Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Review: Formulasi dan Evaluasi Sediaan Oral Effervescent Maratul Mahdiyyah; Irma Melyani Puspitasari; Norisca Aliza Putriana; Mas Rizky A.A Syamsunarno
Majalah Farmasetika Vol 5, No 4 (2020): Vol. 5, No. 4, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i4.27278

Abstract

Rute pemberian oral menjadi rute pemberian yang paling popular dan paling sering digunakan dalam pengobatan pasien. Namun, salah satu masalah yang sering ditemui pada pasien dalam melakukan terapi dengan rute pemberian oral adalah adanya tidak kepatuhan dalam mengkonsumsi obat. Rasa yang tidak enak serta kemampuan beberapa pasien terutama lansia dan anak kecil yang tidak dapat menelan tablet menjadi alasannya. Effervescent menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah tersebut. Review ini akan menggambarkan beberapa formulasi dan evaluasi sediaan effervescent serta penerapannya dalam beberapa sistem pemberian obat terbaru. Pencarian literatur dilakukan menggunakan bantuan situs pencarian jurnal online Pubmed, dan ditemukan 21 artikel dari 265 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dari 21 artikel ini, 16 diantaranya adalah formulasi tablet effervescent. Metode granulasi basah diketahui merupakan metode terbaik dalam formulasi effervescent karena dapat meningkatkan daya alir serta indeks kompresibilitasnya. Asam sitrat dan natrium karbonat menjadi kombinasi agen effervescent yang paling sering digunakan.
POTENSI KITOSAN DALAM SISTEM PENGHANTARAN OBAT TERTARGET PADA ORGAN PARU HATI GINJAL DAN KOLON TIARA DIMAS HAPSARI; IRMA MELYANI PUSPITASARI
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.57 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17838

Abstract

Sistem penghantaran obat tertarget dapat memperbaiki segi farmakokinetik dan biodistribusi obat, sehingga efek terapi yang dihasilkan lebih optimal dengan efek samping yang minimal. Dalam formulasinya, dibutuhkan suatu molekul pembawa yang dapat mengantarkan obat pada target spesifik. Kitosan merupakan polimer kationik alam yang dapat dikembangkan sebagai pembawa dalam sistem penghantaran obat karena sifat fisikokimia dan biologis yang unik, yaitu mucoadhesive, biocompatible, bio-degradable, tidak toksik, imunogenisitas yang rendah, dan kemampuan untuk mengantarkan obat pada target spesifik. Tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui potensi kitosan sebagai pembawa dalam sistem penghantaran obat tertarget pada organ paru, hati, ginjal dan kolon. Metode dalam penyusunan review artikel yang digunakan ini adalah dengan penelusuran pustaka melalui mesin pencari Google. Berdasarkan hasil penelusuran, didapatkan 18 jurnal yang menunjukkan bahwa kitosan berpotensi sebagai pembawa untuk mengantarkan obat pada organ paru, hati, ginjal dan kolon. Pada masing-masing organ, kitosan memiliki mekanisme yang berbeda dalam perannya sebagai pembawa.
FARMAKOTERAPI DEPRESI DAN PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP EFIKASI ANTIDEPRESAN AJENG RATNA NINGTYAS; Irma Melyani Puspitasari; Rano Kurnia Sinuraya
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5601.292 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17522

Abstract

Depresi merupakan penyakit yang berhubungan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyerta berupa perubahan pola tidur dan nafus makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, dan tidak berdaya serta bunuh diri. Menurut WHO, terdapat 322 juta orang penderita depresi. Depresi menjadi penyebab utama bunuh diri yaitu 800.000 per tahun. Pengobatan depresi dengan menggunakan obat antidepresan. Review artikel ini bertujuan untuk mengetahui farmakoterapi yang tepat untuk mengobati depresi dan mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap efikasi antidepresan. Metode yang digunakan dalam review artikel ini adalah studi literature. Studi literature dilakukan dengan cara mencari jurnal, e-book, dan situs web yang membahas tentang farmakoterapi depresi dan pengaruh jenis kelamin terhadap efikasi antidepresan. Kriteria tahun penerbitan yang dikumpulkan adalah 10 tahun terakhir. Dari hasil studi literature didapatkan 17 jurnal, 5 e-book, dan 1 situs web. Dari studi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa farmakoterapi depresi yang paling sering digunakan dan lini pertama adalah SSRI dan SNRI. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap efikasi antidepresan.Kata Kunci: Depresi, Pengobatan, Farmakoterapi, Antidepresan
Farmakoterapi Gangguan Anxietas HILDA VILDAYANTI; Irma Melyani Puspitasari; Rano Kurnia Sinuraya
Farmaka Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.536 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i1.17446

