Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Kejadian Dismenorhoe pada mahasiswi dengan anemia Machmud, Azrida; Sharief, Suchi Avnalurini; Thamrin, Halida
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 3 (Juli, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.169 KB)

Abstract

Bagi anak-anak dan remaja putri banyak ditemukan masalah kesehatan khususnya anemia. Pada wanita dengan anemia defisiensi zat besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala – gejala pada waktu haid, tetapi sebagian merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa angka kejadian dismenorea masih cukup tinggi, mereka yang mengalami dismenorea yang sangat berat setelah minum obat harus beristirahat serta dianjurkan untuk membatasi bahkan meninggalkan sekolah atau pekerjaan selama 1-3 hari dalam satu bulan yang tentunya akan dapat merugikan wanita dalam beraktifitas, khususnya pada remaja putri yang sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara anemia dengan kejadian dismenorhoe. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan desain survaianalitik dengan pendekatan yang digunakan cross sectional. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian dismenorea pada Mahasiswa kebidanan UMI dimana hasil uji Chi Square sebesar 9,737 dengan p-value 0,0001 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa anemia dapat menyebabkan terjadinya dismenorhoe pada remaja putri, sehingga perlunya peningkatan pengetahuan tentang  gizi bagi remaja putri  untuk mencegah terjadinya anemia.
Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Meningkatkan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri Thamrin, Halida; Budu, Budu; Nontji, Werna; Sharief, Suchi Avnalurini
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 3 (Juli, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.231 KB) | DOI: 10.33368/woh.v1i3.41

Abstract

Young women have a high risk of anemia, this is due to iron loss during menstruation. Female teenagers have an increased risk of anemia compared to young men because young women experience menstruation every month and the desire to reduce food so that the body lacks important nutrients such as iron. This study aims to determine the effect of dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) on increasing hemoglobin levels in young women. This study used an experimental design with pretest-posttes with control group design. The sample in this research is student Prodi DIII Kebidanan. The total sample of 32 female students was divided into 2 groups, 16 female students were given dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) as intervention group and 16 female students who were given nutrition education as control group. Measurements of hemoglobin levels were performed before and after treatment for 8 weeks, periodic measurements were performed every 2 weeks. Data analysis using Paired t-test. The results showed no effect but no significant difference of dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) to increase hemoglobin level in female adolescent (P> 0,05).
Kejadian Dismenorhoe pada mahasiswi dengan anemia Machmud, Azrida; Sharief, Suchi Avnalurini; Thamrin, Halida
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 3 (Juli, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.169 KB) | DOI: 10.33368/woh.v1i3.54

Abstract

For children and adolescent girls found many health problems, especially anemia. In women with iron deficiency anemia, the amount of menstrual blood is also more. Most women do not feel the symptoms at the time of menstruation, but some feel heavy in the pelvis or feel pain (dysmenorrhoea). Various studies have shown that the incidence of dysmenorrhoea is still quite high, those who experience severe dysmenorrhoea after taking the drug should rest and it is recommended to limit even leave the school or work for 1-3 days in a month which would certainly be detrimental to women in the activity, especially in young women who are in a period of growth and development. The purpose of this study to determine the relationship between anemia with dismenorhoe incident. The approach taken in this research is quantitative. This type of research used surveyive design with cross sectional approach. In this research the sampling method using Random Sampling technique. The results showed a significant relationship between anemia with the incidence of dysmenorrhoea in UMI midwifery students where the results of Chi Square test of 9,737 with p-value 0.0001 <0,05. It can be concluded that anemia can cause dysmenorrhoea in young women, so the need to increase knowledge about nutrition for young woman to prevent the happening of anemia.
Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) & Pemeriksaan Sadari pada Remaja di SMAN 6 Gowa M, Azrida; Thamrin, Halida; Karuniawati, Nia
Window of Community Dedication Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.vi.27

