Resman, Resman
Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identification of Weed and Their Potency as Forage Halim, Halim; Rembon, F. S.; Resman, Resman
Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY PROCEEDING INTERNATIONAL SEMINAR
Publisher : Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.952 KB)

Abstract

The weeds are secondary vegetation or pioneer plants growing on agricultural land and fallow land. On agriculture, the weed that grows on the cultivation land was considered alwaysharmful and should be eradicated. However, weeds can be managed properly so that it can providevaluable economic benefits, especially for the breeders. The aim of this study was to identify thekinds of weeds that have the potential as forages. The method used in this study are: (a) ModelParticipatory Rapid Appraisal (PRA) means for identifying the kinds of weeds that have the potentialas forages which involves breeders on research location, (b) method of pot culture which is soilsterile (free weed seeds) mixed with cow manure that allegedly contains weed seeds, then grown inseedling trays. The kinds of weeds that grow furthermore be identified by type, species and families.The results of research showed that there are 20 species from broadleaf weeds, 10 species fromgrasses weeds and 2 species from sedges have potential as forages.Key Word: Weed, Forage, Livestock, Breeder, Economic Benefits
Intensitas Penyakit yang Terdapat pada Tanaman Jagung dan Kacang Tanah dalam Pola Tumpangsari di Pertanian Lahan Kering Kabupaten Muna Barat Bande, La Ode Santiaji; HS, Gusnawaty; Resman, Resman
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL SWASEMBADA PANGAN (Indonesia Menuju Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun Ke
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.962 KB) | DOI: 10.37149/3129

Abstract

Pola tanam tumpangsari jagung-kacang tanah telah lama dikembangkan oleh masyarakat Muna dan merupakan bentuk kearifan lokal pada pertanian lahan kering. Model budidaya tanaman semusim ini dilakukan dengan tanpa olah tanah (TOT) dan belum menggunakan pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas penyakit pada tanaman jagung dan kacang tanah dalam pola tumpangsari jagung-kacang tanah pada pertanian tanpa oleh tanah di lahan kering dan kondisi yang mempengaruhinya. Penelitian ini di lakukan di Desa Wakontu Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat. Waktu penelitian dilakukan pada musim tanam bulan Januari 2015. Data diperoleh melalui survei pada kebun petani yang menerapkan pola tanam tumpangsari jagung-kacang tanah pada fase pertumbuhan vegetatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit yang terdapat pada tanaman jagung yaitu penyakit bulai dengan intensitas penyakit  sebesar 29,5%, dan penyakit pada kacang tanah yaitu penyakit bercak daun, penyakit belang, dan penyakit layu sclerotium dengan intensitas penyakit masing-masing sebesar 21,7, 9,2 dan 5,3%. Perbedaan waktu tanaman menyebabkan adanya variasi tingginya intensitas penyakit bulai jagung pada masing-masing kebun petani yakni yang ditanam pada curah hujan tinggi mempunyai intensitas penyakit bulai yang tinggi sedangkan yang ditanam pada awal musim hujan mempunyai intensitas penyakit yang rendah. Kebun yang sudah lama ditanami (4 kali musim tanam) mempunyai intensitas penyakit bulai lebih tinggi dibandingkan dengan kebun bukaan baru. Intensitas penyakit pada kacang tanah tidak dipengaruhi oleh waktu tanam dan lamanya kebun ditanami.
Perbaikan Sifat Fisik Tanah Ultisol Dan Implementasinya Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Melalui Inokulasi Mikoriza Indigen Resman, Resman; Halim, Halim
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL SWASEMBADA PANGAN (Indonesia Menuju Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun Ke
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.114 KB) | DOI: 10.37149/4771