Abstract

Gangguan anxietas merupakan gangguan yang paling umum terjadi yang berkaitan dengan mental, emosional dan perilaku. Gangguan anxietas ditandai dengan kecemasan yang berlebihan dan tidak realistis mengenai suatu hal. Menurut survei epidemiologi, sepertiga penduduk dunia dipengaruhi oleh gangguan anxietas selama masa hidupnya. Penentuan jenis gangguan anxietas diperlukan untuk memastikan pengobatan yang sesuai dengan jenis gangguannya. Review artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan pengobatan yang digunakan pada penderita gangguan anxietas berdasarkan tipe gangguannya. Sumber data yang digunakan untuk dijadikan referensi pada review artikel ini terdiri dari 20 jurnal ilmiah, 5 textbook, dan 2 website resmi yaitu National Institute of Mental Health dan Ministry of Health. Pengobatan untuk gangguan anxietas mencakup berbagai antidepresan (SSRIs, SNRIs, TCAs, dan MAOIs), anti-anxietas (benzodiazepin dan buspiron), serta β-blockers. Berdasarkan beberapa guideline, SSRIs direkomendasikan sebagai first-line terapi untuk sebagian besar gangguan anxietas.Kata kunci: Gangguan Anxietas, Tipe Anxietas, Farmakoterapi
EFEK SAMPING PENGGUNAAN WARFARIN DAN KOMBINASI WARFARIN DENGAN OBAT LAIN RESTU AMELIA APRIYANDI; IRMA MELYANI PUSPITASARI; NORISCA ALIZA PUTRIANA
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27608

Abstract

ABSTRAKWarfarin merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah trombosis dalam berbagai keadaan klinis.Penggunaan obat ini dapat menyebabkan permasahan apabila digunakan dalam dosis yang tidak tepat. Masalah yang timbul dari penggunaan warfarin adalah akibat dari variasi respon antar individu, sehingga sulit untuk mendapatkan dosis yang tepat bagi setiap pasien. Hal ini menyebabkan efek samping obat. Artikel merupakan studi literatur yang bertujuan untuk mengetahui berbagai efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan warfarin pada studi klinis dalam 5 tahun terakhir. Pencarian literatur menggunakan basis data elektronik PubMed dilakukan pada bulan Mei 2020. Dua belas studi diidentifikasi dari 116 studi yang ditemukan. Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan warfarin pada studi klinis diantaranya yaitu terjadi perdarahan, nekrosis kulit, vaskulitis leukositoklastik,  gangguan ginjal, dan eosinophilia. Perdarahan merupakan efek samping yang paling banyak terjadi.Kata Kunci: Warfarin, efek samping, perdarahan, studi literatur ABSTRACTWarfarin is a drug used to treat and prevent thrombosis in a variety of clinical settings. The use of this drug can cause problems when used in the wrong dosage. Problems arising from the use of warfarin are the result of variations in responses between individuals, making it difficult to get the right dose for each patient. This causes the side effects of the drug. The article is a literature study that aims to find out various side effects caused by the use of warfarin in clinical studies in the last 5 years. A literature search using the PubMed electronic database was conducted in May 2020. Twelve studies were identified from 116 studies found. Side effects caused by the use of warfarin in clinical studies include bleeding, skin necrosis, leukocytoclastic vasculitis, kidney disorders, and eosinophilia. Bleeding is the most common side effect.Kata Kunci: Warfarin, Side Effect, Bleeding, Literatur Study
REVIEW ARTIKEL: KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GERIATRI DENGAN PERESEPAN POLIFARMASI Riza Maulida; Irma Melyani Puspitasari
Farmaka Vol 19, No 1 (2021): Farmaka (Maret)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i1.32309

