Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA PROSES PENINGKATAN KADAR DAN PEROLEHAN BIJIH BESI BONTOCANI MENGGUNAKAN DRY INTENSITY DRUM MAGNETIC SEPARATOR Muhammad Idris Juradi; Emi Prasetyawati Umar; Alimuddin .; Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Suriyanto Bakri; Mubdiana Arifin
Jurnal Pertambangan Vol 5 No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jp.v5i4.328

Abstract

Ketersediaan bijih besi daerah Bontocani Kabupaten Bone belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai kadar yang masih cukup rendah sehingga perlunya dilakukan peningkatan kadar bijih besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar bijih besi daerah Bontocani dengan XRF dan XRD serta mengetahui pengaruh ukuran fraksi terhadap peningkatan kadar besi dengan proses dry low intensity drum magnetic separator. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif berbasis percobaan laboratorium. Pada percobaan ini dilakukan variasi ukuran partikel -100 mesh, -150 mesh dan -200 mesh dengan kondisi percobaan intensitas magnet 0,5 T, umpan 500 gr, kecepatan putar drum 400 rpm dan waktu pemisahan 15 menit. Hasil analisis XRD (X-Ray Diffraction) mengindikasikan sampel bijih besi tersusun oleh mineral kuarsa, geotit, magnetit dan hematit sedangkan hasil analisis XRF (X-Ray Fluorescence) menunjukkan komposisi kimia bijih besi terdiri dari Fe2O3 70,098%, SiO2 18,678%, SO3 5,504%, CaO 3,389%, MnO 1,222%, CuO 0,090% dan Cr2O3 0,019%. Proses konsentrasi menggunakan magnetic separator tipe dry-low intensity drum dengan berat umpan 500 gr pada masing-masing fraksi ukuran -100 mesh, -150 mesh dan -200 mesh menghasilkan berat konsentrat 332,5 gr, 323,1 gr dan 341,5 gr dengan berat tailing 90 gr, 125,7 gr dan 30,3 gr. Kadar Fe2O3 dalam konsentrat tiap fraksi yaitu, 82,138%, 86,116% dan 90,098% dengan perolehan masing-masing 77,992%, 79,386% dan 87,787%. Berdasarkan hasil percobaan disimpulkan bahwa semakin kecil ukuran partikel, semakin meningkatkan persentase nilai kadar dan perolehan, dimana persentase kadar Fe2O3 dan perolehan yang paling optimal didapatkan pada fraksi ukuran butir -200 mesh.
STUDI PENGARUH MEDIA PENGGERUS TERHADAP NILAI P80 PADA BIJIH KROMIT Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Nurliah Jafar; Alam Budiman Thamsi; Muhammad Idris Juradi; F. Firdaus; Suriyanto Bakri
Jurnal Pertambangan Vol 5 No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.093 KB) | DOI: 10.36706/jp.v5i3.463

Abstract

Bijih kromit merupakan salah satu bahan galian yang memiliki kekerasan tertinggi dan berpengaruh pada kemampuan tergerusnya. Semakin keras suatu mineral maka semakin sulit untuk digerus. Penggerusan merupakan proses kominusi yang menggunakan energi terbesar dan memberikan pengaruh pada karakteristik benefisiasi mineral dalam pemrosesan selanjutnya. Berhasilnya suatu proses penggerusan bergantung pada pemilihan kondisi operasi yang sesuai. Salah satu parameter operasi yang mempengaruhi kinerja penggerusan ball mill adalah media penggerusan. Oleh karena itu tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media penggerus pada proses reduksi ukuran bijih kromit yang ditinjau dari nilai P80. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu memodifikasi penggunaan media penggerus pada ball mill skala laboratorium, sehingga terdapat dua perlakuan yang berbeda pada sampel. Proses penggerusan dilakukan selama 15 menit. Pada percobaan pertama, dilakukan penggerusan menggunakan media penggerus berupa bola-bola baja dan sekat (lined). Sedangkan percobaan kedua dilakukan hanya menggunakan media penggerusan bola-bola baja, tanpa sekat (lined). Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa penggerusan dengan menggunakan dua media penggerus yaitu bola-bola baja dan sekat (lined) memberikan ukuran produk yang lebih halus dengan nilai P80 yaitu 2,888 mm dibandingkan dengan penggerusan yang menggunakan satu media penggerus yaitu 4,276 mm.
Pelatihan GPS untuk Pembuatan Peta Menggunakan Software QGIS Bagi SMK Penerbangan Technoterapan Suriyanto Bakri; Alam Budiman Thamsi; Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Muhammad Idris Juradi
Jurnal Pengabdian Masyarakat (abdira) Vol 2, No 1 (2022): Abdira, Januari
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v2i1.74