Abstract

Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan makanan pokok utama setelah beras.  Selain mengandung karbohidrat, protein dan lemak, jagung juga memiliki manfaat antara lain: sebagai bahan pakan ternak, bahan baku industri dan pupuk kompos.  Dalam peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman mengalami kendala.  Salah satu kendala adalah sifat fisik dan kimia tanah Ultisol tidak mendukung dalam peningkatan pertumbuhan dan produksi. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung serta memperbaiki sifat tanah maka digunakan mikoriza indigen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mikoriza indigen terhadap sifat fisk tanah Ultisol dan implementasinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.  Penelitian ini dilakukan di Desa Abenggi, Kabupaten Konsel, Sulawesi Tenggara dari bulan Oktober 2013 sampai Januari 2014.  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikoriza indigen, benih jagung manis  dan bahan organik.  Penelitian ini menggunakan  Rancangan Acak Kelompok  (RAK) yang terdiri dari empat taraf perlakuan : Tanpa propagul  mikoriza indigen sebagai kontrol (A0), 10 gram propagul mikoriza indigen/tanaman (A1), 20 gram propagul mikoriza indigen/tanaman (A2) dan 30 gram propagul mikoriza indigen/tanaman (A3), masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Parameter yang diamati  antara lain : tinggi tanaman, diameter batang, bobot tongkol kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, jumlah baris biji/tongkol, diameter tongkol, persentase infeksi akar dan pengamatan sifat fisik tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza indigen dapat memperbaiki sifat fisik, serta berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.  Dosis mikoriza indigen yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung adalah 30 gram/tanaman.
HASIL DAN NILAI GIZI BERBAGAI EKOTIPE KACANG TANAH PADA PERTANAMAN AGROFORESTRY YANG DIBERI BERBAGAI DOSIS PUPUK BOKASHI PLUS Karimuna, La; Halim, Halim; Resman, Resman; Rufendi, M; Marfi, Waode Ernawati
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKPT-TPI 2017
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.875 KB)

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa hasil dan nilai gizi berbagai ekotipe kacang tanah yang diberi berbagai dosis pupuk bokashi plus pada lahan pertanaman agroforestry, yang telah dilaksanakan di Kebun Petani Desa Kotawo, Kecamatan Kulisusu Barat, berlangsung sejak Desember 2016 sampai Juni 2017. Kegiatan ini disusun dalam bentuk penerapan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor dalam pola faktorial. Faktor pertama terdiri atas 4 ekotipe kacang tanah dan 1 kacang tanah varietas unggul nasional yaitu Ekotipe Rakadua (V1), Ekotipe Kolasa (V2), Ekotipe Lamaeo (V3), Ekotipe Poleang (V4) dan Varietas Domba (V5). Faktor kedua terdiri atas empat taraf pupuk boakshi plus yaitu pupuk bokashi plus 0 t ha-1 (B0), pupuk bokashi plus 6 t ha-1 (B1), pupuk bokashi plus 12 t ha-1 (B2) dan pupuk bokashi plus 18 t ha-1 (B3). Sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan dan diulang tiga kali sebagai kelompok, dengan demikian secara keseluruhan terdapat 60 unit percobaan. Variabel pengamatan terdiri atas komponen hasil dan nilai gizi kacang tanah. Komponen hasil meliputi jumlah polong isi, jumlah polong total, bobot kering 100 biji dan bobot kering tanaman, bobot kering biji tanaman. Nilai gizi meliputi kadar air, lemak, protein dan karbohidrat dengan melalu uji proksimat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa aplikasi pupuk bokashi plus berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong total, jumlah polong isi, bobot kering 100 biji, bobot kering tanaman dan bobot biji kering tanaman. Produksi kacang tanah terbaik didperoleh pada perlakuan Ekotipe Rakadua dengan 35,64 g hasil biji atau 2,67 t ha-1 yang diperoleh pada dosis pupuk bokashi plus 18 t ha-1. Nilai gizi rata-rata kacang tanah yang diperoleh secara berturut-turut untuk kadar air 8.16%, kadar abu 2.23%, protein 26.94%, lemak 46.74% dan karbohidrat 15.56%, sedangkan kandungan gizi terbaik diproleh untuk kadar air, kadar abu dan kadar lemak pada ekotipe Kontumere secara berturut-turut dengan 8.89%, 2.31% dan 48.25%, untuk kadar protein pada ekotipe Bombana dengan 27.78%, dan untuk kadar karbohidrat pada varietas Bogor dengan 17.81%. Hasil kegiatan menunjukkan pula bahwa kandungan gizi berpengaruh tidak nyata antara biji kacang tanah yang ditanami secara monokultur (tanpa naungan) dan di areal pertanaman agroforestry.Kata kunci: agroforestry, kacang tanah, mikoriza, nilai gizi, bokashi plus