yang lebih sedikit dibandingkan cabuk yang mengalami proses penyimpanan dan pemanasan lebih dari satu kali. Rasa gurih yang merupakan rasa dominan yang dihasilkan cabuk juga mengalami penurunan selama penyimpanan dan pemanasan berulang. Kadar glutamat bebas yang tinggi pada cabuk segar sebesar 2,098 mg/g dan 5’-GMP sebesar 2,946 mg/g menyebabkan nilai EUC cabuk tinggi, yakni 175,719 g/100 g MSG atau setara dengan 1,757 MSG, sedangkan kadar aspartat bebas dan 5’-AMP di bawah threshold.Penyimpanan suhu ruang dan pemanasan berulang pada cabuk menyebabkan penurunan penilaian sensori, kadar air, protein terlarut, intensitas warna, kadar asam amino bebas dan 5’-nukleotida, serta perhitungan nilai EUC dan TAV. Nilai EUC yang tinggi ini menyebabkan cabuk memiliki rasa umami kuat dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai bumbu masak.
POTENSI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE MIKROBA ASAL LIMBAH INDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH Muhammmad Nur Kholis; Anis Asmediana; Maya Sari
Agroindustrial Technology Journal Vol. 3 No. 2 (2019): Agroindustrial Technology Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/atj.v3i2.3867

Abstract

Selulase adalah enzim kompleks yang memotong secara  bertahap rantai selulosa menjadi  glukosa. Enzim selulase banyak dihasilkan dari berbagai jenis mikroba baik bakteri atau kapang  indigenous dari biomassa limbah pertanian, salah satunya berasal dari biomassa limbah minyak  kayu putih. Salah satu pemanfaatan  enzim selulase adalah diguanakan pada proses biokonversi  biomassa lignoselulosa pertanian menjadi bioetanol. Penelitian ini Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi mikroba selulolitik dari biomassa limbah industri minyak kayu putih.Hal ini merupakan dasar pada pemanfaatan selulase tersebut dapat dimanfaatkan untuk degradasi biomassa limbah minyak kayu putih menjadi bietanol. Berdasarkan hasil analisa komponen selulosa limbah minyak kayu putih didapatkan kandungan selulosa sebesar 32,37%. Hasil isolasi mikroba asal biomassa minyak kayu putih didapatkan sembilan isolat potenisn selulolitik dengan nilai indek selulolitik terbesar pada isolat C9. Isolat C9 memiliki waktu optimum produksi enzim pada jam ke-16 masa pertumbuhan dari mikroba tersebut. Hasil hidrolisis  enzimatik selama satu jam, biomassa minyak kayu putih dengan menggunakan enzim selulase menghasilkan derajat polimerasi sebesar 2,6