Wargadalam, Verina J.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK ASAM LEMAK MIKROALGA UNTUK PRODUKSI BIODIESEL Saadudin, Edi; Fitri, Silvy R.; Wargadalam, Verina J.
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 10, No 2 (2011): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas biodiesel komersial mengacu standar nasional SNI 04-7182-2006 dengan parameter yang harus dipenuhi antara lain kestabilan biodiesel dan angka cetane, dimana karakteristik ini dipengaruhi oleh komposisi asam lemak minyak nabati yang digunakan. Makalah ini membahas komposisi asam lemak minyak mikroalga dan penggunaannya sebagai bahan baku biodiesel. Lima spesies mikroalga dibudidayakan, kemudian kandungan minyaknya diekstrak dan dianalisis. Umumnya spesies yang diuji mempunyai kandungan metil ester jenuh asam palmitat (C16:0) yang dominan, yaitu sekitar 40%, kecuali untuk Tetraselmis sp. yang hanya sekitar 25%. Kandungan asam lemak tak-jenuh terdeteksi pada analisis ini seperti: metil palmitoleat, oleat, linoleat atau oktadekanoat, berkisar antara 10% hingga 30%. Hanya pada Chlorella sp. asam lemak tak-jenuh tidak terdeteksi, yang berarti minyak yang berasal dari spesies ini cenderung mempunyai titik leleh lebih tinggi. Spirulina sp. terdeteksi mempunyai kandungan metil ester tak-jenuh ganda yang cukup besar sehingga akan sangat mudah terotoksidasi dan mendorong proses degradasi minyak lebih cepat. Pengujian lebih jauh seperti uji Rancimat dan angka cetane perlu dilakukan untuk pemahaman lebih baik mengenai kombinasi tiap jenis metil ester.
PELAPISAN KATALIS PADA PROSES PABRIKASI MEA FUEL CELL JENIS PEM Pranoto, Bono; Wargadalam, Verina J.; Rasyid, Harun Al
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 12, No 1 (2013): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terdapat beberapa metode dalam proses coating pada fabrikasi MEA yaitu brush coating, spray coating dan print coating terhadap tinta katalis yang mengandung campuran elektrolit, karbon, katalis Penelitian berhubungan dengan pengembangan metoda pelapisan katalis pada MEA menggunakan mesin sputtering dengan tujuan menurunkan kandungan katalis platina dalam lapisan. Metoda pelapisan meliputi: tahapan pelapisan kertas karbon dengan larutan nafion, dilanjutkan dengan pelapisan tinta nafion-carbon menggunakan kuas secara merata pada permukaan kertas karbon, kemudian proses pelapisan katalis dengan metode sputtering. Pada penelitian ini kombinasi daya, tegangan dan tekanan operasi mesin sputtering menghasilkan luas aktif katalis yang optimal dengan ketebalan katalis yang minimal. MEA yang difabrikasi pada 100 W daya RF dan tekanan sputtering 10 mTorr menghasilkan kinerja serta Electrochemical Active Surface Area (ECSA) yang paling tinggi dibandingkan dengan MEA yang difabrikasi pada 75, dan 125 pada 10 mTorr dengan daya RF, daya DC, serta pada tekanan 20 dan 30 mTorr pada 100 W RF. Pada kondisi ini dihasilkan power density maksimum sebesar 58.5 mW/cm2 dan ECSA sebesar 13.6 m2/g. Kondisi operasi yang terbaik pada daya 100 W RF, 10 mTorr. There are several methods in the process of coating on the MEA fabrication brush coating, spray coating and printing coating the catalyst ink contain in a mixture of electrolytes, carbon, catalyst. The research related to the development of the catalyst coating method on the MEA using sputtering machine with the aim is decrease the content of platinum in the catalyst layer. The coating method include: stages of carbon paper coating with a solution of Nafion, followed by brush coating a Nafioncarbon ink on the surface of the carbon paper, and then the catalyst coating by sputtering method. In this study, a combination of power, voltage and operating pressure of puttering machine result an optimal active catalyst with a minimum thickness of the catalyst. MEA fabricated at 100 W RF power and 10 mTorr give the best performance and higer Electrochemical Active Surface Area (ECSA) than MEA that fabricated at 75 and 125 W 10 mTorr RF, DC power, and at 20, and 30 mTorr 100 W RF. at these conditions give maximum power density 58.5 mW/cm2 and Electrochemical Active Surface Area (ECSA) 13.6 m2/g.
ANALISIS KINERJA PLTS PADA SISTEM HIBRIDA PLTS 2.5 kW dan PLTMH 100 Kw DENGAN KASUS INSTALASI Di UMM MALANG JAWA TIMUR Soekarno, Hari; Wargadalam, Verina J.; Hardoko, Arif
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 9, No 1 (2010): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu unit eksperimen Sistem Hybrid PLTS-PLTMH telah dibangun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (P3TKEBT) pada T. A. 2009 di Universitas  Muhammadiyah Malang (UMM). Konfigurasi Sistem Hybrid ini terdiri dari empat jenis pembangkit dengan sumber energi berbeda, yaitu: 2,5 kWpembangkit listrik tenaga surya (PLTS), 100 kW pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), 300 kW Genset dan suplai jaringan PLN. Daya listrik yang dihasilkan diintegrasikan untuk melayani kebutuhan beban daya kampus UMM. Tulisan ini menyajikan hasil evaluasi kinerja sistem Hybrid PLTS-PLTMH di UMM, khususnya proses sinkronisasi tegangan pada PLTS. Data yang digunakan adalah hasil pengamatan kinerja sistem selama tiga bulan yaitu pada bulan Desember 2009, Januari dan Februari 2010. Hasil evaluasi diketahui bahwa sistem secara periodik beroperasi antara jam 6.00 s/d 17.00 pada tegangan 280 Volt (di sisi Modul PV sebelum Inverter) dan 240 Volt (di sisi GRID setelah Inverter). Kinerja puncak dari unit PLTS terjadi antara jam 10.00 s/d 13.00 dengan kapasitas daya rata-rata sebesar 2000 Watt di bulan Desember, 2200 Wattdi bulan Januari dan 2100 Watt di bulan Februari. Kondisi gagal sinkronisasi pada PLTS teramati pada saat tegangan Modul PV tinggi > 300 Volt ; tegangan GRID rendah < 210 Volt; dan saat terjadi perubahan tegangan GRID secara tiba-tiba.