Abstract

Advances in technology for making maps based on satellite imagery make it very easy for users, including in the fields of geology and mining. As a cadet majoring in Mining geology at the Applied Techno Aviation Vocational School in Makassar, you should know and be able to use GPS and be able to process the data into a map using QGIS software, but on the other hand, there are no GPS tools and software in schools. Therefore, the UMI Community Service Institute (LPkM) through its novice service provider held a GPS Training for Making Maps Using QGIS Software. The method applied is to provide materials and training in a blended system, then monitoring and evaluation are carried out. The cadets can understand and use GPS, understand the basic concepts of maps, and can create maps using QGIS software after attending the training. The value of Sig.(2-tailed) was 0.0000.04, proving that there was a difference between before and after the training, so it can be concluded that the training had a positive impact on increasing the cadets' understanding regarding the use of GPS and QGIS.
PELATIHAN PEMANFAATAN ALAT NAVIGASI UNTUK PEMBUATAN PETA BAGI SISWA SMK NEGERI KEHUTANAN MAKASSAR Alam Budiman Thamsi; Firman Nullah Yusuf; Muhammad Idris Juradi; Harwan Harwan; Suriyanto Bakri; Muhammad Aswadi
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Jurnal PkM: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v5i2.8072

Abstract

Perkembangan teknologi terkhusus pada sistem inforasi geografis (SIG) memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan pembuatan peta kehutanan. Pelatihan pemanfaatan alat navigasi untuk pembuatan peta di sekolah jurusan Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan akan sangat penting bagi mitra sekolah.  Pemanfaatan alat navigasi untuk pembuatan peta dilakukan dengan memasukkan data hutan, area rehabitasi dan reklamasi. Berdasarkan analisis kondisi mitra sekolah terdapat beberapa permasalahan yang muncul adalah masih adanya siswa yang belum mengetahui cara penggunan dan pemanfaatan alat navigasi untuk pembuatan peta kehutanan, pemanfataan alat navigasi belum masuk materi pengajaran serta belum adanya sarana dan prasarana dalam mendukung proses pembelajaran di mitra sekolah.  Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pelatiahan adalah dengan memberikan pelatihan kepada peserta secara daring dan melakukan monitoring perkembangan kemampuan peserta.  Setelah dilaksakannya pelatihan peserta dapat memahami konsep tentang sistem informasi geografis, pengetahuan peta dasar, cara interpretasi dan digitasi ke aplikasi SIG, dapat mengoperasikan aplikasi SIG. Nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 <0,05, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara hasil pelatihan pada data pra-pelatihan dan pasca-pelatihan. Sehingga dari hasil pada tabel ini disimpulkan bahwa pelatiahan yang telah dilaksanakan meningkatkan pemahaman siswa-siswi SMK Negeri Kehutanan terkait tema pelatihan.
Identifikasi Clay Bands Pada Endapan Batubara Berdasarkan Data Well Logging Di Daerah Nunukan Provinsi Kalimantan Utara Muhammad Idris Juradi; Sri Widodo; Anshariah Anshariah; Alfian Nawir; Emi Prasetyawati Umar; Andi Fahdli Heriansyah; Agus A Budiman; Firdaus F; Alam Budiman Thamsi
Jurnal Geomine Vol 9, No 1 (2021): Edisi April 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i1.812