Abstract

Adolescent Reproductive Health (KRR) is something that must be known and understood by families and communities, especially adolescents. The problem is that adolescents are always faced with risks related to reproduction. These risks include early pregnancy and unwanted pregnancy, and abortion. Teenagers need to know about KRR (Adolescent Reproductive Health), among others for adolescent girls such as reproduction, menstruation, anemia and reproductive health, circumcision or circumcision in women and virginity. Health education that teenagers need to know about, among others, reproductive health, awareness (check your own breasts), anemia and menstruation. From interviews with a number of female students at Islamic boarding schools, students have never received material or counseling on reproductive health. Based on these problems, it is very important to know by students / teenagers, so that later there will be no more problems related to ignorance about Adolescent Reproductive Health. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan sesuatu yang harus diketahui dan dipahami oleh keluarga dan masyarakat, khususnya remaja. Permasalahannya remaja selalu dihadapkan pada risiko yang berkaitan dengan reproduksinya. Risiko tersebut antara lain kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta aborsi. Remaja perlu mengetahui tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) antara lain untuk remaja perempuan seperti alat reproduksi, menstruasi, anemia dan kesehatan reproduksi, sunat atau sirkumsisi pada perempuan dan keperawanan. Edukasi kesehatan yang perlu dikatahui remaja diantaranya mengenai kesehatan reproduksi, sadari (periksa payudara sendiri), anemia dan menstruasi. Dari hasil wawancara pada beberapa siswi di pesantren, siswi belum pernah menerima materi ataupun penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka ini sangat penting untuk diketahui oleh siswi/remaja, agar kelak tidak ada lagi permasalahan berkaitan dengan ketidaktahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kampung KB Dusun Padang Assitang Sharief, Suchi Avnalurini; M, Azrida; Thamrin, Halida
Window of Community Dedication Journal Vol.02 No.01 (Juni, 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.vi.552

Abstract

The purpose of this activity is to increase public knowledge about the benefits and side effects, especially the long-term contraceptive method and economic empowerment of the community in Kampung KB through productive activities, namely making milkfish nuggets. The implementation method is to provide counseling related to long-term contraceptive methods, socialization of benefits and how to make milkfish nuggets, as well as packaging and marketing of milkfish nuggets. The results of this activity There was an increase in understanding where the results of the pretest were carried out on 12 mothers who were given a questionnaire with 10 questions consisting of the results of the pretest mothers, namely 50% had good knowledge, 33% had sufficient knowledge, and 17% had less knowledge. After being given counseling, there was an increase in knowledge, namely 83% good, 17% sufficient and no longer lacking knowledge of long-term contraceptive methods. The UPPKS mentari group has been able to make milkfish nuggets independently with simple packaging and has been equipped with a label so that it can become a product worthy of sale.
Faktor Risiko Umur, Paritas, dan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Nurhayati, Nurhayati; Hamang, Sitti Hadriyanti; Thamrin, Halida
Window of Midwifery Journal Vol. 1 No. 1 (Juni 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.37 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.13

Abstract

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor risiko yang berkontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang, angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar (RSKDIA), penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai faktor risiko ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSKDIA Siti Fatimah Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan case control study. Besar sampel yang diperoleh dengan menggunakan uji hipotesis sampel dan didapatkan sampel sebesar 67 kasus dan perbandingan besar sampel kasus dan kontrol adalah 1:1 sehingga total sampel adalah 134 ibu melahirkan. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Data di analisis dengan memakai tabel 2 x 2 dan odds rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berisiko tapi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dan paritas ibu dengan kejadian BBLR, berisiko dan terdapat hubungan yang bermakna antara lingkar lengan atas ibu, kadar haemoglobin ibu selama hamil dan status sosial ekonomi dengan kejadian BBLR. Disarankan kepada ibu dengan umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun agar pada masa kehamilannya melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janinnya dan kepada petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemenuhan gizi selama kehamilan LBW prevalence is estimated to be 15% of all births in the world and more common in developing countries, the mortality rate is 35 times higher than in infants weighing more than 2500 grams. This research will be conducted at Maternal and Child Hospital Siti Fatimah Makassar, this research aims to obtain information about risk factors of pregnant women with low birth weight babies (BBLR) in RSKDIA Siti Fatimah Makassar. The type of research used is analytic survey with case control study approach. The sample size was obtained by using the sample hypothesis test and the sample was 67 cases and the comparison of case and control sample was 1: 1 so the total sample was 134 mothers giving birth. Sampling was done by purposive sampling technique by considering inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed using 2 x 2 tables and Odds Ratio. The results showed that there was a significant and significant influence between maternal upper arm circumference with LBW incidence, risky but not significant between mother age and LBW incidence, not risky and not significant but protective factor between mother parity with BBLR event. It is suggested to mother with age < 20 years and> 35 years old so that during pregnancy do check as early.
Manajemen Asuhan Kebidanan Akseptor Baru KB Implan pada Ny. N dengan Kecemasan permatasari, Ayu Diah; Thamrin, Halida; Nurhidayati, Nurhidayati
Window of Midwifery Journal Vol. 1 No. 2 (Desember 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.433 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.203