Abstract

ABSTRAK Interaksi obat pada usia lanjut (lansia) cenderung terjadi akibat adanya perubahan fisiologis pada tubuh seiring bertambahnya usia, sehingga berakibat terjadinya perubahan farmakokinetika dan farmakodinamika. Selain itu adanya komorbiditas menyebabkan pasien lansia mengkonsumsi banyak obat (polifarmasi) sehingga dapat berpotensi menimbulkan interaksi obat. Review literatur ini merupakan kajian interaksi obat yang terjadi pada pasien geriatri yang mendapatkan peresepan polifarmasi sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam peresepan obat pada geriatri. Metode yang digunakan dalam pengerjaan review literature ini adalah studi literatur yang berasal dari jurnal ilmiah dan e-book. Berdasarkan hasil studi literatur, didapatkan 6 jurnal yang memuat tentang interaksi obat-obat yang terjadi pada lansia dengan mekanisme yang umumnya terjadi adalah interaksi secara farmakodinamik.Kata Kunci: geriatri, interaksi obat, polifarmasi                                          ABSTRACT Drug interactions in the elderly tend to occur due to physiological changes in the body with age, resulting in changes in pharmacokinetics and pharmacodynamics. In addition, there are comorbidities that cause elderly patients to consume a lot of drugs (polypharmacy), which can potentially lead to drug interactions. This literature review is a study of drug interactions that occur in geriatric patients who are prescribed polypharmacy so that it can be used as a consideration in prescribing drugs in geriatrics. The method used in the work of this literature review is literature study from scientific journals and e-books. Based on the results of a literature study, 6 journals were found that contained drug-drug interactions that occurred in the elderly with the most common mechanism being pharmacodynamic interactions.Keywords: geriatrics, drug interactions, polypharmacy
FARMAKOTERAPI GANGGUAN BIPOLAR UZLIFATUL ZANNAH; IRMA MELYANI PUSPITASARI; RANO KURNIA SINURAYA
Farmaka Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5200.403 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i1.17466

Abstract

Gangguan bipolar merupakan salah satu penyakit psikiatri kronis yang menyebabkan perubahan suasana hati yang tidak normal. Gangguan bipolar ditandai dengan adanya episode mania atau hipomania disertai episode depresi. Menurut WHO, pada tahun 2004 gangguan bipolar mempengaruhi sekitar 29,5 juta individu. Gangguan bipolar bersifat kambuhan sehingga diperlukan pengobatan jangka panjang untuk mencapai keberhasilan terapi. Obat – obat utama yang digunakan dalam pengobatan gangguan ini adalah agen mood stabilizer, antipsikotik dan antidepresan. Pada studi ini dibahas mengenai farmakoterapi gangguan bipolar. Data-data yang digunakan diperoleh dengan penelusuran melalui internet. Berdasarkan hasil review dari 25 sumber data yang didapatkan berupa jurnal ilmiah, e-book dan guideline yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association dan NIMH. Litium merupakan agen lini pertama yang digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar.Kata kunci: Bipolar, farmakoterapi, mood stabilizer, antipsikotik, antidepresan
PERSEPSI, PENGETAHUAN, DAN SIKAP MAHASISWA TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN JIWA: REVIEW ARTIKEL HILALLYA MAURIZKA DHEANDA; Irma Melyani Puspitasari; Rano Kurnia Sinuraya; Witriani Witriani
Farmaka Vol 18, No 3 (2020): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i3.27356

Abstract

Masalah kesehatan jiwa telah diidentifikasi oleh World Health Organization (WHO) sebagai prioritas pembangunan global. Stigma dan sikap yang negatif terhadap orang dengan gangguan kesehatan jiwa masih banyak ditemukan di antara mahasiswa kesehatan dan jurusan lainnya. Hal ini jika terus dibiarkan dapat mempengaruhi perawatan mahasiswa yang menderita gangguan kesehatan jiwa. Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai persepsi, pengetahuan dan sikap tentang gangguan kesehatan jiwa pada mahasiswa dan membandingkan apakah terdapat pengaruh kultur budaya yang mempengaruhi tiga aspek tersebut. Metode dalam penyusunan artikel ini dilakukan dengan penelusuran pustaka melalui database elektronik PubMed dengan kata kunci “perception, knowledge, attitude,  student, mental illness “ pada April 2020. Sebanyak 14 artike dari berbagai negara dengan rentang waktu publikasi 10 tahun terakhir didapatkan dari total 305 artikel pada pencarian awal. Sebanyak  6 dari 8 artikel menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki persepsi yang baik, 1 dari 3 artikel menunjukkan mahasiswa mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan 7 dari 9 artikel menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki sikap yang positif. Mahasiswa di negara maju cenderung memiliki tingkat persepsi, pengetahuan, dan sikap yang lebih baik.Kata kunci: gangguan kesehatan jiwa, mahasiswa, persepsi, pengetahuan, sikap.
Adverse Drug Events Pengunaan Valproat pada Penelitian Klinis Angela Aprilia Karyadi; Irma Melyani Puspitasari
Farmaka Vol 19, No 2 (2021): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i2.32814