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas batubara adalah adanya keberadaan clay bands pada lapisan endapan batubara. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memahami mekanisme kerja Well Logging dalam eksplorasi geofisika khususnya clay bands pada lapisan batubara sesuai dengan hasil well logging sedangkan tujuannya untuk mengetahui kedalaman dan ketebalan clay bands pada lapisan batubara sesuai dengan data log secara vertikal. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode induktif yang menggunakan pendekatan kombinasi antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, dengan memadukan hasil-hasil kajian pustaka, data lapangan yang keseluruhannya dikaji, dianalisis, dan disintesis secara komprehensif untuk menyimpulkan rangkaian penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kedalaman (posisi) clay bands pada sumur logging PDH41 seam 1 dijumpai pada kedalaman 30,40 - 31,40 meter dengan ketebalan 1 meter, clay bands pada seam 2 dijumpai pada kedalaman 34,80 - 35,80 meter dengan ketebalan 1 meter, sumur logging PDH34 dijumpai clay bands pada kedalaman 71,20 - 71,80 meter dengan ketebalan 0,60 meter, sumur logging PDH37 dijumapi clay bands pada kedalaman 12,20 - 13,50 meter dengan ketebalan 1,3 meter. Dari 9 sumur logging 3 sumur diantaranya terdeteksi adanya clay bands sedangkan 6 sumur logging tidak terdeteksi adanya clay bands.
Analisis Kandungan Fly Ash Sebagai Alternatif Bahan Penetral Dalam Penanggulangan Air Asam Tambang Moh Salman Said; Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Muhammad Idris Juradi; Nur Asmiani; Ginting Jalu Kusuma
Jurnal Geomine Vol 7, No 3 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1665.431 KB) | DOI: 10.33536/jg.v7i3.479

Abstract

Air Asam Tambang (AAT) merupakan dampak lingkungan penting dari kegiatan pertambangan, baik tambang bijih maupun tambang batubara yang terokdidasi dengan mineral sulfida. Isu ini menjadi semakin penting apabila penanganan Air Asam Tambang tidak dilakukan dengan baik maka akan menjadi beban pada masa pascatambang. Material yang digunakan dalam proses pengolahan air asam tambang adalah bahan yang memiliki alkalinitas seperti batu gamping namun fly ash atau abu sisa pembakaran batubara berpotensi memiliki kadar alkalinitas dan selama ini hanya dianggap sebagai limbah B3 karena bisa menjadi kontaminan pencemar, maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih dalam mengenai potensi pemanfaatan fly ash sebagai bahan penetral. Pada penelitian ini fly ash digunakan sebagai bahan utama, studi ini bertujuan untuk melakukan analisis kandungan fly ash untuk proses penetralan air asam tambang dan untuk mengkaji karakteristik dari fly ash berkaitan denga kandungannya. Percobaan ini menganalisis kandungan fly ash dengan bebeberapa pengujian yaitu uji sifat fisik ( distribusi ukuran partikel, SEM-EDS) dan pengujian sifat kimia (XRF, XRD, Uji Statik). Hasil penilitian ini menunjukan fly ash dapat dijadikan salah satu alternatif bahan penetral asam karena memiliki nilai ANC yang tinggi 337,88 kgH2SO4/ton dan kandungan Total Sulfur yang rendah 0,37%. Nilai pH paste dan NAG pH menunjukan bahwa fly ash sangat reaktif dan ukuran butir fly ash yang kecil menunjukan bahwa semakin kecil ukuran butir, maka semakin besar luas permukaan sampel untuk kontak dengan air asam tambang. Hal ini menyebabkan sampel fly ash semakin reaktif atau sangat mudah bereaksi dengan air asam tambang yang digunakan dalam proses penetralan. Dari hasil pengujian mineral dan unsur dengan keterdapatan kandungan alumunium oksida, gypsum dan mineral yang mengandung kapur diindikasikan fly ash memiliki sifat alkalinitas.
Karakterisasi Kandungan Mineral dan Sifat Kerentanan Magnetik Pasir Besi Pantai Galesong Takalar Sulawesi Selatan Suriyanto Bakri; Alfian Nawir; Miftah Farid; Muhammad Idris Juradi; Firdaus F; Muhamad Hardin Wakila; Emi Prasetyawati Umar; Arif Nurwaskito; Abdul Salam Munir; Hasbi Bakri; Alam Budiman Thamsi
Jurnal Geomine Vol 9, No 3 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i3.1115