Abstract

Survei Demografi Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi yaitu 359 per 100.00 0 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991 yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penurunan yang signifikan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup ini berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus. Salah satu upaya percepatan penurunan AKI adalah melalui program pelayanan keluarga berencana. Berdasarkan penelitian oleh Hubacher, dkk, 2013 penggunaan kontrasepsi implan meningkat di sub-sahara karena akan membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan dengan demikian mengurangi kejadian HIV dari penularan dari ibu-ke-bayi. Berdasarkan data kesehatan Indonesia tahun 2017, jumlah penduduk Sulawesi selatan terdiri dari 8.690.294 jiwa. Dengan jumlah keseluruhan PUS terdiri dari 1.384.279 pasangan dan jumlah akseptor KB aktif 992.180 (71,67%) yang menggunakan suntik (35,95%), pil (17,43%), kondom (0,17%), implant (10,45%), IUD (108,03%), MOP (1,66%), MOW (6,95%). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan pada akseptor baru KB implant yang dirasakan Ny”N” di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah makassar tahun 2019. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus Manajemen Kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, yaitu : Pengumpulan Data Dasar, Interpretasi Data Dasar, Diagnosa Potensial, Tindakan Segera, Menyusun Rencana, Melaksanakan Secara Menyeluruh Asuhan Kebidanan serta Mengevaluasi Keberhasilannya. Dari kasus Ny”N” yaitu kecemasan sudah berkurang. Penelitian ini, bidan dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah pasien secara menyeluruh sehingga tindakan yang akan dilakukan bidan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan metode ilmiah. Kata kunci : KB baru Implan ; kecemasan
Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny. A dengan Hiperemesis Gravidarum Nawaro Terengganu, Rani; M, Azrida; Thamrin, Halida
Window of Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.833 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.291

Abstract

Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di Indonesia, 0,13% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 100,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki 8,9% di Amerika Serikat, prevalensi Hiperemesis gravidarum adalah 0,5-2%. Satu Litaretur juga menyebutkan bahwa perbandingan insidensi Hiperemesis gravidarum secara umum adalah 4: 1000 kehamilan.Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Laporan “Transitioning from the MDGs to the SDGs” menyampaikan, Indonesia memang memiliki pencapaian yang baik dalam MDGs. Dalam dua dekade terakhir, proporsi kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 32 % (1991) ke 91,51 % (2016), kemudian tingkat prevalensi kontrasepsi (semua metode) naik dari 50% (1991) menjadi 58,99 % (2016), dan perawatan antenatal hampir mencakup keseluruhan karena 85,72 %. Sementara itu, data yang dikeluarkan oleh Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan bahwa angka kejadian Hiperemesis gravidarum pada tahun 2016 mencapai 460 (28,9%) ibu Hiperemesis gravidarum dari 1590 pasien ibu hamil. Sementara data untuk RSB Masyita Makassar tahun 2017 jumlah ibu hamil sebanyak 958 dan yang menderita Hiperemesis gravidarum 37 (3,8%) ibu hamil.Kejadian Hiperemesis gravidarumdi RSB Masyita Makassar pada tahun 2017 dari 625 ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum tingka I sebanyak 36 orang(5,76%), hiperemesis tingkat II sebanyak 19 orang (3,04%) dan hiperemesis tingkat III sebanyak 2 orang (0,32%).Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny. “A” Dengan Hyperemesis GravidarumDi RSIAMasyita Makassar tahun 2019 menurut manajemen Varney. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus Manajemen Kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, yaitu : Pengumpulan data dasar, interpretasi data dasar, diagnosa aktual, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan serta mengevaluasi keberhasilannya dari kasus Ny”A” yaitu kehamilan berlangsung normal tanpa komplikasi hingga aterm, mual dan muntah berkurang, keadaan ibu dan janin baik, Hyperemesis gravidarum tingkat II dapat teratasi.Penelitian ini, bidan dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah pasien secara menyeluruh sehingga tindakan yang akan dilakukan bidan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan metode ilmiah. Kata kunci :Kehamilan;Antenatal;Hyperemesis Gravidarum
Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny. S Gestasi 43 Minggu 1 Hari dengan Serotinus Hafifah Fikriyah, Ambar; Avnalurini Sharief, Suchi; Thamrin, Halida
Window of Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.471 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.511

