Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa hasil dan nilai gizi berbagai ekotipe kacang tanah yang diberi berbagai dosis pupuk bokashi plus pada lahan pertanaman agroforestry, yang telah dilaksanakan di Kebun Petani Desa Kotawo, Kecamatan Kulisusu Barat, berlangsung sejak Desember 2016 sampai Juni 2017. Kegiatan ini disusun dalam bentuk penerapan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor dalam pola faktorial. Faktor pertama terdiri atas 4 ekotipe kacang tanah dan 1 kacang tanah varietas unggul nasional yaitu Ekotipe Rakadua (V1), Ekotipe Kolasa (V2), Ekotipe Lamaeo (V3), Ekotipe Poleang (V4) dan Varietas Domba (V5). Faktor kedua terdiri atas empat taraf pupuk boakshi plus yaitu pupuk bokashi plus 0 t ha-1 (B0), pupuk bokashi plus 6 t ha-1 (B1), pupuk bokashi plus 12 t ha-1 (B2) dan pupuk bokashi plus 18 t ha-1 (B3). Sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan dan diulang tiga kali sebagai kelompok, dengan demikian secara keseluruhan terdapat 60 unit percobaan. Variabel pengamatan terdiri atas komponen hasil dan nilai gizi kacang tanah. Komponen hasil meliputi jumlah polong isi, jumlah polong total, bobot kering 100 biji dan bobot kering tanaman, bobot kering biji tanaman. Nilai gizi meliputi kadar air, lemak, protein dan karbohidrat dengan melalu uji proksimat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa aplikasi pupuk bokashi plus berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong total, jumlah polong isi, bobot kering 100 biji, bobot kering tanaman dan bobot biji kering tanaman. Produksi kacang tanah terbaik didperoleh pada perlakuan Ekotipe Rakadua dengan 35,64 g hasil biji atau 2,67 t ha-1 yang diperoleh pada dosis pupuk bokashi plus 18 t ha-1. Nilai gizi rata-rata kacang tanah yang diperoleh secara berturut-turut untuk kadar air 8.16%, kadar abu 2.23%, protein 26.94%, lemak 46.74% dan karbohidrat 15.56%, sedangkan kandungan gizi terbaik diproleh untuk kadar air, kadar abu dan kadar lemak pada ekotipe Kontumere secara berturut-turut dengan 8.89%, 2.31% dan 48.25%, untuk kadar protein pada ekotipe Bombana dengan 27.78%, dan untuk kadar karbohidrat pada varietas Bogor dengan 17.81%. Hasil kegiatan menunjukkan pula bahwa kandungan gizi berpengaruh tidak nyata antara biji kacang tanah yang ditanami secara monokultur (tanpa naungan) dan di areal pertanaman agroforestry.Kata kunci: agroforestry, kacang tanah, mikoriza, nilai gizi, bokashi plus