Abstract

Valproat adalah obat antiepilepsi generasi pertama yang banyak digunakan, terutama pada pengobatan epilepsi dan gangguan bipolar. Valproat memiliki spektrum aktivitas yang sangat luas, memiliki efikasi yang baik, dan secara farmakoekonomi efektif karena aman dan murah. Namun, adverse drug events (ADE) telah dilaporkan sehubungan dengan penggunaan asam valproat, baik sebagai monoterapi atau politerapi dengan obat antiepilepsi lain atau obat antipsikotik. Sebanyak 14 artikel yang memuat uji klinis dari berbagai jenis valproat serta turunannya yang meliputi asam valproat, sodium valproat, divalproat, divalproex sodium (asam valproat 1:1 sodium valproat), serta bentuk semi-sodium lainnya dari valproat telah dikumpulkan. Artikel-artikel tersebut memuat valproat sebagai obat uji, obat pembanding, serta ajuvan. Adverse drug events valproat adalah kenaikan berat badan, dehidrasi, disfungsi hati, gangguan pada sistem saraf berupa somnolen dan rasa kantuk, gangguan latensi P300 dan P100, tremor, akathisia, gangguan gastrointestinal, trombositopenia, gangguan menstuasi, gangguan saluran pernapasan, serta gangguan kulit berupa kerontokan rambut dan alopecia. Gangguan metabolik berupa kenaikan berat badan adalah ADE yang paling sering ditemukan dalam pemakaian valproat.
Modulation of Caspase-3 Expression by Arcangelisia flava Post Acetaminophen-Induced Hepatotoxicity in Rat’s Liver Steffi Liem; Tina Rostinawati; Ronny Lesmana; Sri Adi Sumiwi; Tiana Milanda; Mutakin Mutakin; Irma Melyani Puspitasari; Jutti Levita
The Indonesian Biomedical Journal Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v10i2.412

Abstract

BACKGROUND: Acetaminophen, when used at low doses is a safe drug, but at higher doses it induces apoptosis in hepatoma cells. Arcangelisia flava that grows widely in Kalimantan Island, Indonesia, contains berberine which is effective in protecting the liver. This work was aimed to study the effect of A. flava extract on the modulation of caspase-3 in acetaminophen-induced hepatotoxicity.METHODS: Thirty-five Wistar male rats were divided into groups: I the normal control (water); II the negative control (Arabic gum powder or PGA, 2% in suspension); III the positive control (silymarin); IV-VII (A. flava extract 100, 200, 400, and 800 mg/Kg of body weight (BW), respectively) for 14 days. At day 15th, group II-VII were induced with acetaminophen 1000 mg/Kg of BW per oral for 7 days along with the extracts. At day 22nd, the animals were measured for their serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT), serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) and gamma-glutamyl transferase (GGT), histological examination, and Western blotting.RESULTS: Acetaminophen elevated the SGOT and SGPT (3x compared to normal group), and GGT (5x compared to normal group) of the animals in group II. Pre-treatment with higher doses of A. flava extract (group VI and VII) significantly prevented the biochemical changes induced by acetaminophen. Normal histology of the liver was showed by group I, III, VII, whereas dilated sinusoids, central vein (CV) lesion, and local haemorrage were observed in group II, IV, V and VI. Western blotting showed an inhibition of caspase-3 expression by A. flava extract in dose-dependent manner.CONCLUSION: A. Higher dose A. flava extract shows hepatoprotective activity by preventing the elevation of serum transaminases and transferase levels. Eventually, no damage in the acetaminophen-induced rat’s liver was observed. This plant modulates the expression of caspase 3 protein in dose-dependent manner.KEYWORDS: Arcangelisia sp, caspase-3, berberine, hepatoprotective activity, NSAIDs, yellow root