Abstract

Kehamilan postterm disebut juga dengan kehamilan serotinus, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, postdate/pos datisme atau pascamaturitas, adalah: kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus rata-rata 28 hari. Kehamilan biasanya berlangsung 40 minggu atau 280 hari, dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu adalah kehamilan postdate. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri . Ada janin yang dalam masa 42 minggu atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak meningkat, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan atau oksigen. Kehamilan postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal, ataupun makrosomia. Sementara itu, risiko bagi ibu dengan postterm dapat berupa perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetrik yang meningkat. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan kematian 450 kematian per 100.000 kelahiran bayi hidup jika di bandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Terlebih lagi, rendahnya penurunan angka kematian ibu, global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunn angka kematian ibu secara bermakna. Sebanyak 20-30% dari kehamilan mengandung resiko atau komplikasi yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayinya . Berdasarkan angka kejadian serotinus yang banyak memberi dampak terhadap bayi dan ibu bersalin maka penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny”S” dengan persalinan serotinus Di RSKDIA Siti Fatimah Makassar.
Hubungan antara Pengetahuan, Tingkat Konsumsi Protein, Zat Besi, dan Vitamin C dengan Kadar Hemoglobin pada Mahasiswi Kebidanan Halida Thamrin; Andi Masnilawati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk206

Abstract

Young women have a higher risk of anemia than young men, this is because young women experience menstruation every month and desire to diet so that the body is deficient in important nutrients such as iron. The purpose of this study is to find out the relationship between knowledge about anemia, protein consumption levels, iron, and vitamin C with hemoglobin levels in midwifery students. This type of research was observational with cross-sectional design. The population of this study were all students of the Midwifery School, Universitas Muslim Indonesia with population size of 131. The sample were taken by simple random sampling technique based on certain criteria of 42 students. Data were collected using questionnaire, then anlyzed using Chi-square test. The results showed that there was relationship between hemoglobin levels with knowledge (p=0.035), protein consumption levels (p=0.000) and iron consumption levels (0.017); and there was no relationship between hemoglobin levels and vitamin C (p=0.757). Keywords: knowledge; anemia; protein; iron; vitamin C; hemoglobine ABSTRAK Remaja putri memiliki risiko tinggi mengalami anemia dibandingkan remaja putra, hal ini disebabkan karena remaja putri mengalami menstruasi tiap bulannya dan keinginan untuk diet sehingga tubuh kekurangan zat gizi penting seperti zat besi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang anemia, tingkat konsumsi protein, zat besi, dan vitamin C dengan kadar hemoglobin pada mahasiswi kebidanan. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia, dengan ukuran populasi 131. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling berdasarkan kriteria tertentu berjumlah 42 mahasiswa. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, lalu dianalisis menggunakan Chi-square test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar hemoglobin berhubungan dengan pengetahuan (p=0,035), tingkat konsumsi protein (p=0,000), dan tingkat konsumsi zat besi (p=0,017); serta tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan vitamin C (p=0,757). Kata kunci: pengetahuan; anemia; protein; zat besi; vitamin c; hemoglobin