Abstract

Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi yang terdapat di sepanjang pantai terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air dan gelombang terhadap batuan asal. Keterdapatan pasir besi di Pantai Galesong Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan cukup menjanjikan untuk dimanfaatkan namun belum pernah dilakukan karakterisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral dan kerentanan magnetik pasir besi Pantai Galesong. Metode yang digunakan menggunakan analisis X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF) untuk jenis dan kadar mineralnya dan pada penentuan kerentanan magnetik yaitu dengan menggunakan alat Magnetic Susceptibility Meter. Hasil penelitian menunjukkan pasir besi daerah penelitian tersusun dari mineral kalsium magnesium, kuarsa, hornblende, biotit, siderite, magnetit dan hematit dengan kadar Fe2O3 sampel SB-1 dan sampel SB-2 masing-masing yaitu 19,89% dan 17,32% dengan kerentanan magnetik antara 68,51 x 10-5 m3kg-1 – 151,06 x 10-5 m3kg-1.
STUDI PENURUNAN KADAR BESI PADA BIJIH FELSPAR ASAL MEDAN DENGAN METODE BIOLEACHING DAN MAGNETIK SEPARATOR Muhammad Idris Juradi
Jurnal Geomine Vol 6, No 1 (2018): Edisi April
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.713 KB) | DOI: 10.33536/jg.v6i1.180

Abstract

Pada umunya bahan pengotor yang sering dijumpai pada bijih felspar adalah kuarsa, oksida besi dan mika yang dapat mempengaruhi kualitas bahan baku felspar. Untuk memperoleh felspar yang siap pakai dengan kualitas yang baik, bijih felspar harus melalui proses benefisiasi terlebih dahulu. Adanya prospek terkait penggunaan bakteri dalam meningkatkan kualitas bahan baku feldspar yang ramah lingkungan, prosesnya memerlukan investasi dan energi yang relatif lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh beberapa variabel bioleaching dan pemisahan magnetik terkait penurunan kadar besi. Proses bioleaching cukup efektif dalam menurunkan kadar Fe, dari 0,63% menjadi 0,0312% dengan persentase penurunan 95.047%
Penerapan Sistem Informasi Geografis Untuk Mengidentifikasi Tingkat Bahaya Longsor Di Kec. Sabbang, Kab. Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Alam Budiman Thamsi; Habibie Anwar; Suryanto Bakri; Harwan Harwan; Muh. Idris Juradi
Jurnal Geomine Vol 7, No 1 (2019): Edisi April 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1173.466 KB) | DOI: 10.33536/jg.v7i1.340

Abstract

Bencana alam merupakan kejadian yang perlu dilakukan penelitian lebih mendalam sehingga dapat meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas daerah rawan bencana longsor, tingkat daerah bencana longsor dan foktor yang dapat menyebabkan terjadinya longsor. Metode penelitian dilakukan menggunakan aplikasi sistem informasi geografis (SIG) yang terdiri dari data curah hujan, penggunaan area lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, lithologi batuan, bentuk lahan dan struktur geologi. Data tersebut kemudian dilakukan pengharkatan (scoring) untuk memperoleh area tingkat bahaya longsor. Hasil penelitian diperoleh empat zona tingkat bahaya longsor yaitu zona bahaya longsor rendah dengan luas 3.656 Ha, zona bahaya longsor sedang dengan luas 22.628 Ha, zona bahaya longsor tinggi dengan lus 42.063 Ha dan zona bahaya longsor sangat tinggi 331 Ha. Hasil yang diperoleh mengidentifiksikan bahwa potensi untama bahaya longsor disebebkan oleh curah hujan yang tinggi yaitu 3826 mm/tahun. Area kemiringan lereng 40% sampai 100% yang luas juga merupakan factor yang menyebabkan potensi terjadinya longsor.
Pelatihan Penggunaan Alat Ukur Total Station Bagi Taruna-Taruni Jurusan Geologi Pertambangan SMK Penerbangan Techno Terapan Makassar Muhammad Idris Juradi
Madaniya Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.128

Abstract

Berdasarkan analisis kondisi mitra sekolah, masih ada taruna-taruni yang belum mengetahui cara penggunaan alat ukur total station. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan sarana prasarana dan tenaga pengajar dalam mendukung proses pembelajaran di mitra sekolah. Target utama program ini adalah mempersiapkan secara dini kemampuan taruna-taruni agar dapat mengetahui dan menguasai cara penggunaan alat ukur total station sebelum memasuki dunia kerja di bidang geologi dan pertambangan. Selain itu, agar guru mitra sekolah dapat lebih mudah dan efektif dalam mengajarkan penggunaan total station dalam proses belajar mengajar di sekolah. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan tersebut, taruna-taruni telah mengetahui dan memahami tentang penggunaan alat ukur total station, mampu menggunakan alat ukur total station secara mandiri, dan mampu melakukan pengolahan data dari alat ukur total station secara mandiri.